Anda di halaman 1dari 10

Bencana banjir di

pinrang
RAMLAH BINTI KARIM (NH0116136)
ST. NURJENI (NH0116175)
UTRI HANDAYANI (NH0116181)
Kabupaten Pinrang mempunyai luas wilayah 1.967 km persegi,
memiliki daerah administratif 12 kecamatan, dan terdiri 36 Kelurahan
dan 72 Desa yang meliputi 81 Lingkungan dan 168 Dusun.
Batas wilayah Kabupaten Pinrang :
• Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Enrekang dan Sidrap
• Sebelah Barat dengan Selat Makassar serta Kabupaten Polewali
Mandar
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Parepare.
• Di Kabupaten Pinrang, terdapat dua sungai besar yaitu sungai Mamasa
dan Sungai Saddang, dimana sungai Mamasa sebenarnya masih
merupakan anak sungai Saddang. Saat ini sungai Mamasa dimanfaatkan
untuk keperluan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bakaru yang
berlokasi di Desa Ulu Saddang, Kecamatan Lembang. PLTA yang ada ini
selain untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kabupaten Pinrang, juga
untuk memenuhi kebutuhan listrik di Provinsi Sulawesi Selatan.
Sedangkan Sungai Saddang dimanfaatkan untuk pengairan pertanian
dengan cakupan pelayanan selain Kabupaten Pinrang juga melayani
Kabupaten Sidrap
• Pinrang adalah salah satu daerah rawan banjir di Sulawesi Selatan,
Berdasarkan peta rawan banjir, daerah rawan banjir di Pinrang yang rutin
terjadi adalah banjir di Desa Katemporang, Paria, Bababinanga dan
Salipolo Kecamatam Cempa terdapat di kecamatan Duampanua dan
Kecamatan Suppa, Hal tersebut disebabkan oleh posisi geografis Pesisir
Kabupaten Pinrang yang berada pada hilir daerah aliran sungai (DAS)
Sungai Saddang
• Dampak banjir
Total lahan pertanian dan perkebunan terendam banjir sekitar seribu
hektar lebih, di antaranya lahan kebun kakao sekitar 48 hektar, kebun jagung
900 hektar, area persawahan 2.000 hektar.
.
Rekomendasi bagi pemerintah dalam pencegahan banjir di Kota
Pinrang
• Melakukan Penataan wilayah kota yang buruk akan memperbesar tingkat
kerentangan wilayah terhadap banjir, pemerintah harus melakukan
penaataan wilayah dengan baik, pembenahan dan pengendalian sistem tata
air kota. Melakukan perbaikan pada titik yang rawan tekena banjir seperti
daerah aliran sunga.
Langkah – langkah yang dilakukan sebelum kejadian Banjir
• Membuat peta wilayah
• Koordinasi lintas program dan lintas sektor
• Pelatihan terpadu
• Peningkatan penyuluhan kesehatan masyarakat
• Pembentukan Tim Kesehatan dan mobilisasi tenanga kesehatan
• Menyiapkan bahan sanitasi (kaporit, aquatab,PAC, Kantong sampah,
desifektan dll)
• Peran masyarakat dalam penanggulangan bencana banjir
Sebelum banjir:
• Kerja bakti membersihkan saluran air
• Menutup dan menimbun benda – benda yang dapat menjadi sarang nyamuk.
• Membuang samaph pada tempatnya.
Saat banjir:
• Terlibat dalam pendistribusian bantuan
• Membantu proses evakuasi korban
• Ikut mendirikan tenda pengungsian, pembuatan dapur umum.
Sesudah banjir:
• Membersihkan tempat tinggal dan lingkungan rumah.
• Terlibat dalam kaporisasi sumur gali
• Terlibat dalam perbaikan jamban dan saluran pembuangan air limbah (SPAL)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai