A. Pengertian
Seksio Caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan pada dinding
uterus melalui dinding depan perut atau vagina; atau seksio sesaria adalah suatu histertetomia
untuk melahirkan janin dari dalam rahim.
Sectio Caesaria ialah tindakan untuk melahirkan janin dengan berat badan diatas
500 gram melalui sayatan pada dinding uterus yang utuh (Gulardi &
Wiknjosastro,2013)
Jadi sectio caesaria adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin lewat insisi pada
dinding abdomen dan uterus persalinan buatan, sehingga janin dilahirkan melalui perut dan
dinding perut dan dinding rahim agar anak lahir dengan keadaan utuh dan sehat.
B. Indikasi
1. Plasenta previa sentralis dan lateralis (posterior)
2. Panggul sempit.
Holmer mengambil batas terendah untuk melahirkan janin vias naturalis ialah CV = 8 cm.
Panggul dengan CV = 8 cm dapat dipastikan tidak dapat melahirkan janin dengan normal,
harus diselesaikan dengan seksio sesaria. CV antara 8-10 cm boleh dicoba dengan partus
percobaan, baru setelah gagal dilakukan seksio sesaria sekunder.
3. Disproporsi sefalo-pelvik : yaitu ketidak seimbangan antara ukuran
kepala dengan panggul.
4. Ruptur uteri mengancam.
5. Partus lama (prolonging labor)
6. Partus tak maju (obstructed labor)
7. Distosia serviks
8. Preklamsia dan hipertensi
9. Hipertensi janin :
a. Letak lintang :
Greenhill dan Eastman sama-sama sependapat :
1) Bila ada kesempitan panggul, maka seksio sesaria
adalah cara yang terbaik dalam segala letak lintang dengan janin hidup dan besar
biasa.
2) Semua primigravida dengan letak lintang harus
ditolong dengan seksio sesaria, walaupun tidak ada perkiraan panggul sempit.
3) Multipara dengan letak lintang dapat lebih dulu
ditolong dengan cara-cara lain.
b. Letak bokong :
Seksio sesaria dianjurkan pada letak bokong bila ada :
1) Panggul sempit
2) Primigravida
3) Janin besar dan berharga
c. Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi
dengan cara-cara lain tidak berhasil.
d. Gemelli, menurut Eastman seksio sesaria dianjurkan :
1) Bila janin pertama letak lintang atau presentasi
bahu (shoulder presentation).
2) Bila terjadi interlok (locking of the twins)
3) Distosia oleh karena tumor.
4) Gawat janin, dan sebagainya
C. Patofisiologi
Adanya beberapa kelainan / hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan
bayi tidak dapat lahir secara normal / spontan, misalnya plasenta previa sentralis dan
lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo pelvic, rupture uteri mengancam, partus lama,
partus tidak maju, pre-eklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut
menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio Caesarea (SC).
Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan menyebabkan pasien
mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan masalah intoleransi aktivitas. Adanya
kelumpuhan sementara dan nyeri pada luka Post op. scakan menyebabkan pasien tidak
mampu melakukan aktivitas perawatan diri pasien secara mandiri sehingga timbul masalah
defisit perawatan diri.
Kurangnya informasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan, dan perawatan
post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien. Selain itu, dalam proses
pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding abdomen sehingga
menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan, pembuluh darah, dan saraf - saraf di sekitar
daerah insisi. Hal ini akan merangsang pengeluaran histamin dan prostaglandin yang akan
menimbulkan rasa nyeri (nyeri akut). Setelah proses pembedahan berakhir, daerah insisi akan
ditutup dan menimbulkan luka post op, yang bila tidak dirawat dengan baik akan
menimbulkan masalah risiko infeksi.
F. Pemeriksaan Penunjang
Untuk mengetahui panggul sempit dapat dilakukan pemeriksaan, diantaranya:Hitung
darah lengkap, golongan darah (A B O), pencocokan silang, tes coombs.
G. Komplikasi
Komplikasi sectio caesarea mencakup periode masa nifas yang normal dan
komplikasi setiap prosedur pembedahan utama. Kompikasi sectio caesarea (Hecker, 2014 ;
341)
1. Perdarahan
Frekuensi dan komplikasi ini jauh lebih besar bila sectio caesarea dilakukan
selama persalinan atau bila terdapat infeksi dalam rahim. Antibiotik profilaksis selama 24
jam diberikan untuk mengurangi sepsis.
Beberapa organ didalam abdomen seperti usus besar, kandung kemih, pembuluh
didalam ligamen yang lebar, dan ureter, terutama cenderung terjadi cedera.Hematuria
yang singkat dapat terjadi akibatterlalu antusias dalam menggunakan retraktor didaerah
dinding kandung kemih.
Seperti halnya dengan ibunya, nasib anak yang dilahirkan dengan sectio caesarea
banyak tergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk melakukan sectio caesaria.
Menurut statistik di negara – negara dengan pengawasan antenatal dan intra natal yang
baik, kematian perinatal pasca sectio caesaria berkisar antara 4 dan 7 %.(Sarwono, 1999).
H. Prognosis
Dulu angka morbiditas dan mortalitas ibu dan janin tinggi.Pada masa sekarang.Oleh
karena kemajuan yang pesat dalam teknik operasi, anestesi, penyediaan cairan dan darah,
indikasi dan antibiotika angka ini sangat menurun.
Angka kematian ibu pada rumah-rumah sakit dengan fasilitas operasi yang baik oleh tenaga-
tenaga yang cekatan adalah kurang dari 2 per 100.
Nasib janin yang tertolong secara seksio sesaria sangat tergantung dari keadaan
sebelum dilakukan operasi.Menurut data dari negara-negara dengan pengawasan antenatal
yang baik fasilitas neonatal yang sempurna, angka kematian perinatal sekitar 4-7%.
I. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis dan perawatan setelah dilakukan sectio caesarea)
2. Fundus uteri harus sering dipalpasi untuk memastikan bahwa uterus tetap berkontraksi
dengan kuat
5. Pemberian cairan intra vaskuler, 3 liter cairan biasanya memadai untuk 24 jam pertama
setelah pembedahan
6. Ambulasi, satu hari setelahpembedahan klien dapat turun sebertar dari tempat tidur
dengan bantuan orang lain
7. Perawatan luka, insisi diperiksa setiap hari, jahitan kulit (klip) diangkat pada hari keempat
setelah pembedahan
9. Mencegah infeksi pasca operasi, ampisilin 29 dosis tunggal, sefalosporin, atau penisilin
spekrum luas setelahjanin lahir