DISUSUN OLEH :
SAHLAN
NIM : 2020530906
LHOKSEUMAWE
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah menurunkan
Alquran sebagai petunjuk dan hikmah bagi manusia, pedoman bagi umat muslim dan
juga atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini. Salawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad Saw beserta para keluarganya, sahabatnya dan kita selaku umatnya yang
setia hingga akhir zaman.
Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi salah satu tugas pada mata
kuliah Tafsir Tematik oleh Tgk. Dr. H. M. Jafar, SHI., MA. Adapun makalah yang
kami sajikan ini berjudul “Kelemahan-Kelemahan Dalam Diri Manusia” yang terdapat
dalam ayat-ayat Alquran. Penjelasan mengenai judul tersebut kami sajikan melalui
beberapa tafsir, diantaranya tafsir Attarbawi, Atthabari, Al-Misbah dan Shafwatut
Tafasir.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang senantiasa
memberikan bimbingan dan motivasinya dalam kelancaran penyusunan makalah ini,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Melalui makalah ini, semoga pembaca dapat menambah wawasan yang lebih
luas mengenai Alquran dan juga memperoleh manfaat baik tersurat maupun tersirat
dalam makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan masukan dan perbaikan dari dosen yang
bersangkutan serta kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk lebih baiknya
makalah ini. Kami selaku penulis juga memohon maaf yang sebesar-besarnya, jika
terdapat banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini
BAB I
PENDAHULUAN
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
a. Bagaimana kelemahan-kelemahan dalam diri manusia menurut pandangan
Alquran ?
1
Umar Shihab, Kontekstual Alquran, Cet III (Jakarta: Permadani, 2005), h.106.
2
Muhammad Baqir Al-Sadr, Tafsir Maudhu’i wa Tafsir Al-Tajzi’i Fi Al-Quran Al-Karim (Beirut :
Ta’aruf al -Matb’at, 1980 ) hal, 11
b. Apa amanah yang diberikan Allah kepada manusia ?
c. Apa saja sifat manusia menurut Alquran ?
3. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat disimpulkan tujuan
pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk menjelaskan Kelemahan-Kelemahan dalam diri manusia.
b. Untuk Memahami amanah yang diberikan Allah kepada manusia.
c. Untuk menjelaskan sifat manusia menurut Alquran.
BAB II
PEMBAHASAN
Tafsir / Penjelasan :
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah telah melakukan komunikasi dengan
menawarkan al-Amanat kepada langit, bumi dan gunung sebelum kemudian diterima
oleh manusia. Dalam Mufradat fi Ghorib Alquran, Raghib al-Isfahany mengartikan al-
Amanat dengan akal, karena dengan akallah pengertian tauhid, keadilan, pelajaran
huruf-huruf hijaiyah, segala yang dapat diketahui dan diperbuat manusia tentang
keindahan. Dengan akal, manusia diunggulkan diatas mahluk-mahluk lain. Sedangkan
al-Zamakhsyari lebih memilih makna ketaatan sambil mentakwilkan kata al-haml dalam
rangka penolakan. Sementara Ibn Jarir al-Thabrani, didalam tafsirnya, memilih
memaknai amanat didalam agama, dan amanat-amanat dalam kehidupan manusia.
Kata amanat dalam bentuk tunggal muncul dalam Al-Qur’an hanya satu kali,
yaitu pada QS. Al-Baqarah : 283, dalam kaitannya dengan pencatatan hutang:
ضاا ع مابك ضع ابن ِ اَتدو۟اا َكاتِباا فَ ِرَٰهنا َم ْقبوضةٌاۖا فَِإ ْنا أ
َم َِ وإِناكنتماعلَىاس َف ٍراوََل
ً َْ َْ َ َ ٌَ ً ْ َ َ َٰ َ ْ َ
ْ فَ ْلي َؤِداٱلَ ِذ
ىاٱؤُتِ َناأ ََٰاَمنَ تَهاا
Artinya : ”Kalau kamu dalam perjalanan dan kamu tidak menemukan seorang penulis,
hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang, tetapi bila kedua belah pihak sudah
saling mempercayai, hendaklah yang dipercayai menunaikan amanatnya.”
Apabila kita memperhatikan kata amanat dengan kaitan kontekstualnya pada surat Al-
Ahzab : 72, ada beberapa qarinah yang membedakan artinya dengan arti amanat, yaitu :
Pertama, sebagaimana telah sering disinggung bahwa kata amanat pada ayat ini dalam
bentuk tunggal dan diawali dengan al yang menunjukan kekhususan. Kedua, kata al-
amanat dikaitkan dengan kata al-insan , bahwa al-amanat itu ditawarkan kepada
manusia dalam pengertian al-insan dimana ia sendiri sanggup menerima dan
memikulnya. Dan ketiga, langit, bumi, dan gunung-gunung yang untuk pertama kalinya
menerima tawaran tersebut, semua menolaknya.
Setiap alam semesta selain manusia, berjalan dengan hukum alamnya secara
terpaksa dan penuh kepatuhan, tanpa harus menanggung resiko dari apa yang telah
diperbuatnya. Seandainya langit menghujani bumi dengan gemuruh petir dan menahan
turunnya hujan sehingga bumi rusak kekeringan tidak ada tanaman, atau seandainya
langit berbaik hati menyirami bumi sehingga hidup kembali, maka langit sama sekali
tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya itu.
Sama halnya seandainya bumi berguncang merusak pemukiman dan segenap
hidup, kemudian memuntahkan lahar panas dan menghancurkan yang ada, atau dia
berbaik hati dengan mengeluarkan barang-barang tambang yang berharga dan minyak
yang melimpah sehingga penduduknya makmur sejahtera.
Hanya manusialah yang bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri, yang
menghasilkan pahala atau siksa. Tak seorang pun yang menanggung akibat perbuatan
orang lain. Dan tidak satupun perbuatan yang tanpa balasan. In khairan fa khairan wa in
syarran fa syarrun !.
ايَق اولاأ َْهلَ ْكتا.َح ٌدا ِ اأ َََيسباأَ ْناالَناي ْق ِدر. اااْلنْسا َن ِاِفا َكب ٍاد ِ
َ اعلَْيهاأ
َ َ َْ َْ َ َ ْ َاخالَ ْقن َ لََق ْد
.ي اِ ْ َاعْي ن َْ ْاأَََل.َح ٌدا
َ اَن َع ْلالَه َ ََي َسباأَ ْنا ََلْايََرهاأ
اأ َْا.َم ًالالبَ ًداا
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.
Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorang pun yang berkuasa
atasnya? Dia mengatakan.”Aku telah menghabiskan harta yang banyak.” Apakah dia
menyangka bahwa tiada seorang pun yang melihatnya? Bukankah Kami telah
memberikan kepadanya dua buah mata”. (Q.S. Al-Balad : 4 – 8)
Asbabun Nuzul
Asbabun nuzul Surat al-balad ini yaitu berhubungan dengan kedudukan mulia
kota suci mekkah yang sekaligus menjelaskan bahwa manusia diciptakan dengan
kodratnya dalam menghadapi berbagai tantangan dan persoalan hidup sejak manusia
lahir hingga maut menjemput.
Menurut Al Bukhari bahwa tujuan utama surat ini adalah untuk membuktikan
betapa manusia sangat lemah dan hanya Allah subhanahu wa ta'ala yang memiliki
kekuasaan dan kekuatan.
Tafsir / Penjelasan :
َح ٌداا) ا
أ ا ِ (اأ َََيسباأَ ْنالَناي ْق ِدراعلَي
ه
َ َْ َ َ ْ َْ
Apakah orang yang berbanga dari dan terbuai oleh nikmat yang telah aku
limpahkan kepadanya mengnggap bahwa kekuatan dan kekuasaanya tidak seorang pun
mampu mengalahkanya ? apakah bodohnya dia jika memiliki anggapan yang demikian.
Sesungguhnya pada alamini terdapat kekuatan diatas segala kekuatan. Kekuatan inilah
yang menguasai semua kekuatan dan mendominasi seluruh kemampuan. Itulah
kekuatan yang telah ku ciptakan dan itulah kemampuan yang telah ku takdirkan
untuknya.
Kemudian Allah menceritakan golongan lain, yaitu orang- orang yang bakhil gemar
pamer kekayaan memalui firman-Nya :
اعْي نَ ْ ِا
ي(ا َْ ْ) أَََل
َ اَن َع ْلالَه
Manusia bisa melihat oleh karena kami telah menciptakan mata untuknya. Jadi
nikmat yang ia banggakan sesungguhnya merupakan hasil ciptaan kami.
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Meskipun manusia dianugerahi banyak kelebihan, bahkan dinyatakan sebagai
mahluk yang paling sempurna diantara semua mahluk Allah yang lainnya, hal itu
bukan alasan menjadikannya boleh sombong atau takabur. Sebab, pada
kenyataannya, manusia juga punya banyak kelemahan. Keduanya berpotensi
menjadikan dirinya bertambah baik atau justru menyebabkannya menjadi buruk.
2. Manusia diciptakan oleh Allah Swt sebagai khalifah di muka bumi ini. Itulah
amanah utama yang diberikan kepada manusia dalam ketebatasannya sebagai
makhluk.
3. Adapun kelemahan-kelemahan yang terdapat pada diri manusia antara lain :
a. Dhalim dan bodoh
Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-
gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu
amat zholim dan amat bodoh. (Al-Ahzab:72)
b. Lemah
Dan manusia diciptakan lemah. an-Nisaa:28
c. Berkeluh Kesah dan Kikir
Sesungguhnya manusia diciptakan berkeluh kesah lagi kikir. (Al-Ma’arij : 19)
d. Tergesa-gesa
Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perIihatkan
kepadamu tanda-tanda azab-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku
mendatangkannya dengan segera. (Al-Anbiya : 37 )
B. Saran-saran
Dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan baik dari segi
bahasa maupun penulisannya. Harapan kami selaku penyusun sangat mengharapkan
saran dan kritikan yang membangun untuk sempurnanya makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kholil, Moenawar, Al-Qur’an Dari Masa ke Masa, Solo: C.V Ramadhani, 1985
Nata, Abuddin, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008.
Nata, Abuddin. Tafsir Ayat-ayat Pendidikan: Tafsir al-Ayat al-Tarbawiy, cet. I, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2002.
Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Mishbāḥ: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, cet.
II, Jakarta: Lentera Hati, 2004
Zaini, Syahminan. Isi Pokok Ajaran AlQur'an, cet. III, Jakarta: Kalam Mulia, 2005