Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bencana Alam merupakan salah satu fenomena alam yang
mengancam keberlangsungan hidup manusia. Dampak negatif yang
ditimbulkan bisa berupa kerugian materi maupun nonmateri. Bencana
tersebut bisa dicontohkan seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi
adapula bencana non alam seperti kebakaran gagal teknologi, gagal
modernisasi, konflik sosial antar kelompok dan teror. Berdasarkan
undang-undang RI No. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana,
bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam dan / atau faktor dan alam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis (Cahyadi, 2016).
Bencana Alam merupakan salah satu fenomena alam yang
mengancam keberlangsungan hidup manusia. Dampak negatif yang
ditimbulkan bisa berupa kerugian materi maupun nonmateri. Bencana
tersebut bisa dicontohkan seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi
adapula bencana non alam seperti kebakaran gagal teknologi, gagal
modernisasi, konflik sosial antar kelompok dan teror.Bencana merupakan
sebuah fenomena kehidupan manusia yang tidak dapat diketahui secara
pastikapan terjadinya (Cahyadi, 2016).
Berdasarkan data Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD)
Riau, tercatat enam kabupaten dan kota di riau yang masih diterjang banjir
yakni kabupaten Kampar, rokan hulu, rokan hilir, kota pekanbaru, kota
bengkalis dan pelalawan. Dari enam kabupaten dan kota yang mengalami
banjir ini terdapat sekitar 4.180 KK yang tedampak, kata kepala BPBD
Riau Edwar Sanger pada Kompas.com, Senin (17/12/2018).
Dalam menanggulangi bencana perlu dilakukan adalah dengan
analisa resiko bencana analisa resiko bencana yang bertujuan mengurangi
resiko, meminimalkan korban dan mengurangi penderitaan. Dalam hal ini
juga akan dibahas tentang perencanaan untuk melakukan usaha usaha
dalam pengurangan resiko bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi.
Salah satu daerah yang rawan banjir dikelurahan Sri Meranti
adalah RW 04, dimana daerah atau wilayah RW 18 yang ada di tepi siak.
B. Rumusan Masalah
1. Untuk menganalisis resiko bencana pada daerah RW 18 kelurahan Sri
Meranti, kecamatan Rumbai kota Pekanbaru.
2. Untuk mengetahui peta ancaman atau (hazard mapping) di RW 18
kelurahan Sri Meranti, kecamatan Rumbai kota Pekanbaru.
3. Untuk mengetahui upaya mitigasi bencana di RW 18 kelurahan Sri
Meranti, kecamatan Rumbai kota Pekanbaru.
C. Manfaat
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tentang penanggulangan bencana resiko banjir di
RW 18 kelurahan Sri Meranti, kecamatan Rumbai kota Pekanbaru
pada bulan April 2019.
2. Tujuan khusus
a. Untuk menganalisis resiko bencana pada daerah RW 18 kelurahan
Sri Meranti, kecamatan Rumbai kota Pekanbaru.
b. Untuk mengetahui peta ancaman atau (hazard mapping) di RW 18
kelurahan Sri Meranti, kecamatan Rumbai kota Pekanbaru.
c. Untuk mengetahui upaya mitigasi bencana di RW 18 kelurahan Sri
Meranti, kecamatan Rumbai kota Pekanbaru.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisa Resiko Bencana


Pengkajian dilaksanakan oleh kelompok 5 di RW 18, Kelurahan
Sri Meranti, Kecamatan Rumbai, Pekanbaru yang dilaksanakan pada April
2019. Adapun beberapa data yang diperoleh dari observasi ditempat
kejadian, media masa, melakukan wawancara dengan ketua RW 18
maupun kepada bapak RT 03 dan warga sekitar selama proses observasi
penaggulangan bencana. Berikut table data yang didapat beserta analisis
bencana pada daerah pengkajian.
Tabel 2.1
Analisis Resiko Banjir
BANJIR
Ancaman Kerentanan Kemampuan
- Kawasan pemukiman - Jumlah KK di RW 18 Kec. - Masyarakat sekitar telah
berada didaerah daratan Sri Meranti ±200 KK. mengetahui tanda-tanda kapan
rendah - Pemukiman penduduk yang harus mengungsi
- Berada sekitar aliran air padat dengan sebagian - Terdapat 3 pompa air 1 yang
sungai siak. rumah semi permanen dan berfungsi sehingga saat ini
- Tanggul yang berada rumah panggung bermanfaat untuk mengurangi
dialiran sungai siak - Fasilitas umum berada dampak banjir
yang mulai tenggelam disekitar RW 18 hanya - Rumah warga sebagian besar
karena tidak dirawat. posyandu MDA dan 1 adalah rumah panggung.
- Banjir terjadi disaat air mesjid - Apabila terjadi banjir warga
sungai meluap sehingga - Savety pembuangan air mengungsi dipinggiran jalan
tanggul yang sudah tersedia 3 mesin pompa Yos Sudarso.
mulai tenggelam tidak pembuangan air, namun - Warga sudah mengetahui cara
bisa menangkal hanya 1 yang berfungsi,1 mengamankan harta benda
pasangnya air. tidak berfungsi dan 1 lagi ditempat yang
- Kejadian banjir terparah baru tahap pembangunan aman(meninggikan dan
ditahun 2008 mencapai - Bila tanggul air tidak minyimpoan ditempat yang
kedalaman ± 2 meter segera ditangani kering).
sehingga kemungkinan bencana - Saat banjir listrik akan
menenggelamkan banjir tidak dapat dicegah. dipadamkan demi
rumah-rumah penduduk - Belum ada sistem meminimalisir terjadinya
peringatan dini. tersengat listrik.
- Masyarakat tidak pernah
melakukan simulasi
bencana.
- Belum ada peta evakuasi
bencana
Hasil: Resiko Sedang
Berdasarkan table 2.1 tentang bencana banjir didapatkan adanya
kerentanan dan ancaman yang cukup tinggi, sehingga resiko dapat
diantisipasi oleh warga sekitar dengan sepengetahuan warga Sri Meranti.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa bencana banjir yang terjadi di RW 18
termasuk dalam kategori Resiko Sedang.

B. Peta Ancaman Bencana

C. Upaya Mitigasi Bencana


Upaya mitigasi bencana secara umum dapat dibagi menjadi 2
kegiatan yaitu :
1. Mitigasi Non Struktural
a. Memaksimalkan kerja kelompok masyarakat peduli bencana.
b. Merekomendasikan upaya perbaikan atas pra-sarana dan
sarana pengendalian banjir sehingga dapat berfungsi
sebagaimana direncanakan.
c. Menyiapkan peta daerah rawan banjir.
d. Mengecek dan menguji sarana sistem peringatan dini yang
ada.
e. Melaksanakan perencanaan logistic dan penyediaan dana,
peralatan, dan material yang diperlukan untuk kegiatan atau
upaya tanggap darurat, diantaranya dana persediaan tanggap
darurat, persediaan bahan pangan, air minum, serta peralatan
penanggulangan bencana.
f. Menyiapkan perencanaan dan penyiapan prosedur operasi
standar untuk kegiatan atau tahap tanggap darurat.
g. Melaksanakan pelatihan evakuasi untuk mengecek kesiapan
masyarakat, satuan pelaksanaan dan peralatan evekuasi, dan
kesiapan tempat pengungsian sementara beserta
perlengkapan.
h. Melaksanakan pendidikan masyarakat atas pemetaan
ancaman banjir dan resiko yang terkait.
2. Mitigasi Struktural
a. Pengerukan sungai, pembuatan sudetan sungai baik secara
saluran terbuka maupan tertutup atau terowongan dapat
membantu mengurangi terjadinya banjir.
b. Merawat tembok penahan dana tanggul disepanjang sungai.
c. Pengaturan kecepatan aliran dan debit air distasiun pompa
air.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil analisis bencana di RW, kelurahan Sri Meranti,
kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru pada bulan April tahun 2019
terdapat kemungkinan terjadinya resiko bencana banjir.
2. Jika terjadi bencana banjir warga mengungsi di jalan yosudarso
3. Mitigasi bencana tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja, namun
juga memerlukan kerjasama dengan masyarakat dan lembaga atau
organisasi lainnya untuk memaksimalkan upaya pengurangan dampak
bencana di daerah setempat.

B. Saran
Masalah penanggulangan bencana tidak hanya menjadi beban pemerintah
atau lembaga-lembaga yang terkait. Tetapi juga diperlukan dukungan dari
massyarakat umum. Diharapkan masyarakat dari tiap lapisan dapat ikut
berpatisipasi dalam upaya penanggulangan bencana.
DAFTAR PUSTAKA

E, Cahyadi. (2016). Efektifitas Buku Panduan Pembelajaran Kebencanaan


Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Bencana Gempa Bumi
Melalui Strategi Talking Stickdi Sma Negeri 1 Karanganom. Diakses dari
http://eprints.ums.ac.id/46866/3/BAB%20I.pdf

Bakornas Penanggulangan Bencana. 2008. Pengenalan Karakteristik Bencana dan


Upaya Mitigasinya di Indonesia. Direktorat Mitigasi Lahar BAKORNAS
PB: Jakarta.
Kompas. (2018). 6 kabupaten dan kota di Riau hingga saat ini dilanda banjir.
Diakses pada tanggal 17 April 2019 dari
https;//regional.kompas.com/read/2018/12/17/23421261/6-kabupaten-dan-
kota-di-riau-hingga-saat-ini-masih-dilanda-banjir
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai