Anda di halaman 1dari 6

Nama : 1.

Adi Prayogi

2. Aesi Virati R

3. Nurul Sagita

Kelas : 7 PS A

Manajemen Pendanaan

A. Pengertian Modal

Menurut Zainul Arifin secara tradisional, modal didefinisikan sebagai sesuatu yang
mewakili kepentingan pemilik dalam suatu perusahaan. Berdasarkan nilai buku, modal
didefinisikan sebagai kekayaan bersih (networth) yaitu selisih antara nilai buku dari aktiva
dikurangi dengan nilai buku dari kewajiban (liabilities).

B. Fungsi Modal Bank

Fungsi utama dari modal bank adalah untuk melindungi para penyimpan uang
(depositors atau deposan) dari kerugian yang mungkin timbul. Modal bank digunakan
untuk menjaga kepercayaan masyarakat, khususnya masyarakat peminjam (debitors atau
borrowers).Modal bank sekurang-kurangnya memiliki tiga fungsi utama yaitu fungsi
operasional, fungsi perlindungan, fungsi pengamanan dan pengaturan. Keseluruhan fungsi
modal bank tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. memberikan perlindungan kepada nasabah


b. modal bank dapat mencegah terjadinya kejatuhan bank
c. untuk memenuhi kebutuhan gedung kantor dan inventaris
d. untuk memenuhi ketentuan permodalan minimum
e. meningkatkan kepercayaan masyarakat
f. untuk menutupi kerugian aktiva produktif bank
g. sebagai indikator kekayaan bank
h. meningkatkan efisiensi operasional bank.
C. Jenis-Jenis Modal Bank
1. Modal inti
Modal inti merupakan keseluruhan modal yang dimiliki bank untuk menjalankan
kegiatan usahanya.
a. Modal Setor, yaitu modal yang disetor secara efektif oleh pemilik. Bagi Bank milik
koperasi modal setor terdiri dari simpanan pokok dan simpanan wajib para anggotanya.
b. Agio saham, yaitu selisih lebih dari harga saham dengan nilai nominal saham.
c. Modal sumbangan, yaitu modal yang diperoleh kembali dari sumbangan saham,
termasuk selisih nilai yang tercatat dengan harga (apabila saham tersebut dijual).
d. Cadangan Umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan
dengan persetujuan RUPS(Rapat Umum Pemegang Saham).
d. Cadangan tujuan, yaitu bagian laba setelah pajak yang disisihkan untuk tujuan
tertentu atas persetujuan RUPS. 6. Laba ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah pajak
yang oleh RUPS diputuskan untuk tidak dibagikan.
e. Laba tahun lalu, yaitu laba bersih tahun lalu setelah pajak, yang belum ditetapkan
penggunaannya oleh RUPS. Jumlah laba tahun lalu hanya diperhitungkan sebesar 50 %
sebagai modal inti. Bila tahun lalu rugi harus dikurangkan terhadap modal inti.
f. Laba tahun berjalan, yaitu laba sebelum pajak yang diperoleh dalam tahun berjalan. -
Laba ini diperhitungkan hanya 50% sebagai modal inti. - Bila tahun berjalan rugi, harus
dikurangkan terhadap modal inti.
g.Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya
dikonsolidasikan, yaitu modal inti anak perusahaan setelah dikompensasikan dengan
penyertaan bank pada anak perusahaan tersebut.
2. Modal pelengkap

Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang dibentuk bukan dari laba
setelah pajak serta pinjaman yang sifatnya dipersamakan dengan modal. Secara terinci
modal pelengkap terdiri atas :

a. Cadangan revaluasi aktiva tetap.

b. Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan.

c. Modal pinjaman yang mempunyai ciri-ciri :


1) Tidak dijamin oleh pihak yang bersangkutan dan dipersamakan dengan modal
dan telah dibayar penuh.

2) Tidak dapat dilunasi atas inisiatif pemilik, tanpa persetujuan BI.

3) Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal memikul kerugian
bank.

4) Pembayaran bunga dapat ditangguhkan bila bank dalam keadaan rugi.

d. Pinjaman subordinasi yang mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :

1). Ada perjanjian tertulis antara pemberi pinjaman dengan bank.

2). Mendapat persetujan dari BI.

3). Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan.

4). Minimal berjangka waktu 5 tahun.

5). Penulansan pinjaman harus dengan persetujuan BI.

6). Hak tagih dalam hal terjadi likuidasi berlaku paling akhir (kedudukannya sama
dengan modal).

D. Sumber Permodalan Bank Syariah

Sumber utama modal bank syariah adalah modal inti (core capital) dan kuasi ekuitas.
Modal inti adalah modal yang berasal dari para pemilik bank, yang terdiri dari modal yang
disetor oleh para pemegang saham, cadangan dan laba ditahan. Modal inti inilah yang
berfungsi sebagai penyangga dan penyerap kegagalan atau kerugian bank dan melindungi
kepentingan para pemegang rekening titipan (wadi'ah) atau pinjaman (qard), terutama atas
aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan dana-dana wadi'ah atau qard.

Sedangkan kuasi ekuitas adalah dana-dana yang dalam rekening-rekening bagi hasil
tercatat (mudharabah). Sebenarnya (mudharabah) dapat juga dikategorikan sebagai modal,
yang oleh karenanya disebut kuasi ekuitas. Namun demikian rekening ini hanya dapat
menanggung resiko atas aktiva yang dibiayai oleh dana dari rekening bagi hasil itu sendiri.
Selain itu, pemilik rekening bagi hasil dapat menolak untuk menanggung resiko atas
aktiva yang dibiayainya, apabila terbukti bahwa resiko tersebut timbul akibat salah urus (mis
management), kalalaian atau kecurangan yang dilakukan oleh manajemen bank selaku
mudharib.

E. Kecukupan Modal Bank

Capital adequacy ratio (CAR) atau biasa juga disebut rasio kecukupan modal, adalah
perbandingan antara modal bersih yang dimiliki bank dengan total asetnya. Dalam
menghitung CAR dapat diukur dengan cara :
1. Membandingkan modal dengan dana-dana pihak ketiga
Dilihat dari sudut perlindungan kepentingan para deposan, perbandingan antara modal
dengan pos-pos pasiva merupakan petunjuk tentang tingkat keamanan simpanan
masyarakat pada bank. Perhitungannya merupakan rasio modal dikaitkan dengan
simpanan pihak ketiga ( giro, deposito, dan tabungan ) sebagai berikut :

Modal dan Cadangan


------------------------------------ = 10 %
Giro + Deposito + Tabungan
Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa ratio modal atas simpanan cukup dengan
10% dan dengan ratio itu permodalan bank dianggap sehat. Ratio antara modal dan
simpanan masyarakat harus dipadukan dengan memperhitungkaan aktiva yang
mengandung risiko. Oleh karena itu modal harus dilengkapi oleh berbagai cadangan
sebagai penyangga modal, sehingga secara umum modal bank terdiri dari modal inti
dan modal pelengkap.
2. Membandingkan modal dengan aktiva berisiko
Penentuan berapa besar kebutuhan modal minimum yang dibutuhkan oleh bank
didasarkan pada aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). ATMR adalah faktor
pembagi (denominator) dari CAR, sedangkan modal adalah faktor yang dibagi
(numerator) untuk mengukur kemampuan modal menanggung risiko aktiva tersebut.

Modal Sendiri
CAR = ---------------------- x 100%

ATMR

Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) Bank Syariah


Dalam menelaah ATMR pada bank syariah, terlebih dahulu harus
dipertimbangkan , bahwa aktiva bank syari'ah dapat dibagi atas:

a. Aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan/atau kewajiban atau hutang (wadi'ah atau
qard dan sejenisnya).

b. Aktiva yang didanai oleh rekening bagi hasil (Profit and loss Sharing Investment
Account) yaitu mudharabah (baik General Investment Account/mudharabah
mutlaqah yang tercatat pada neraca/on balance sheet maupun Restricted Investment
Account/mudharabah muqayyadah yang dicatat pada rekening administratif/off
balance sheet).

Aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan kewajiban atau hutang, resikonya
ditanggung oleh modal sendiri, sedangkan aktiva yang didanai oleh rekening bagi hasil,
resikonya ditanggung oleh dana rekening bagi hasil itu sendiri. Apabila terbukti bahwa
resiko tersebut timbul akibat salah urus (mis management), kalalaian atau kecurangan
yang dilakukan oleh manajemen bank selaku mudharib. Oleh karenanya tetap ada potensi
resiko, (katakanlah dengan probability 50 %) yang harus ditanggung oleh modal bank
sendiri. Hal ini mengandung konsekuensi bahwa atas aktiva ini harus pula dibentuk
PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif).

F. Tata Cara Perhitungan Kebutuhan Modal Minimum

Perhitungan kebutuhan modal didasarkan pada aktiva tertimbang menurut risiko


(ATMR). Yang dimaksud dengan aktiva dalam perhitungan ini mencakup baik aktiva
yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif. Terhadap
masing-masing jenis aktiva tersebut ditetapkan bobot risiko yang besarnya terkandung
dalam aktiva itu sendiri atau yang didasarkan atas penggolongan nasabah, penjamin atau
sifat barang jaminan.

ATMR aktiva neraca diperoleh dengan cara mengalikan nilai nominal items
neraca tersebut dengan bobot risiko. Misalnya kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar Rp.1
milyar dengan bobot risiko 50 % maka ATMR adalah Rp. 500 juta. ATMR aktiva
administratif diperoleh dengan cara mengalikan nilai nominal dengan bobot risiko aktiva
administratif tersebut. Misalnya Jaminan bank yang diberikan atas permintaan Pemda
sebesar Rp.1 milyar dengan bobot risiko 20 % maka ATMR adalah Rp.200 juta. Setelah
angka ATMR diperoleh maka kebutuhan modal minimum atau CAR bank sedikit-
dikitnya adalah 8 % dari ATMR. Dengan membandingkan ratio modal dengan kewajiban
penyediaaan modal minimum, maka akan diketahui apakah bank telah memenuhi
ketentuan CAR atau tidak.

Kesimpulan

Modal sangat penting bagi setiap usaha,begitu juga dengan bank syariah. Baik bank syariah
maupun bank konvensional, namun dalam mengelola modal perlu manajemen yang
baik,efektif dan efisien.Dan dapat mengelola setiap transaksi yang dapat menimbulkan laba
(profit)agar bank masih tetap beroperasi serta berkembang setiap waktu seiring dengan
kemajuan teknologi saat ini.Modal bisa di dapat dari pemilik usaha(pemilik bank) atau dari
simpanan nasabah sebagai modal inti dan modal cadangan.Modal cadangan ini untuk
mengantisipasi bila terjadi hal-hal yang tak terduga baik resiko maupun kerugian dari akibat
operasional transaksi.

Anda mungkin juga menyukai