1. Membentuk Tim Kerja rencana kontijensi yang bertugas menyusun rencana kegiatan
penyusunan rencana kontijensi,
2. Orientasi dalam rangka penyamaan persepsi terhadap semua pelaku penanggulangan
bencana Merapi tentang pentingnya rencana kontijensi;
3. Pengumpulan dan pengolahan data serta updating;
4. Pengumpulan data dilakukan pada semua sektor penanganan bencana dan lintas
administratif;
5. Verifikasi data;
6. Analisa data sumberdaya dengan menyusun proyeksi kebutuhan dibanding dengan
sumber daya yang tersedia ;
7. Penyusunan rancangan awal rencana kontijensi;
8. Penyusunan naskah akademis, pembahasan dan perumusan dokumen rencana
kontingensi yang disepakati;
9. Konsultasi publik tentang hasil rumusan rencana kontijensi .
Penyebaran/disemenasi dokumen rencana kontijensi kepada semua pelaku
penanggulangan bencana.
Proses terjadinya Banjir luapan Danau Paniai berawal dari curah hujan yang sangat
tinggi sehingga mengalami air danau semakin tinggi dan saluran pembuangan air/ muarah
Danau sangat kecil yang mengakibatkan air Danau tidak leluasa keluar di tambah lagi
sampah-sampah yang dibuang ke kali sehingga terjadi penyumbatan saluran pembuangan
air Danau. Kita Ketahui bahwa muara air danau Paniai melalui/bersambung dengan Danau
Tigi yang berada di Kabupaten Deiyai Yang mana Muaranya berada didalam lubang batu
atau di dalam cela batu dan pegunungan.
1. Bahaya primer
Bahaya Primer adalah bahaya yang langsung menimpa penduduk ketika Banjir.
Seperti : Banjir yang tiba-tiba muncul di tengah malam disaat masyarakat sedang
beristirahat/tidur.
2. Bahaya Sekunder
Lumpur dan sampah :
Lumpur dan sampah bersifat dapat merusak saluran air,dan fasilitas lain,
rumah penduduk, pasar, tempat ibadah yang berhubungan dengan kehidupan
masyarakat.
3. Bahaya tersier.
Bahaya tersier merupakan bahaya akibat kerusakan lingkungan
Gambar : Kerusakan Lingkungan
a. Distrik Paniai Timur Kampung Enarotali, Kampung Aikai dan Kampung Awabutu.
b. Distrik Paniai Barat : Kampung Munyetadi, Kampung Obano dan Kampung Deyatey
dan Kampung Pintu Pesawat.
c. Distrik Kebo yaitu : Kampung Kebo II, dan Panibagata.
d. Distrik Yatamo, Kampung yatamo
e. Distrik Bibida KampungBibida
3. MITIGASI PENANGGULANGAN BENCANA ALAM
Mitigasi non fisik adalah upaya peningkatan kapasitas lembaga ( pemerintah dan non
pemerintah ) dan masyarakat agar memiliki sumber daya lebih sehingga selalu siap siaga
dan waspada terhadap kejadian bencana alam. Pada umumnya mitigasi non fisik dilakukan
dalam bentuk Sosialisasi, pelatihan-pelatihan, pembuatan dokumen perencanaan
penanggulangan bencana dan pembuatan pamflet, leaflet, booklet.
1. Mitigasi Fisik
Kabupaten Paniai menyusun program mitigasi non fisik untuk penanganan bencana
alam adalah sebagai berikut:
Program mitigasi
No Volume Lokasi Hasil
non fisik
1. SKENARIO KEJADIAN
Kronologis Kejadian :
Pada hari Kamis tanggal 05 Mei 2015 yang akan terjadi bencana luapan air Danau
Paniai dengan ketinggian kurang lebih dua meter dari permukaan danau Paniai. Sehingga
menggenangi enam didsrik yang berada di sekitart danau Paniai, yaitu distrik : Paniai Timur,
DIstrik Paniai Barat, Distrik Kebo, Distrik Aradide, Distrik Ekadide dan Distrik Yatamao.
Kejadian tersebut berlangsung selama 30 hari, dengan kategori sedang.
Dengan kejadian tersebut diatas maka Bupati menetapkan masa tanggap darurat
selama tiga puluh hari terhitung mulai tanggal 05 Mei 2015 samapi dengan 05 Juni 2015.
Jumlah kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan akibat luapan air danau Paniai :
Penduduk :
1. Penduduk
a. Distrik Paniai Timur.
Jumlah Penduduk sebanyak 33.516 jiwa, yang terancam sebanyak dua desa
dengan jumlah penduduk yang terancam sebamnyak 15.098 jiwa. Sedangkan
areal pertanian yang tergenang sebanyak ± 50 Ha. Jumlahpengungsi
sebanyak 500 jiwa jumlah rumah yang terendam sebanyak 130 rumah.
b. Distrik Yatamo.
Jumlah Penduduk 14.321 jiwa, yang terendam sebanyak 10.100 jiwa.
Sedangkan jumlah area perkebunan/pertanian yang terendam ± 6 Ha Jumlah
pengungsi sebanyak 250 jiwa rumah terendam sebanyak 80.
c. Distrik Kebo
Jumlah penduduk 19.238 jiwa yang terendam 5 desa ± 12.000 jiwa,
Sedangkan jumlah area perkebunan/pertanian yang terendam ± 35 Ha
dengan jumlah pengungsi ± 800 jiwa 278 rumah terendam
d. Distrik Ekadide
Jumlah penduduk 21.232 jiwa yang terendam 2 desa ± 5.000 jiwa, sedangkan
jumlah Area perkebunan/pertanian yang terendam ± 21 Ha dengan jumlah
pengunsi ± 200 jiwa rumah terendam 100
e. Distrik Aradide
Jumlah penduduk 13.509 jiwa, yang terendam 2 desa ± 6.000 jiwa,
sedangkan jumlah Area perkebunan/pertanian ± 9 Ha dengan jumlah
pengungsi ± 300 jiwa
f. Distrik Paniai Barat
Jumlah penduduk 29.232 jiwa, yang terendam 4 desa ± 10.000 jiwa,
sedangkan jumlah Area Perkebunan/pertanian ± 35 Ha dengan jumlah
pengungsi ± 300 jiwa
2. Fasilitas Umum
Bandara udara aspek tidak berfungsi karena sebagian landasan pacu
tergenang air, PLN tidak beroprasi karena lokasi tergenang air setinggi ± 20
cm, Pelabuhan danau terendam dan jalan umum terendam ± 1 m. Pasar tidak
berfungsi karena tergenang air ± 20 cm, kantor distrik tidak berfunsi, tempat
ibadah tergenang air ± 10 cm, terputusnya trasportasi ke puskesmas enarotali
yang diakibatkan lumpur dan potongan-potongan kayu berserakan di jalan.
Melihat kejadian – kejadian yang lalu, dalam Rencana Kontijensi ini Kabupaten
Paniai menetapkan wilayah yang diskenariokan terancam luapan air danau.
Bencana Banjir luapan air danau diperkirakan juga akan mengancan fasilitas Umum
serta aset yang berada di wilayah kawasan rawan bencana antara lain :
2 Lapangan 1 1
pacu
c. Lingkungan
Dampak bencana juga diperkirakan akan berpengaruh terhadap lingkungan berupa
Hutan, kebun, peternakan dan Pertanian. Berikut skenario yang ditimbulkan:
Di samping itu juga akan mengakibatkan rusaknya sarana dan prasarana pelayanan
kesehatan, sehingga pelayanan kesehatan tidak dapat dilakukan secara optimal.
b. Sasaran
Menyiapkan :
Dinkes, PMI,
3 Membentuk pos kesehatan Sda
Pramuka
Dinkes Kab.,
5 Menyiapkan ambulance s.d.a
RSUD
Dinkes Kab.,
7 Pelayanan rujukan s.d.a
RSUD
Gambar 6. Alur Pelayanan Kesehatan
d. Proyeksi Kebutuhan
Sektor Kesehatan
Ket
Jml yg
Jenis Persed atau
No. Satuan dibutu Lokasi Fungsi
Kebutuhan iaan Rasio
hkan
Kecukupa
n
1 2 3 4 5 6 7 8
Spesialis
Bedah 1 Dinkes
Spesialis
Anestesi 1 Dinkes
Apoteker 1 Dinkes
Sopir
Ambulance 1 Dinkes
Surveylans
Epidemologi 1 Dinkes
Petugas
Komunikasi 1 Dinkes
10 Jumlah
2. Dr. Umum Orang 10 10 Dinkes
1 TPS/TPA
1 Dokter
Pelayanan
“ Cukup “ Medis
Pelayanan
3. Dr. Spesialis Orang 4 4 RSUD “ Cukup “ Medis
2 Perawat
1 TPS/TPA
1 shift 8
Jam
Pelayanan
5. Perawat Orang 120 250 RSUD “ Cukup “ Medis
Pelayanan
6. Apoteker Orang 4 2 RSUD ” Cukup ” Medis
Pelayanan
7. Ass. Apoteker Orang 2 1 Dinkes “ Kurang 8“ Medis
Pelayanan
” Medis
1 RSU Paniai
1 RST Paniai
1 RSUP
Sardjito
5 Jumlah
“ Kurang
11 “