Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Larutan obat mata adalah larutan steril, bebas partikel, merupakan
sediaan yang dibuat dan sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada
mata (Anonim, 1995). Sedangkan menurut Ansel, tetes mata adalah cairan
atau larutan berminyak atau suspensi yang ditujukan untuk dimasukkan ke
dalam saccus conjungtival. Mereka dapat mengandung bahan-bahan
antimikroba seperti antibiotik, bahan antiinflamasi seperti kortikosteroid,
obat miotik seperti fisostigmin sulfat atau obat midriatik seperti atropin
sulfat (Ansel, 1989).
Pembuatan tetes mata pada nyata dilakukan pada kondisi kerja
aseptik dimana penggunaan air yang sempurna serta materi wadah dan
penutup yang tutup dulu dengan anti bakterial menjadi sangat penting
artinya (Voight, 1995).
Tetes mata kloramfenikol adalah larutan steril kloramfenikol.
Mengandung kloramfenikol,C11H12Cl2N2O5, tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 130,0% dari jumlah yang tertera pada etiket (Anonim,
1995).
Faktor-faktor dibawah ini sangat penting dalam sediaan larutan mata:
1. Ketelitian dan kebersihan dalam penyiapan larutan;
2. Sterilitas akhir dari collyrium dan kehadiran bahan antimikroba
yang efektif untuk menghambat pertumbuhan dari banyak
mikroorganisme selama penggunaan dari sediaan;
3. Isotonisitas dari larutan;
4. pH yang pantas dalam pembawa pembawa untuk menghasilkan
stabilitas yang optimal(Akbar, 2010)
Sediaan untuk mata kita terdiri dari jenis produk bermacan-macam
yang berbeda. Sediaan ini bisa berupa larutan (tetes mata / pencuci mata),
suspensi atau salep. Kadang-kadang injeksi mata digunakan dalam kasus
khusus. Sediaan mata sama dengan sediaan steril lainnya yaitu harus steril
dan bebas dari bahan partikulat. Dengan nomor tertentu dari injeksi mata,
sediaan untuk mata adalah bentuk sediaan topikal yang digunakan untuk
efek lokal dan karena itu tidak perlu untuk bebas pirogen. Syarat-syarat
harus mempertimbangkan dalam pembuatan dan kontrol terhadap produk
optalmik yaitu sterilitas pengawet, kejernihan bahan aktif, buffer
viskositas, pH stabilitas, dan isotonisitas (Rgmaisyah, 2009).
Keuntungan sediaan tetes mata antara lain secara umum larutan
berair lebih stabil salep dan tidak menganggu penglihatan saat digunakan.
Sedangkan kerugian sediaan tetes mata yaitu waktu kontak yang relatif
singkat antara obat dan permukaan yang terabsorsi. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam penggunaan tetes mata yaitu:
1. Cuci tangan dengan satu tangan, tarik perlahan-lahan kelopak mata
bagian bawah.
2. Jika penetesnya terpisah, tekan bola karetnya sekali saat menembus
dimasukkan ke dalam botol untuk membawa larutan ke dalam
penetrasi.
3. Tempatkan menembus di atas mata, teteskan obat ke dalam
kelopak mata bagian bawah sambil melihat ke atas jangan
menyentuhkan penetrasi pada mata atau jari.
4. Lepaskan kelopak mata, coba untuk menjaga mata tetap terbuka
dan jangan berkedip kurang dari 30 detik
5. Jika penetesnya terpisah, tempatkan kembali pada botol dan tutup
rapat
6. Jika penetesnya terpisah, selalu tempatkan penetrasi dengan ujung
ke bawah
7. Jangan pernah menyentuhkan penetrasi denga permukaan apapun
8. Jangan melakukan penetrasi
9. Ketika penetrasi diletakkan diatas botol, hindari kontaminasi pada
tutup saat dipindahkan
10. Ketika penetes adalah permanen dalam botol, ketika dihasilkan
oleh industri farmasi untuk farmasis, peraturan yang sama
digunakan menghindari kontaminasi
11. Jangan pernah menggunakan tetes mata yang telah mengalami
perubahan warna
12. Jika anda mempunyai lebih dari satu botol dari tetes yang sama,
buka hanya satu botol saja
13. Jika menggunakan lebih dari satu jenis tetes pada waktu yang
sama, tunggu beberapa menit sebelum menggunakan tetes mata
yang lain
14. Sangat membantu penggunaan obat dengan latihan memakai obat
di depan cermin
15. Setelah penggunaan tetes mata jangan menutup mata terlalu rapat
dan tidak berkedip lebih sering dari biasanya karena dapat
menghilangkan obat tempat bekerja. (Rgmaisyah, 2009)
Sebagian besar zat aktif yang digunakan untuk sediaan mata alam
larut air, basa lemah atau dipilih bentuk garamnya yang larut udara. Sifat
sifat fisikokimia yang harus diperhatikan dalam memilih garam untuk
formulasi larutan optalmik yaitu:
1. Kelarutan
2. Stabilitas
3. pH stabilitas dan kapasitas dapar
4. Ketidakmampuan dengan bahan lain dalam formula.
Bentuk garam yang biasa digunakan adalah garam hidroklorida,
sulfat, dan nitrat. Sedangkan untuk zat aktif yang berupa asam lemah,
biasanya digunakan garam natrium (Lund, 1994). Larutan obat mata dapat
dikemas dalam wadah takaran ganda bila digunakan secara perorangan
pada pasien dan bila tidak ada kerusakan pada permukaan mata. Wadah
larutan obat mata harus tertutup rapat dan disegel untuk menjamin
sterilitas pada pemakaian pertama. Sedangkan untuk penggunaan
pembedahan, disamping steril, larutan obat mata tidak boleh mengandung
antibakteri karena dapat mengiritasi jaringan mata (Anonim, 1995).
B. Tujuan Praktikum
1. Mampu melakukan pembuatan sediaan steril tetes mata
2. Mampu melakukan uji sterilitas sediaan tetes mata
REFERENSI
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia IV. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
Lund, W. 1994. The Pharmaceutical Codex, Twelfth Edition. London : PhP
Rgmaisyah. 2009. Tetes mata. (cited 2011, April 9).
Voigt, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Ansel, H. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi keempat.
Jakarta : UI Press.
Akbar, K. 2010. Sterilisasi Tetes Mata. (cited 2011, April 9).

Anda mungkin juga menyukai