Pembimbing :
Disusun Oleh :
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
paper yang berjudul ”HISPRUNG DISEASE”. Semoga memenuhi tugas
kepanitraan klinik senior Ilmu Bedah di Rumah Sakit Haji Medan.
Penulis megucapkan banyak terima kasih kepada dr. Yossi Andilla, SpB
sebagai pembimbing yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan paper ini
.
Penulis menyadari bahwa paper ini jauh dari kata sempurna, semoga paper
ini sedikit berguna dan bermanfaat bagi yang membacanya. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
2.3 Defenisi..............................................................................................8
2.4 Epidemiologi......................................................................................8
2.5 Etiologi...............................................................................................9
2.6 Patofisiologi........................................................................................10
2.8 Diagnosis............................................................................................12
2.9 Penatalaksanaan..................................................................................16
2.11 Prognosis..........................................................................................20
DAFTAR PUSTA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
persen kelainan ini terdapat pada rektum dan sigmoid. Penyakit ini
panjang yang bervariasi, mulai dari anus, sfingter ani interna kearah
proksimal, tetapi selalu termasuk anus dan setidak tidaknya sebagian rektum
1886, namun patofisiologi terjadinya penyakit ini tidak diketahui secara jelas
1
riwayat keluarga penyakit Hirschsprung dan pada pasien penderita Down
lienalis atau kolon transversum pada 17% kasus. Anak kembar dan adanya
usus pada dinding abdomen dan bila kemudian dilakukan pemeriksaan colok
dubur, feses akan keluar menyemprot dan gejala tersebut akan segera hilang.
yaitu : adanya gambaran zone spastik, zone transisi serta zone dilatasi.
2
Gambaran mukosa yang tidak teratur menunjukkan adanya enterokolitis.
submukosa atau pada lapisan muskularis khususnya dalam segmen usus yang
memasukkan balon kecil ke dalam rektum dan kolon, dengan kedalaman yang
biopi rektum yang dilakukan dengan cara biopsi hisap maupun biopsi manual.
Diagnosis penyakit ini dapat ditegakkan bila tidak ditemukan sel ganglion
tanda khas penyakit Hirschsprung, maka tidak seorang pasienpun yang tidak
dalam 5.000 kelahiran hidup, dan laki-laki 4 kali lebih banyak dibanding
perempuan . 1
3
komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi atau untuk memperbaiki
keadaan umum penderita sampai pada saat operasi definitif dapat dikerjakan.
Pengobatan non bedah diarahkan pada stabilisasi cairan, elektrolit, asam basa
pada kolon yang mempunyai ganglion normal bagian distal. Tindakan ini
Sejumlah komplikasi pasca operasi telah diamati oleh banyak peneliti, baik
komplikasi dini berupa infeksi, dehisiensi luka, abses pelvik dan kebocoran
enterokolitis.. 1,2
BAB II
4
TINJAUAN PUSTAKA
gestasi minggu kelima. Sel-sel saraf sampai di midgut dan mencapai kolon
yang membentuk jalan bagi migrasi sel neural. Serabut saraf berkembang ke
kolon kiri berasal dari usus belakang. Lapisan otot longitudinal kolon
membentuk tiga buah pita yang disebut taenia yang berukuran lebih pendek
dari kolon itu sendiri sehingga kolon berlipat-lipat dan berbentuk seperti
sakulus (kantong kecil) dan biasa disebut haustra (bejana). Kolon tranversum
mesentrium.
5
Gangguan rotasi usus embrional dapat terjadi dalam perkembangan
besar usus yang sama halnya dapat terjadi dengan mesentrium yang panjang
panjang sekitar 1,5 m yang terbentang dari sekum hingga kanalis ani.
Diameter usus besar lebih besar daripada usus kecil yaitu sekitar 6,5 cm (2,5
inci), namun semakin dekat dengan anus diameternya pun semakin kecil.
Usus besar dibagi menjadi sekum, kolon, dan rektum. Pada sekum terdapat
katup ileosekal dan apendiks yang melekat pada ujung sekum. Sekum
menempati sekitar dua atau tiga inci pertama dari usus besar. Katup ileosekal
terjadinya aliran balik bahan fekal dari usus besar ke dalam usus halus.
Kolon membentuk kelokan tajam pada abdomen kanan dan kiri atas berturut-
turut disebut dengan fleksura hepatika dan fleksura lienalis. Kolon sigmoid
rektum. Bagian utama usus yang terakhir disebut sebagai rektum dan
membentang dari kolon sigmoid hingga anus (muara ke bagian luar tubuh).
Satu inci terakhir dari rektum disebut sebagai kanalis ani dan dilindungi oleh
6
otot sfingter ani eksternus dan internus. Panjang rektum dan kanalis ani
proses akhir isi usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah absorpsi
defekasi. Kolon mengabsorpsi sekitar 800 ml air per hari dengan berat akhir
feses yang dikeluarkan adalah 200 gram dan 80%-90% diantaranya adalah
air. Sisanya terdiri dari residu makanan yang tidak terabsorpsi, bakteri, sel
2.3. Definisi
7
Penyakit Hirschsprung juga disebut dengan aganglionik megakolon
kongenital adalah salah satu penyebab paling umum dari obstruksi usus
penyakit dari usus besar (kolon) berupa gangguan perkembangan dari sistem
saraf enterik. Pergerakan dalam usus besar didorong oleh otot. Otot ini
dikendalikan oleh sel-sel saraf khusus yang disebut sel ganglion. Pada bayi
yang lahir dengan penyakit Hirschsprung tidak ditemui adanya sel ganglion
yang berfungsi mengontrol kontraksi dan relaksasi dari otot polos dalam usus
feses).3,4
2.4. Epidemiologi
8
mencapai sekitar 6% (berkisar antara 2-18%). Sementara untuk distribusi ras
penyakit Hirschsprung lebih banyak ditemukan pada umur < 2 tahun (58,83%
orang).7
2.5. Etiologi
bagian atas dan selanjutnya mengikuti serabut-serabut vagal yang telah ada ke
suatu tempat dan tidak mencapai rektum. Sel-sel neuroblas tersebut gagal
yang diturunkan dari faktor gen yaitu gen endhotelin-B dan gen endothelin -3.
12
9
Gambar 2.3 Dilatasi kolon akibat tidak ditemukannya sel saraf pada bagian
(Meissner)
2.6. Patofisiologi
akumulasi/ penumpukan isi usus dan distensi usus yang berdekatan dengan
dan pelebaran dinding usus dengan penimbunan tinja dan gas yang banyak.
10
Penyakit Hirschsprung disebabkan dari kegagalan migrasi
antara usia kehamilan minggu ke-5 dan ke-12. Distensi dan iskemia pada usus
bisa terjadi sebagai akibat distensi pada dinding usus, yang berkontribusi
Hirschsprung.14
mekonium yang terlambat (lebih dari 24 jam pertama) merupakan tanda klinis
terhadap 501 kasus, sedangkan Kartono mencatat angka 93,5% untuk waktu
24 jam dan 72,4% untuk waktu 48 jam setelah lahir. Muntah hijau dan
dikeluarkan segera.1
disebabkan oleh kelainan lain seperti atresia ileum. Muntah yang berwarna
hijau disebabkan oleh obstruksi usus, yang dapat pula terjadi pada kelainan
lain dengan gangguan pasase usus, seperti pada atresia ileum, enterokolitis
dapat menyerang pada usia berapa saja namun yang paling tinggi saat usia
11
dua-empat minggu, meskipun sudah dapat dijumpai pada usia satu minggu.
Gejalanya berupa diare, distensi abdomen, feses berbau busuk, dan disertai
demam.13,15
2.8. Diagnosis
2.8.1. Anamnesis
yang pada umumnya keluar > 24 jam, muntah berwarna hijau, adanya
obstipasi masa neonatus. Jika terjadi pada anak yang lebih besar obstipasi
semakin sering, perut kembung, dan pertumbuhan terhambat. Selain itu perlu
obstipasi. Bila dilakukan colok dubur maka sewaktu jari ditarik keluar maka
feses akan menyemprot keluar dalam jumlah yang banyak dan tampak perut
bau dari feses, kotoran yang menumpuk dan menyumbat pada usus bagian
12
.8.3. Pemeriksaan Radiologi
polos abdomen dapat dijumpai gambaran obstruksi usus letak rendah, meski
pada bayi masih sulit untuk membedakan usus halus dan usus besar.
yakni foto setelah 24-48 jam barium dibiarkan membaur dengan feses.
13
Gambar 2.4 Foto polos abdomen pada penderita penyakit Hirschsprung
melalui prosedur biopsi yang didasarkan atas tidak adanya sel ganglion pada
samping itu akan terlihat dalam jumlah banyak penebalan serabut saraf
14
menggunakan pengecatan immunohistokimia asetilkolinesterase, suatu
Biasanya biopsi hisap dilakukan pada tiga tempat yaitu dua, tiga, dan
lima sentimeter proksimal dari anal verge. Apabila hasil biopsi hisap
meragukan, maka dilakukan biopsi eksisi otot rektum untuk menilai pleksus
2.8.5.Manometri Anorektal
meragukan. Pada dasarnya, alat ini memiliki dua komponen dasar yaitu
transuder yang sensitif terhadap tekanan seperti balon mikro dan kateter
sfingter interna setelah distensi rektum akibat desakan feses atau tidak
15
.9. Penatalaksanaan
pipa anus atau pemasangan pipa lambung dan irigasi rektum. Pemberian
Penanganan bedah pada umumnya terdiri atas dua tahap yaitu tahap
anorektal.
berbeda, yaitu dengan prinsip bypass partially rectum dan end to end
16
sebelumnya, teknik ini relatif tidak menimbulkan komplikasi pada persarafan
pertama kali oleh De La Torre dan Ortega pada tahun 1998 dengan prinsip
Teknik ini paling banyak digunakan oleh para ahli bedah karena komplikasi
17
Minimally invasive surgery (MIS) saat ini menjadi teknik
dalam keadaan dehidrasi atau sepsis maka harus dilakukan stabilisasi dan
18
.10. Komplikasi
pada dinding usus, sehingga dinding usus mengalami iskemia dan anoksia.
Jaringan iskemik mudah terinfeksi oleh kuman, dan kuman menjadi lebih
virulen. Terjadi invasi kuman dari lumen usus, ke mukosa, sub mukosa,
nekrosis dan perforasi. Proses kerusakan dinding usus mulai dari mukosa, dan
19
Enterokolitis merupakan ancaman komplikasi yang serius bagi
penderita penyakit Hirschsprung ini, yang dapat menyerang pada usia kapan
saja, namun paling tinggi saat usia 2-4 minggu, meskipun sudah dapat
feces berbau busuk dan disertai demam. Swenson mencatat hampir 1/3 kasus
Martin 20%. Gambaran klinis distensi abdomen ada sebanyak 29 orang, diare
2.11. Prognosis
20
BAB III
PENUTUP
disebabkan oleh kelainan inervasi usus, mulai dari sfingter anai interna dan
saluran cerna bagian bawah pada neonates. Penyakit yang lebih sering
meconium yang terlambat (lebih dari 24 jam pertama) merupakan tanda klinis
disebabkan oleh kelainan lain seprti atresia leum. Muntah yan berwarna hijau
21
disebabkan oleh obstrusi usus, seperti pada atresia ileum, entrokolitis
22
DAFTAR PUSTAKA
Seto. Jakarta
2. Rochadi, 2012. Terapi Pembedahan dan Peran GENA RET pada Penyakit
http://dokterugm.wordpress.com/2010/04/27/megacolon-
2013.
http://sanirachman.blogspot.com/2009/10/hirschprung-disease-
23
9. Lindseth, G. N., 2006. Gangguan Usus Besar. Dalam Patofisiologi. Edisi
10. Guyton, A. C., 1994. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Cetakan Pertama.
EGC. Jakarta
Human Molecular Genetics, 2002, Vol. 11, No.3 hal. 325-32. Diakses
14. Markum, A. H., 2002. Ilmu Kesehatan Anak Jilid I. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta
EGC. Jakarta
24