Analisis Faktor Lingkungan Sosial dan Budaya pada Lingkungan Industri
Pertambangan di Indonesia
A. Faktor Lingkungan Sosial dan Budaya
Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku dan budaya. Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan penduduk sekitar 255 juta sehingga tak heran jika Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang ada. Masyarakat di Indonesia sampai saat ini pun masih mempertahankan kebudayaan yang ada dengan mengandalkan asas persatuan. Nilai sosial di masyarakat Indonesia juga masih sangat kental dan masih menjunjung tinggi semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Dengan adanya hal ini membuat aspek sosial dan budaya menjadi faktor yang penting di Indonesia yang memiliki kaitannya dengan berbagai sektor industri. Faktor budaya pada dasarnya tidak boleh diabaikan karena budaya Indonesia merupakan salah satu aset terbaik di negara ini. Sayangnya, budaya seringkali tidak dilibatkan karena adanya intervensi yang kuat dari pihak penambang, yang mana biasanya perusahaan-perusahaan besar memiliki power yang kuat dalam menguasai wilayah lahan. Hal ini sering berdampak pada masyarakat yang masih mempertahankan.budaya sehingga tergeser karena adanya industri ini. Masyarakat sekitar area pertambangan menjadi seakan- akan tidak mempunyai hak karena tidak dipedulikan. Hal ini terbukti dengan mudahnya izin pertambangan di beberapa daerah yang berdampak pada faktor budaya yang ada di daerah tersebut. Mayoritas budaya masyarakat erat dengan lingkungan alamnya, misalnya budaya masyarakat yang masih berburu, kemudian adanya penggundulan hutan membuat budaya tersebut menjadi sirna. Adapun contoh lain keterkaitan budaya dan alam adalah sulitnya masyarakat untuk menjalankan ritual adat istiadat yang behubungan dengan alam yang barakibat dari kerusakan lingkungan alam dampak dari kegiatan penambangan. Tak hanya faktor budaya, terdapat faktor lain yang berkaitan pula yaitu faktor sosial. Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial, yang berarti manusia tidak bisa hidup sendiri dan pasti membutuhkan orang lain. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa faktor sosial merupakan faktor yang tidak dapat lepas dari manusia, yang mana dalam negara dapat disebut masyarakat. Kegiatan pertambangan merupakan salah satu kegiatan yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi masyarakat. Tak heran jika sebuah perusahaan didirikan di tengah-tengah kehidupan masyarakat di sekitarnya, tentu akan memberikan dampak bagi masyarakat, tak terkecuali dampak sosial. Perkembangan kehidupan sosial masyarakat yang dikelilingi oleh aktivitas industri di sekitar wilayah tersebut membutuhkan campur tangan pihak perusahaan dalam membangun daerah disekitar wilayah kerja perusahaan tersebut. Berdasarkan hal ini, perusahaan dituntut untuk memberikan tanggung jawab sosial yang biasa dikenal Corporate Social Responsibility (CSR).
B. Analisis Faktor Sosial dan Budaya pada Lingkungan Industri Pertambangan
Faktor sosial dan budaya memiliki keterkaitan dengan lingkungan industri pertambangan. Hadirnya industri pertambangan membuat perubahan sosial budaya di masyarakat. Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Adaapun studi kasus dalam faktor ini yaitu pada PT. Vale Indonesia Tbk. Perusahaan tambang ini melakukan kegiatan penambangan nikel di Sorowako. Sulawesi Selatan. Adanya perusahaan tambang nikel di Sorowako menjadi daya tarik banyak orang untuk bekerja di perusahaan PT. Vale Indonesia Tbk. tersebut dikarenakan gaji yang ditawarkan bukan angka yang kecil. Hal ini tentu berakibat pada banyaknya pendatang dari berbagai daerah yang secara tidak langsung mengikis budaya asli yang ada di Sorowako. Sulawesi Selatan. Daerah ini yang berawal dari hanya milik komunal tertentu (penduduk lokal), hal ini menjadikan daerah ini tidak kental lagi budayanya. Adanya keragaman budaya di wilayah industri pertambangan berdampak pada budaya lokal tidak terlalu nampak karena adanya pengaruh dari budaya luar. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suryaningsi (2017) pada daerah tambang di Sorowako, budaya asli sudah mulai memudar dan berganti dengan budaya luar. Hal ini terjadi karena pengaruh budaya luar yang besar sehingga budaya asli memudar. Contoh nyata yang terjadi di Sorowako adalah masyarakat sekitar lebih banyak yang mengerti bahasa asing yaitu bahasa inggris dari pada bahasa asli setempat. Banyak hal lainnya seperti model bangunan, kebiasaan sosial lainnya yang berubah semenjak adanya industri tambang ini hadir di Sorowako. Adapun upaya yang dilakukan oleh daerah selaku fasilitator menyediakan satu lembaga adat yang ada di daerah tersebut (Pasitabe) guna menjadi wadah bagi masyarakat lokal mempertahankan budaya mereka dan menyuarakan aspirasi terhadap perusahaan tambang yang hadir di wilayah mereka. Beberapa kerjasama yang terjalin antara masyarakat dengan perusahaan adalah: 1. Mengutamakan perekrutan tenaga kerja penduduk lokal di perusahaan PT. Vale. 2. Bantuan pengobatan gratis bagi penduduk lokal. 3. Bantuan dalam bidang pendidikan. 4. Masyarakat lokal juga mengharapkan agar sarana di tingkatkan seperti sarana olahraga, hiburan, taman baca, perbaikan jalan sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap perkembangan desa tambang tersebut. Berdasarkan kasus diatas, dapat disarankan agar pemerintah mampu secara tegas memberikan kebijakan yang adil bagi masyarakat dengan mempertimbangkan faktor sosial dan budaya yang ada di Sorowako. Sulawesi Selatan. Selain itu diharapkan PT. Vale Indonesia Tbk. diharapkan juga mampu mengutamakan pekerja yang ada di daerah tersebut sehingga degradasi budaya tidak terjadi dan nilai sosial tetap terjaga.
Referensi Suryaningsi, T. 2017. Kesejahteraan Sosial Masyarakat di Sekitar Area Tambang Nikel Sorowako. Publikasi BPNB Sulsel. https://radarntt.co/opini/2020/tambang-dari-perspektif-sosial-dan-budaya/