Anda di halaman 1dari 6

ABSTRAK

STUDI KASUS PADA KELUARGA Tn. ” M ” DENGAN BRONKHITIS DIPUSKEMAS BAROMBONG


KECAMATAN TAMALATE KOTA MAKASSAR
*Darmi Arda*
0911018002
darmiarda@gmail.com
Dosen tetap program studi Diploma III Keperawatan Sandi Karsa Makassar

Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional tersebut, khususnya pembangunan bidang kesehatan maka
sangat diperlukan adanya dukungan sumber daya manusia profesi kesehatan yang cakap dan menguasai bidang
profesinya untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan.
Perawatan merupakan salah satu komponen pembangunan dibidang kesehatan, oleh sebab itu perawatan
merupakan bagian integral dari sistem kesehatan nasional, pengaruh yang pesat dari bidang teknologi, sosial,
serta kedokteran mengakibatkan bertambahnya tuntutan dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang
lebih baik.Bronkitis adalah suatu peradangan dari bronkioli, bronkus dan trakea oleh berbagai sebab (Purnawan
Junadi,2016).
Tujuan Penelitian diperolehnya gambaran secara umum tentang pelaksanaan Asuhan Keperawatan keluarga
Tn.”M” dengan Bronchitis dipuskesmas Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Metode penelitian
dengan pendekatan studi kasus untuk asuhan keperawatan, maka pendekatan yang digunakan adalah proses
keperawatan mulai dari pengkajian, penyusunan diagnosa, perencanaan, tindakan dan evaluasi
Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dan hasil pelaksanaan Asuhan
Keperawatan Keluarga Pada Tn. “M” dengan Bronkhitis di puskesmas Barombong, maka penulis menyimpulkan
beberapa hal, yaitu :Bronkhitis adalah suatu peradangan dari bronkhioli, bronkus dan trakea oleh berbagai sebab,
Penyakit bronchitis adalah merupakan penyakit yang harus mendapat penatalaksanaan yang baik dan apabila
tidak ditangani akan menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat bahkan dapat menimbulkan kematian,
Didalam asuhan keperawatan keluarga pada Tn.”M” ternyata ditemukan tiga masalah kesehatan antara lain
mengalami bronchitis, personal hygiene dan sanitasi lingkungan. Intervensi yang di lakukan untuk mengatasi
masalah tersebut antara lain memberikan penyuluhan dan memberi motivasi pada pasien dan keluarga,Setelah
melakukan pembinaan keluarga pada Tn.”M” dengan masalah bronchitis, personal hygiene dan sanitasi
lingkungan, ternyata keluarga dapat lebih memahami dan mengerti tentang cara perawatan penyakit bronchitis.,
Didalam pelaksanaan tindakan keperawatan terutama mengenai pelaksanaan asuhgan keperawatan keluarga pada
Tn.”M” dengan masalah bronchitis, personal hygiene dan sanitasi lingkungan maka perlu untuk meningkatkan
kerja sama yang baik antara petugas kesehatan dengan klien keluarga dan masyarakaat.
Saran diharapkan kepada keluarga setelah dilakukan pembinaan agar hendaknya mengubah prilaku,
pengetahuan dan pemahaman yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan sehingga tercipta kondisi-kondisi
yang memungkinkan keluarga untuk hidup sehat dan dapat mencegah atau memperbaiki masalah-masalah
kesehatan dalam ruang lingkupnya sebagai unit pelayanan kesehatan.
Puskesmas, Pada usaha perawatan keluarga hendaknya menggunakan pendekatan yang sistematis untuk
mengidentifikasi masalah kesehatan secara cepa, Libatkan keluarga dalam penentuan diagnosa, rencana Asuhan
Keperawatan, maupun pelaksanaan tindakan untuk memaksimalkan hasil yang diperoleh dan sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai,Perlu adanya peningkatan informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan guna
meningkatkan pemahaman keluarga dan masyarakat terhadap suatu penyakit yang dialami dan masalah
kesehatan yang terkait dengan kehidupan orang banyak, melalui preventif, dan promosi kesehatan. Institusi,
hendaknya mahasiswa lainya menindaklanjuti pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga terutama yang
bermasalah serius, setelah ujian akhir program ini diperpanjang guna keefektifan tindakan dan evaluasi yang
dilakukan

Kata Kunci: Keluarga, Bronkhitis

Pendahuluan
Tujuan pembangunan nasional dibidang daya manusia profesi kesehatan yang cakap dan
kesehatan adalah mewujudkan kesejahteraan rakyat menguasai bidang profesinya untuk memberikan
untuk mencapai hidup sehat bagi penduduk guna pelayanan kepada masyarakat dalam mengatasi
mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal masalah-masalah kesehatan.
sebagai salah satu unsur kesejahteraan masyarakat Perawatan merupakan salah satu komponen
Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional pembangunan dibidang kesehatan, oleh sebab itu
tersebut, khususnya pembangunan bidang kesehatan perawatan merupakan bagian integral dari sistem
maka sangat diperlukan adanya dukungan sumber kesehatan nasional, pengaruh yang pesat dari bidang
teknologi, sosial, serta kedokteran mengakibatkan rumah tangga tersebut sebagai rumah tangga
bertambahnya tuntutan dari masyarakat untuk mereka.
mendapatkan pelayanan yang lebih baik. Keadaan ini c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi
merupakan tantangan bagi profesi keperawatan untuk satu sama lain dalam peran-peran sosial keluarga
meningkatkan dirinya agar fungsi dan tanggung jawab seperti suami istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan
menjadi lebih jelas, terlebih dalam memberi asuhan anak perempuan, saudara dan saudari.
keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan d. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang
masyarakat untuk meningkatkan mutu pelayanan sama, yaitu kultur yang diambil dari masyarakat
asuhan keperawatan. dengan beberapa ciri unit tersendiri. (Burgess dkk,
Bronkitis adalah suatu peradangan dari bronkioli, 1963)
bronkus dan trakea oleh berbagai sebab (Purnawan 2. Struktur keluarga
Junadi,2016). a. Macam-macam struktur keluarga
Bronkitis didefinisikan sebagai adanya batuk Struktur keluarga terdiri dari bermacam-
produktif yang berlangsung 3 bulan dalam satu tahun macam, diantaranya adalah :
selama 2 tahun berturut-turut. (Bruner & Suddarth, 1) Partrilineal : adalah keluarga sedarah yang
2002) terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
Bronkitis akut adalah penyakit infeksi saluran beberapa generasi dimana hubungan itu
nafas akut (inflamasi bronkus) yang biasanya terjadi disusun melalui jalur garis ayah.
pada bayi dan anak yang biasanya juga disertai dengan 2) Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang
trakeitis (Ngastiyah; 2013). terdiri dari saudara sedarah dalam
Bronkitis biasa juga disebut dengan beberapa generasi dimana hubungan itu
laringotrakeobronkitis akut atau croup dan paling disusun melalui jalur garis ibu.
sering menyerang anak usia 3 tahun (Ngastiyah; 2013; 3) Martilokal : adalah sepasang suami istri
Bila tidak ada komplikasi prognosis bronkitis yang tinggal bersama keluarga sedarah
akut pada anak umumnya baik. Pada bronkitis akut istri.
yang berulang dan bila anak merokok (aktif atau pasif) 4) Patrilokal : adalah sepasang suami istri
maka dapat terjadi kecenderungan untuk menjadi yang tinggal bersama keluarga sedarah
bronkitis kronik kelak pada usia dewasa (Ngastiyah; suami.
2013). 5) Keluarga kawin adalah hubungan suami
Di Indonesia dapat di temukan sepanjang tahun, istri sebagai dasar bagi pembinaan
dan peningkatan jumlah kasus Brochitis. Ada keluarga, dan beberapa sanak saudara yang
penelitian yang menemukan jumlah kasus yang menjadi bagian keluarga karena adanya
meningkat pada musim hujan dan ada pula yang hubungan dengan suami atau istri.
menemukan peningkatan pada peralihan antar musim b. Ciri-ciri struktur keluarga (Andesron carter) :
kemarau dengan musim hujan. Penyakit Bronchitis 1) Terorganisasi : saling berhubungan, saling
pada tahun 2001 menduduki peringkat ke 8 (4,3 %), ketergantungan antara anggota keluarga.
(Surkenas, 2001). 2) Ada keterbasan : setiap anggota memiliki
keterbatasan tetapi mereka juga
Tinjauan Teori mempunyai keterbatasan dalam
Konsep Dasar Keluarga menjalankan fungsi dan tugasnya masing-
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang masing.
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang 3) Ada perbedaan dan kekuasaan : setiap
berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu anggota keluarga mempunyai peranan dan
atap dalam keadaan saling ketergantungan fungsinya masing-masing. (Effendi, 1998 )
(Departemen Kesehatan RI, 1988).
Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang 3. Tipe/bentuk keluarga
bergabung, keluarga hubungan darah, hubungan a. Keluarga inti (nuclear family) adalah
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
dalam suatu rumah, berinteraksi satu sama lain, dan anak-anak.
didalam perannya masing-masing menciptakan serta b. Keluarga besar (extended family) adalah
mempertahankan kebudayaan. (Salvicion G. Bailon keluarga inti di tambah dengan sanak
dan Aracelis Maglaya, 1989). saudara, misalnya, nenek, kakek, keponakan,
Defenisi yang berorientasi pada tradisi dan saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
digunakan sebagai referensi secara luas : c. Keluarga berantai (serial family) adalah
a. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan keluarga yang terdiri dari wanita dan pria
oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi. yang menikah lebih dari satu kali dan
b. Para anggota keluarga biasanya hidup bersama- merupakan satu keluarga inti.
sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka d. Keluarga duda/janda (single family) adalah
hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap keluarga yang terdiri karena perceraian atau
kematian.
e. Keluarga berkomposisi (composite) adalah disertai dengan trakeitis (Ngastiyah; 1997; 36).
keluarga yang perkawinannya berpoligami Bronkitis biasa juga disebut dengan
dan hidup secara bersama. laringotrakeobronkitis akut atau croup dan paling
f. Keluarga kabitas (cohabitation) adalah dua sering menyerang anak usia 3 tahun (Ngastiyah;
orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi 1997; 37).
membentuk satu keluarga. atofVirus dan kuman biasa masuk melalui
4. Pemegang kekuasaan dalam keluarga “port de entry” mulut dan hidung “dropplet
a. Patriakal, yang dominan dalam memegang infection” yang selanjutnya akan
kekuasaan dalam keluarga adalah di pihak menimbulkan viremia/ bakterimia dengan
ayah. gejala atau reaksi tubuh untuk melakukan
b. Matrikal, yang dominan dalam memegang perlawanan.
kekuasaan dalam keluarga adalah di pihak Asap mengiritasi jalan nafas mengakibatkan
ibu. hipersekresi lendir dan inflamasi. Karena iritasi
c. Equalitarium, yang memegang kekuasaan yang konstan ini, kelenjar-kelenjar yang
dalam keluarga adalah ayah dan ibu. mensekresi lendir dan sel-sel goblet meningkat
jumlahnya, fungsi silia menurun dan lebih banyak
5. Peran keluarga lendir yang dihasilkan. Sebagai akibat bronkiolus
Peran keluarga menggambarkan seperangkat dapat menjadi menyempit dan tersumbat. Alveoli
perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang yang berdekatan dengan bronkiolus dapat menjadi
berhubungan dengan individu dalam posisi dan rusak dan membentuk fibrosis, mengakibatkan
situasi tertentu atau peranan individu dalam perubahan fungsi makrofag alveolar yang
keluarga didasari oleh harapan dan pola berperan penting dalam menghancurkan partikel
perilaku dari keluarga, kelompok, dan asing termasuk bakteri. Pasien kemudian menjadi
masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat lebih rentan terhadap infeksi pernapasan.
dalam keluarga adalah sebagai berikut : Penyempitan bronkial lebih lanjut terjadi sebagai
a. Peranan ayah akibat perubahan fibrotik yang terjadi dalam jalan
Sebagai suami dan ayah dari anak- napas. Pada waktunya mungkin terjadi perubahan
anaknya. Berperan sebagai pencari nafkah, paru yang ireversibel, kemungkinan
pendidik, pelindung dan pemberi rasa mengakibatkan emfisema dan bronkiektasis.
aman, sebagai anggota dari kelompok Bronkitis akut biasanya sering disebabkan oleh
sosialnya serta sebagai anggota virus seperti Rhinovirus, Respiratory Syncitial virus
masyarakat dari lingkunganya. (RSV), virus influenza, virus para influenza, dan
b. Peranan ibu coxsackie virus. Bronkitis akut juga dapat dijumpai
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. pada anak yang sedang menderita morbilli, pertusis
ibu mempunyai peranan untuk mengurus dan infeksi mycoplasma pneumoniae (Ngastiyah;
rumah tangga, sebagai pengasuh dan 1997; 37).
pendidik anak-anaknya. Pelindung dan Penyebab lain dari bronkitis akut dapat juga oleh
sebagai salah satu kelompok dari peranan bakteri (staphylokokus, streptokokus, pneumokokus,
sosialnya serta sebagai anggota hemophylus influenzae). Bronkitis dapat juga
masyarakat dari lingkungannya, disebabkan oleh parasit seperti askariasis dan jamur
disamping itu juga ibu dapat berperan (Purnawan Junadi; 1982; 206).
sebagai pencari nafkah tambahan dalam Penyebab non infeksi adalah akibat aspirassi terhadap
keluarganya. bahan fisik atau kimia. Faktor predisposisi terjadinya
c. Peranan anak bronkitis akut adalah perubahan cuaca, alergi, polusi
Anak-anak melaksanakan peranan psiko- udara dan infeksi saluran nafas atas kronik
sosial sesuai dengan tingkat memudahkan terjadinya bronkitis (Ngastiyah; 1997;
perkembangannya baik fisik, mental sosial 37).
dan spiritual. Batuk produktif, kronis pada bulan-bulan musim
Konsep Dasar Medis Bronkhitis dingin.
1. Pengertian a. Produksi mukus kental
Bronkitis adalah suatu peradangan dari b. Batuk produktif debfab dahak purulent
bronkioli, bronkus dan trakea oleh berbagai sebab c. Dispnu
(Purnawan Junadi; 1982; 206). d. Demam
Bronkitis didefinisikan sebagai adanya batuk e. Suara serak
produktif yang berlangsung 3 bulan dalam satu f. Ronki 9bunyi paru diskontinu yang halus atau
tahun selama 2 tahun berturut-turut. (Bruner & kasar) etrutama pada saat inspirasi
Suddarth, 2002) g. Nyeri dada kadang-kadang timbul
Bronkitis akut adalah penyakit infeksi saluran
nafas akut (inflamasi bronkus) yang biasanya
terjadi pada bayi dan anak yang biasanya juga
Metode Penelitian Personal hygiene keluarga kurang berhubungan
Studi kasus untuk asuhan keperawatan, maka dengan kurangnya pengetahuan mengenai masalah
pendekatan yang digunakan adalah proses kesehatan yang dialami, hal ini disebabkan :
keperawatan mulai dari pengkajian, penyusunan a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
diagnosa, perencanaan, tindakan dan evaluasi. personal hygiene berhubungan kurang
Studi kepustakaan, mempelajari literatur yang pengetahuan.
berkaitan dengan atau relevan dengan isi studi kasus b. Ketidak mampuan keluarga mengambil keputusan
ini.Diskusi dengan perawat yang ada di ruangan, yang tepat untuk mengatasi personal hygiene
tenaga kesehatan yang terkait, dosen dan para berhubungan dengan kurang pengetahuan.
pembimbing baik dari pihak institusi pendidikan
maupun dari pihak Puskesmas. Masalah kesehatan : Lingkungan rumah tidak
Subyek Studi Kasus, Subyek dari studi kasus ini memenuhi syarat kesehatan
adalah pasien yang mengalami penyakit Bronkhitis. Kesehatan lingkungan pada rumah, menurut teori
mengatakan suatu kondisi atau keadaan lingkungan
Pembahasan rumah yang optimal. Syarat rumah sehat antara lain :
Pengkajian a. Rumah yang mempunyai jendela / ventilasi yang
Berdasarkan teori tentang Bronkitis, memungkinkan udara segar masuk ke dalam
dikemukakan bahwa suatu peradangan dari bronkioli, rumah untuk terjadinya pertukaran udara
bronkus dan trakea oleh berbagai sebab Penyebabnya b. Mempunyai tempat pembuangan kotoran manusia
yaitu : oleh virus seperti Rhinovirus, Respiratory (tinja)
Syncitial virus (RSV), virus influenza, virus para c. Mempunyai penyediaan air bersih.
influenza, dan coxsackie virus. Bronkitis akut juga d. Mempunyai saluran pembuangan limbah yang
dapat dijumpai pada anak yang sedang menderita tertutup.
morbilli, pertusis dan infeksi mycoplasma pneumonia e. Mempunyai tempat penampungan sampah.
Pada saat pengkajian Tn. “M” didapatkan Sedangkan pada pengkajian didapatkan data
keluhan seperti: dengan suhu 37,6˚ C, batuk – batuk, ruang makan, dan dapur nampak berantakan dan
sesak nafas dan ada bunyi wheszing. perobatan tidak tertata rapi, air limbah disalurkan
Dari gejala yang ditimbulkan pada teori dan dengan menggunakan pipa paralon kehalaman rumah
gejala yang ditemukan pada kasus tidak ditemukan dengan SPAL terbuka dengan keadaan air tergenang
kesenjangan antara teori dan kasus, dari analisa dan nampak kotor serta berbau, tidak memiliki tempat
masalah tersebut diatas muncul masalah kesehatan dan sampah khusus.
masalah keperawatan yaitu : Berdasarkan data yang ditemukan terjadi
Terjadinya penyakit Bronkitis berhubungan kesenjangan antara teori dan kasus, sehingga muncul
dengan masalah :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Resiko terjadinya penyakit (Diare, Demam berdarah,
Bronkitis Bronkitis) pada keluarga Tn. “M” akibat lingkungan
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tidak sehat berhubungan dengan
yang tepat dalam mengatasi Bronkitis a. Ketidakmampuan keluarga mengenal penyakit
c. Ketidakmampuan keluarga melakukan perawatan akibat lingkungan yang tidak sehat.
pada Tn. “M” b. Ketidakmampuan keluarga memutuskan untuk
d. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi meningkatkan kesehatan lingkungan
lingkungan yang sehat. c. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan yang sehat
Masalah kesehatan : Personal hygiene kurang
Berdasarkan teori tentang personal hygiene Diagnosa keperawatan
dikemukakan bahwa personal hygene adalah Dalam konsep Asuhan Keperawatan keluarga,
kebersihan yang mencakup kebersihan rambut untuk menentukan prioritas masalah, maka
(keramas), kebersihan 2-3 kali seminggu, kebersihan sebelumnya dilakukan sistem skoring atas masalah
mulut dan gigi (gosok gigi) 3 kali sehari, kebersihan kesehatan yang ditemukan sehingga dapat ditentukan
kulit (mandi) 2 kali, kebersihan tangan dan kaki. masalah keperawatan yang utama.
Pada saat pengkajian yang didapat adalah, kulit Diagnosa yang ditemukan yaitu :
nampak kotor,kuku panjang dan kotor, kebiasaan Terjadinya penyakit Bronkitis berhubungan dengan
mengganti pakaian sekali sehari, rambut nampak a. Ketidakmampuan keluarga mengenal
kotor. Kesenjangan yang terjadi karena kebiasaan- masalah Bronkitis
kebiasaan yang melekat pada keluarga dan kurangnya b. Ketidakmampuan keluarga mengambil
kesadaran. keputusan yang tepat dalam mengatasi
Berdasarkan pengkajian ditemukan kesenjangan Bronkitis
antara teori dan kasus, dari analisa masalah maka c. Ketidakmampuan keluarga melakukan
muncul masalah : perawatan pada Tn. “M”
d. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi Implementasi
lingkungan yang sehat. Pada implementasi yang digunakan, penulis
2. Personal hygiene keluarga kurang mengacu pada perencanaan yang telah disusun
berhubungan dengan : berdasarkan prioritas yang telah diklarifikasikan guna
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal membantu memecahkan masalah yang ada pada
masalah personal hygiene keluarga Tn. “M”.
b. Ketidak mampuan keluarga mengambil
keputusan yang tepat untuk mengatasi Evaluasi
personal hygiene Hasil yang dicapai berdasarkan kegiatan yang
3. Resiko terjadinya penyakit (Diare, Demam telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:
berdarah, bronkitis) pada keluarga Tn.”M” 1. Masalah Bronkitis
akibat lingkungan yang tidak sehat a. Keluarga mendapat pengetahuan tentang
berhubungan dengan penyakit Bronkitis
Personal hygiene keluarga kurang b. Keluarga dapat menyebutkan pengertian,
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan penyebab, gejala Bronkitis
mengenai masalah kesehatan yang dialami, c. Keluarga telah merawat anaknya
hal ini disebabkan : 2. Masalah personal hygiene
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal a. Keluarga mendapatkan pengetahuan tentang
masalah personal hygiene berhubungan personal hygiene
kurang pengetahuan. b. Keluarga dapat menyebutkan pengertian
b. Ketidak mampuan keluarga mengambil kesehatan dan manfaat dari kebersihan diri
keputusan yang tepat untuk mengatasi c. Keluarga dapat menyebutkan dampak yang
personal hygiene berhubungan dengan timbul bila kebersihan diri kurang
kurang pengetahuan. d. Kuku nampak pendek dan bersih
3. Masalah kesehatan lingkungan rumah
Perencanaan a. Keluarga mendapat pengetahuan tentang
Pada prinsipnya perencanaan penulis cantumkan kesehatan lingkungan rumah
pada kasus tetap mengacu pada konsep dasar asuhan b. Keluarga dapat menyebutkan pengertian
keperawatan keluarga, penulis mengangkat sesuai kesehatan lingkungan rumah dan berusaha
dengan masalah yang dihadapi keluarga. selalu membersihkan rumahnya
Adapun perencanaan yang penulis rumuskan c. Keluarga membersihkan rumahnya
sebagai berikut : Berdasarkan implementasi yang telah di evaluasi
1. Masalah kesehatan keluargaTn.“M” dengan masalah yang teratasi adalah kesehatan lingkungan
masalah Bronkitis : dan personal hygiene, sedangkan yang belum teratasi
a. Kaji pengetahuan keluarga mengenai adalah masalah bronchitis yang berhubungan dengan
Bronkitis ketidaktahuan keluarga Tn. “M” mengenal masalah
b. Jelaskan pengertian Bronkitis kesehatan
c. Beri HE tentang perawatan Bronkitis
d. Ukur TTV Kesimpulan
2. Masalah kesehatan keluarga Tn. “M” dengan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah
personal hygene kurang : diuraikan sebelumnya dan hasil pelaksanaan Asuhan
a. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang Keperawatan Keluarga Pada Tn. “M” dengan
personal hygiene Bronkhitis di puskesmas Barombong, maka penulis
b. Jelaskan pengertian personal hygiene menyimpulkan beberapa hal, yaitu :
c. Motivasi keluarga untuk melakukan tindakan 1. Bronkhitis adalah suatu peradangan dari
pemeliharaan personal hygiene dan bronkhioli, bronkus dan trakea oleh berbagai
menggunakan fasilitas yang didalam keluarga sebab.
d. Jelaskan akibat yang terjadi dari personal 2. Penyakit bronchitis adalah merupakan penyakit
hygiene yang kurang yang harus mendapat penatalaksanaan yang baik
3. Masalah kesehatan keluarga Tn. “M” dengan dan apabila tidak ditangani akan menyebabkan
keadaan lingkungan rumah yang tidak memenuhi gangguan kesehatan masyarakat bahkan dapat
syarat kesehatan. menimbulkan kematian.
a. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang 3. Didalam asuhan keperawatan keluarga pada
kesehatan lingkungan rumah Tn.”M” ternyata ditemukan tiga masalah
b. Jelaskan pengertian kebersihan lingkungan, kesehatan antara lain mengalami bronchitis,
tujuan, syarat kesehatan personal hygiene dan sanitasi lingkungan.
c. Berikan motivasi yang tetap memelihara Intervensi yang di lakukan untuk mengatasi
keadaan lingkungan rumah bersih dan sehat. masalah tersebut antara lain memberikan
penyuluhan dan memberi motivasi pada pasien
dan keluarga.
4. Setelah melakukan pembinaan keluarga pada Daftar Pustaka
Tn.”M” dengan masalah bronchitis, personal Anderson, 2007. Buku Ajar keperawatan Komunitas
hygiene dan sanitasi lingkungan, ternyata (Edisi 1 dan 2) CV. Sangung Seto, Jakarta.
keluarga dapat lebih memahami dan mengerti Departemen Kesehatan RI, 1987. Teknik Perawat
tentang cara perawatan penyakit bronchitis. Dasar, Cetakan ke -3, PT. Gramedia, Jakarta.
5. Didalam pelaksanaan tindakan keperawatan Departemen Kesehatan RI, 1999. Pembangunan
terutama mengenai pelaksanaan asuhgan Nasional Di Bidang Kesehatan, Balai
keperawatan keluarga pada Tn.”M” dengan Pustaka, Jakarta
masalah bronchitis, personal hygiene dan Efendi Nasrul, 1998. Dasar-Dasar Kesehatan
sanitasi lingkungan maka perlu untuk Masyarakat, EGC, Jakarta.
meningkatkan kerja sama yang baik antara Efendi Nasrul, 1998. Dasar-Dasar Keperawatan
petugas kesehatan dengan klien keluarga dan Kesehatan Masyarakat (Edisi 2) Penerbit
masyarakaat Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Friednam. M. M 2001, Keperawatan Keluarga Teori
Saran-saran Dan Praktek, (edisi 3), Penerbit Buku
1. Keluarga Kedokteran, EGC
Diharapkan kepada keluarga setelah dilakukan H. M. Sjaifollah Noer, 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit
pembinaan agar hendaknya mengubah prilaku, Dalam, Edisi 2, Jilid I, FKUI, Jakarta.Kus
pengetahuan dan pemahaman yang berhubungan Irianto, 2004, Struktur dan Fungsi Tubuh
dengan kesehatan lingkungan sehingga tercipta Manusia, Irama Widya, Jakarta
kondisi-kondisi yang memungkinkan keluarga Mukana, H. J (2005). Perinsip Dasar Kesehatan
untuk hidup sehat dan dapat mencegah atau Lingkunan, Edisi 2, Surabaya.
memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam Ngastiyah, 1997. Perawatan Anak Sakit, EGC,
ruang lingkupnya sebagai unit pelayanan Jakarta.
kesehatan. Notoadmojo soekidjo, 2003. Ilmu Kesehatan
2. Puskesmas Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta.
a. Pada usaha perawatan keluarga hendaknya Sudarianta, Ir. Mursalim, dkk. Profil Kesehatan
menggunakan pendekatan yang sistematis Sulawesi Selatan, Dinas Kesehatan Provinsi
untuk mengidentifikasi masalah kesehatan Sulawesi Selatan, Makassar.
secara cepat Suprajitno, 2004. Asuhan Keperawatan Masyarakat,
b. Libatkan keluarga dalam penentuan diagnosa, EGC, Jakarta.
rencana Asuhan Keperawatan, maupun Suriadi, dkk, 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak,
pelaksanaan tindakan untuk memaksimalkan Edisi 1, EGC, Jakarta.
hasil yang diperoleh dan sesuai dengan tujuan SURKENAS, 2001. Profil Pola Penyebab Kematian
yang akan dicapai Umum di Indonesia.
c. Perlu adanya peningkatan informasi yang
diberikan oleh petugas kesehatan guna
meningkatkan pemahaman keluarga dan
masyarakat terhadap suatu penyakit yang
dialami dan masalah kesehatan yang terkait
dengan kehidupan orang banyak, melalui
preventif, dan promosi kesehatan.
3. Institusi
Hendaknya mahasiswa lainya menindaklanjuti
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga
terutama yang bermasalah serius, setelah ujian
akhir program ini diperpanjang guna keefektifan
tindakan dan evaluasi yang dilakukan

Anda mungkin juga menyukai