Anda di halaman 1dari 15

TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA KONTIJENSI

PENANGGULANGAN BENCANA LUAPAN AIR DANAU


BIDANG KESEHATAN
KABUPATEN PANIAI TAHUN 2015

A. TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA KONTIJENSI


Kegiatan penyusunan rencana kontijensi ini dilakukan dengan tahapan – tahapan
sebagai berikut :

1. Membentuk Tim Kerja rencana kontijensi yang bertugas menyusun rencana kegiatan
penyusunan rencana kontijensi,
2. Orientasi dalam rangka penyamaan persepsi terhadap semua pelaku penanggulangan
bencana Merapi tentang pentingnya rencana kontijensi;
3. Pengumpulan dan pengolahan data serta updating;
4. Pengumpulan data dilakukan pada semua sektor penanganan bencana dan lintas
administratif;
5. Verifikasi data;
6. Analisa data sumberdaya dengan menyusun proyeksi kebutuhan dibanding dengan
sumber daya yang tersedia ;
7. Penyusunan rancangan awal rencana kontijensi;
8. Penyusunan naskah akademis, pembahasan dan perumusan dokumen rencana
kontingensi yang disepakati;
9. Konsultasi publik tentang hasil rumusan rencana kontijensi .
Penyebaran/disemenasi dokumen rencana kontijensi kepada semua pelaku
penanggulangan bencana.
Proses terjadinya Banjir luapan Danau Paniai berawal dari curah hujan yang sangat
tinggi sehingga mengalami air danau semakin tinggi dan saluran pembuangan air/ muarah
Danau sangat kecil yang mengakibatkan air Danau tidak leluasa keluar di tambah lagi
sampah-sampah yang dibuang ke kali sehingga terjadi penyumbatan saluran pembuangan
air Danau. Kita Ketahui bahwa muara air danau Paniai melalui/bersambung dengan Danau
Tigi yang berada di Kabupaten Deiyai Yang mana Muaranya berada didalam lubang batu
atau di dalam cela batu dan pegunungan.

Kategori bahaya Banjir terdiri atas :

1. Bahaya primer
Bahaya Primer adalah bahaya yang langsung menimpa penduduk ketika Banjir.
Seperti : Banjir yang tiba-tiba muncul di tengah malam disaat masyarakat sedang
beristirahat/tidur.

2. Bahaya Sekunder
Lumpur dan sampah :

Lumpur dan sampah bersifat dapat merusak saluran air,dan fasilitas lain,
rumah penduduk, pasar, tempat ibadah yang berhubungan dengan kehidupan
masyarakat.

3. Bahaya tersier.
Bahaya tersier merupakan bahaya akibat kerusakan lingkungan
Gambar : Kerusakan Lingkungan

B. Kawasan Rawan Bencana (KRB)

Kawasan rawan bencana (KRB) Banjir berdasarkan lokasi, dan, sebagaimana


digambarkan pada :

Adapun distrik yang masuk KRB III adalah :

a. Distrik Paniai Timur Kampung Enarotali, Kampung Aikai dan Kampung Awabutu.
b. Distrik Paniai Barat : Kampung Munyetadi, Kampung Obano dan Kampung Deyatey
dan Kampung Pintu Pesawat.
c. Distrik Kebo yaitu : Kampung Kebo II, dan Panibagata.
d. Distrik Yatamo, Kampung yatamo
e. Distrik Bibida KampungBibida
3. MITIGASI PENANGGULANGAN BENCANA ALAM

Penanggulangan bencana alam luapan air danau di Kabupaten Paniai dilaksanakan


kegiatan – kegiatan pada saat sebelum terjadi bencana (mitigasi), saat terjadi bencana
(tanggap darurat) dan setelah terjadi bencana (rehabilitasi dan rekonstruksi). Dari 3 kegiatan
tersebut diutamakan kegiatan mitigasi bencana dengan maksud terjadi kegiatan
pengurangan resiko bencana, sehingga korban dapat dikurangi. Mitigasi yang dilaksanakan
adalah mitigasi fisik dan mitigasi non fisik. Mitigasi fisik adalah pengurangan resiko bencana
dengan pembangunan infrastruktur tertentu yang dapat melindungi masyarakat dari
ancaman bahaya alam luapan air danau. Pada umumnya mitigasi fisik berupa struktur
pelindung kawasan pemukiman, struktur penahan di alur sungai, maupun perangkat early
warning sistem.

Mitigasi non fisik adalah upaya peningkatan kapasitas lembaga ( pemerintah dan non
pemerintah ) dan masyarakat agar memiliki sumber daya lebih sehingga selalu siap siaga
dan waspada terhadap kejadian bencana alam. Pada umumnya mitigasi non fisik dilakukan
dalam bentuk Sosialisasi, pelatihan-pelatihan, pembuatan dokumen perencanaan
penanggulangan bencana dan pembuatan pamflet, leaflet, booklet.

1. Mitigasi Fisik

Dalam rangka penanggulangan bencana melalui mitigasi fisik diupayakan


pembangunan sarana prasarana oleh Kabupaten Paniai, dengan harapan dapat
menurunkan dan mengurangi resiko bencana.

Adapun jenis sarana prasarana yang tersedia adalah :

No Sarana/Prasarana Jumlah Satuan Lokasi

Paniai Timur, Paniai Barat,


1 Barak Pengungsian 12 Buah Bibida,Kebo, Yatamo, Aradide dan
Ekadide.

2 6 Buah Paniai Timur, Paniai Barat,


Bibida,Kebo, Yatamo, Aradide dan
Bak Penampungan Air
Ekadide..
Bersih
3 Poskomando 1 Buah Paniai Timur,

2. Mitigasi Non fisik

Kabupaten Paniai menyusun program mitigasi non fisik untuk penanganan bencana
alam adalah sebagai berikut:

Program mitigasi
No Volume Lokasi Hasil
non fisik

1 Pengobatan 30 Hr 6 Distrik. Kesehatan Pengungsi


terjangkau..

2. Pemenuhan 30 hr 6 Distrik Terpenuhinya


kebutuhan dasar kebutuhan dasar
pengungsi
PENGEMBANGAN SKENARIO

1. SKENARIO KEJADIAN

SKENARIO BENCANA ALAM LUAPAN AIR DANAU PANIAI

Kronologis Kejadian :

Kabupaten Paniai terletak di deretan Pengunungan Tengah dengan ketinggian 1.900


dpl, yang mempunyai dua buah danau yaitu : Danau Paniai dan Danau Tage yang sumber
mata pencaharian masyarakat Kabupaten Paniai. Danau Panai mempunyai potensi
perikanan dan potensi wisata.

Pada hari Kamis tanggal 05 Mei 2015 yang akan terjadi bencana luapan air Danau
Paniai dengan ketinggian kurang lebih dua meter dari permukaan danau Paniai. Sehingga
menggenangi enam didsrik yang berada di sekitart danau Paniai, yaitu distrik : Paniai Timur,
DIstrik Paniai Barat, Distrik Kebo, Distrik Aradide, Distrik Ekadide dan Distrik Yatamao.
Kejadian tersebut berlangsung selama 30 hari, dengan kategori sedang.

Dengan kejadian tersebut diatas maka Bupati menetapkan masa tanggap darurat
selama tiga puluh hari terhitung mulai tanggal 05 Mei 2015 samapi dengan 05 Juni 2015.

PETA KABUPATEN PANIAI


Asumsi Dampak Kejadian :

Jumlah kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan akibat luapan air danau Paniai :

Penduduk :

1. Penduduk
a. Distrik Paniai Timur.
Jumlah Penduduk sebanyak 33.516 jiwa, yang terancam sebanyak dua desa
dengan jumlah penduduk yang terancam sebamnyak 15.098 jiwa. Sedangkan
areal pertanian yang tergenang sebanyak ± 50 Ha. Jumlahpengungsi
sebanyak 500 jiwa jumlah rumah yang terendam sebanyak 130 rumah.
b. Distrik Yatamo.
Jumlah Penduduk 14.321 jiwa, yang terendam sebanyak 10.100 jiwa.
Sedangkan jumlah area perkebunan/pertanian yang terendam ± 6 Ha Jumlah
pengungsi sebanyak 250 jiwa rumah terendam sebanyak 80.
c. Distrik Kebo
Jumlah penduduk 19.238 jiwa yang terendam 5 desa ± 12.000 jiwa,
Sedangkan jumlah area perkebunan/pertanian yang terendam ± 35 Ha
dengan jumlah pengungsi ± 800 jiwa 278 rumah terendam
d. Distrik Ekadide
Jumlah penduduk 21.232 jiwa yang terendam 2 desa ± 5.000 jiwa, sedangkan
jumlah Area perkebunan/pertanian yang terendam ± 21 Ha dengan jumlah
pengunsi ± 200 jiwa rumah terendam 100
e. Distrik Aradide
Jumlah penduduk 13.509 jiwa, yang terendam 2 desa ± 6.000 jiwa,
sedangkan jumlah Area perkebunan/pertanian ± 9 Ha dengan jumlah
pengungsi ± 300 jiwa
f. Distrik Paniai Barat
Jumlah penduduk 29.232 jiwa, yang terendam 4 desa ± 10.000 jiwa,
sedangkan jumlah Area Perkebunan/pertanian ± 35 Ha dengan jumlah
pengungsi ± 300 jiwa
2. Fasilitas Umum
Bandara udara aspek tidak berfungsi karena sebagian landasan pacu
tergenang air, PLN tidak beroprasi karena lokasi tergenang air setinggi ± 20
cm, Pelabuhan danau terendam dan jalan umum terendam ± 1 m. Pasar tidak
berfungsi karena tergenang air ± 20 cm, kantor distrik tidak berfunsi, tempat
ibadah tergenang air ± 10 cm, terputusnya trasportasi ke puskesmas enarotali
yang diakibatkan lumpur dan potongan-potongan kayu berserakan di jalan.

Melihat kejadian – kejadian yang lalu, dalam Rencana Kontijensi ini Kabupaten
Paniai menetapkan wilayah yang diskenariokan terancam luapan air danau.

NO DISTRIK JUMLAH PENDUDUK


1 Paniai Timur 33.516
2 Yatamo 14.321
3 Kebo 19.238
4 Aradide 13.509
5 Ekadide 21.093
6 Paniai Barat 29.232
b. Fasilitas Umum

Bencana Banjir luapan air danau diperkirakan juga akan mengancan fasilitas Umum
serta aset yang berada di wilayah kawasan rawan bencana antara lain :

No. Aspek Terancam DAMPAK


Prasarana & (unit) Ringan Sedang Berat Tidak
Sarana (unit) (unit) (unit) rusak
Jalan
1 4 jalur 7 KM
Jembatan
2 3 3 2 4 2
Jaringan air
bersih
3 6 1 2 1 2
Rumah
4
Masjid dan
Mushola
5 1 1
d. Pemerintahan

Dampak bencana yang diperkirakan akan berpengaruh terhadap sarana prasarana


Pemerintahan, terutama terganggunya fungsi administrasi karena sebagian besar aparat
pemerintah ikut mengungsi menyelenggarakan tanggap darurat dan sebagian lokasi
kantor dipakai untuk pengungsian.

No. Aspek Terancam DAMPAK


Pemerintaha (unit) Ringan Sedang Berat Tidak rusak
n (unit) (unit) (unit)
1 Puskesmas 1 1

2 Lapangan 1 1
pacu

c. Lingkungan
Dampak bencana juga diperkirakan akan berpengaruh terhadap lingkungan berupa
Hutan, kebun, peternakan dan Pertanian. Berikut skenario yang ditimbulkan:

No. Aspek Terancam DAMPAK


Lingkungan (unit) Ringan Sedang Berat Tidak
(unit) (unit) (unit) rusak
1 Perkebunan 120 hA 1
2 Mata air 1 1
1. SEKTOR KESEHATAN
a. Situasi :
Diperkirakan akan ada penduduk yang meninggal dunia, menderita luka bakar,
penyakit ISPA, Conjuctivitis, Diare dan kejadian luar biasa selama pengungsian.

Di samping itu juga akan mengakibatkan rusaknya sarana dan prasarana pelayanan
kesehatan, sehingga pelayanan kesehatan tidak dapat dilakukan secara optimal.

b. Sasaran

 Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi pengungsi


 Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi korban
 Terlaksananya rujukan kesehatan secara optimal
c. Kegiatan

NO. KEGIATAN PELAKSANA WAKTU

Menyiapkan :

Dinkes Kab. Status Siaga


a. Tim reaksi cepat pelayanan
1 RSUD, PMI, SAR, banjir
kesehatan
b. Tim kajian cepat kesehatan Pramuka

Menyiapakan obat, bahan habis pakai Dinkes Kab.,


2 s.d.a
dan alat kesehatan RSUD

Dinkes, PMI,
3 Membentuk pos kesehatan Sda
Pramuka

Mengaktifkan Puskesmas yang tidak


4 Dinkes Kab Sda
terkena bencana selama 24 jam

Dinkes Kab.,
5 Menyiapkan ambulance s.d.a
RSUD

6 Menyiapkan rumah sakit lapangan RSUD s.d.a

Dinkes Kab.,
7 Pelayanan rujukan s.d.a
RSUD
Gambar 6. Alur Pelayanan Kesehatan

d. Proyeksi Kebutuhan

Sektor Kesehatan

Koordinator : Dinas Kesehatan

Ket
Jml yg
Jenis Persed atau
No. Satuan dibutu Lokasi Fungsi
Kebutuhan iaan Rasio
hkan
Kecukupa
n

1 2 3 4 5 6 7 8

Tim Reaksi Pelayanan


1. Cepat Tim 1 1 Dinkes “ Cukup “ Medis

Dokter Umum Orang 1 Dinkes

Spesialis
Bedah 1 Dinkes

Spesialis
Anestesi 1 Dinkes

Perawat Mahir 1 Dinkes

Tenaga DVI 1 Dinkes

Apoteker 1 Dinkes

Sopir
Ambulance 1 Dinkes

Surveylans
Epidemologi 1 Dinkes

Petugas
Komunikasi 1 Dinkes

10 Jumlah
2. Dr. Umum Orang 10 10 Dinkes
1 TPS/TPA
1 Dokter
Pelayanan
“ Cukup “ Medis

Pelayanan
3. Dr. Spesialis Orang 4 4 RSUD “ Cukup “ Medis

2 Perawat
1 TPS/TPA
1 shift 8
Jam
Pelayanan
5. Perawat Orang 120 250 RSUD “ Cukup “ Medis

Pelayanan
6. Apoteker Orang 4 2 RSUD ” Cukup ” Medis

Pelayanan
7. Ass. Apoteker Orang 2 1 Dinkes “ Kurang 8“ Medis

8. Bidan Orang 80 40 Dinkes 1 TPS/TPA


1 Bidan

Pelayanan
” Medis

9. Tenaga Orang 1 1 Dinkes “ Cukup “ Medis


Enthomolog Pelayanan
Medis

10. Sanitarian Orang 4 10 Dinkes “ Cukup “ Medis


Pelayanan
Medis
11. Ahli Gizi / Orang 5 5 RSUD “ Kurang 6 Medis
Petugas Gizi “

12. Tenaga Orang 5 5 RSUD “ Cukup “ Medis


Rontgen

13. Tenaga Orang 40 80 Dinkes “ Cukup “ Administra


Administrasi si

13. Ambulance Unit 4 8 Dinkes “ Cukup “ Sarana


Kesehata
n

14. Puskesmas Unit 3 29 Dinkes “ Sangat Sarana


Cukup “ Kesehata
n

15. Pustu/pusling Paket 9 9 Dinkes “ Cukup “ Sarana


Kesehata
n

16. Pos Kesehatan Unit 19 19 Dinkes “ Cukup “ Sarana


Desa Kesehata
n

17. Rumah Sakit Unit 5 1 RSUD “ Cukup “ Sarana


Rujukan Kesehata
n
1 RSI Ibnu
Sina

1 RSU Paniai

1 RST Paniai

1 RSUP
Sardjito
5 Jumlah

18. Diagnostic set Paket 40 29 Dinkes 1 Paket 1 Pemeriksa


TPS/TPA an Umum

“ Kurang
11 “

Anda mungkin juga menyukai