Anda di halaman 1dari 2

Analisis Lingkungan Politik Domestik pada Industri Pertambangan di Indonesia

Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah yang tersebar di seluruh
belahan nusantara. Pertambangan merupakan salah satu cara untuk mengambil sumber daya
alam yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersebut. Keuntungan
tersebut yang akan digunakan untuk kemakmuran rakyat, hal ini tertuang pada Pasal 33 ayat
(3) UUD 1945 yang berisi bumi dan air dan kekayaan alam terkandung didalamnya dikuasai
oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Dalam pasal ini
dijelaskan bahwa negara menguasai sumber daya alam berhak untuk mengatur dan
mengawasi aktivitas pertambangan demi Kemakmuran rakyat Indonesia. Oleh karena itu
perusahaan pertambangan atau pelaku usaha pertambangan harus mendapatkan izin untuk
melakukan aktivitas penambangan dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tersebut.
Perusahaan pertambangan atau pelaku usaha pertambangan harus mendapatkan izin
usaha pertambangan (IUP) pada masing-masing daerah provinsi kabupaten/kota sesuai yang
diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009. Namun kewenangan izin usaha
pertambangan di daerah berubah menjadi kewenangan gubernur sebagai wakil pemerintah
pusat sejak diterbitkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah. Pada masa transisi peralihan tersebut kewenangan pemberian izin dipegang oleh
bupati maupun walikota.
Politik merupakan sebuah tahapan untuk membentuk atau membangun posisi-posisi
kekuasaan didalam masyarakat yang berguna sebagai pengambil keputusan-keputusan yang
terkait dengan kondisi masyarakat. Politik domestik berkaitan dengan pemilik posisi
kekuasaan untuk pengambilan keputusan terhadap perizinan yang mengenai diajukan oleh
pelaku usaha pertambangan. Pihak yang berkuasa seperti pemerintah daerah, pemerintah atau
pusat berhak memberikan izin usaha pertambangan serta melakukan pengawasan terhadap
penambangan yang beroperasi di daerah tersebut.
Seringkali kekuasaan terhadap kewenangan pemberian izin usaha pertambangan
(IUP) dimainkan dan banyak terjadi penyimpangan. Misalnya pemerintah kabupaten atau
kota kerjasama dengan pelaku usaha pertambangan dalam memberikan izin usaha
pertambangan (IUP) dengan melakukan penyuapan agar izin dipercepat terbitnya. Selain itu
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang dikeluarkan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup dengan kerjasama pemerintah daerah dipermudah dan dipercepat.
Penyimpangan-penyimpangan tersebut tidak sesuai dengan peraturan Undang-Undang yang
berlaku dan hanya menguntungkan pihak yang berkuasa. Apalagi dampak dari pertambangan
yang tidak sesuai dengan AMDAL akan mengakibatkan kerusakan lingkungan. Seperti tanah
longsor, banjir, pencemaran limbah air, tanah, dan udara.
Seharusnya pemerintah daerah atau kota harus menjunjung tinggi peraturan yang
berlaku dan lebih menelaah kembali dalam memberikan izin usaha pertambangan (IUP)
terhadap pelaku usaha pertambangan. Hal ini bertujuan agar sumber daya alam yang diambil
dapat digunakan untuk kemakmuran rakyat dan lingkungan dapat terhindar dari kerusakan
karena penerapan AMDAL yang tepat.

Referensi:
Saliha, Retnadumillah. 2017. Perizinan Pertambangan Batuan Dalam Mewujudkan Tata
Kelola Yang Berwawasan Lingkungan. E-Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 2
Februari 2017 hlm 125-134.

Anda mungkin juga menyukai