Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Muhammad Hafidz N

NRP : 1610211108

MATKUL : Patologi Anatomi

Tugas Rangkuman Kuliah Patologi Anatomi

Selasa, 15 September 2020

A. IMUNOPATOLOGI PENYAKIT YG TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN AGENS


INFEKTIF

1. Penyakit autoimun
2. Penyakit imun-kompleks
3. Penyakit imunodefisiensi
4. Penyakit/kelainan imunproliferatif (neoplasia sistem limfoid)
5. Reaksi hipersensitifitas

B. PENYAKIT AUTOIMUN

Menyerang antigen jaringan sendiri. Kehilangan toleransi diri (self tolerance) → sel-sel sistem
imun mengenal antigen tubuh sendiri sebagai benda asing.

• Autoantigen
• Autoantibodi
➢ Penyakit autoimun organ
➢ Penyakit Autoimun Sistemik.

C. CIRI-CIRI:

a. Pengenalan dan rx. Sistem imun vs konstituen diri (self)


b. Pembentukan auto-antibodi
c. Pembentukan imun-kompleks
d. Imunodefisiensi sekunder
e. Mediator terlarut → mekanisme auto-imun

D. TOLERANSI IMUNOLOGI

• Keadaan saat seseorang tidak mampu mengembangkan suatu respons imun melawan suatu
antigen yang spesifik
• Kurangnya responsivitas imun terhadap antigen jaringannya sendiri
• Sel T belum matang → delesi klonal di timus
• Sel T matang → inaktif klonal
E. AKIBAT REAKSI AUTOIMUN

➢ Febris
➢ Kerusakan Jaringan
➢ Kerusakan Organ
➢ Peradangan

F. PENYAKIT AUTO-ANTIBODI

1. Auto-antibodi organ specific →Glomerular basment membrane, otot jantung, atau kelenjar
adrenal.

2. Auto-antibodi non-organ specific →Terhadap nukleus, actin, nukleoprotein, DNA, RNA,


mikrosom atau mitokondria
G. PENYAKIT AUTOIMUN ORGAN

1. Autoimune Hemolytic Anemia (AHA) : terjadi destruksi oleh antibodi terhadap


antigen permukaan eritrosit.
2. Tyroiditis Hashimoto : Sebagian besar eh tiroid, tetapi dapat juga hipotiroid atau
hipertiroid dan dijumpai adanya auto antibodi anti triglobulin.
3. Penyakit Grave : toxic goiter / exophtalmic goiter. Dijumpai Antibodi (Long Acting
Thyroid Stimulator: LATS /TSAb = Thyroid Stimulating AB) terhadap reseptor TSH
merangsang kelenjar tiroid. T3 dan T4>>>
4. Sindrom Sjogren : Terdapat keratokonjungtivitis sikka (mata kering) dan xerostomia
(mulut kering).
5. Polimiositis/Dermatomitositis : peradangan otot skelet diperantarai kelainan
imunologik. Klinik: kelemahan otot bilateral simetrik, khasnya pada bagian proksimal.

Disebabkan karena kerusakan serabut otot oleh sel T sitotoksik yang memasuki dan mengitari
serabut otot.
H. Penyakit Autoimun Sistemik

a. SLE (Sistemik Lupus Eritematosus) : penyakit demam sistemik, kronik, berulang,


dengan gejala berhubungan dengan semua jaringan (sendi, kulit, membran serosa
pleura, perikardium).

i. Penyebab SLE belum diketahui, namun diduga karena faktor genetik, infeksi
dan lingkungan ikut berperan pada Patofisiologi SLE.
ii. SLE dibagi menjadi 2 kelompok : kelompok ringan (panas, artritis,
perikarditis ringan, efusi pleur, kelelahan, dan sakit kepala) dan kelompok
berat (efusi pleura dan perikard masif, penyakit ginjal, anemia hemolitik,
Trombositopenia, Lupus serebral, vaskulitis akut, miokarditis, lupus
pneumonitis, dan perdarahan paru).
iii. Tanda dan gejala: rash kupu-kupu di daerah pipi melewati area hidung, ulser
pada membrane nasofaring atau mulut, terjadi kebotakan (alopesia), kulit
kepala kering bersisik, lesi pembuluh darah di kulit timbul dan paling sering
di area kulit yang terpapar sinar matahari.
iv. SLE & muskuloskeletal : polyarthralgia (kekakuan pagi hari) dan artritis
deformitas seperti bentuk leher angsa pada jari jari dan penyimpangan ulnar.
v. SLE & cardiopulmonal : takipnea dan batuk. Kondisi SLE mempercepat
perkembangan risiko CAD.
vi. SLE & ginjal : lupus nefritis (50% pada SLE).
vii. SLE & sistem saraf : terjadi neuropati perifer yang mengarah pada defisit
sensorik dan motorik, stroke, dan meningitis.
viii. SLE & hematologi : trombositopenia pada SLE.
ix. Tata laksana : farmakologis (steroid sistemik) dan non farmakologis
(istirahat cukup dan batasi aktivitas, merubah gaya hidup, tidak merokok,
hindari perubahan cuaca yang mendadak, hindari trauma fisik dan stress
untuk meningkatkan ketahanan tubuh, hindari pemaparan sinar matahari
secara langsung).

I. Penyakit Autoimun
1. Arthritis (radang sendi) :
- Osteoarthritis : penurunan fungsi kartilago degeneratif kronis pada persendian.
- Arthritis pirai (gout) : penimbunan asam urat berlebih pada sendi.
- Arthritis rheumatoid : peradangan kronis progresif (hiperreaktivitas HLA/virus).
2. Poliarteritis Nodosa : radang nekrotikan pada pembuluh arteri sedang-kecil dengan
gejala episodik, obstruksi vaskular, infark organ.
3. Skleroderma : penyakit jaringan ikat campuran, ditandai dengan perubahan kulit,
pembuluh darah, otot rangka, organ dalam, serta ditandai adanya fenomena Raynaund.
4. Granulomatosis Wegener : peradangan pada lapisan hidung, sinus, sampai vasulisitis
generalisata.

J. Penyakit Imun Kompleks

1. Penyakit imun kompleks akut : human serum sickness


- Pemberian ALS (anti lymphocyte serum) imunosupresi transplantasi ginjal.

2. Penyakit imun kompleks kronik : SLE abnormalitas imunologik humoral dan seluler.
- Pembentukan imun-kompleks diikuti hipokomplementemi, cryoglobulinemis.
- Pembentukan anti nuclear antibody.

K. Imunodefisiensi
Imunodefisiensi adalah keadaan dimana terjadi penurunan respon imun normal. Terdapat dua
bentuk:
1. Imunodefisiensi primer
- Biasanya didasari kelainan genetik.
- Umumnya menunjukkan gejala nya saat masih anak anak (6 bulan - 2 tahun).

2. Imunodefisiensi sekunder
- Berwujud infeksi berulang.
- Akibat penyakit lain (infeksi, kemoterapi, dll), usia lanjut, malnutrisi.
- Disebabkan oleh virus HIV, menyerang imunitas dan SSP.

Anda mungkin juga menyukai