Anda di halaman 1dari 7

Secara umum pengertian manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dan pengunaan
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya. Manajemen
memiliki kegiatan memimpin, mengatur, mengelola, mengendalikan, dan mengembangkan.
Pengertian manajemen risiko ini ialah suatu proses dalam identifikasi, analisis, penilaian,
pengendalian, serta juga upaya menghindari, meminimalisir, atau bahkan juga menghapus risiko
yang tidak bisa diterima.
Risiko adalah variasi dalam hal-hal yang mungkin terjadi secara alami atau kemungkinan
terjadinya peristiwa diluar yang diharapkan yang merupakan ancaman terhadap properti dan
keuntungan finansial akibat bahaya yang terjadi. Manajemen risiko merupakan Pendekatan yang
dilakukan terhadap risiko yaitu dengan memahami, mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko
suatu proyek.Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui tentang manajemen risiko pada
proyek konstruksi. Metode yang digunakan adalah studi literatur tentang manajemen risiko pada
proyek konstruksi dengan mengacu kepada teori-teori yang relevan. Hasil studi menunjukkan
bahwa manajemen risiko sangat penting dilakukan bagi setiap proyek konstruksi untuk
menghindari kerugian atas biaya, mutu dan jadwal penyelesaian proyek. Melakukan tindakan
penanganan yang dilakukan terhadap risiko yang mungkin terjadi (respon risiko) dengan cara :
menahan risiko (risk retention), mengurangi risiko (risk reduction), mengalihkan risiko (risk
transfer), menghindari risiko (risk avoidance).
Proyek konstruksi merupakan suatu bidang yang dinamis dan mengandung risiko. Risiko dapat
memberikan pengaruh terhadap produktivitas, kinerja, kualitas dan batasan biaya dari proyek.
Risiko dapat dikatakan merupakan akibat yang mungkin terjadi secara tak terduga. Walaupun
suatu kegiatan telah direncanakan sebaik mungkin, namun tetap mengandung ketidakpastian
bahwa nanti akan berjalan sepenuhnya sesuai rencana. Risiko pada proyek konstruksi
bagaimanapun tidak dapat dihilangkan tetapi dapat dikurangi atau ditransfer dari satu pihak
kepihak lainnya (Kangari, 1995). Bila risiko terjadi akan berdampak pada pada terganggunya
kinerja proyek secara keseluruhan sehingga dapat menimbulkan kerugian terhadap biaya, waktu
dan kualitas pekerjaan. Para pelaku dalam industri konstruksi sekarang ini makin menyadari
akan pentingnya memperhatikan permasalahan risiko pada proyekproyek yang ditangani, karena
kesalahan dalam memperkirakan dan menangani risiko akan menimbulkan dampak negatif, baik
langsung maupun tidak langsung pada proyek konstruksi. Risiko dapat menyebabkan
pertambahan biaya dan keterlambatan jadwal penyelesaian proyek. Oleh karena besarnya
dampak yang ditimbulkan, maka tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui manajemen risiko
pada proyek konstruksi, dengan melakukan studi literatur yang mengacu kepada teori-teori yang
relevan.
Jenis risiko Risiko-risiko yang terdapat pada proyek konstruksi sangat banyak, namun tidak
semua risiko-risiko tersebut perlu diprediksi dan diperhatikan untuk memulai suatu proyek
karena hal itu akan memakan waktu yang lama. Oleh karena itu pihak-pihak didalam proyek
kontruksi perlu untuk memberi prioritas pada risiko-risiko yang penting yang akan memberikan
pengaruh terhadap keuntungan proyek. Risiko-risiko tersebut adalah (Wideman, 1992) : •
External, tidak dapat diprediksi (tidak dapat dikontrol): • a)Perubahan peraturan
perundangundangan, b) Bencana alam : badai, banjir, gempa bumi, c) Akibat kejadian
pengrusakan dan sabotase, d) Pengaruh lingkungan dan sosial, sebagai akibat dari proyek, e)
Kegagalan penyelesaian proyek • External, dapat diprediksi (tetapi tidak dapat dikontrol): •
a)Resiko pasar, b) Operasional (setelah proyek selesai), c) Pengaruh lingkungan, d) Pengaruh
sosial, e) Perubahan mata uang, f) Inflasi, g) Pajak • Internal, non-teknik (tetapi umumnya dapat
dikontrol): • a)Manajemen, b) Jadwal yang terlambat, c) Pertambahan biaya, d) Cash flow,
e)Potensi kehilangan atas manfaat dan keuntungan • Teknik (dapat dikontrol): • a)Perubahan
teknologi, b) Risiko-risiko spesifikasi atas teknologi proyek, • c) Desain • Hukum, timbulnya
kesulitan akibat dari : a)Lisensi, b) Hak paten, c) Gugatan dari luar, d) Gugatan dari dalam, e)
Hal-hal tak terduga Menurut Flanagan & Norman (1993), risiko-risiko dalam proyek konstruksi
adalah : a. Penyelesaian yang gagal sesuai desain yang telah ditentukan/penetapan waktu
konstruksi b. Kegagalan untuk memperoleh gambar perencanaan, detail perencanaan/izin dengan
waktu yang tersedia. c. Kondisi tanah yang tak terduga d. Cuaca yang sangat buruk. e.
Pemogokan tenaga kerja. f. Kenaikan harga yang tidak terduga untuk tenaga kerja dan bahan. g.
Kecelakaan yang terjadi dilokasi yang menyebabkan luka. h. Kerusakan yang terjadi pada
struktur akibat cara kerja yang jelek. i. Kejadian tidak terduga (banjir, gempa bumi, dan lain–
lain) j. Klaim dari kontraktor akibat kehilangan dan biaya akibat keterlambatan produksi karena
detail desain oleh tim desain. k. Kegagalan dalam penyelesaian proyek dengan budget yang telah
ditetapkan Sumber–sumber risiko (Flanagan & Norman, 1993) : 1) Timbulnya inflasi, 2) Kondisi
tanah yang tidak terduga, 3) Keterlambatan material, 4) Detail desain yang salah, seperti ukuran
yang salah dari gambar yang dibuat oleh arsitek, 5) Kontraktor utama tidak mampu
membayar/bangkrut, 6) Tidak ada koordinasi

Manajemen risiko merupakan Pendekatan yang dilakukan terhadap risiko yaitu dengan
memahami, mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko suatu proyek. Kemudian
mempertimbangkan apa yang akan dilakukan terhadap dampak yang ditimbulkan dan
kemungkinan pengalihan risiko kepada pihak lain atau mengurangi risiko yang terjadi.
Manajemen risiko adalah semua rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan risiko yaitu
perencanaan (planning), penilaian (assessment), penanganan (handling) dan pemantauan
(monitoring) risiko (Kerzner, 2001). Tujuan dari manajemen risiko adalah untuk mengenali
risiko dalam sebuah proyek dan mengembangkan strategi untuk mengurangi atau bahkan
menghindarinya, dilain sisi juga harus dicari cara untuk memaksimalkan peluang yang ada
(Wideman, 1992).
Pengertian Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah
proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Dalam bidang asuransi, risiko
dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang
tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian. Risiko selalu menghadang setiap individu
maupun berbagai institusi, termasuk organisasi bisnis. Resiko, dalam manajemen resiko,
memiliki beberapa tingkatan (derajat resiko/ risk degree), yaitu resiko besar dan resiko kecil.

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola


ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk:
Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan
menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. (Wikipedia)
Pengertian Manajemen resiko adalah sebuah sistem pengawasan resiko serta sistem perlindungan
inventaris, harta benda, keuntungan, dan hak milik sebuah badan usaha atau perusahaan atau pun
perorangan dari kemungkinan kerugian yang dialami sebagai akibat adanya suatu resiko. 

Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda
yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh
masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan,
teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan
segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia,
staff, dan organisasi).

Manajemen Resiko Proyek


        Manajemen risiko pada proyek meliputi langkah memahami dan mengidentifikasi masalah potensial yang
menangani risiko. Manajemen risiko yang proaktif artinya  menjawab bagaimana orang secara aktif berusaha m
probabilitas keberhasilan pelaksanaan proyek.

        Risiko merupakan kombinasi dari kemungkinan suatu kejadian dan akiat dari kejadian tersebut dengan tid
akibat yang mungkin terjadi untuk satu kejadian tertentu. Pada umumnya risiko dipandang daru perspektif nega
dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut pada prinsipnya merupakan bentuk ketidak pastian yang mestinya dipaham
nilai tambah bagi organisasi.

        Per definisi risiko merupakan suatu kesempatan atau peluang yang secara matematis dapat diformulasikan
            Risk exposure = risk likelihood x risk impact

        Risk likelihood adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa yang dikuantifisir menjadi angka probabilita
yang biasanya diukur dengan satuan moneter misalnya rupiah, sedang tingkat kepentingan risiko disebut risk ex
mencerminkan besarnya biaya. Risk exposure inilah yang nantinya akan diperbandiongkan dengan risk exposur
orang untuk memilih pekerjaan mana yang akan dilakukan.

Jenis-Jenis Risiko

        Menurut IRM (2002), ada setidaknya 4 jenis risiko yang  selama ini sudah dikenal orang, yakni:

1. Risiko Operasional, yakni risiko yang berhubungan dengan operasional organisasi, antra lain misalnya r
teknologi dan sumber daya manusia.
2. Risiko Finansial, yakni risiko yang berdampak pada kinerja keuangan organisasi seperti kejadian risiko
termasuk risiko pemeberian kredit, likuiditas da kondisi pasar.
3. Hazard Risk, yaitu risiko yang terkait dengan kecelakaan fisik seperti kerusakan karena kebakaran, gem
4. Risiko stratejik, yaitu risiko yang ada hubungannya dengan strategi perusahaan, politik, ekonomi, hukum
kepemimpinan organisasi dan perubahan selera pelanggan.

Manajemen Risiko Proyek

        Secara umum, tujuan manajemen risiko yang utama adalah mencegah atau meminimisasi pengaruh yang t
penghindaran risiko atau persiapan rencana kontingensi yang berkaitan dengan risiko tersebut.  Dalam manajem
kondisi yang tidak pasti, dan jika terjadi mempunyai pengaruh positif atau bisa juga negatif pada tujuan proyek
membawa dampak, oleh karena itu risiko dapat dinyatakan sebagai fungsi dari kemungkinan dan dampak.

        Lebih jauh, dalam konteks manajemen proyek, manajemen risiko proyek dipahami sebagai seni dan ilmu u
risiko selama umur proyek dan tetap menjamin tercapainya tujuan proyek..  Manajemen risiko proyek yang bai
proyek secara signifikan. Bagaimanapun, manajemen risiko proyek akan memberikan suatu pengaruh positif da
membuat jadwal yang realistis dan estimasi biaya yang baik.

        Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen risiko proyek yakni:

1. Identifikasi, analisis dan penilaian risiko di awal proyek secara sistematis serta mengembangkan rencan
2. Mengalokasikan tanggungjawab kepada pihak yang paling sesuai untuk mengelola risiko
3. Memastikan bahwa biaya penanganan risiko adalah cukup kecil dibanding nilai proyek. Artinya bahwa
negatif dari suatu risiko realatif lebih rendah atau sama dengan besaran manfaat dari terhindarnya/ berku

Ketidakpastian Risiko

        Pengambilan keputusan secara umum bisa masuk ke dalam tiga kategori, yaitu

1. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti. Yang dimaksud di sini adalah bahwa dalam kondisi pasti, a
ditentukan dengan pasti sehingga hasil setiap keputusan dapat diketahui dengan pasti pula. Perbandinga
secara langsung karena semua informasi terkait alternatif keputusan dapat diketahui dengan pasti
2. Pengambilan keputusan di bawah risiko. Artinya bahwa  bahwa keputusan diambil dengan kondisi terse
dan dampak sehingga nilai harapan dapat diketahui.
3. Pengambilan keputusan dalam ketidakpastian. Artinya keputusan diambil dengan kondisi dimana inform
diperoleh sehingga orang tidak dapat memperkirakan apapun tntang kemungkinan-keumngkinan.

Proses Manajemen Risiko

Proses manajemen risiko memberikan gambaran kepada kita bahwa untuk mengelola risiko ada beberapa tahap

1. Perencanaan Manajemen Risiko.


        Perencanaan meliputi langkah memutuskan bagaimana mendekati dan merencanakan kegiatan manajemen
mempertimbangkan lingkup proyek, rencana manajemen proyek, faktor lingkungan perusahaan, maka tim proy
manajemen risiko untuk proyek-proyek tertentu.

        Untuk membuat perencanan manajemen risiko, ada bebrapa hal yang diperlukan yakni 1) Project Charter,
senior yang secara formal menyatakan adanya suatu proyek. Dokumen ini memberi otorisasi kepada manajer pr
untuk melaksanakan aktivitas proyek. 2) Kebijakan manajemen risiko, 3) Susunan peran dan tanggung jawab 4
untuk rencana manajemen risiko organisasi 6) Work Breakdown Structure (WBS)

        Output dari perencanaan manajemen risiko adalah Risk Management Plan yang berisi:

 Metodologi yang menguraikan definisi alat, pendekatan, sumber data yang mungkin digunak
 Peran dan Tanggung Jawab yang menguraikan tanggung jawab dan peran utama serta pendu
setiap tindakan
 Budget yang berisi rencana anggaran untuk manajemen risiko proyek
 Waktu yang berisi rencana waktu pelaksanaan proses manajemen risiko di sepanjang siklus p
 Scoring dan Intepretasi yang menguraikan metode skoring dan intepretasi yang sesuai tipe da

2. Identifikasi Risiko
        Sebagai suatu rangkaian proses, identifikasi risiko dimulai dengan memahami apa sebenarnya yang disebu
risiko yang mungkin mempengaruhi tingkat keberhasilan proyek dan mendokumentasikan karakteristik dari tia
langkah ini adalah risk register.

        Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan analisis sumber risiko dan analisis masalah Analisis sumber risi
berasal. Ada tiga sumber risiko yang sudah banyak dikenal yakni Risiko internal yakni risiko yang bersumber d
non technical risk (manusia, material, keuangan) dan technical risk (disain, konstruksi dan operasi). Analisis ma
kekawatiran/ rasa khawatir.

        Untuk dapat mengidentifikasi risiko setidaknya ada empat metode yang digunakan, yakni 1) Identifikasi ri
berdasarkan sejauh mana suatu peristiwa dapat membahayakan pencapaian tujuan secara perbagian atau secara
berdasarkan Skenario. Yakni risiko diidentifikasi berdasarkan skenario yang dibuat berdasarkan perkiraan terja
berdasarkan Taksonomi. Yakni risiko dibreakdown berdasarkan sumber risiko dengan menggunakan pengetahu
telah disusun yang jawabannya akan menunjukkan risiko yang ada. 4) Common risk check. Yakni risiko yang s
mana risiko yang sesuai dengan proyek yang sedang dikerjakan.

3. Analisis Risiko Kualitatif


        Analisis kualitatif salam manajemen risiko adalah proses menilai dampak dan kemungkinan risko yang su
menyusun risiko berdasarkan dampaknya terhadap tujuan proyek. Analisis ini merupakan cara prioritisasi risiko
mendapat perhatian khusus dan cara merespon risiko tersebut seandainya terjadi.

4. Analisis Risiko Kuantitatif


        Analisis risiko secara kuantitatif merupakan metode untuk mengidentifikasi risiko kemungkinan kegagalan
ini dilakukan dengan mengaplikasikan formula matematis yang dikaitkan dengan nilai finansial. Secara matema
mengalikan tingkat kemungkinan kejadian dengan dampak yang ditimbulkan. Hasil analisis ini dapat digunakan
risiko yang teridentifikasi.. Meskipun analisis kuantitatif ini menggunakan pendekatan matematis, namun pada
mengikuti hasil analisis kualitatif. Kesulitan utama dalam analisis risiko kuantitatif adalah pada saat menentuka
belum tentu tersedia untuk semua peristiwa.

5. Penanganan Risiko
        Penangan risiko diartikan sebagai proses yang dilakukan untuk meminimalisasi tingkat risiko yang dihada
kuantitatif, upaya meminimalisasi risiko dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah yang diarahkan pada t
risiko. Meskipun dalam penanganan risiko dapat dilakukan dengan satu atau lebih cara yang diaplikasikan seca
risiko sekaligus mengalihkan risiko, namun secara umum, teknik yang digunakan untuk menangani risiko dikel
Menghindari risiko yakni dengan tidak melakukan aktivitas yang beresiko dan memilih melakukan kegiatan ya
Mengurangi risiko yakni dengan melakukan tindakan untuk mengurangi peluang terjadinya peristiwa yang tida
yang kompeten untuk dipekerjakan di proyek. 3) Menerima risiko yakni tetap melakukan pekerjaan yang meng
apapun namun menyiapkan rencana kontingensi jika risiko terjadi. 4) Tranfer Risiko yakni dengan mengalihkan
asuransi.

Anda mungkin juga menyukai