Topik : Disentri
2. Penyebab Disentri
Hari/tanggal : Jumat
Sasaran : Orangtua
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (=gangguan) dan enteron
(=usus), dengan karakteristik nyeri atau kram abdomen, tenesmus ani,
peningkatan frekuensi diare, dan feses lendir bercmpur darah.
Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan
sakit perut dan buang air besar yang encer terus menerus (diare) yang bercampur
lender dan darah. Darah biasanya dari dinding saluran cerna yang luka dan sering
dari dinding usus besar.
B. Etiologi
1. Bakteri (Disentri basiler) Shigella, penyebab disentri yang terpenting dan
tersering (± 60% kasus disentri yang dirujuk serta hampir semua kasus
disentri yang berat dan mengancam jiwa disebabkan oleh Shigella.
Kuman-kuma tersebut dapat tersebar dan menular ke oranglain melalui
makanan dan air yang sudah terkontaminasi kotoran dan lalat.
b. Disentri amoeba
Gejala-gejala disentri amuba biasanya berlangsung dari beberapa hari
sampai beberapa minggu. Namun, tanpa pengobatan, bahkan jika gejala hilang,
amuba dapat terus hidup di usus selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-
tahun. Infeksi masih dapat ditularkan kepada orang lain dan diare masih bisa
kembali. Bahayanya penyakit desentri amuba dapat bersifat fatal bila terjadi
komplikasi antara lain usus berlubang (perforasi usus), infeksi selaput rongga
perut (peritonitis), abses di hati dan otak. Dan bila infeksi amuba ini tidak diobati
secara tuntas, dapat mengakibatkan kematian.
Diare disertai darah dan lendir dalam tinja.
Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit daripada disentri basiler (≤10x/hari)
Sakit perut hebat (kolik)
Demam dan menggigil.
d. Komplikasi
Dehidrasi: saat di mana tubuh kita tidak seimbang dalam kadar cairannya
Gangguan elektrolit, terutama hiponatremia ( Hyponatremia merujuk pada tingkat
sodium dalam darah yang lebih rendah dari normal. Sodium adalah penting untuk
banyak fungsi-fungsi tubuh termasuk pemeliharaan keseimbangan cairan,
pengaturan dari tekanan darah, dan fungsi normal dari sistim syaraf ).
Sepsis (suatu kondisi dimana terjadi reaksi peradangan sistemik / inflammatory
sytemic rection yang dapat disebabkan oleh invansi bakteri, virus, jamur atau
parasit).
Sindroma Hemolitik Uremik : suatu penyakit dimana secara tiba-tiba jumlah
trombosit menurun (trombositopenia, sel-sel darah merah dihancurkan (anemia
hemolitik) dan ginjal berhenti berfungsi (gagal ginjal).
Malnutrisi/malabsorpsi
Hipoglikemia kekurangan glukosa dalam darah
Prolapsus rectum (turunnya rektum melalui anus )
Reactive arthritis : suatu kondisi yang dipicu oleh infeksi yang terjadi di tubuh -
paling sering usus, alat kelamin atau saluran kemih. Sakit sendi dan bengkak
merupakan ciri khas dari arthritis reaktif. Artritis reaktif juga dapat menyebabkan
peradangan pada mata, kulit dan saluran yang membawa urin dari kandung kemih
(uretra). Arthritis reaktif juga kadang-kadang disebut sindrom Reiter, meskipun
istilah ini lebih akurat mengacu pada subtipe artritis reaktif terutama yang
mempengaruhi sendi, mata dan uretra.
Komplikasi yang jarang terjadi adalah kerusakan saraf, persendian atau jantung,
dan kadang-kadang usus yang berlubang.
Dorongan yang kuat selama proses buang air besar, menyebabkan sebagian
selaput lendir usus keluar melalui lubang dubur (prolapsus rekti).
E. Pencegahan
a. Disentri basiler
1) Antibiotik, diberikan antibiotik jenis trimethoprin-sulfamethoxazole (Bactrim,
Septra), nalidixic acid (NegGram), atau ciprofloxacin (Cipro, Ciloxan).
2) Antidiare. Pasien disentri basiler tidak oleh diberikan obat antidiare, seperti
loperamide (Imodium), paregoric, dan diphenolate (Lomotil) karena akan
meningkatkan respons penyakit.
b. Disentri amoeba
1) Antiamoeba, beberapa antiamoeba yang digunakan seperti diloxanide furoate
(Diloxide), iodoquinol (Diquinol, Yodoxin), dan metronidazole (Flagyl).
Komponen terapi disentri:
a. Koreksi dan maintenance cairan dan elektrolit
Seperti pada kasus diare akut secara umum, hal pertama yang harus diperhatikan
dalam penatalaksanaan disentri setelah keadaan stabil adalah penilaian dan
koreksi terhadap status hidrasi dan keseimbangan elektrolit.
b. Sanitasi
Beritahukan kepada orang tua anak untuk selalu mencuci tangan dengan bersih
sehabis membersihkan tinja anak untuk mencegah autoinfeksi.
Penanganan di Rumah
Anak yang tengah terserang disentri sebaiknya diberi makanan lunak, mudah
dicerna, tidak merangsang, serta mengandung protein tinggi karena protein
diperlukan untuk proses penyembuhan. Yang patut diketahui, lanjut frekuensi
buang air besar berkurang, sakit perut hilang, dan nafsu makan anak berangsur
membaik.
Selalu menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun secara
teratur dan teliti
Mencuci sayur dan buah yang dimakan mentah
Memasak makanan sampai matang
Selalu menjaga sanitasi air, makanan maupun udara
Mengatur pembuagan sampah dengan baik