Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI SEKOLAH

Dosen Pengampuh Sitti Anggraini,M.Psi,.

Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Motivasi Belajar Siswa


Ditengah Pandemik Covid 19

Disusun

Oleh

Agustinus Rudi Yanto (051180031)

Theresia Hingi Koten (021180024)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NUSA NIPA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pengaruh
Pembelajaran Daring Terhadap Motivasi Belajar Siswa Ditengah Pandemik Covid 19 tepat
pada waktunya.  Makalah ini menjelaskan tetang pembelajaran daring, motivasi belajar serta
fenomena pembelajaran yang di hadapi siswa selama pandemik Covid 19.

Penulis mengucapkan Syukur kepada Allah atas limpahan Nikmat-Nya, baik kesehatan fisik
maupun akal pikiran, sehingga penulis berhasil menyelesaikan pembuatan makalah, sebagai
tugas dari mata kuliah psikologi umum.

Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca, dan kami mohon maaf
apabila masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
kami harapkan dari dosen dan teman-teman demi lebih baiknya makalah ini.

Maumere, november 2020


Kelompok II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaaat

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pembelajaran Daring

2.2. Motivasi Belajar

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Metode Metode Pengumpulan Data

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Identitas

4.2 Hasil Wawancara

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh individu secara sadar dan
terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dengan tujuan mendidik
peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya. Namun dewasa ini, masih banyak
sekali permasalahan-permasalahan di dalam dunia pendidikan yang dapat menghalangi
tercapainya tujuan-tujuan yang diharapkan. Permasalahan di dalam pendidikan tersebut
merupakan prioritas utama yang harus dipecahkan, salah satunya menyangkut tentang
masalah kualitas pendidikan.

Kualitas pendidikan saat ini tengah mengalami tantangan sebagai dampak


mewabahnya virus Covid-19. Covid-19 menjadi pandemik global yang penyebarannya
begitu menghawatirkan. Akibatnya pemerintah harus bekerja sama untuk menekan laju
penyebaran virus Covid-19 dengan mengeluarkan kebijakan agar seluruh warga masyarakat
untuk melakukan social distancing atau menjaga jarak. Sehingga dengan adanya kebijakan
tersebut seluruh aktivitas masyarakat yang dulu dilakukan di luar rumah dengan berkumpul
dan berkelompok, kini harus diberhentikan sejenak dan diganti dengan beraktivitas di
rumah masing-masing.

Keadaan ini tentu saja memberikan dampak pada kualitas pembelajaran, siswa dan
guru yang sebelumnya berinteraksi secara langsung dalam ruang kelas sekarang harus
berinteraksi dalam ruang virtual yang terbatas. guru dituntut memberikan pengajaran yang
baik, menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar dan secara kreatif dan inovatif
menggunakan media belajar yang menarik agar siswa dapat memahami materi
pembelajaran dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Selain itu, motivasi belajar siswa juga berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Amna Emda (2018), Adhetya, dkk., bahwa
proses pembelajaran akan mencapai keberhasilan apabila siswa memiliki motivasi belajar
yang baik. Oleh karena itu motivasi belajar sangat penting untuk dimiliki oleh setiap siswa,
baik motivasi intrinsik maupun ekstrinsik. (Adhetya, dkk:2020)

Melalui wawancara yang dilakukan dengan seorang siawa SMA bahwa selama
pembelajaran daring, motivasi belajar menurun, sangat minim partisipasi dalam
pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara, bahwa sistem pelajaran
daring selama pandemik banyak mengalami perubahan, salah satunya adalah
pada motivasi belajar siswa, terutama pada siswa jenjang SMA. Inilah yang menjadi alasan
penulis memilih siswa SMA sebagai subjek dalam penelitian. Selain itu juga, di perkuat
oleh pendapat dari beberapa guru SMA, bahwa motivasi belajar siswa SMA memang
mengalami penurunan selama situasi pandemik ini.

Berdasarkan latar belakang yang diatas, maka peneliti tertarik untuk mencari tahu
lebih mendalam tetang Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Ditengah Pandemik Covid 19.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa dan bagaimana itu Pembelajaran Daring dan Motivasi Belajar?
2. Apakah ada pengaruh pembelajaran daring terhadap motivasi belajar siswa ditengah
pandmik covid 19?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa dan bagaimana itu Pembelajaran Daring dan Motivasi Belajar
2. Untuk mengetahui ada pengaruh pembelajaran daring terhadap motivasi belajar siswa
ditengah pandmik covid 19
1.4 Manfaat
 Bagi Subjek
Penelitian ini diharapkan dapat membantu para siawa untuk lebih giat dalam belajar.
 Bagi pembaca
Memberi informasi dan pengetahuan pada pembaca akan pengaruh Pengaruh
pembelajaran daring terhadap motivasi belajar siswa ditengah pandemik covid 19
 Bagi Peneliti
Selain memenuhi tugas kuliah juga diharapkan dapat menambah wawasan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pembelajaran Daring


A. Definisi Pembelajaran Daring
Pembelajaran yang berbasis teknologi memiliki banyak penyebutan, seperti
online, dalam jaringan (Daring) dan E-Learning. Kesemuanya memiliki makna
yang sama, hanya saja konteks penempatan katanya yang sering di pertukar
balikkan. E-Learning merupakan suatu sistem pembelajaran yang
menggunakan media perangkat elektronik. E-Learning adalah sebuah kegiatan
pembelajaran melalui perangkat elektronik komputer yang tersambungkan ke
internet, dimana peserta didik berupaya memperoleh bahan belajar yang sesuai
dengan kebutuhannya.
E-Learning merupakan sebuah inovasi baru yang memiliki kontribusi sangat
besar terhadap perubahan proses pembelajaran, dimana proses belajar tidak
lagi hanya mendengarkan uraian materi guru secara langsung tetapi siswa juga
melakukan aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan
dan lain-lain. Materi bahan ajar di visualisasikan dalam berbagai format dan
bentuk yang lebih dinamis dan interaktif sehingga siswa akan termotivasi
untuk terlibat lebih jauh dalam proses pembelajaran tersebut.
Munir (2009: 168) dalam Pusvyta, Dari segi istilah, e-learning memiliki
definisi yang sangat luas dan tergolong baru di Indonesia. Untuk
menjelaskannya, Munir (2009: 168) menyebutkan ada dua persepsi dasar yang
bisa menggambarkan keluasan pengertian itu: pertama, Electronic based
learning yaitu pembelajaran yang memanfaatkan TIK, terutama perangkat
yang berupa elektronik, tidak hanya internet tapi semua perangkat elektronik
yang digunakan seperti pemutar film/video, radio, OHP, LCD projector, tape,
komputer dan lain-lain. Kedua, internet based, yaitu pembelajaran yang
menggunakan fasilitas internet yang bersifat online sebagai instrument utama.
Pengertian ini mengasumsikan bahwa peserta didik bisa mengakses materi
pembelajaran dengan tidak terbatas jarak, ruang dan waktu. Selama terhubung
dengan internet maka peserta didik bisa mengakses materi tersebut dimana
saja dan kapan saja.
Lebih lanjut Rosenberg menekankan bahwa e-learning merujuk pada
penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang
dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Ada pula yang
menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan
melalui media internet. (Adhetya: 2020).
Oleh karena itu berdasarkan pemaparan tersebut, pembelajaran
online/daring atau e-learning penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran
tersebut merupakan salah satu metode yang berbasis elektronik, dilakukan
dengan jarak jauh dan dapat memudahkan siswa untuk mencari berbagai
informasi yang dibutuhkan untuk menunjang pembelajarannya. Selain itu,
metode ini juga memudahkan pendidik atau guru untuk mencari materi-materi
yang selengkap mungkin dan dikemas dengan menarik.
B. Karakteristik
Pertimbangan penggunaan e-learning juga harus memperhatikan beberapa
karakteristik e-learning sebagaimana yang diungkapkan oleh Munir (2009:
170-171) dan Soekartawi (2003: 8):
1) Memanfaatkan jasa teknologi elektronik sehingga dapat memperoleh
informasi dan melakukan komunikasi dengan mudah dan cepat, baik
antara pengajar dengan peserta didik atau antar peserta didik satu
dengan yang lain.
2) Memanfaatkan media komputer, seperti jaringan komputer (computer
networks atau media digital)
3) Menggunakan materi pembelajaran untuk dipelajari secara mandiri
(self learning materials)
4) Materi pembelajaran dapat disimpan di komputer, sehingga dapat
diakses oleh pengajar dan peserta didik atau siapapun tidak terbatas
waktu dan tempat kapan saja dan dimana saja sesuai dengan
keperluannya.

5) Memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran dan juga untuk


mengetahui hasil kemajuan belajar, atau administrasi pendidikan,
serta untuk memperoleh informasi yang banyak dari berbagai sumber
informasi.
C. Prinsip E-learning
Munir (2009: 201) dalam Pusvyta Sari, menyebutkan prinsip antara lain:
pertama, e-learning sebagai alat bantu proses pembelajaran, diharapkan bisa
menyelesaikan masalah, menghasilkan kreatifitas, membuat proses
pembelajaran lebih mudah, terarah dan bermakna. Ke dua, e-learning juga
merupakan sebuah alternatif dalam sistem pendidikan yang memiliki prinsip
high- tech-high-touch yaitu prosesnya lebih banyak bergantung kepada
teknologi canggih dan yang lebih penting adalah aspek high-touch yaitu
‘pengajar dan peserta didik’. Ketiga, penggunaan e-learning membutuhkan
kesiapan pengajar dan peserta didik, fasilitas dan kultur sistem pembelajaran.

2.2 Motivasi belajar


A. Definisi Motifasi Belajar
Jika membahas mengenai motivasi, sering kali disandingkan dengan kata motif.
Sesuai dengan penelusuran peneliti, motif dapat diartikan sebagai gerak atau
sesuatu yang mendorong individu untuk bergerak. Sedangkan motivasi, menurut
Mc Donald dalam adetya dkk, adalah suatu perubahan energi yang terjadi pada
individu yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi atau tindakan untuk
mencapai tujuan tertentu. Sedangkan belajar menurut Slameto adalah suatu proses
usaha untuk mendapatkan perubahan pada tingkah laku. Dengan demikian yang
dimaksud dengan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak yang
terletak di dalam diri peserta didik yang memunculkan niat untuk melakukan
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
tercapai.
B. Aspek-Aspek Motifasi Belajar
Menurut Marilyn K. Gowing ada empat poin aspek-aspek motivasi belajar,
adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Dorongan Mencapai Sesuatu
Peserta didik merasa terdorong untuk berjuang demi mewujudkan
keinginan dan harapan-harapannya.
2. Komitmen
Komitmen adalah salah satu aspek yang cukup penting dalam proses
belajar. Dengan memiliki komitmen yang tinggi, peserta didik memiliki
kesadaran untuk belajar, mampu mengerjakan tugas dan mampu
menyeimbangkan tugas.
3. Inisiatif
Peserta didik dituntut untuk memunculkan inisiatif-inisiatif atau ide-ide
baru yang akan menunjang keberhasilan dan kesuksesannya dalam
menyelesaikan proses pendidikannya, karena ia telah mengerti dan bahkan
memahami dirinya sendiri, sehingga ia dapat menuntun dirinya sendiri
untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya dan juga orang di
sekitarnya.
4. Optimis
Sikap gigih, tidak menyerah dalam mengejar tujuan dan selalu percaya
bahwa tantangan selalu ada, tetapi setiap dari kita memiliki potensi untuk
berkembang dan bertumbuh lebih baik lagi.

C. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


a) Faktor Internal
1. Cita-cita dan Aspirasi
Salah satu faktor pendukung yang dapat memperkuat semangat dalam
belajar adalah dengan memiliki cita-cita. Sedangkan aspirasi adalah
sebuah harapan atau keinginan yang dimiliki oleh individu dan selalu
menjadi tujuan dari perjuangan yang telah ia mulai.
2. Kemampuan Peserta Didik
Motivasi belajar dipengaruhi oleh setiap kemampuan yang dimiliki oleh
peserta didik. Kemampuan yang dimaksud adalah segala potensi yang
dimiliki baik itu dari segi intelektual maupun psikomotorik.
3. Kondisi Peserta Didik
Kondisi secara fisiologis juga turut mempengaruhi motivasi belajar peserta
didik. Seperti kesehatan dan panca indera. Ketika peserta didik memiliki
kesehatan dan panca inderanya dapat bekerja secara maksimal, peserta
didik telah memiliki peluang untuk mencapai keberhasilan dalam proses
pendidikannya.
4. Keadaan psikologis peserta didik yang mempengaruhi motivasi
belajar yaitu :
1). Bakat, Bakat adalah kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu
yang apabila terus diasah dan dikembangkan melalui belajar akan menjadi
sebuah kecakapan dan sangat membantu untuk meraih kesuksesan. 2).
Intelegensi, Inteligensi dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik
dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan melalui cara yang tepat. Inteligensi bukan selalu berkaitan
dengan otak, tetapi adanya interaksi dan koneksi antar organ-organ yang
ada di dalam tubuh manusia. 3) Sikap, Sikap juga memiliki peran penting
dalam mempengaruhi motivasi belajar peserta didik. Artinya ketika
peserta didik belajar dalam keadaan atau suasana senang, cara guru dalam
mengajar yang baik dan sebagainya akan membuat peserta didik
semangat sehingga memperoleh hasil yang maksimal, begitu pun
sebaliknya. 4) Persepsi, Persepsi peserta didik tentang belajar, manfaatnya
dan keuntungan yang didapatkan ketika belajar juga mempengaruhi
kemauannya untuk terus belajar. 5)Minat, Salah satu hal yang memiliki
pengaruh yang besar dalam motivasi belajar adalah minat. Ketika peserta
didik memiliki minat yang besar terhadap pelajaran matematika, ia akan
belajar dengan sungguh-sungguh dan sebaik-baiknya. Begitu pun dengan
pelajaran yang lainnya. 6) Unsur-Unsur Dinamis dalam Pembelajaraan,
Perasaan, ingatan, keinginan dan pengalaman yang dimiliki peserta didik
turut mempengaruhi motivasi dalam belajar, baik itu secara langsung
maupun tidak langsung.
b) Faktor Eksternal
Faktor eksternal berarti faktor-faktor di luar dari diri peserta didik yang
ikut berperan dalam mempengaruhi motivasi belajar. Diantaranya : (1)
Kondisi lingkungan belajar, kondisi lingkungan belajar yang kondusif
akan mendukung dan memperkuat semangat belajar peserta didik. (2)
Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, teman-teman di kelas dapat
mempengaruhi proses belajar. (3) Lingkungan sosial masyarakat, ketika
peserta didik merasa diakui keberadaanya dengan diikutsertakan dalam
kegiatan masyarakat, juga akan mempengaruhi semangatnya dalam
belajar. (4) Lingkungan sosial keluarga, hubungan antar orangtua dan anak
yang harmonis dan saling menghargai juga akan mempengaruhi motivasi
anak dalam belajar. (5) Lingkungan non sosial, terbagi dua yaitu
lingkungan alamiah dan faktor instrumental. Lingkungan alamiah, artinya
dukungan, kasih sayang dan kebiasaan-kebiasaan keluarga yang baik akan
turut mempengaruhi motivasi belajar anak. Sedangkan faktor instrumental
seperti fasilitas atau sarana prasarana yang disediakan oleh sekolah juga
akan mempengaruhi semangat peserta didik dalam belajar.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.2 Metode Pengumpulan Data


Untuk mengetahui Pengaruh pembelajaran daring terhadap motivasi belajar siswa
ditengah pandemik covid 19, maka peneliti menggunakan beberapa metode yakni
observasi, wawancara serta beberapa literatur yang menyertainya.
 Observasi
Merupakan observasi dimana observer tidak ikut aktif didalam kegiatan observee
(hanya mengamati dari jauh)
 Wawancara
Merupakan jenis wawancara dimana pewawancara melakukan kombinasi arata
wawancara terpimpin dengan wawancara bebas, yang mana dalam
pelaksanaannya sesuai dengan pedoman mengenai di bahas.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Identitas

Nama : HG

Usia : 17 tahun

Asal : Lio (Paga)

Alamat : Maumere (Lorong Labor)

Pendidikan : SMA (kelas x)

4.2 Hasil Wawancara

Interviewer : Apakah kalian masih belajar lewat online?

Interviwee : Masih. Tapi kami juga ke sekolah

Interviewer :sekarang sudah masuk new normal. apakah perbedaan sebelum new normal
dengan sekarang?

Interviwee : sebelumnya tugas banyak, sekarang sudah kurang. Sudah dengan teman-
teman rame, asyik

Interviewer : Apakah anda mempunyai keinginan besar dalam belajar terkhusus


pembelajaran daring saat ini?

Interviwee : Ada. Ada keinginan sih..

Interviewer : Bagaimana cara anda mewujudkan keinginan tersebut?

Interviwee : mmm..dengan belajar rajin

Interviewer : apakah selama pandemik ini anda rajin belajar?

Interviwee : tidak juga. Kalau ada keinginan dulu.

Interviewer : Apakah anda mempunyai keinginan untuk mendapatkan nilai yang baik?

Interviwee : iya. sangat Ingin


Interviewer : Apakah anda berusaha mengerjakan dengan baik tugas-tugas yang diberikan
guru?

Interviwee : Iya saya kerja

Interviewer : Apakah ada tugas-tugas yang tidak dikerjakan?

Interviwee : ada juga.

Interviewer : Mengapa tidak mengerjakan tugas (alasan)?

Interviwee : data tidak ada, malas, soal-soalnya sulit apalagi cari di internet saya juga
buta (belum tahu) soal itu.

Interviewer : apakah banyak tugas yang diberikan dari sekolah?

Interviwee : tidak juga.

Interviewer :Bagaimana perasaan anda ketika tidak mengerjakan tugas?

Interviwee : takut karena nanti tidak naik kelas

Interviewer : Apakah dalam belajar anda dapat membagi waktu dengan baik?

Interviwee : Hmm, malam saja baru belajar. Itu kalau senang

Interviewer : Apakah anda sering terlambat masuk sekolah?

Interviwee : tidak pernah terlambat

Interviewer : Apakan anda merasa bosan dengan kegiatan pembelajaran daring yang
banyak dan padat tersebut?

Interviwee : iya. Sudah di rumah saja. tambah lagi tugas. Jadi malas belajar

Interviewer : menurut anda mana yang lebih menyenangkan, pergi pesiar, bermain atau
belajar

Interviwee : Pesiar dan jalan

Interviewer :ketika kamu sedang belajar tiba-tiba temanmu datang mengajak untuk pergi
bermain bagaimana tanggapanmu?
Interviwee : pergi bermain dengan teman dulu.

Interviewer :Bagaiman dengan belajar anda?

Interviwee :Nanti baru kerja

Interviewer : Apakah anda tegas dalam mengambil suatu keputusan?

Interviwee :Iya tegas

Interviewer : Apakah anda mengerjakan tugas yang diberikan tepat pada waktunya?

Interviwee :kadang tepat waktu, kadang tidak

Interviewer : Apakah anda belajar dengan inisitif sendiri?

Interviwee : iya. Saya paling tidak suka paksa saya belajar.

Interviewer : Apa yang anda lakukan pada waktu luang/kosong?

Interviwee : Tidur. kalau ada teman cerita lepas.

Interviewer : Pernakah dalam cerita dengan teman kamu berbicara mengenai kuliah
daring?

Interviwee :pernah.

Interviewer : Apakah anda mengulang kembali materi pernah diajarkan guru?

Interviwee : iya. Tapi kalau senang

Interviewer : Kenapa bisa demikian?

Interviwee : kurang tau lagi. Sekarang ni kaya tidak semangat

Interviewer : Apakah anda menunggu dampingan (disuruh) baru bisa belajar?

Interviwee : tidak.

Interviewer : Bagaimana anda menyikapi masalah dalam proses belajar?

Interviwee : tidak ada.

Interviewer : apakah anda berani megembil resiko ketika ada kegagalan dalam belajar?
Interviwee : mau tidak mau harus berani.

Interviewer : anda sudah tahu kalau belajar online ini membuat anda tidak semangat dan
malas, apa yang akan kamu buat?

Interviwee : saya harus lebih giat lagi belajar. Harus jangan malas-malasan lagi
BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Wabah covid-19 mengharuskan setiap kegiatan pembelajaran dilakukan dengan daring.


Sehingga guru dan siswa tidak dapat bertatap muka secara langsung dalam kelas tetapi harus
dengan perantara teknologi informasi. Situasi baru yang harus dihadapi siswa ini memberikan
dampak pada motivasi belajar siswa. Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa
motivasi belajar siswa menurun selama pembelajaran daring.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan yang telah dijelaskan


sebelumnya, maka sebagai saran peneliti mengharapkan agar para siswa SMA untuk terus
meningkatkan semangatnya dalam belajar, walaupun dalam kondisi seperti ini. Mengambil
hikmah dan sisi positif dari situasi yang tengah di hadapi.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyani, Adhetya, dkk. Motivasi Belajar Siswa SMA pada Pembelajaran Daring di Masa Pandemi
Covid-19 . Jurnal Pendidikan Islam, Volume 3 No. 01 2020, p. 123-140, ISSN: 2338-4131

Sari, Pusvyta. Memotivasi Belajar Dengan Menggunakan E-Learning. Jurnal Ummul Qura Vol VI,
No 2, September 2015

Anda mungkin juga menyukai