Anda di halaman 1dari 25

PENDAHULUAN

Industri merupakan salah satu penyumbang perekonomian di Indonesia.


Yang termasuk dalam sektor industri adalah industri pangan. Industri pangan
mempunyai prospek bisnis yang baik dan keberadaannya selalu dibutuhkan,
karena manusia hidup membutuhkan pangan yang merupakan menjadi kebutuhan
primer manusia.

Suatu perusahaan pasti memiliki tujuan-tujuan atau target yang ingin


dicapai, dan untuk mencapai tujuan tersebut haruslah melalui suatu proses dimana
dalam setiap proses membutuhkan pengaturan manajemen strategi yang baik.
Setiap perusahaan menginginkan produknya dapat diterima oleh masyarakat dan
aktivitas-aktivitas perusahaan seperti inovasi, karyawan, desain, memproduksi,
pemasaran serta pelayanan harus dapat unggul dalam persaingan yang akan
ditawarkan pada masyarakat. Untuk mencapai harapan tersebut, pihak perusahaan
dituntut untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola dan memasarkan
produknya. Oleh karena itu, kelancaran suatu perusahaan sangat tergantung pada
manajemen dalam menyusun strategi pemasaran yang akan datang, baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang.

Pemasaran merupakan bagian dari manajeman perusahaan dan juga salah


satu faktor yang sangat penting. Dengan strategi pemasaran tepat dan sesuai maka
produk akan mudah diterima calon konsumen sehingga calon konsumen membeli
produk yang akan dijual. Selain strategi pemasaran perusahaan perlu mengetahui
posisi produk yang dijual. Posisi disini menujukkan perbandingan mengenai
pangsa pasar dan pertumbuhan pasar dari para pesaingan produk yang sejenis dari
perusahaan lain. Salah satu metode untuk mengetahui posisi produk di pasaran
adalah menggunakan metode Boston Consulting Group (BCG).

Salah satu industri pangan adalah perusahaan tempe. Masyarakat


Indonesia sudah sangay dekat dengan tempe. Kandungan nilai gizi tempe jauh
lebih baik dibandingkan dengan kedelai biasa. Bergamnya kandungan yang ada
pada tempe yang baik untuk pemenuhan gizi manusia, maka industri tempe lerlu
dilakukan pengembangan agar produk tempe tetap dapat memenuhi kebutuhan
manusia dan kebutuhan gizi manusia.

Maka disini kami menulis makalah dengan judul "ANALISIS MATRIKS


BOSTON CONSULTING GROUP (BCG) TERHADAP STRATEGI
PEMASARAN PRODUK HOME IDUSTRY TEMPE BAPAK TAUFIK"
PEMBAHASAN

A. Strategi Pemasaran

1. Pengertian dan Tingkatan Strategi


a. Pengertian Strategi
Pada awalnya kata “strategi” digunakan untuk kepentingan
militer saja, tetapi kemudian berkembang ke berbagai bidang yang
berbeda seperti startegi bisnis, olahraga ekonomi, pemasaran,
perdagangan, manajemen strategik, dan lain sebagainya.
Menurut Hamel dan Prahalad (1995) Startegi merupakan
tindakan yang bersifat senantiasa meningkatkan/incremental dan terus
menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang
diharpkan oleh para pelanggan di masa yang akan datang. Jadi,
startegi sering kali dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan
dimulai dari apa yang terjadi.
Sedangkan menurut Griffin (2000) mendefinisikan strategi
sebagai rencana Startegi merupakan tindakan yang bersifat senantiaa
meningkatkan/incremental dan terus menerus (Hamel dan Prahalad
1995) komprehensif untuk mencapai tujuan organisasi.
Tidak hanya sekedar mencapai, akan tetapi strategi juga
dimaksudkan untuk mempertahankan keberlangsungan bisnis
perusahaan dibandingkan para pesaingnya dalam memenuhi
kebutuhan konsumen.
b. Tingkatan Strategi
Strategi terdapat pada berbagai tingkatan dalam sebuah
organisasi. Tingkatan strategi dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu :
1) Strategi di Tingkat Korporat
Strategi untuk tingkat korporat atau perusahaan adalah
strategi yang akan dilakukan perusahaan untuk menjawab
pertanyaan seperti, “Bisnis apakah yang sebaiknya dilakukan oleh
perusahaan?”. Strategi ini juga dilakukan dalam rangka menjawab
apakah jenis bisnis yang selama ini dilakukan masih perlu
dilanjutkan ataukah tidak.
Terdapat dua pendekatan dalam melakukan strategi tingkat
perusahaan atau korporat ini, yaitu pendekatan strategi portofolio
dan strategi utama. Mengenai penjelasannya sebagai berikut:
a) Strategi Portofolio
Strategi portofolio adalah strategi yang dilakukan
perusahaan untuk Meminimalkan resiko bisnis yang dijalankan
dengan melakukan investasi diberbagai sektor bisnis. Strategi
ini dilakukan dengan landasan bahwa jika suatu ketika satu
sektor bisnis mengalami kerugian, bisa jadi kerugian itu dapat
ditutupi dari keuntungan sektor yang lain.
b) Strategi Utama

Strategi utama adalah strategi yang dapat dipilih oleh


perusahaan untuk mempertahankan kegiatan perusahaan dalam
jangka panjang.

2) Strategi di Tingkat Bisnis

Strategi di tingkat bisnis dilakukan dalam rangka


mempertahankan kemampuan kompetisi dari perusahaan
dibandingkan para pesaingnya pada bisnis yang sama. Dan untuk
mengetahuiposisi perusahaan ditengah-tengah pesaing tersebut,
perlu dilakukan analisis lingkungan mikro dari perusahaan tersebut
menggambarkan posisi perusahaan, pesaing, pemasok, dan juga
pelanggan yang memerlukan produk dari bisnis yang dijalankan.

Terdapat strategi yang bisa dilakukan, diantaranya adalah


strategi pemosisian dan strategi penyesuaian. Berikut
penjelasannya :

a) Strategi Pemosisian
Strategi pemosisian dapat dilakukan oleh perusahaan
untuk memastikan dengan cara begaimana perusahaan dapat
memperoleh perhatian dari pelanggan atau memenangkan
persaingan.

b) Strategi Penyesuaian

Strategi penyesuaian dilakukan perusahaan dengan


tujuan untuk memilih strategi yang paling sesuai ketika
perusahaan berhadapan dengan berbagai perubahan yang
terjadi di lingkungan bisnis yang sedang dijalankan.

3) Strategi di Tingkat Fungsional

Strategi di tingkat fungsional sering kali dinamakan sebagai


strategi langsung. Hal inidisebabkan perusahaan cenderung melakukan
persaingan pada jenis bisnis tertentu yang sedang dijalankan, dan tidak
pada tingkat perusahaan maupun sektor bisnis yang diperdagangkan.
Terdapat dua faktor yang menentukan bagaimana strategi di tingkat
fungsional perlu dilakuakan. Kedua faktor tersebut adalah kesamaan
pasar, dan kesamaan sumber.

a) Kesamaan Pasar

Kesamaan pasar terkait dengan tingkat persaingan yang


sama antara kedua perusahaan dalam hal meraih pelanggan melalui
jenis produk yang ditawarkan .

b) Kesamaan Sumber

Kesamaan sumber terkait dengan keadaan persaingan


dimana perusahaan memiliki kesamaan dalam faktor mana mereka
bersaing.
2. Pengertian dan Konsep Pemasaran

a. Pengertian Pemasaran
Menurut Philip Kotler pemasaran merupakan suatu proses sosial
yang didalamnya terdiri dari individu dan kelompok untuk mendapatkan
apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan,
menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan nilai dengan
pihak lain.

Sedangkan menurut William J. Santon pemasaran adalah suatu


sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditunjukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan
barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang
ada ataupun pembeli potensial.

b. Konsep Pemasaran

Definisi konsep pemasaran menurut Philip Kotler, “konsep


pemasaran adalah sebuah upaya pemasaran terkoordinasi yang berfokus
pada pasar dan berorientasi pada pelanggan dengan tujuanmemberikan
kepuasan pada pelanggan sebagai kunci untuk mencapai tujuan
organisasi”.

Dari definisi konsep di atas diperoleh empat komponen utama yang


melandasi konsep pemasaran, yaitu:

1) Fokus pasar

Perusahaan harus dapat membatasi dan menentukan pasarnya yang


akan menjadikan sasarannya karena kenyataannya tidak ada perusahaan
yang sanggup melaksanakan semua kegiatannya disemua pasar dengan
memenuhi kebutuhan pelanggan.

2) Orientasi pada pelanggan


Perusahaan harus berorientasi pada pelanggan bukan berorientasi
pada perusahaan, hal ini untuk memberikan pelayanan yang terbaik pada
konsumen dapat menimbulkan rasa loyalitas konsumen terhadap
pelanggan.

3) Pemasaran terpadu

Kegiatan perusahaan harus dikoordinasi dengan baik dengan


bagian-bagian lain dari perusahaan untuk berusaha memberikan kepuasan
kepada konsumen.

4) Kemampulabaan

Melalui konsep pemasaran perusahaan harus berusaha membina


hubungan baik dengan konsumen, sehingga tercipta hubungan timbal balik
yang menguntungkan. Perusahaan tidak dituntut untuk dapat menjual
barang dan jasa yang diproduksi melainkan untuk memproduksi barang
dan jasa yang dapat dijual.

Di dalam konsep pemasaran diajarkan bahwa kegiatan pemasaran


suatu perusahaan harus dimulai dengan usaha mengenal dan merumuskan
keinginan dan kebutuhan dari konsumen. Kemudian perusahaan
menyesuaikan kegiatannya agar dapat memuaskan kebutuhankonsumen
dengan cara efektif dan efisien.Maksud dari efektif dan efisien disini
adalah dalam pemenuhan kebutuhan konsumen harus tepat sasaran dan
tepat waktu, yaitu apa yang diinginkan konsumen dan kapan konsumen
menginginkannya.

3. Pengertian Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh,


terpadu dan menyatu dibidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang
kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu
perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan
dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha
pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan
dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam
menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.

Oleh karena itu penentuan strategi pemasaran harus didasarkan atas


analisis lingkungan dan internal perusahaan melalui analisis kesempatan dan
ancamanyang dihadapi perusahaan dari lingkungannya. Disamping itu strategi
pemasaran yang telah ditetapkan dan dijalankan, harus dinilai kembali, apakah
masih sesuai dengan keadaan/kodisi pada saat ini. Penilaian atau evaluasi ini
menggunakan analisis keunggulan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman.

B. Produk

1. Pengertian Produk

Banyak orang berpikir bahwa sebuah produk merupakan tawaran


berwujud, namun produk sebenarnya bisa lebih dari itu. Produk adalah segala
sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau
kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa,
pengalaman, acara-acara, orang, tempat, properti, organisasi, dan gagasan.

Secara konseptual, produk adalah pemahaman subyektif dari produsen


atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan
organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai
dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Produk
merupakan suatu hasil dari adanya produksi yang dilakukan oleh perusahaan.
Secara lebih rinci, konsep produk total meliputi barang, konsumen, merek,
label, pelayanan, dan jaminan.

2. Perencanaan Strategi Produk

Proses perencanaan strategi produk meliputi beberapa langkah, yaitu:

a. Analisis Produk
Analisis situasi dilakukan terhadap lingkungan internal dan
lingkungan eksternal. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan antara lain
apakah perusahaan dapat memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh
lingkungan eksternalnya melalui sumber daya yang dimiliki, seberapa
besar permintaan terhadap produk tertentu, dan seberapa besar
kemampuan perusahaan untuk memenuhi permintaan tersebut.
b. Penentuan Tujuan Produk
Selain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, produk yang
dihasilkan perusahaan dimaksudkan pula untuk memenuhi atau mencapai
tujuan perusahaan. Dengan demikian, perlu dipertimbangkan
apakahproduk yang dihasilkan dapat memberikan kontribusi bagi
pencapaian tujuan perusahaan.
c. Penentuan Sasaran Pasar/Produk
Perusahaan dapat berusaha melayani pasar keseluruhan ataupun
melakukan segmentasi. Dengan demikian, alternatif yang dapat dipilih
adalah produk standar, customized product, maupun produk standar
dengan modifikasi.
d. Penentuan Anggaran
Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah penyusunan
anggaran. Anggaran ini bisa bermanfaat sebagai alat perencanaan,
koordinasi, sekaligus pengendalian.
e. Penetapan Strategi Produk
Dalam tahap ini, alternatif-alternatif strategi produk dianalisis dan
dinilai keunggulan dan kelemahannya, kemudian dipilih yang paling baik
dan layak untuk kemudian diterapkan.
f. Evaluasi Pelaksanaan Strategi
Aktivitas yang terakhir adalah evaluasi atau penilaian terhadap
pelaksanaan rencana yang telah disusun.

C. Boston Consulting Group (BCG)

1. Sejarah BCG (Boston Consulting Group)


Pada awalnya tahun 1870, BCG ditemukan oleh Bruce D.
Henderson sebagai divisi management dan konsultasi dari Boston Safe and
Trust Company yang mana merupakan anak cabang dari perusahaan
Boston. Seorang mantan penjual alkitab, Henderson sudah menjadi sarjana
teknik di Universitas Vanderbilt sebelum berkundung sekolah bisnis
Harvard.
Beliau meninggalakan HBS 90 hari sebelum kelulusannya untuk
bekerja di perusahaan Westinghouse, tempat dimana ia menjadi wakil
presiden termuda sepanjang sejarah perusahaan tersebut. dia akn
meninggalkan Westinghouse untuk memimpin unit manajemen pelayanan
sebelum menerima tantangan yang mustahil dari pimpinan Boston Safe
Deposit and Trust Company untuk memulai pelayanan konsultasi untuk
bank.
2. Pengertian BCG (Boston Consulting Group) dan Marketing BCG
Boston Consulting Group (BCG) adalah perusahaan konsultasi
manajemen swasta yang berbasis di Boston. Menurut Kotler (2002)
Metode analisis BCG merupakan metode yang digunakn dalam menyusun
suatu perencanaan unit bisnis strategi dengan melakukan pengklasifikasian
terhadap potensi keuntungan perusahaan.
Matriks BCG atau BCG matrix adalah alat analisis bisnis yang
digunakan untuk membantu perusahaan dalam mempertimbangkan
peluang pertumbuhan dengan perencanaan strategi janka panjang dan
meninjau portofolio produk perusahaan tersebut agar dapat mengambil
keputusan untuk berinvestasi, mengembangkan atau menghentikan
produknya. Matriks BCG ini juga membantu perusahaan dalam
menentukan pengalokasian sumber daya dan sebagai alat analisis daalam
pemasaran merek, manajemen produk, manajemen strategi dan analisis
portoolio.
Matriks BCG dikembangkan oleh Bruce Henderson pada tahun
1970-an. Bruce Henderson juga merupakan pendiri Boston Consulting
Gropu (BCG) yaitu sebuah perusahaan konsultan manajemen global yang
terkemuka yang pernah menduduki peringkat ketiga perusahaan terbaik
untuk bekerja versi Forbes pada tahun 2014.
Karena matriks ini dikembangkan oleh pendiri Boston Consulting
Group (BCG) maka matriks ini dinamakan Matriks BCG yang
singkatannya dari Boston Consulting Group. Matriks BCG ini juga
berkaitan erat dengan siklus hidup produk (Products Life Cycle) sehingga
serig dsebut juga dengan Product Portfolio Matrix ( Matriks Portofolio
Produk). Nama-nama lain Matriks BCG diantarannya adalah BCG
Growth-Share Matrix (Matriks Pertumbuhan dan Pangsa Pasar BCG),
Boston Box dan Portfolio Diagram (Diagram Portofolio).
Matriks Boston Consulting Group adalah bagan yang diciptakan
oleh Bruce Hederson untuk Bosto Consulting Group pada tahun 1970
untuk membantu perusahaan dengan menganalisis unit bisnis atau lini
produk mereka. Matriks BCG membantu perusahaan mengalokasikan
sumber daya dan digunakan sebagi alat anlisis dalam merek pemasaran,
manajemen produk, manajemen strategi, dan analisis portofolio.
3. Tujuan Matriks Boston Consulting Group
Tujuan utama Matriks Boston Consulting Group (BCG) adalah
untuk mengetahui produk manakah yang layak mendapat perhatian dan
dukungan dana agar produk tersebut bisa bertahan dan menjadi kontributor
terhadap kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Setiap produk
memiliki siklus hidup produk, dan setiap tahap dlam sikllus hidup produk
mewakili profil resiko yang berbeda.
Secara umum, perusahaan harus menjaga portofolio yang seimbang
dari produk yanng dipasarkan. Portofolio tersebut bisa dalam rentang
produk dengan pertumbuhan tinggi maupun pertumbuhan rendah. Sebuah
produk dengan pertumbuhan tinggi membutuhkan beberapa upaya dan
sumber daya untuk memasarkan, untuk membangun saluran distribusi, dan
untuk membangun infrastruktur penjualaan, dengan harapan produk
tersebut dapat membawa kuntungan di masa depan.
4. Konsep dan Tingkat Karakteristik Matriks BCG (Boston Consulting
Group)
a. Konsep Matriks Boston Cosulting Group
Boston Consulting Group mengembangkan sebuah konsep
kedalam model portofolio yang menghubungkan matriks pertumbuhan
dan pangsa pasar. Matriks pertumbuhan dan pangsa pasra dikenal
dengan matriks BCG. Matriks ini sangat sederhana dan dengan mudah
dapat dihitung sehingga memberikan manfaat dalam menganalisis
portofolio.
Dengan mengetahui angka pertumbuhan produk perusahaan
secara keseluruhan dalam pasar yang dilayani dan diidentifiksi pangsa
pasar atas produk perusahaan di dalam pasar sehingga mengetahui
produk perusahaan berada di posisi yang mana. Matriks BCG dan
istilah-istilah yang digunakan dalam matriks, matriks BCG terbgi
kedalam dua dimensi, yaitu :
1) Dimesi Pertumbuhan
Pertumbuhan akan permintaan atas produk adalah informasi
terbaik untuk sebuah organisasi sehingga organisasi berpeluang
untuk menggali potensi dari pemakai-pemakai baru yang datang
walaupun belum mengembangakan loyalitas mereka terhadap
produk.
Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan pasang
pasar yang selalu dihubungkan dengan kurva pengalaman. Posisi
produk dalam suatu pertumbuhan pasar akan dapat lebih buruk jika
perusahaan berusaha untuk bertahan pada posisi tersebut. dlam
pasar yang mengalami pertumbuhan, permintaan sering melebihi
persediaan, kelebihan permintaan akaan mendorong kenaikan
harga dan peningkatan laba.
Titik tengah dimensi pertumbuhan adalaah berubah-ubah
tetapi biasanya ditetapkan angka pertumbuhan sampai batas 10%.
Jadi pertumbuhan pasar padaa tingkat 10% dipertimbangkan sebagi
pertumbuhan pasar yang tinggi, sebaliknya pertumbuhan pasar
yang dibawah 10% merupakan pasar yang pertumbuhannya
rendah.

2) Dimensi Pangsa Pasar


Dimensi kedua dari matriks BCG adalah pangsa pasar
yang ditunjukan dalam sumbu horizonal. Pemimin pasar adalah
posisi terbaik untuk memanfaatkan kurva pengalaman karena
organisasi akan menghimpun pengalaman yang lebih cepat dari
pesaing- pesaing.
Sebagai contoh pengalaman produksi kumulatif akan
menghasilkan harga-harga unit yang lebih rendah karena waktu
pembelajaran,peningkatan teknologi dalam produksi atau
operasional perusahaan, dan perancangan produk baru kembali
untuk menggantikan produk yang sudah mulai menurun.
Bisnis dengan pangsa pasar yang tinggi berbeda dari bisnis pangsa
pasar rendah pada kelompok besar. Secara khusus, bisnis yang
dengan pangsa pasar tinggi memiliki manajemen yang lebih baik
dan mungkin lebih menguntungkan. Karena memiliki keahlian
yang lebih baik didalam pasar,jaringan disribusi, bauran promosi
yang eektif, produk yang diidolakan oleh konsumen, pelayanan
yang handal dan disukai oleh pihak-pihak berkempentingan
(stakeholders).
b. Tingkatan Karakteristik Matriks Boston Consulting Group

Matriks BCG terdiri dari matriks yang berukuran 2 baris x 2


kolam atau terdiri dari 4 sel (4 kuadran). 4 sel tersebut pada dasarnya
mewaikili 4 kategori portofolio produk perusahaan dari 2 dimensi
klasifikasi bisnis unit yaitu tingkat pertumbuhan pasar (Market Growth
Rate) dan pangsa pasar relatif (Relative Market Share). Karakterisitik
tersebut masing-masing diwakili oleh Bintang (Stars), Tanda Tanya
(Question Marks), Sapi Perah (Cash Cows), dan Anjing (Dogs) .
Pangsa pasar yang dominan dan pertumbuhan yang cepat
serta menghasilkan uang (pendapatan) yang besar. Ini berarti
produk-produk yang dihasilkan merupakan produk-produk
terkemuka yang diminati oleh pasar.

Perusahaan membutuhkan banyak investasi untuk


mempertahankan posisi produk-produk tersebut dan untuk
mendukung pertumbuhan lebih lanjut serta mempertahankan
keunggulan- keunggulan atas produk tersebut agar dapat tetap
bersaing dengan produk kompetitor lainnya. Produk-produk di
kategori Bintang ini dapat berubah menjadi kategori Sapi perah
(Cash Cows) apabila mereka tetap dapat mempertahankan
keberhasilan mereka hingga tingkat pertumbuhannya mengalami
penurunan.
1) Bintang (Stars)
Produk atu unit bisnis yang memiliki pangsa apasar yang
dominan dan pertumnuhn yang cepat serta meghasilkan uang atau
pendapatan yang besar. Ini berarti produk-produk yang dihasilkan
merupakan produk-produk terkemuka yang diminati oleh pasaran.
Prusahaan membutuhkan banyak investasi untuk mempertahankan
posisi produk – produk tersebut dan untuk mendukung
pertumbuhan lebih lanjut serta memperthankan keunggulan-
keunggulan atas produk tersebut agar dapat tetap bersaing dengan
produk kompetitor lainnya. produk-produk dikategori bintang ini
dapat berubah menjadi kategori sapi perah (cash cows) apabila
mereka tetap dapat mempertahankan keberhasilan mereka hingga
tingkat pertmbuhannya mengalami penurunan.
2) Tanda Tanya (QuestionMarks)
Produk atau bisnis unit yang memiliki prospek
pertumbuhan yang tinggi tetapi pangsa pasarnya masih sangat
rendah. Penghasilan (uang) yang didapat umumnya tidak
sebanding dengan biaya-biaya yang dikeluarkan (lebih banyak
pengeluaran dari pada pendapatan).
Namun karena prospek pertumbuhannya sangat pesat
sehingga berpotensi untuk berubah menjadi Stars atau Bintang.
Manajemen perusahaan tersebut disarankan untuk tetap
berinvestasi pada produk atau bisnis unit yang berada dalam
kategori Question Marks ini karena pertumbuhan yang tinggi.
3) Sapi Perah (Cash Cows)
Produk atau unit bisnis yang merupakan pemimpin pasar,
menghasilkan uang atau pendapatan yang lebih banyak
dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaannya.
Produk atau unit bisnis pada kategori ini memiliki pangsa pasar
yang tinggi namun prospek pertumbuhan kedepan akan sangat
terbatas.
Pendapatan yang didapat pada tingkat Cash Cows ini
biasanya digunakan sebagai pendanaan untuk penelitian dan
pengembangan produk-produk baru yang masih berada di kategori
Tanda Tanya (Question Marks). Kondisi ini juga digunakan untuk
membayar hutang-hutang perusahaan serta membayar dividen
kepada pemegang saham. Perusahaan disarankan untuk tetap
berinvestasi pada produk-produk dalam kategori Cash Cows ini
untuk mempertahankan produktivitas dan kualitas atau dapat juga
dijadikan pendapatan pasif bagiperusahaan.
4) Anjing (Dogs)
Produk atau unit bisnis yang memiliki pangsa pasar rendah
dan mengalami tingkat pertumbuhan yang rendah. Produk-produk
pada kategori ini biasanya hanya memberikan kontribusi
keuntungan yang sangat rendah atau bahkan harus menderita
kerugian.
Produk atau bisnis unit kategori Dogs ini umumnya
merupakan beban bagi perusahaan karena dapat menguras waktu
manajemen dan sebagian besar sumber daya perusahaan. Unit
bisnis atau produk yang telah berada pada kategori ini biasanya
akan mengalami pengurangan, divestasi ataupun likuidasi oleh
manajemen perusahaan. pertumbuhan yang rendah. Produk-produk
pada kategori ini biasanya hanya memberikan kontribusi
keuntungan yang sangat rendah atau bahkan harus menderita
kerugian. dihasilkan merupakan produk-produk terkemuka yang
diminati oleh pasar.
Perusahaan membutuhkan banyak investasi untuk
mempertahankan posisi produk-produk tersebut dan untuk
mendukung pertumbuhan lebih lanjut serta mempertahankan
keunggulan- keunggulan atas produk tersebut agar dapat tetap
bersaing dengan produk kompetitor lainnya. Produk-produk di
kategori Bintang ini dapat berubah menjadi kategori Sapi perah
(Cash Cows) apabila mereka tetap dapat mempertahankan
keberhasilan mereka hingga tingkat pertumbuhannya mengalami
penurunan.

D. Analisis Data dan Pembahasan Hasil Obeservasi

1. Sejarah Berdirinya Home Industri Usaha Tempe Bapak Taufik

Usaha tempe ini berdiri sejak tahun 2017, pemilik usaha tempe ini
bernama tofik hidayat, yang beralamatkan di desa Linggasari Rt 05 Rw 2
kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas. Bapak Tofik Hidayat mulai
memberanikan diri untuk mendirikan home industri usaha tempe. Dengan
memiliki modal keterampilan mengetahui cara pembuatan tempe yang di
dapat dari membantu orang tuanya yang meamang mempunyai usaha tempe
sejak dulu dan karena istri berasal dari desa yang mayoritas penduduknya
memproduksi usaha tempe. Saat ini home industri usaha tempe milik Bapak
Tofik Hidayat telah memiliki 2 orang karyawan, yang merupakan tetangga
dari bapak Tofik Hidayat sendiri. Biasanya produk tempe yang dihasilkan di
jual langsung kepada konsumen yang merupakan warga sekitar, atau dijual
kepada pedagang eceran di pasar larangan.

2. Visi, Misi dan Produk Home Industri Usaha Tempe Bapak Taufik
a. Visi
Mendorong perubahan dan memperbaiki kualitas tempe.
b. Misi
a) Menjadi salah satu pusat produksi tempe yang higienis dan ramah
lingkungan dan mampu menyediakan produk tempe yang
berkualitas kepada konsumen.
b) Meningkakan pengetahuan pengrajin tempe tradisional dan
menerapkan konsep produksi yang lebih higienis dan ramah
lingkungan.
c) Dapat berkecukupan dalam masalah perekonomian keluarga.
c. Produk
Home Indstri Tempe Bapak Taufik ini memiliki 3 produk, yaitu:
1. Tempe plastik,
2. Tempe daun,
3. Tempe mendoan
Berikut merupakan proses produksi tempe Home Industri Bapak
Taufik :
1. Menyediakan kedelai 1 kg.
2. Kedelai di pilah-pilah, buang kedelai yang rusak atau busuk.
3. Kedelai kemudian direndam selama 1 malam.
4. Buang air rendaman dan kedelai dicuci bersih.
5. Rebus sampai mendidih kedelai yang sudah selesai dicuci,
perendaman kedelai sekiar 12-24 jam.
6. Mencuci kedelai dengan air mengalir.
7. Kedelai dikelupas kulitnya sampai bersih.
8. Kedelai direbus sampai mendidih.
9. Kedelai didinginkan atau ditiris.
10. Setelah dingin benar, lakukan peragian setengah sendok teh ragi
unuk 1 kg kedelai.
11. Selanjutnya tempe dibungkus, bisa dengan daun pisang atau plastik
yang dilubangi dengan paku dengan jarak kurang lebih 1 cm.
12. Setelah dibungkus, lakukan proses fermentasi atau pemeraman, 24
jam pertama ditutup rapat, lalau dibuka.
3. Analisis Posisi Matrik BCG pada Home Industri Usaha Tempe Bapak
Taufik
Tingkat Pertumbuhan Pasar (TPP) pada umumnya dibedakan
berdasarkan klasifikasi tinggi dan rendah. Sedangkan posisi relatif
kompetitor dibedakan berdasarkan pangsa pasar.
Metode Matrik BCG diunakan untuk mengeahui posisi tingka
pertumbuhan pasar pada hoe industri usaha tempe bapak Taufik
berdasarkan pangsa pasar. Matriks BCG dapat ditentukan oleeh dua faktolr
yaitu : Market Growth Rate, presetase pertumbuhan pasar yang
ditunjukan pada sumbu vertikal. Relative Market Share, kekuatan pangsa
pasar yang dtunjukkan pada sumbu horizontal.
a. Tingkat Pertumbuhan Pasar
Tingkat pertumbuhan pasar adalah proyeksi tingkat penjualan untuk
pasar yang akan dilayani. Biasanya diukur dengan peningkatan
presentase dalam nilai atau volume penjualan dua tahun terahir.
Untuk mengetahui tingkat pertumbuha pasar maka daa yang
dibutuhkan adalah data volume penjualan home industri usaha tempe
bapak Taufik tahun 2017 dan tahun 2018, dan pesaingnya yaitu home
industri ibu Pitri.
Berikut dibawah ini data volume penjualan usaha home industri usaha
tempe bapak Taufik tahun 2017 dan tahun 2018, dan volume penjualan
home indusri usaha tempe ibu Pitri pada tahun 2017 dan tahun 2018
adalah sebagai berikut :
Volume Penjualan Home Industri Tempe Bapak Taufik
Tahun Total
2017 Rp. 118.625.000,-
2018 Rp. 189.800.000

Volume Penjualan Home Industri Tempe Ibu Pitri

Tahun Total
2017 Rp. 142.350.000,-
2018 Rp. 227.760.000,-

Berdasarkan tabel diatas, maka perhitungan matrik BCG untuk


mengetahui tingkat pertumbuhan pasar (Maket Growth Rate) pada
home industri usaha tempe bapak Taufik sebagai berikut:

VP N −VP N 1
TTP = ×100 %
VP N 1

Keterangan :
TPP = Tingkat Pertumbuhan Pasar
VP N = Volume Penjualan Tahun Terahir
VP N 1 = Volume Penjualan Tahun Sebelumnya
Maka :
189.800.000−118.625 .000
TPP = × 100 %
118.625 .000
= 0,6 ×100 %
= 60%
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan matrik BCG
diatas maka dapat diketahui tingkat pertumbuhan pasar pada home
industri usaha tempe bapak Taufik sebesar 60% yang berarti bahwa
home indutri usaha tempe bapak Taufik memiliki pertumbuhan pasar
yang cukup tinggi.
b. Pangsa Pasar Relatif
Pangsa pasar relatif menunjukkan besarnya pangsa pasar dar volume
penjualan produk tempe pada home industri bapak Taufik
dibandingkan dengan pesaingnya yaitu home industri tempe ibu Pitri.
Pangsa pasang relatif itu sendiri adalah bagian penjualan industri total
sebuah perusahaan disebuah pasar tertentu. Dan data yang digunaka
adalah data volume penjualan home industri bapak Taufik tahun 2017
dan tahun 2018 dan data volume penjualan home industri ibu Pitri
diguakan sebagai pembagi dari total volume penjualan home industri
bapak taufik tahun 2017 dan tahun 2018.
Berdasarkan tabel diatas, maka perhitungan matrik BCG untuk
mengetahui Pangsa Pasar Relatif pada Home Industri usaha tempe
bapak Tufik tahun 2018 adalah sebagai berikut :
VP N
PPR =
VPP N

Keteragan :
PPR = Pangsa Pasar Relatif
VP N = Volume Penjualan Tahun Terkhir
VPP N = Volume Penjualan Tahun Terakhir Pesaing
Maka :
189.800 .000
PPR bapak Taufik =
227.76O .000
= 0,8 < 1

227.76O .000
PPR Ibu Pitri =
189.800 .000
= 1.2 > 1
Bedasarkan perhitungan matrik BCG diatas untuk mengetahui
pangsa pasar relatif maka telah diketahui bahwa pangsa pasar relatif
home industri usaha tempe bapak Taufik pada ahun 2018 sebesar
0,8<1 yang artinya menunjukkan bahwa home indutri usaha tempe
bapak Taufik memiliki pangsa pasar yang lebih kecil dibandingkan
dengan hoe industri ibu Pitri karena nilai pangsa pasar relatifya lebih
kecil dari 1.
Dapat disimpulkan bahwa nilai pangsa pasar relatif yang
dimiliki oleh home industri bapak taufik pada tahun 20118 adalah
lebih kecil dari 1 dimana nilai pangsa pasar dari home industri baapak
Taufik lebih kecil dari nilai pesaingnya yaitu home ndustri ibu Pitri.
c. Posisi Matriks BCG Home Industri Usaha Tempe Bapak Taufik
Dari perhitungan diatas, tingkat pertumbuhan pasar pada Home
Industri Usaha Tempe Bapak Taufik di peroleh hasil 60%, hal ini
menunjukan bahwa Home Industri Usaha Tempe Bapak Taufik
memiliki tingkat pertumbuhan pasar yang cukup tiggi. Kemudian dari
perhitungan pangsa pasar relatif pada tahun 2018 didapat hasil sebesar
0,8
Hasil perhitungan matriks BCG didapatkan hasil yaitu: Home
Industri Usaha Tempe Bapak Taufik dengan pesain Home Industri
Usaha Tempe Ibu Pitri terletak pada posisi Question Marks. Yang
termasuk dalam kategori Question Marks adalah produk atau bisnis
unit yang memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi tetapi pangsa
pasarnya masih sangat rendah. Penghasilan (uang) yang didapatkan
umumnya tidak sebanding dengan biaya-biaya yang dikeluarkan (lebih
banyak pengeluaran dari pada pendapatan).
Maka berdasarkan dari kedua hasil tersebut, dapat digambarkan
bahwa posisi Home Industri Usaha Tempe Bapak Taufik pada matriks
BCG dapat dilihat sebagai berikut:
Posisi Matriks BCG Home Industri Usaha Tempe Bapak Taufik

4. Analisis Strategi Home Idustri Usaha Tempe Bapak Taufik


Berdasarkan posisi matriks BCG Home Industri Usaha Tempe
Bapak Taufik pada tahun 2017 dan tahun 2018, letak posisi titik berada di
kuadran Question marks dengan indikasi prospek pertumbuhan pasar yang
tinggi tetapi pangsa pasarnya masih sangat rendah. Ini berarti jumlah
pertumbuhan penjualan produk tempe Home Industri usaha Tempe bapak
Taufik tinggi dan pangsa pasarnya rendah.
Dalam penetapan strategi pemasaran Matriks BCG Home Industri
Usaha Tempe Bapak Taufik menetapkan beberapa strategi pemasaran
yang tepat dimana strategi pemasaran mempunyai peranpenting dalam
upaya memasarkan produk-produk yang akan dijual yaitu produk tempe
untuk menghasilkan laba atau keuntungan yang maksimal.
Berdasarkan matriks BCG Home Industri Usaha Tempe Bapak
Taufik diatas maka strategi yang dapat di ambil adalah strategi Build
(Membangun) yaitu meningkatkan investasi pada produk atau unit bisnis
agar dapat meningkatkan pangsa pasar. Strategi ini biasanya dilakukan
untuk mendorong produk-produk dalam kategori Question Marks menjadi
Star dan akhirnya menjadi Cash Cows.
PENUTUP

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap penyelesaian analisis


Boston Consulting Group (BCG) pada strategi pemasaran Produk tempe home
Industri Usaha Tempe Bapak Taufik, maka dapat disimpulkan bahwa ;

1. Berdasarkan matriks BCG posisi Home Industri Usaha Tempe berada pada
posisi Question marks, yang menunjukan bahwa posisi Home Industri Usaha
Tempe Bapak Taufik berada pada pertumbuhan pasar yang tinggi dan pangsa
pasar yang rendah. Ini berarti jumlah pertumbuhan penjualan produk tempe
Home Industri usaha Tempe bapak Taufik tinggi dan pangsa pasarnya rendah.
Sebagaimana diketahui bahwa tingkat pertumbuhan pasar penjualan produk
tempe Home Industi Usaha Tempe Bapak Taufik sebesar 60% yang berarti
bahwa Home Industri Usaha Tempe Bapak Taufik memiliki pertumbuhan
pasar yang tinggi, dan telah diketahui bahwa pangsa pasar relativ Home
Industri Usaha Tempe Bapak Taufik sebesar 0,8<1 yang artinya menunjukan
bahwa Home Industri Usaha Tempe Bapak Taufik memiliki pangsa pasar
yang rendah karena nilai pangsa pasar relatifnya lebih kecil dari satu.
2. Berdasarkan matriks BCG Home Industri usaha Tempe Bapak Taufik diatas
maka strategi yang dapat diambil adalah strategi strategi Build (Membangun)
yaitu meningkatkan investasi pada produk atau unit bisnis agar dapat
meningkatkan pangsa pasar. Strategi ini biasanya dilakukan untuk mendorong
produk-produk dalam kategori Question Marks menjadi Star dan akhirnya
menjadi Cash Cows.

Anda mungkin juga menyukai