Anda di halaman 1dari 5

Nama : Safitri Laelasari

Prodi : D3 Keperawatan/ Tingkat 2


Nim : 029PA19026
Mata Kuliah : Keperawatan Anak

TUGAS PERTEMUAN 5
RINGKASAN MATERI HAL 60 – 112

MATERI 1 : Imunisasi Pada Anak

Setelah selesai mempelajari materi tentang imunisasi pada anak ini saya dapat meringkas
beberapa point dalam materi tersebut yaitu :
Imunisasi merupakan suatu upaya untuk melindungi anak dari berbagai jenis penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi yaitu tuberculosis, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B,
campak dan poliomyelitis. Secara khusus program imunisasi bertujuan untuk ERAPO, MNTE,
RECAM, peningkatan mutu pelayanan imunisasi, pemberian suntikan yang aman serta
pengelolaan limbah yang aman dan tepat, menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
akibat penyakit yanh dapat dicegah dengan imuniasasi (PD3I) diantaranya diare, tetanus,
pertussis (batuk rejan), campak, polio, dan TB. Sasaran program imunisasi dapat digolongkan
menjadi 4 tahap yaitu :
a. Bayi usia 0-1 tahun untuk mendaptkan vaksinisasi BCG, DPT, Polio, campak, dan
Hepatitis B
b. Ibu hamil dan catin untuk mendapatkan imunisasi TT
c. Anak sekolah dasar untuk mendapatkan imunisasi DPT
d. Anak sekolah dasar (SD) kelas II s/d kelas VI untuk mendapatkan imunisasi TT (dimulai
tahun 2001 s/d tahun 2003), anak-anak SD kelas II dan kelas III mendapatkan vaksinasi
TT (Depkes RI, 2005).
Jenis imunisasi dapat digolongkan menjadi 2 bagian yaitu : 1). Imunisasi aktif (proses untuk
mendapatkan kekebalan tubuh) dan 2) Imunisasi pasif (pemberian antibody kepada resipen).
Imunisasi dasar yang dapat diberikan kepada anak adalah:
1). BCG, untuk mencegah penyakit TBC.
2). DPT, untuk mencegah penyakit-penyakit difteri, pertusis dan tetanus.
3). Polio, untuk mencegah penyakit poliomilitis.
4). Campak, untuk mencegah penyakit campak (measles).
5). Hepatitis B, untuk mencegah penyakit hepatitis.
Pemberian imunisasi harus sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Dengan
keberhasilan program imunisasi nasional maka anak-anak Indonesia sebagai generasi penerus
bangsa dapat terbebas dari penyakit-penyakit berbahaya yang pada gilirannya dapat menjadi
generasi penerus yang berkualitas.

MATERI 2 : Petunjuk Antisipasi (Anticipatory Guidance) dan Pencegahan


Kecelakaan Pada Anak
Ringkasan
Secara harfiah, petunjuk antisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu anticipatory
guidance. Anticipatory berarti lebih dahulu, guidance berarti petunjuk. Jadi petunjuk antisipasi
dapat diartikan sebagai petunjuk-petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua
dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana sehingga anak dapat tumbuh
dan berkembang secara normal (Nursalam, 2005) Anticipatory guidance juga merupakan suatu
upaya yang dilakukan oleh perawat dalam membimbing orang tua tentang tahapan
perkembangan anak sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan mengetahui apa yang
harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan tahapan usia anak.
Pencegahan Kecelakaan Pada Anak Kecelakaan merupakan peristiwa yang sering
dialami oleh anak yang dapat melukai bahkan menyebabkan kematian. Bagaimanapun orang
tua merupakan pihak yang paling bertanggung jawab. Di bawah ini adalah upaya-upaya
pencegahan kecelakaan yang dapat dilakukan sesuai dengan tahap usia anak (Wong, 2004)
Jenis kecelakaan yang biasa terjadi di antaranya adalah aspirasi benda asing (terutama benda-
benda kecil seperti kancing, kacang-kacangan, biji buah, bedak dan sebagainya) jatuh, luka
bakar (tersiram air panas atau minyak panas), keracunan dan kekurangan oksigen. Pencegahan
yang sebaiknya dilakukan:
a. Masa Bayi
1) Menghindari aspirasi
2) Kekurangan oksigen
3) Jatuh.
4) Luka bakar
5) Keracunan
b. Masa Toddler Jenis kecelakaan yang sering terjadi :
1) Jatuh/luka akibat mengendarai sepeda.
2) Tenggelam.
3) Keracunan atau terbakar.
4) Tertabrak karena lari mengejar bola/balon.
5) Aspirasi dan asfiksia.
Pencegahan yang bisa dilakukan:
1) Awasi anak jika bermain dekat sumber air.
2) Ajarkan anak berenang.
3) Simpan korek api, hati-hati terhadap kompor masak dan strika.
4) Tempatkan bahan kimia/toxic di lemari.
5) Jangan biarkan anak main tanpa pengawasan.
c. Usia Sekolah
1) Anak biasanya sudah berpikir sebelum bertindak.
2) Aktif dalam kegiatan: mengendarai sepeda, mendaki gunung, berenang.
3) Berikan pendidikan tentang Aturan lalu-lintas pada anak.
4) Apabila anak suka berenang, ajakan aturan yang aman dalam berenang.
5) Awasi anak saat menggunakan alat berbahaya seperti gergaji, alat listrik.
6) Ajarkan anak untuk tidak menggunakan alat yang bisa meledak/terbakar
d. Remaja
Jenis kecelakaan yang sering terjadi pada usia ini adalah:
1) Kecelakaan lalu lintas terutama kendaraan bermotor yang dapat mengakibatkan fraktur,
cedera kepala.
2) Kecelakaan karena olah raga.
Oleh karena itu perlu diberikan pemahaman kepada remaja tentang:
1) Petunjuk dalam penggunaan kendaraan bermotor
2) Ada negosiasi antara orang tua dengan remaja.
3) Penggunaan alat pengaman yang sesuai seperti helm sesuai standar, penggunaan sabuk
keselamatan.
4) Melakukan latihan fisik yang sesuai sebelum melakukan olah raga
Masa anak adalah masa dimana mereka aktif mengeksplorasi lingkungan sekitar.
Rasa keingintahuannya yang tinggi kadang-kadang membuat mereka tidak memahami
bahaya yang dapat ditimbulkan dari apa yang mereka lakukan. Oleh karena itu maka
kewajiban orang tua dan keluarga untuk menjaga dan melindungi anak agar tetap terjaga
Kesehatan dan keamanannya terutama dari bahaya lingkungan yang tidak bisa di
modifikasi dan dimanipulasi.
Peran perawat dalam hal ini adalah membimbing dan memotivasi orang tua dan
keluarga dalam upaya meminimalkan dan menghindari kejadian kecelakaan pada anak
dengan cara memberikan alternatif pencegahan yang dapat dilakukan sesuai dengan tahap
usia anak.

MATERI 3 : Bermain Pada Anak


Ringkasan
Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan
bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak akan
berkata-kata, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat
dilakukan dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2004). fungsi bermain pada anak
di antaranya :
a. Membantu perkembangan sensorik dan motoric
b. Membantu perkembangan kognitif
c. Meningkatkan sosialisasi anak
d. Meningkatkan kesadaran diri
e. Mempunyai nilai terapeutik
f. Mempunyai nilai moral pada anak
Factor yang mempengaruhi bermain pada anak :
1) Tahap perkembangan anak
2) Status Kesehatan anak
3) Jenis kelamin anak
4) Lingkungan
5) Alat dan jenis bermaian
Pedoman keamanan bermaian menurut Soetiningsih (1995) agar anak bermain secara
maksimal dapat dilakukan beberapa hal :
1) Ekstra energi
2) Waktu
3) Alat permainan
4) Ruang untuk bermainan
5) Pengetahuan cara bermain
6) Teman bermain
Masa anak adalah masa dimana mereka aktif mengeksplorasi lingkungan sekitar.
Rasa keingintahuannya yang tinggi kadang-kadang membuat mereka tidak memahami
bahaya yang dapat ditimbulkan dari apa yang mereka lakukan. Oleh karena itu maka
kewajiban orang tua dan keluarga untuk menjaga dan melindungi anak agar tetap terjaga
kesehatan dan keamanannya terutama dari bahaya lingkungan yang tidak bisa di
modifikasi dan dimanipulasi. Peran perawat dalam hal ini adalah membimbing dan
memotivasi orang tua dan keluarga dalam upaya meminimalkan dan menghindari kejadian
kecelakaan pada anak dengan cara memberikan alternatif pencegahan yang dapat
dilakukan sesuai dengan tahap usia anak.

MATERI 4 :
MASALAH-MASALAH KESEHATAN YANG LAZIM TERJADI PADA ANAK

Angka mortalitas bayi (angka kematian bayi) adalah jumlah kematian per 1.000
kelahiran hidup selama tahun pertama kehidupan dan kemudian dibagi lagi menjadi
mortalitas neonatal untuk usia lebih dari 28 hari dan mortalitas pasca natal untuk usia 28
hari sampai 11 bulan. Angka mortalitas anak (angka kematian anak) adalah jumlah anak
yang meninggal sebelum mencapai umur 5 tahun per 1000 kelahiran hidup. Morbiditas
(kesakitan) sulit didefinisikan dan hanya menunjukkan penyakit akut, penyakit kronis dan
ketidakmampuan. Morbiditas dapat merujuk pada pernyataan terkena penyakit, derajat
kerasnya penyakit, meratanya penyakit: jumlah kasus pada populasi, insiden penyakit:
jumlah kasus baru pada populasi serta cacat terlepas dari akibat seperti cacat disebabkan
oleh kecelakaan.
Penyakit infeksi meliputi DBD, pneumonia, diare, meningitis, kejang demam dan
HIV/AIDS. Penyebab biasanya oleh berbagai kuman seperti: bakteri virus, kuman
streptokokus, stapilokokus e. coli, dan lain-lain. Keluhan yang sering muncul
bermacam macam. Keluhan yang muncul tergantung pada jenis penyakit tetapi yang
paling menonjol adalah demam dan nyeri, pengobatan dan penatalaksanaan tergantung
jenis penyakit.

Anda mungkin juga menyukai