ASKEP COMBUSTIO
A. Pengertian
Luka bakar adalah cedera yang terjadi dari kontak langsung ataupun paparan
terhadap sumber panas, kimia, listrik, atau radiasi. Cedera luka bakar terjadi karena
energi dari sumber panas dipindahkan ke jaringan tubuh. Kedalaman cedera berhubungan
dengan suhu dan rentang waktu paparan atau kontak (Brunner & Suddart, 2002).
B. ETIOLOGI
Luka bakar banyak disebabkan karena suatu hal, diantaranya adalah :
1. Luka bakar suhu tinggi (Thermal Burn) : gas, cairan, bahan padat
Luka bakar thermal burn biasanya disebabkan oleh air panas (scald),
jilatanapi ketubuh (flash), kobaran api di tubuh (flam), dan akibat terpapar atau
kontak dengan objek-objek panas lainnya (logam panas, dan lain-lain)
2. Luka bakar bahan kimia (Chemical Burn)
Luka bakar bahan kimia biasanya disebabkan oleh asam kuat atau alkali
yang biasa digunakan dalam bidang industri militer ataupun bahan pembersih
yang sering digunakan untuk keperluan rumah tangga
3. Luka bakar sengatan listrik (Electrical Burn)
D. PATHWAY
B. Pemeriksaan Diagnostik
C. ALGORITMA
Managemen nyeri
Profilaksis tetanus
Perawatan luka awal
Pendidikan / penyuluhan kesehatan
1. Monitor EKG rutin harus dilakukan pada seluruh pasien luka bakar dengan B
riwayat trauma listrik (baik voltase tinggi atau rendah)
2. Pasien anak atau dewasa yang mengalami trauma listrik voltase rendah,
tidak memiliki abnormalitas pada EKG, tidak ada riwayat penurunan
kesadaran dan tidak memilki indikasi lain untuk dirawat di rumah sakit B
dapat ditangani dengan rawat jalan
4. Enzim Creatine Kinase (CK) dan fraksi MB bukan indicator yang pasti C
terjadinya trauma kardiak pada pasiein dengan trauma luka bakar listrik
5. Pasien dengan riwayat trauma listrik voltase tinggi pada ekstremitas atas B
harus dirujuk ke rumah sakit yang memiliki unit luka bakar
1. Melepaskan semua pakaian pasien pada trauma luka bakar kimia penting C
dilakukan
2. Terapi dengan aliran air konstan pada 10 menit pertama trauma luka bakar B
karena kimia harus dilakukan kecuali pada trauma kimia elemen sodium,
potassium dan lithium.
1. Pada pertolongan pertama pasien anak dengan luka bakar aplikasi air C
dingin mengalir pada area luka bakar selama 20 menit untuk mencegah
terjadinya kerusakan jaringan yang lebih dalam
2. Pada anak yang mengalami trauma inhalasi dapat digunakan ETT cuffed C
ataupun uncuffed
3. Resusitasi cairan pada anak dengan luka bakar dimulai ketika luas luka B
bakar anak >10%
4. Resusitasi cairan pada anak dengan luka bakar harus dimulai ketika
ditemukan tanda-tanda takikardia, waktu pengisian kapiler >2 detik
(sternum), daerah perifer tampak pucat atau belang, dan disfungsi organ: B
takipneu, penurunan status mental.
5. Resusitasi cairan pada anak dengan luka bakar harus adekuat dengan target B
urine output 1 ml/kg/jam atau pada rentang 0.5-2 ml/kg/jam
6. Cairan rumatan pada anak dengan luka bakaar harus dihitung menggunakan
formula: 100ml/kg untuk 10kg pertama dari berat badan + 50ml/kg untuk
10kg kedua + 20ml/kg untuk 10kg berikutnya Dengan 5% dextrose B
(glukosa) dalam 0.45% NaCl.
7. Eskarotomi pada anak dengan luka bakar dilakukan berbeda dengan
dewasa yaitu insisi dibuat melintasi abdomen atas dan sejajar dengan tepi
iga, untuk membebaskan pergerakan dinding abdomen terpisah dari C
pergerakan dinding dada
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus
Ny. K (30 tahun) dirawat di Ruang ICU dikarenakan menjadi korban ledakan gas. Riwayat
masuk RS : Pasien datang ke IGD karena sesak dan terdapat luka bakr pada wajah serta
ekstrimitas kiri atas dan dada. Pada saat pengkajian di IGD, ditemukan rambut hidung
hangus, jelaga hitam di hidung dan mulut, GCS 15 pada saat datang ke RS, SpO2 : 82%,
terdengar suara stridor, kemudian pasien diintubasi di IGD. Kemudian pasien dipindahkan ke
ICU untuk mendapatkan support ventilasi mekanik. Diketahui BB pasien : 50 kg.
TTV : TD: 112/58 mmHg, HR: 90-134x/menit, RR: 14-36x/menit, SpO2 : 97% on ventilasi
mekanik dengan FiO2 70%. GCS saat ini E3M5V ETT. Pupil : +2/+2. Pengkajian didapatkan :
2% TBSA luka bakar ketebalan parsial superfisial ke ekstremitas kiri atas, luka bakar
superfisial di dada bagian atas, luka bakar wajah superfisial di anterior dengan pengelupasan
kulit serta telinga. Pasien direncanakan akan dilakukan bronkoskopi.
Hasil AGD :
PH : 7,30
PCO2 : 55 mmHg
HCO3: 26 mmol/L
PO2: 89 mmHg
SpO2 : 87%%
Data Penunjang
Obat-obatan
CPOT
Tegang 1 2
Meringis 2
Gelisah 2
Fighting ventilator 2
Total skor 7
ANALISA DATA
DS :
Pasien mengatakan luka yang
didapatkan akibat adanya ledakan
gas
Obstruksi Jalan Nafas Ketidakefektifan
DO :
(Trauma Inhalasi) Bersihan Jalan
Pasien datang ke IGD karena sesak
Terdapat luka bakar pada wajah Nafas
serta ekstrimitas kiri atas dan dada
Ditemukan rambut hidung hangus
Adanya jelaga hitam di hidung dan
mulut
Terdengar suara stridor
Pasien di intubasi di IGD
HR: 90-134x/menit
RR: 14-36x/menit
SpO2 : 97% on ventilasi mekanik
FiO2 70%
GCS E3M5VETT
Pasien direncanakan akan dilakukan
bronkoskopi
DS :
Pasien mengatakan luka yang
didapatkan akibat adanya ledakan
gas
Kehilangan Cairan Resiko Kehilangan
Aktif (Evaporasi Volume Cairan
DO :
Cairan)
Terdapat luka bakar pada wajah
serta ekstrimitas kiri atas dan dada
Mukosa bibir kering
Mata Cekung
CRT: 2 detik
DS :
Pasien mengatakan luka yang
didapatkan akibat adanya ledakan
gas
Pasien mengatakan ekstremitas kiri Cedera Kimiawi Kulit Kerusakan Integritas
memerah (Luka Bakar) Kulit
DO :
Terdapat luka bakar pada wajah
serta ekstrimitas kiri atas dan dada
2% TBSA luka bakar ketebalan
parsial superfisial ke ekstremitas
kiri atas
Luka bakar superfisial di dada
bagian atas
Luka bakar wajah superfisial di
anterior dengan pengelupasan kulit
serta telinga
Karakteristik luka: Kemerahan
beberapa terdapat bercak-bercak
putih, adanya bullae
DS :
Pasien mengatakan luka yang
didapatkan akibat adanya ledakan
gas
Pasien mengeluh nyeri di sekitar
area luka Agen Cedera Kimiawi Nyeri Akut
DO : (Ledakan Gas)
DS : -
DO :
Diagnosa Keperawatan
Keterangan :
1. Tidak ada
2. Terbatas
3. Sedang
4. Berat
5. Sangat berat
1. Diskusikan dan
tentukan pilihan obat
analgesik (NSAID,
narkotik, non –
narkotik)
2. Berikan analgesik
dengan rute intravena
(IV)