Anda di halaman 1dari 4

Istilah Diabetes kering

Diabetes Melitus (DM) merupakan keadaan hiperglikemia kronik yang disertai


dengan berbagai kelainan metabolik yang diakibatkan oleh gangguan hormonal yang
menimbulkan berbagai macam komplikasi kronik pada organ mata, ginjal, saraf,
pembuluh darah disertai lesi padda membran basalis dalam dengan menggunakan
pemeriksaan dalam mikroskop.1
Klasifikasi pada penyakit diabetes mellitus ada dua antara lain: Diabetes Tipe I
(Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)). Diabetes tipe ini juga jenis diabetes
yang sering disebut DMTI yaitu Diabetes Mellitus Tergantung Pada Insulin. Pada tipe
ini yaitu disebabkan oleh distruksi sel beta pulau langerhans diakibatkan oleh proses
autoimun serta idiopatik. Diabetes Mellitus Tipe II, diabetes tipe II atau Non Insulin
Dependent Diabetes mellitus (NIDDM) atau jugu DMTTI yaitu Diabetes Mellitus
Tak Tergantung Insulin. Diabetes tipe II ini disebabkan karena adanya kegagalan
relativ sel beta dan resistensi insulin. Resistensi insulinmerupakan turunnya
kemampuan insulin dalam merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer,
untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel beta tersebut tidak dapat
mengimbangi resistensi insulin ini seutuhnya, yang dapat diartikan terjadi nya
defensiensi insulin, adanya ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi
insulin terhadap rangsangan glukosa maupun glukosa bersama perangsang sekresi
insulin yang lain, jadi sel beta pancreas tersebut mengalami desentisisasi terhadap
glukosa.1
Ulkus diabetik merupakan permasalahan yang sudah sering muncul sekarang dimana
luka pada kaki penderita diabetes melitus yang diakibatkan karena suatu infeksi yang
menyerang sampai ke dalam jaringan subkutan. Apabila luka ulkus diabetik ini tidak
dilakukan perawatan yang baik maka proses penyembuhan akan lama, dan faktor-
faktor resiko infeksi semakin tinggi bahkan apabila infeksi sudah terlalu parah seperti
terjadi neuropati perifer maka dapat juga dilakukan amputasi guna mencegah adanya
pelebaran infeksi ke jaringan yang lain. adapun tindakan lain seperti debridement, dan
nekrotomi.1
Debridemen merupakan sebuah tindakan pembedahan lokal yang dilakukan pada
penderita ulkus diabetik dengan cara pengangkatan jaringan mati dari suatu luka,
jaringan mati tersebut dapat dilihat, warna lebih terlihat pucat, cokelat muda bahkan
berwarna hitam basah atau kering.1

DM tipe 2 ini Biasanya terjadi di usia dewasa. Kebanyakan orang tidak menyadari
telah menderita dibetes tipe 2, walaupun keadaannya sudah menjadi sangat serius.
Diabetes tipe 2 sudah menjadi umum di Indonesia, dan angkanya terus bertambah
akibat gaya hidup yang tidak sehat, kegemukan dan malas berolahraga.1,2
Gejala klinis DM yang klasik : mula-mula polifagi, poliuri, dan polidipsi. Apabila
keadaan ini tidak segera diobati, maka akan timbul gejala Dekompensasi Pankreas,
yang disebut gejala klasik DM, yaitu poliuria, polidipsi, dan polifagi. Ketiga gejala
klasik tersebut diatas disebut pula “TRIAS SINDROM DIABETES AKUT” bahkan
apabila tidak segera diobati dapat disusul dengan mual-muntah dan ketoasidosis
diabetik. Gejala kronis DM yang sering muncul adalah lemah badan, kesemutan,
kaku otot, penurunan kemampuan seksual, gangguan penglihatan yang sering
berubah, sakit sendi dan lain-lain.2
Diabetes Mellitus Tipe 2 (DM Tipe 2) adalah penyakit gangguan metabolik yang di
tandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta
pankreas dan atau ganguan fungsi insulin yang terjadi melalui 3 cara yaitu rusaknya
sel-sel B pankreas karena pengaruh dari luar (virus,zat kimia,dll), penurunan reseptor
glukosa pada kelenjar pankreas, atau kerusakan reseptor insulin di jaringan
perifer.Penderita diabetes melitus biasanya mengeluhkan gejala khas seperti
poliphagia (banyak makan),polidipsia (banyak minum),poliuria (banyak
kencing/sering kencing di malam hari)Nafsu makan bertambah namu berat badan
turun dengan cepat (5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu) mudah lelah,dan kesemutan.
Kejadian DM Tipe 2 lebih banyak terjadi pada wanita sebab wanita memiliki peluang
peningkatan indeks masa tubuh yang lebih besar. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan
Dasar pada tahun 2008 prevalensi DM di Indonesia membesar hingga 57%.
Peningkatan Kejadian Diabetes Melitus tipe 2 di timbulkan oleh faktor faktor seperti
riwayat diabetes melitus dalam keluarga, umur, Obesitas,tekanan darah tinggi,
dyslipidaemia, toleransi glukosa terganggu, kurang aktivitas, riwayat DM pada
kehamilan. Untuk menegakkan diagnosis.1,2
Diabetes Melitus Tipe 2 yaitu ditemukan keluhan dan gejala yang khas dengan hasil
pemeriksaan glukosa darah sewaktu >200 mg/dl, glukosa darah puasa >126 mg/dl .
Penatalaksanaan Diabetes Melitus dapat dilakukan dengan pemilihan obat oral
hiperglikemik dan insulin serta modifikasi gaya hidup seperti diet , dan olahraga
teratur untuk menghindari komplikasi seperti ketoasidosis diabetik, koma
Hiperosmoler Non Ketotik (KHNK) dan kemolakto asidosis, penyakit jantung
koroner,gagal jantung kongetif, stroke, nefropati, diabetik retinopati (kebutaan),
neuropati, dan ulkus diabetikum.2
Daftar Pustaka
1. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Post Debridement Ulkus Diabetes
Melitus Di Ruang Gladiol Atas Rumah Sakit Umum Sukoharjo [internet].
2015 Juli 11 [cited on 2017 Juni 20]. Available on:
http://eprints.ums.ac.id/33983/
2. Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II Di Puskesmas Kecamatan
Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012 [internet]. 2013 Januari 05 [cited on
2017 Juni 20]. Available on:
www.academia.edu/download/40771315/jurnal_kesehatan_DM_epid_non.PD
F

Anda mungkin juga menyukai