OLEH: KELOMPOK 4
ANGGOTA:
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT., untuk itu kami membutuhkan kritik dan
saran yang membangun sehingga dikemudian hari kami dapat memperbaikinya.
KELOMPOK 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................... 4
1.3. Tujuan....................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN................................................................ 4
3.1. Kesimpulan..........................................................................32
DAFTAR PUSTAKA................................................................... 33
BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Pemikiran ekonomi Islam adalah respons para pemikir muslim terhadap tantangan-
tantangan ekonomi pada masa mereka. Pemikiran ekonomi Islam tersebut diilhami dan
dipandu oleh ajaran Al-Quran dan Sunnah juga oleh ijtihad (pemikiran) dan pengalaman
empiris mereka. Pemikiran merupakan sebuah proses kemanusiaan, namun ajaran Al-quran
dan sunnah bukanlah pemikiran manusia. Yang menjadi objek kajian dalam pemikiran
ekonomi Islam bukanlah ajaran Al-quran dan sunnah tentang ekonomi tetapi pemikiran para
ilmuwan Islam tentang ekonomi dalam sejarah atau bagaimana mereka memahami ajaran Al-
Quran dan Sunnah tentang ekonomi. Obyek pemikiran ekonomi Islam juga mencakup
bagaimana sejarah ekonomi Islam yang terjadi dalam praktek historis.
Pemikiran Ekonomi Islam diawali sejak Muhammad SAW ditunjuk sebagai seorang
Rosul.Rosululoh SAW mengeluarkan sejumlah kebijkan yang menyangkut berbagai hal yang
berkaitan dengan masalah kemasyarakatan, selain masalah hukum (fiqih), politik (siyasah),
juga masalah perniagaan atau ekonomi (muamalah).Masalah-masalah ekonomi umat menjadi
perhatian Rosululloh SAW, karena masalah ekonomi merupakan pilar penyangga keimanan
yang harus diperhatikan.Selanjutnya, kebijakan-kebijakan Rosululloh SAW menjadikan
pedoman oleh para Khalifah sebagai penggantinya dalam memutuskan masalah-masalah
ekonomi.Al-Qur’an dan Al-Hadist digunakan sebagai dasar teori ekonomi oleh para khalifah
juga digunakan oleh para pengikutnya dalam menata kehidupan ekonomi negara.
PEMBAHASAN
Dalam hubungan ini, sadr yakni akan adanya suatu system ekonomi
yang telah terbentuk dengan sempurna, meskipun secara eksplisit belum
dinyatakan dalam sumber hukum ekonomi islam (Al- quran, As- Sunnah,
Ijtihad, Ijma dan Qiyas). Oleh karena iyu, sadr mengemukakan gagasannya
berupa proses penemuan. Dalam proses penemuan tersebut, semua hukum
dan aturan ekonomi, bersama sejumlah besar konsep yang berhubungan
dengan ekonomi dan masyarakat, di pelajari bersama dan dipakai untuk
menemukan doktrin ekonomi.
Mannan juga menolak materialism historis dan percaya bahwa hal itu
merupakan “versi moral dan spiritual” dari manusia yang memadukan
kegiatan ekonomi, sosial, politik, dan biologis, yaitu berlawanan dengan
determinasi ekonomi Marxisme. Ia melihat adanya kebutuhan terhadap
perubahan menuju yang lebih baik dan menyatakan bahwa hanya ekonomi
Islam yang dapat memberikan perubahan tersebut karena nilai-nilai etika dan
kemampuan motivasional yang dimilikinya. Ia juga menyebarkan gagasa
mengenai perlunya membebaskan diri sendiri dari paradigma kaum
neoklasik positivis, dengan menyatakan bahwa observasi harus ditunjukkan
kepada dan dilengkapi dengan data historis dan data “wahyu”.
Kombinasi antara pendidikan barat dan islam terlihat dalam karya- karya
berikutnya. Meskipun mengakui berbagai pendekatan pada ekonomi islam,
ia telah memilih untuk memakai pendekatan yang menggunakan alat- alat
analisis yang ada khususnya dari mazhab sintetis neoklasik – Keynesian
tetapi tetap konsisten dengan nilai nilai islam, prinsip hukum dan fiqih.
Kelaporannya dalam ekonomi islam selama bertahun tahun
menempatkannya sebagai salah satu otoritas dalam ekonomi islam, mewakili
pemikiran ekonomi islam mainstream saat ini. Karir akademiknya bermula
di Universitas Aligarh terutama sat dia di tunjuk sebagai professor dan
kepala Departement of Islamic Studies, kemudian sebagai reader in
ecomocsvdi universitas yang sama. Pada khir tahun 70-an ia bergabung
dengan King Abdul Aziz University di Jeddah dan menjadi salah satu
pelopor yang mendirikan international center for research in Islamic
economics (Haneef, 2010).
Menurut Siddiq (1978) dalam Haneef (2010), ciri-ciri sistem ekonomi Islam
adalah sebagai berikut;
1. Kegiatan ekonomi sebagai sebuah aspek budaya yang muncul dari pandangan
dunia (world-view) seseorang. Pandanga dunia seseorang itulah yang
menentukan pencarian ekonomi orang itu, bukan sebaliknya.
2. Nilai-nilai yang terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah telah memberikan
paradigma yang jelas bagi ekonomi Islam.
3. Ekonomi Islam harus bersifat multidisipliner sekaligus interdisipliner.
4. Pemenuhan kebutuhan ekonomi sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup
yang lebih besar. Tujuan yang lebih besar adalah mencari rida Allah dan
mencapai sukses (falah) di dunia dan akhirat.
5. Distribusi pendapatan dan kekayaan awal yang tidak seimbang dan tidak adil
sebagai salah satu situasi yang menjadi jalan bagi berlakunya campur tangan
negara.
D. Monzer Kahf
Menurut Kahf (1987), tidak ada perbedaan antara ekonomi Islam dan
ekonomi konvensional sejauh menyangkut isu-isu metodologis, seperti
penggunaan logika matematika dan empirisme, yang menurutnya dapat dipakai
oleh siapa pun, meskipun ekonomi Islam harus tetap memiliki suatu filosofi
yang berbeda dan khas dengan aksioma dan nilai.
Asumsi dasar dalam kerangka teoritis yang diajukan oleh Monzer Kahf
(1987) adalah sebagai berikut.
Kahf melihat peranan yang sangat positif dari negara sehingga ia tidak
setuju untuk membiarkan kekuatan pasar sepenuhnya melakukan keputusan-
keputusan alokatif dan distributif. Jenis struktur pasar ini ia sebut free
cooperation, yang menggambarkan dua tema utama sistem ekonomi Islam, yaitu
kebebasan dan semangat kerja sama. Sesuai dengan landasan atau pilar sistem
ekonomi Islam, individu dan negara menerika asumsi Dasar yang menurut Kahf
menjunjung tinggi nilai kesamaan, persaudaraan, tanggung jawab,akuntabilitas
penuh semangat, perbaikan, perdamain dan kerja sama. Harus ada batas
minimum dan standar hidup dan Negara memikul tanggung jawab ini.
Kahf (1978) memandang positif peran pemerintah dalam perencanaan dan
kebijakan.Ia pun tiga tujuan pemerintah, yaitu sebagai berikut.
Secara umum, pandangan monzer khaf mengenai system ekonomi Islam adalah
sebagai berikut.
1. Ekonomi sebagai suatu bagian dari agama. Oleh karena itu setiap definisi
berkaitan dengan kepercayaan dan perilaku manusia maka perilaku ekonomi
harus merupakan salah satu aspek agama.
2. Pencapaian falah (yaitu sukses di dunia dan akhirat) sebagai tujuan utama, tidak
hanya bagi individu dalam tindakan mereka, tetapi juga masyrakat dalam
organisasi dan tujuannya. Disamping tujuan ini,
E. Umer chapra
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemikiran Ekonomi Islam Kontemporer diisi dan dipengaruhi oleh pemikiran-
pemikiran para tokoh ekonomi islam kontemporer seperti Muhammad Baqir As-Sadr,
Muhammad Abdul Manan, Muhammad Nejatullah Siddiqi, dan Umer Chapra. Sejatinya
Pemikiran ekonomi Islam Kontemporer ialah respons para pemikir muslim terhadap
tantangan-tantangan ekonomi pada masa mereka. Pemikiran tersebut diilhami dan
dipandu oleh ajaran Al-Quran dan Sunnah juga oleh ijtihad (pemikiran) dan pengalaman
empiris mereka.
DAFTAR PUSTAKA