Anda di halaman 1dari 7

“FENOMENA MEDIA SOSIAL DALAM PERSPEKTIF ISLAM DAN

PENERAPANNYA DALAM BIDANG PENDIDIKAN.”

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengetian Media Sosial


Media sosial merupakan media yang didesain untuk memudahkan interaksi
sosial bersifat interaktif dengan berbasis teknologi internet yang mengubah pola
penyebaran informasi dari sebelumnya bersifat satu ke banyak audiens tetapi
sekarang dari banyak audiens ke banyak audiens. 1
Choiru uma mengatakan bahwa: Media sosial adalah sebuah media online
dimana para penggunannya dapat dengan mudah berpartisipasi.
Berpartisipasidalamarti seseorang akan dengan mudah berbagi informasi,
menciptakan konten atau isi yang ingin disampaikan kepada orang lain, memberi
komentar terhadap masukan yang diterimanya dan seterusnya.Semua dapat dilakukan
dengan cepat dan tak terbatas.2

2.2 Jenis-jenis Media Sosial


Media sosial secara substansial mengubah cara komunikasi antar organisasi,
masyarakat, serta individu Nurudin menjelaskan jenis-jenis darimedia jejaring sosial
sebagai berikut :.3

1
Cartono.komunikasi islam dan interaksi media sosial.Jurnal IAIN Syekh Nurjati Cirebon. 2018
2
Ibid.hal 65.
3
Ibid.hal 66.
2.2.1 Facebook
Facebook merupakan tempat untuk mencariteman-temn lama, relasi
bisnis, perjualan barang dan bahkan sebagai tempat relasi bisnis, perjualan barang dan
bermain games. Facebook mempermudahkan semua orang untuk melakukan sesuatu
dengan orang yang jauh darinya.
2.2.2 Twitter
Twitter merupakan sebuah situs web yang dimiliki dan dioperasikan
oleh twitter. Situs ini menawarkan jaringan sosial berupa mikroblog sehingga
memungkinkan penggunannya untuk mengirim danmembaca pesan yang disebut
kicauan (tweets). Kicauan bisa dilihat secara bebas, namunpengirim dapat membatasi
pengiriman pesan ke daftar teman-teman mereka saja.
2.2.3 Blackberry
Blackberry Messenger adalah perangkat selular yanf memiliki
kemampuan layanan laman, telepon, sms, menjelajah internet, Blackberry messeger
dan berbagai kemampuan lainnya.
2.2.4 Instagram
Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan
pengguna mengambil foto, menerapkan filter digitaldan membagikannya ke berbagai
layanan jejaring sosial termaksud milik instagram send.
Berdasarakan uraian diatas dapat dipahami bahwa facebook, twitter,
blackberry dan instagram menjadi alatalternatif untuk berkomunikasi bagi banyak
orang dan mempermudahkan mereka untuk berinteraksi dengan sesame mereka agar
komunikasi mereka bisa berjalan dengan baik dan lancar.

2.3 Manfaat dan Mudarat Media Sosial


Media sosial itu dapat memberikan manfaat dan mudarat bagi penggunannya,
manfaat dari media sosial bagi seseorang seseorang yang bisa menggunakannya
dengan baik yaitu dapat memperluas pertemanan baik dengan orang baru dikenal
maupun orang telah dikenal. Media sosial juga menjadi media belajar untuk
mengembangkan ketrampilan teknis dan sosial, motivasi untuk belajar
mengembangkan diri.4
Newmedia (media sosial) memiliki beberapa pengaruh negatif, pengguna
media sosial yang terus menerus menggunakan waktunya dan lebih mementingkan
diri. Mereka tidak sadarakan lingkungan sekitar dan menjadikurangberempati di
dunia nyata. Media sosial juga menjadi wadah bagi predator untukmelakukan
kejahatan. Kita tidak akan pernah tau apakah seseorang yang baru dikenal pengguna
di internet, menggunakan jatidiri yang sesungguhnya atau tidak.5

2.4 Islam dan Etika Bermedia


Kehadiran media sosial adalah bentuk keniscayaan sebagai konsekuensi
pergaulan global. Argumentasi kaidah usul fikih “menghindari kerusakan lebih utama
daropada mendatangkan kebaikan” (dar’ul mafasid muqaddamun ‘ala jalbil
mashaalih) kurang relevan untuk melihat potensi dan ancaman media sosial hanya
dari satu sisi saja. Disinilah literasi teknologi memiliki peran penting sehingga umat
islam dapat menggunakan mediasosial secaraproporsional. Pengguna yang literasinya
cukup akan memiliki kesadaran, kendali dan batasan yang jelas dalam menggunakan
teknologi. 6
Bagaimana Islam menyikapi fenomena ini? Ilmuakhlak mengatur dimesnsi-
dimesi kehidupan sehari-hari sebagaimanakonsep etika. Etika (ethic) berbicaratentang
baik buruk yang bersumber pada nilai-nilai kemanusiaan dan kebudayaan sehingga
dikenal etika barat, dan etika timur dan sebagainya. Sementara akhlakul karimah
tidak mengenal konsep regional. Konsep baik buruk dalamakhlaktertumpu pada
wahy,meskipun akal juga mempunyai kontribusi dalam menentukannya. Praktik

4
Cartono.komunikasi islam dan interaksi media sosial.Jurnal IAIN Syekh Nurjati Cirebon. 2018
5
Cartono.komunikasi islam dan interaksi media sosial.Jurnal IAIN Syekh Nurjati Cirebon. 2018
6
Nur Aksin.Pandangan Islam Terhadapa Pemanfaatan Media Sosial.Jurnal Universitas PGRI
Semarang. 2016
etiket dalambahasa Arab di sebut adab atau tata karma yng bersumber dari Al- quran
dan As-Sunnah. 7
Dalam ranah praktis berteknologi, penyampaian informasi juga dituntut
memiliki pengetahuan dan kemampuan etis sebagaimana dituntunkn dala Al-Quran.
Ini tercermin dalam berbagai bentuk akhlakul karimah yang kintekstual dalam
menggunakan media sosial, antara lain:.8
2.4.1 Menyampaikan Informasi Dengan Benar
Tidak merekayasa atau memanipulasi fakta, menahan diri
menyebarluaskan informasi tertentu di media sosial yang faktanya atau kebenarannya
sendiri belum diketahui, hal ini tertuang dalam QS. AL-Hajj: 30 yang artinya :
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapamengagungkan apa-apa yang
terhormat di sisi Allha. Maka itu adalah lebi baik baginya di sisis Tuhannya. Da
lebih Dihalalkan bagikamu semuabinatang ternak, terkecuali yang diterangkan
kepadamu keharamannya, Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan
jauhilah perkataan perkataan dusta”.
2.4.2 Bijaksana
Memberikan nasihat yang baik, serta argumentasi yang jelas terstruktur,
dan baik pula, Allah SWT berfirman dalam (QS. Anhl: 125) yang artinya :
“serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentnag siapa yang tersesat darijalan-Nya dan Dialah yang lebuh
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.
2.4.3 Meneliti fakta/cek-ricek.
Untuk mencapai ketepatan data dan fakta sebagai bahan baku informasi
yang akan disampaikan, seseorang muslim hendaknya mengecek dan meneliti
kebenaran fakta dan informasi awal yang ia peroleh agar tidak terjadi kidzb, ghibah,

7
Ibid hal 121.
8
Ibid hal 122.
fitnah dan namimah. Allah menegaskan hal ini dalam Al-Quran secara tegas. (Q.S Al-
Huharat:6) yang artinya:
“Hai orang-orang yangberiman,jika datang kepadamu orang fasik membawa suatau
berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatau musibah
kepada suatyu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu
menyesal atas perbuatan itu.
2.4.4 Tidak mengolok-olok
Mencaci-caci atau melakukan tindakan penghinaan sehingga
menumbuhkan kebencian, hal tersebut terdapat dalam (QS. Al-Hujurat : 11) yang
artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh
KJadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jagan pula sekumpulan
perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih
baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan
gelaran yang mengandun ejekan. Seburuk buruk panggilan adalah (panggilan) yang
buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, Maka merekaitulah
orang-orang yang zalim”.
2.4.5 Menghindari prasangka/su’udzon
Dalam bahasan hukum, dalam penyampaian informasi melalui media
sosial hendaknya memegang tegus “asas praduga tak bersalah”. Prasangka dan
stereotip tidak berdasar membahayakan karena memicu bullying dan pembunuhan
karakter. Dalam hadist hal ini dijelaskan secara detail yang artinya :
Rasulullah SAW bersabda: “Setap umatku mendapat pemaafan kecuali orang yang
menceritakan (aibnya sendiri). Sesungguhnya diantara perbuatan menceritakan aib
sendiri adalah seseorang yang melakukan suatau perbuatan (dosa) dimalam haru
dan usdah ditutupi oleh allah swt kemudian di pagi harinya dia sendiri membuka apa
yang ditutupi allah itu.” (HR. Bukhori dan Muslim).
2.5 Urgensi Etika Islami dalam media pada lembaga pendidikan
Secara komprehensif, kata “etika” dapat dimaknai dalamartian nilai-nilai dan
normapnorma moral yang menjadi pegangan moral bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.9
Untuk terwujudnya realitas masyarakat dengan prilaku moralitas,yang tidak
dapat kita lupakanadalah lembaga pendidikan, sekolah/madrasah. Pendidikan adalah
investasi masa depan bangsa (social investment), termasuk investasi untuk
menancapkan perilakus soasial yang penuh dengan prakteketika. Oleh karena itu
lewat sekolah/madrasah, anak naka dididik sekaligus dibiasakan untuk berprilaku
yang etis dan menjujung tinggi etika sosial di negara tercinta Indonesia. Bagi
masyarakat beragama, yang terbaik adalah menjalankan nilai-nilai etika bersumber
dari ajaran agama. Dengan demikian, bagi umat islam akan menerima konsekuensi
(reward) ganda di dunia dan akhirat.10
Pentingnya memberikan pemahaman materi etika bermedia sosial secara
islami pada anak anak yang sedang bersekolah menjadi rambu rambu mereka agar
tetap sadar, mempunyai control diri dan tidak terlena terhadap dunia yang fana ini.11

9
Prima Ayu Rizqi Mahanani. Urgensi Pemahaman Etika Komunikasi Islami....Jurnal ASPIKOM.2014
10
Prima Ayu Rizqi Mahanani. Urgensi Pemahaman Etika Komunikasi Islami....Jurnal
ASPIKOM.2014
11
Ibid hal 134.
DAFTAR PUSTAKA

Cartono.2018.Komunikasi Islam Dan Interaksi Media Sosial. Cirebon.Jurnal IAIN


Syekh Nurjati.

Aksin.Nur.2016.Pandangan Islam Terhadapa Pemanfaatan Media Sosial.


Semarang.Universitas PGRI.

Ayu.Prima.Mahanani. Urgensi Pemahaman Etika Komunikasi Islami....2014.Jurnal


ASPIKOM.2014

Anda mungkin juga menyukai