Anda di halaman 1dari 2

NAMA: ASMA YUDHI EFENDI

NIM: 172310101208
KELAS:D 2017
RESUME

PENGGUNAAN OPIOID PADA NYERI KANKER

Nyeri merupakan sebuah rasa yang tidak menyenangkan dan pengalaman


emosional yang berhubungan dengan jaringan yang berpotensi untuk rusak atau
jaringan yang benar – benar telah rusak. Nyeri bersifat sangat subyektif sehingga
dalam penilaiannya sesuai dengan apapun yang dikatakan sakit oleh pasien.
Apabila nyeri yang diderita oleh pasien termasuk dalam golongan nyeri berat
(menunjukkan skala 7 – 10 dalam skala nyeri numerikal) maka obat terpilih untuk
meredakan nyeri tersebut adalah golongan opioid dan juga dikombinasi dengan
non opioid dan adjuvant analgesic. Morfin sebagai analgesik opioid kuat
direkomendasikan sebagai obat lini pertama dan “gold standard” untuk meredakan
nyeri sedang hingga berat yang berkaitan dengan kanker atau nyeri yang dengan
pemberian analgesik opoid ringan dan analgesik bukan opioid sudah tidak
adekuat/nyeri tetap bertahan. Penggunaan morfin untuk terapi didukung pula oleh
Undang – Undang No. 35 tahun 2009, morfin termasuk narkotika golongan 2
yang berkhasiat untuk mengobati dan boleh digunakan dalam terapi meskipun
penggunaannya dibatasi karena berpotensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.

1. Pemberian opioid Initiation Of Pain yang berisi tentang rekomendasi,


bukti pendukung, dan alasanpertanyaan klinis yang mana menjadi dasar untuk
menentukan obat-obatan yangoptimal yang digunakan saat memulai analgesia
pada pasien dengan nyeri kanker.obat jenis inimenjadisalah satu upayauntuk
meredakan nyeri tergantung dengan penilaian klinis dan tingkat nyeri yangrasakan
oleh pasien yang mana untuk mempertahankan pengendalian nyeriyang efektif
dari pasien.
2. Pemeliharaan pereda nyeri(maintenance of pain relief)berisi tentang
pemberian rekomendasi bukti pendukung dan alasan mengenai lima pertanyaan
klinis yang utama dan berkaitan dengan meredakan nyeri secara efektif pada
pasien paliatif.Orang dewasa (orang tua/lansia) dan remaja dengan nyeri yang
berhubungan dengan kanker, dapat diberikan opioid jenis apapun untuk
meredakan nyeri, tergantung pada penilaian klinis dan tingkat keparahan nyeri,
untuk mempertahankan pengendalian nyeri yang efektif dan aman.Dosis opioid
yang benar adalah dosis yang meredakan tingkat nyeri pasien hingga dapat
diterima olehtubuh pasien dan tidak menyebabkan over dosis.Tahap ketiga,yaitu
mengganti atau merotasi obat opioid, peningkatan dosis maupun peralihan opioid
dapat menimbulkan efek samping bagi pasien. Menurut WHO (2018),Respon
pasien terhadap obat opioid bervariasi tergantung dari respon tubuh pasien ketika
diberikan opiod.
3. Tahap terakhir yaitu pengehentian penggunaan opioidyangmencakup
pengobatan jangka pendek dengan menggunakan metadon dan buprenorfin, atau
alpha-2 agonis adrenergik (clonidine atau lofexid

Referensi:

World Health Organization. 2018. WHO Guidelines for the Pharmacological and
Radiotherapeutic Managementof Cancerpain in Adults and Adolescents

Herawati., dkk. 2018. Analgesik untuk Perawatan Paliatif Pasien Kanker di Poli
Paliatif Puskesmas di Kota Surabaya. Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya

Anda mungkin juga menyukai