PENDAHULUAN
A. Kata Pengantar
Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu
nilai sehingga merupakan sumber dari segala penjabaran norma baik
norma hukum, norma moral maupun norma kenegaraan lainnya. Dalam
filsafat pancasila terkandung didalamnya suatu pemikiran-pemikiran yang
bersifat kritis, mendasar, rasional, sistematis, dan komperhensif
(menyeluruh) dan sistem pemikiran ini merupakan suatu nilai. Oleh kerena
itu, suatu pemikiran filsafat tidak secara langsung menyajikan norma-
norma yang merupakan pedoman dalam suatu tindakan atau aspek raksis
melainkan suatu nilai-nilain yang bersifat mendasar.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian etika ?
2. Etika Pancasila ?
3. Pancasila sebagai solusi problem bangsa, seperti korupsi, kerusakan
lingkungan ?
C. Tujuan
Sebagai usaha suatu usaha ilmiah, filsafat dibagi menjadi beberapa cabang
menurut lingkungan bahasanya masing-masing. Cabang-cabang itu di bagi
menjadi dua kelompok bahasan pokok yaitu filsafat teoritis dan filsafat raktis.
Kelompok pertama mempertanyakan segala sesuatu yang ada, sedangkan
kelompok kedua membahas bagaimana manusia bersifat terhadap apa yang ada
tersebut. Jadi filsafat teoritis mempertanyakan dan berusaha mencari jawabannya
tentang sesuatu, misalnya hakikat manusia, alam, hakikat realitas sebagai
keseluruhan, tentang pengetahuan, tentang apa yang kita ketahui, tentang yang
transenden dan lain sebagainya. Dalam hal ini filsafat teoritis pun juga
mempunyai maksud-maksud dan berkaitan erat dengan hal-hal yang bersifat
raktis, karena pemahaman yang di cari menggerakan kehidupannya.
Etika temaksuk kelompok filsafat raktis dan dibagi menjadi dua kelompok
yaitu Etika Umum dan Etika Khusus. Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan
mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah
suatu imu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu
ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang
bertanggung jawab beradapan dengan bebagai ajaran moral. Etika umum
mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia,
sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam berbagai aspek
kehidupan manusia. Etika khusus dibagi menjadi etika individual yang membahas
kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan etika sosial yang membahas tentang
kewajiban manusia terhadap manusia lain dalam hidup bermasyarakat, yang
merupakan suatu bagian terbesar dari etika khusus.
Etika berkaitan dengan berbagai masalah nilai karena etika pada pokoknya
membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan predikat nilai “susila” dan
“tidak susila” , “baik” dan “buruk”. Sebagai bahasan khusus etika membicarakan
sifat-sifat yang menyebabkan orang dapat disebut susila atau bijak. Kualitas-
kualitas ini dinamakan kebajkan yang dilawankan dengan kejahatan yang berarti
sifat-sifat yang menunjukan bahwa orang yang memiliki dikatakan orang yang
tidak susila. Sebenarnya etika lebih banyak bersangkutan dengan prinsip-prinsip
dasar pembenaran dalam hubungan tingkah laku manusia. Dapat juga dikatakan
bahwa etika berkaitan dengan dasar-dasar filosofis dalam hubungan degan tingkah
laku manusia.
B. Etika Pancasila
Nilai yang kelima adalah Keadilan. Apabila dalam sila kedua disebutkan
kata adil, maka kata tersebut lebih dilihat dalam konteks manusia selaku individu.
Adapun nilai keadilan pada sila kelima lebih diarahkan pada konteks sosial. Suatu
perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan prinsip keadilan masyarakat
banyak.
Menurut Kohlberg (1995: 37), keadilan merupakan kebajikan utama bagi
setiap pribadi dan masyarakat. Keadilan mengandaikan sesama sebagai partner
yang bebas dan sama derajatnya dengan orang lain.
1. KORUPSI
Penanaman satu nilai tentunya tidak cukup dan memang tidak bisa dalam
konteks Pancasila, karena nilai-nilai Pancasila merupakan kesatuan organis yang
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Dengan demikian, akan menjadi
kekuatan moral besar manakala keseluruhan nilai Pancasila yang meliputi nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan dijadikan landasan
moril dan diejawantahkan dalam seluruh kehidupan berbangsa dan bernegara,
terutama dalam pemberantasan korupsi. Penanaman nilai sebagaimana tersebut di
atas paling efektif adalah melalui pendidikan dan media. Pendidikan informal di
keluarga harus menjadi landasan utama dan kemudian didukung oleh pendidikan
formal di sekolah dan nonformal di masyarakat. Peran media juga sangat penting
karena memiliki daya jangkau dan daya pengaruh yang sangat kuat bagi
masyarakat. Media harus memiliki visi dan misi mendidik bangsa dan
membangun karakter masyarakat yang maju namun tetap berkepribadian
Indonesia.
2. KERUSAKAN LINGKUNGAN
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca.
Kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA
https://mybelabilqis.blogspot.com/2017/06/makalah-pancasila-pancasila-
sebagai_34.html
http://esminyomanak.blogspot.com/2015/03/pancasila-sebagai-solusi-
kerusakan.html