Anda di halaman 1dari 16

Civil Engineering

Tugas :
PERENCANAAN BANDAR UDARA

Tugas ini diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian matakuliah


PerencanaanBandar Udara Pada Program Studi Strata Satu (S-1) Teknik Sipil
JurusanTeknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sulawesi Barat

DikerjakanOleh :

AHMAD MAKKI
D01 16 325

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Mata Kuliah Perencanaan Bandar udara ini telah diperiksa dan disetujui oleh
Dosen Mata KuliahPerencanaan Bandar udara

Majene, 13 April 2019

DibuatOleh :

Nama : AHMAD MAKKI


Nim : D0116325

Mengetahui, Menyetujui,
Dosen Pengampu Mata Kuliah Dosen Pembimbing Tugas Besar

Nurmiati Zamad, ST.,MT Nurmiati Zamad, ST.,MT


NIDN. 0928047803 NIDN. 0928047803
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu‘alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang
berjudul “Perencanaan Bandar Udara”. Tugas Akhir ini disusun sebagai persyaratan
mengikuti Final pada Program Studi Teknik Sipil Strata I FakultasTeknik Universitas
Sulawesi Barat.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat saran, dorongan,
bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang merupakan pengalaman
yang tidak dapat diukur secara materi, namun dapat membukakan mata penulis bahwa
sesungguhnya pengalaman dan pengetahuan tersebut adalah guru yang terbaik bagi
penulis. Oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenankanlah
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
 Ibu Nurmiati Zamad, ST. , MT. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir, dan
juga sebagai motivator.
 Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan dan doanya..
 Seluruh teman–teman Teknik Sipil yang telah memberikan motivasi.
 Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah
terlibat banyak membantu sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan.
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menyadari masih terdapat banyak
kekurangan yang dibuat baik sengaja maupun tidak sengaja, dikarenakan
keterbatasan ilmu pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang penulis
miliki. Untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan tersebut tidak
menutup diri terhadap segala saran dan kritik serta masukan yang bersifat
kontruktif bagi diri penulis.
Akhir kata semoga dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, institusi pendidikan
dan masyarakat luas. Amin!
Wassalamu‘alaikum Wr. Wb
Majene, 13 April 2019

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................
KATA PENGANTAR .............................................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................
...........................................................................................................................
........................................................................................................................... 1
C. Tujuan................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN
A. Perencanaan arah runway...................................................................................
B. Perhitungan panjang runway..............................................................................
C. Perhitungan tebal perkerasan runway ................................................................
D. Perhitungan Luas apron .....................................................................................
E. Perencanaan geometrik area pendaratan ............................................................
F. Perencanaan bangunan pelengkap......................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................................
B. Saran .................................................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Gambar Layout Perencanaan Bandar Udara
KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL
Jalan Prof. Dr. BaharuddinLopa, SH, KabupatenMajene, Provinsi Sulawesi Barat
Telp/Fax : (0422) 22559, e-mail: teknikunsulbar@gmail.com

TUGAS PERENCANAAN BANDAR UDARA

Diberikan Kepada : AHMAD MAKKI NIM : D0116325


Dosen Mata Kuliah : Nurmiati Zamad , ST. , MT.
Tanggal tugas : 13 April 2019
Kecepatan 0-3 4-6 7 - 10   11 - 16 17 - 21 > 22 ∑
Arah              
Tenang   2.38         2.38
N   3.22 3.38 3.12 2.43 2.28 14.43
NE   3.25 1.38 2.12 4.41 2.14 13.3
E   1.32 1.24 2.66 5.38 2.48 13.08
SE   2.77 2.41 4.23 1.71 4.38 15.5
SE   2.28 2.19 3.13 1.24 1.38 10.22
SW   3.31 1.45 2.78 7.38 1.06 15.98
W   2.14 1.44 3.38 1.21 2.01 10.18
NW   2.25 0.25 0.02 2.78 2.01 7.31
∑   20.54 13.74 21.44 26.54 17.74 100

Temperatur : 30ºC
Elevasi : 120 m

Tugas :
Rencanakan arah, tebal perkerasan dan panjang runway dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Slope 1,5 untuk jenis pesawat :B 720 B ; DC 9-32 ; BAC 111-200 ; A 300 ; B 747
B ; Trident 2E
2. CBR tanah dasar 7 %
3. Bandar udara beroperasi selama 24 jam/hari, dengan kapasitas 6 pesawat/jam
4. Gambarkan layout bandar udara tersebut!
Ketentuan lain dapat diambil sesuai dengan standar ICAO dan FAA dan referensi
buku-buku perencanaan bandar udara

Majene, 13 April 2019


Dosen Mata kuliah

Nurmiati Zamad, ST.,MT


NIDN. 0928047803
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bandar udara merupakan fasilitas dimana pesawat terbang dapat lepas
landas dan mendarat. Suatu Bandara minimal memiliki sebuah landasan pacu,
sedangkan untuk bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain baik
untuk operator layanan penerbangan maupun bagi pengunanya seperti bangunan
terminal dan hanggar. (Horonjeff :1994)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2012 Tentang
Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara memberikan
definisi bahwa bandar udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan
batas – batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan
lepas landas, naik turun penumpang ,bongkar muat barang, dan tempat perpindahan
intra dan antarmoda transportasi,yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan
keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.
Berdasarkan peraturan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/77/VI/2005, bandar
udara berfungsi menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban arus lalu lintas
pesawat udara, kargo dan/atau pos, keselamatan penerbangan, tempat perpindahan
intra dan/atau moda serta mendorong perekonomian baik daerah maupun secara
nasional.
Pembagian jenis bandara berdasarakan statusnya dibedakan menjadi dua
yaitu bandara umum yang berfungsi melayani kepentingan umum dan bandara
khusus 16 yang digunakan untuk melayani kepentingan sendiri guna menunjang
kegiatan tertentu. Setiap bandar udara terbagi atas sisi darat dan sisi udara, dimana
sisi darat terdiri dari jalan penghubung, lapangan parkir dan bangunan terminal
sedangkan sisi udara terdiri dari taxiway, holding pad, runway, terminal angkasa,
dan jalur penerbangan di angkasa. Salah satu bagian terpenting yang harus ada pada
bandar udara adalah runway yang merupakan area tertentu pada bandar udara
tempat mendarat dan lepas landas bagi pesawat.
B. Rumusan Masalah
1.      Apa Pengetahuan Dasar Mengenai Bandar Udara (Pengertian, Jenis
Bandara, Sejarah, Fasilitas Bandar Udara)?
2.      Bagaimana Pengelolaan Bandar Udara?
3.      Bagaimana Pengoperasian Bandar Udara?
4.      Bagaimana Pengembangan Bandar Udara?

C. Tujuan
1.      Untuk Mengetahui Pengetahuan Dasar Mengenai Bandar Udara
(Pengertian, Jenis Bandara, Sejarah, Fasilitas Bandar Udara).
2.      Untuk Mengetahui Pengelolaan Suatu Bandar Udara.
3.      Untuk Mengetahui Pengoperasian Suatu Bandar Udara.
4.      Untuk Mengetahui Pengembangan Suatu Bandar Udara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bandar Udara


Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Tahun 2010 Tentang Tatanan
Kebandarudaraan Nasional, Bandar Udara adalah kawasan di daratan atau
perairan dengan batasan-batasan tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat
udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang,
dan tempat perpindahan intra dan moda transportasi, yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan
penunjang lainnya, yang terdiri atas Bandar Udara umum dan Bandar Udara
khusus, yang selanjutnya Bandar Udara umum disebut dengan Bandar Udara.
Bandar udara adalah wilayah tertentu di darat atau air (termasuk bangunan,
instalasi, dan peralatan) yang dimaksudkan untuk digunakan, baik seluruhnya
atau 6 mencatat bahwa rencana induk harus diperbarui setiap 20 tahun sekali saat
terjadi perubahan disekitar bandara. Sebuah rencana induk bandara menunjukkan
konsep perencanaan tentang pembangunan ultimate suatu bandara. Rencana
induk diterapkan untuk modernisasi dan perluasan bandara eksisting ditinjau dari
segi ukuran, peran serta fungsinya (Sartono, dkk, 2016).
B. Runway (Landas Pacu)
Runway atau landasan pacu adalah fasilitas bandara yang sangat penting
untuk mendarat dan lepas landasnya pesawat. Landas pacu adalah area persegi
dipermukaan bandara yang disiapkan untuk take off dan landing pesawat, tanpa
landas pacu yang dierncanakan dan dikelola dengan baik, pesawat tidak akan
dapat menggunakan bandara. Dalam merancang landas pacu (runway) diatur
secara ketat mengenai panjang, lebar, orientasi (arah), kongfigurasi,
kemiringan/kelandaian, dan ketebalan perkerasan runway. Runway difasilitasi
oleh system marka (marking), system pencahayaan (lighting), dan rambu-rambu
(signs) untuk mengidentifikasi runway dan memberikan panduan arah kepada
pilot saat pesawat berjalan, lepas landas, dan ancang-ancang pendaratan dan
mendarat. Elemen dasar runway meliputi perkerasan, bahu runway, runway strip,
blast pad (buangan semburan mesin), runway and safety area (RESA), stopway
dan clearway. Fasilitas runway ini mempunyai beberapa bagian yang
masingmasingnya mempunyai persyaratan tersendiri (Sartono, dkk, 2016).
Terdapat bagian bagian penting pada landas pacu (runway) yaitu:
1) Runway shoulder/ bahu landas pacu adalah area pembatas pada akhir tepi
perkerasan runway yang dipersiapkan menahan erosi dari hembusan jet dan
sebagai jalur ground vehicle (kendaraan darat) untuk pemeliharaan dan keadaan
darurat serta untuk penyediaan daerah peralihan antara antara bagian perkerasan
dan runway strip.
2) RESA (Runway and safety area). RESA adalah suatu daerah simetris yang
merupakan perpanjangan dari garis tengah runway dan membatasi bagian ujung
runway strip, yang ditujukan untuk mengurangi risiko kerusakan pesawat yang
sedang menjauhi atau mendekati runway saat melakukan kegiatan take off (lepas
landas) maupun landing (pendaratan).
3) Clearway adalah suatu daerah tertentu di ujung runway tinggal landas yang
terdapat di permukaan tanah maupun permukaan air di bawah pantauan operator
Bandar udara, yang dipilih dan ditujukan sebagai daerah yang aman bagi pesawat
saat mencapai ketinggian tertentu. Clearway juga merupakan daerah bebas
terbuka yang disediakan untuk melindungi pesawat saat melakukan maneuver
pendaratan maupun lepas landas.
4) Stopway adalah suatu area tertentu yang berbentuk segiempat yang ada di
permukaan tanah terletak di akhir runway bagian landing (tinggal landas) yang
dipersiapkan sebagai tempat berhenti pesawat saat terjadi pembatalan kegiatan
tinggal landas.
5) Turning area adalah bagian dari runway yang digunakan untuk pesawat
melakukan gerakan memutar, baik untuk membalikan arah pesawat, maupun
gerakan pesawat saat akan parkir di apron.
6) Runway strip adalah luasan bidang tanah yang diratakan dan dibersihkan tanpa
benda-benda yang mengganggu yang dimensinya bergantung pada panjang
runway dan jenis instrument pendaratan (precission approach) yang dilayani.
7) Holding bay adalah area tertentu yang ditujukan agar pesawat dapat
melakukan penantian atau menyalip untuk mendapatkan efisiensi gerakan
permukaan pesawat.
C. Taxiway (Penghubung Landas Pacu)
Taxiway adalah jalur yang dirancang dipermukaan bandara yang
digunakan sebagai jalur keluar pesawat dari runway menuju apron. Berikut
adalah penjelasan bagian taxiway (Sartono, dkk, 2016).
a. Aircraft stand taxilane, bagian dari apron yang ditujukan sebagai taxiway dan
bertujuan untuk menyediakan akses menuju tempat parkir pesawat.
b. Apron taxiway, bagian dari sistem taxiway yang bertujuan untuk menyediakan
rute pesawat menyebrangi apron.
c. Rapid exit taxiway, sebuah jalur yang menghubungkan antara taxiway dan
runway dengan sudut tajam dan dirancang untuk keluar bagi pesawat yang
mendarat dengan kecepatan yang lebih tinggi.
D. Apron (Parkir Pesawat Udara)
Apron adalah suatu area di bandara yang bertujuan untuk
mengakomodasi pesawat untuk menaik-turunkan penumpang, barang, kargo,
mengisi bahan bakar, parkir dan perawatan pesawat. Apron harus dirancang
dengan sesuai kebutuhan dan karakteristik terminal, beberapa pertimbangannya
adalah sebagai berikut (Sartono, dkk, 2016).
a. Menyediakan jarak paling pendek antara landasan pacu dan tempat pesawat
berhenti.
b. Memberikan keleluasaan pergerakan pesawat untuk melakukan maneuver
sehingga mengurangi tundaan.
c. Memberikan cadangan cukup daerah untuk pengembangan.
d. Memberikan efisiensi, keamanan secara maksimum.
e. Meminimalkan dampak lingkungan.
E. Bangunan Terminal Penumpang
Fasilitas bangunan terminal adalah salah satu bangunan yang sangat
penting karena sesuai fungsinya untuk melayani semua kegiatan yang dilakukan
oleh penumpang dari mulai keberangkatan sampai kedatangan. Berikut bagian
pada fasilitas keberangkatan dan kedatangan (Sartono, dkk, 2016).
a. Fasilitas keberangkatan
1. Check in counter adalah fasilitas pengurusan tiket keberangkatan pesawat
2. Check in area adalah area yang dibutuhkan untuk menampung penumpang
yang mengurus tiket, luasannya berpengaruh pada jumlah penumpang pada
suatu bandara.
3. Rambu/marka terminal bandara, fasilitas custom immigration quarantina,
ruang tunggu, tempat duduk, fasilitas umum lainnya seperti toilet, telpon,
lainya.
b. Fasilitas kedatangan
1. Ruang kedatangan adalah ruangan yang digunakan untuk menampung
penumpang yang turun dari pesawat setelah melakukan perjalanan.
2. Beggage conveyor belt adalah fasilitas yang digunakan untuk melayani
pengambilan begasi penumpang, panjang dan jenisnya dipengaruhi oleh jumlah
penumpang.
3. Rambu/marka terminal bandara, fasilitas custom immigration quarantina,
ruang tunggu, tempat duduk, fasilitas umum lainnya seperti toilet, telpon,
laiinya.
F. Bangunan Terminal Barang (Kargo)
Fasilitas bangunan terminal barang adalah bangunan yang digunakan
untuk kegiatan bongkar muat barang udara yang dilayani oleh Bandar udara
tersebut. Luasannya dipengaruhi oleh berat dan volume kargo pada waktu sibuk
yang dilayani oleh bandara tersebut. Fasilitas-fasilitas seperti gudang, gedung
operasi dan tempat parkir merupakan fasilitas yang standar dalam bangunan
terminal barang (Sartono, dkk.2016).
G. Bangunan Operasi Sartono, dkk (2016) menyatakan bahwa fasilitas bangunan
operasi adalah sebagai berikut.
a. Gedung operasional, antara lain menara control, stasiun meteorologi, gedung
very high frequency omnidirectional range (VOR), dan gedung distance
measuring equipmen (DME).
b. Bangunan teknik penunjang, seperti power house dan stasiun bahan bakar,
aspek kelistrikan, dan jaminan penunjang sampai pergerakan pesawat.
c. Bangunan administrasi, dan umum, seperti kantor bandara, kantor keamanan
dan rumah dinas bandara, serta bangunan kantin dan lain sebagainya.
H. Karakteristik Pesawat Terbang
1. Dimensi Pesawat Dimensi pesawat terbang sangat mempengaruhi ukuran dari
(runway) landas pacu, dan juga apron dalam suatu bandara. Berikut adalah
penjelasan dimensi pesawat.
a. Length (panjang) sebuah pesawat terbang didefinisikan sebagai jarak dari
ujung depan badan pesawat (fuselage) atau badan utama (mainbody) pesawat,
sampai keujung belakang ekor pesawat (empennage).
b. Wingspan (panjang sayap) sebuah pesawat terbang didefinisikan sebagai jarak
dari ujung sayap ke ujung sayap lainnya pada sayap utama pesawat, digunakan
untuk menentukan lebar dan sparasi (jarak pemisah) runway dan taxiway
dibandar udara.
c. Maximum height (tinggi maksimum) sebuah pesawat terbang secara tipikal
didefinisikan sebsagai jarak dari lantai dasar sampai dengan puncak ba 11
d. Wheelbase sebuah pesawat terbang didefinisikan sebagai jarak antara as roda
pendaratan utama (main landing gear) pesawat dengan as roda depan (nose gear),
atau roda ekor (tail-wheel).
e. Wheel track sebuah pesawat terbang didefinisikan sebagai jarak antara as roda
terluar dari landing gear pesawat. Digunakan untuk menetapkan radius putar
(turning radius) minimum, yang berperan besar untuk berbeloknya pesawat.
2. Kinerja pesawat terhadap panjang landas pacu Untuk menghitung kebutuhan
panjang landas pacu, dipakai peraturan yang dikenal sebagai Federal Aviation
Regulation (FAR). Regulasi ini disusun oleh pemerintah Amerika Serikat dengan
industri pesawat terbang (Sartono, dkk.2016).
a. Normal take off cases (lepas landas dengan normal) adalah ketika mesin
berjalan dengan normal dan landas pacu yang ada cukup panjangnya untuk
mengakomodasi variasi teknik pengangkatan pesawat dan berbagai khusus dari
performa pesawat.
b. Engine failure cases (lepas landas dengan anggapan mesin gagal) adalah
kondisi ketika landas pacu yang ada memiliki panjang yang cukup agar pesawat
dapat melanjutkan perjalanan walaupun kehilangan tenaga, agar pesawat dapat
direm untuk berhenti darurat.
c. Landing cases (pendaratan) adalah ketika landas pacu yang ada memiliki
panjang yang cukup untuk berbagai teknik pendaratan, pendaratan yang buruk
dan semacamnya.
3. Komponen Berat Pesawat Terbang Menurut Sartono, dkk (2016) terdapat
beberapa komponen dari berat pesawat terbang yang paling menentukan dalam
menghitung panjang landas pacu, yaitu:
a. Operating Weight Empty adalah berat dasar pesawat terbang, termasuk di
dalamnya crew dan peralatan pesawat terbang, tetapi tidak termasuk bahan bakar
dan penumpang atau barang yang membayar.
b. Pay Load adalah produksi muatan (barang atau penumpang) yang membayar,
diperhitungkan menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Pertanyaan yang
sering muncul, berapa jauh pesawat bisa terbang, jarak yang bisa ditempuh
pesawat disebut jarak tempuh (range). Banyak faktor yang mempengaruhi jarak
tempuh pesawat, yang paling penting adalah pay load. Pada dasarnya pay load
bertambah, jarak tempuhnya berkurang atau sebaliknya pay load berkurang, jarak
tempuh bertambah.
c. Zero Fuel Weight adalah batasan berat, spesifik pada tiap jenis pesawat,di atas
batasan berat itu tambahan berat harus berupa bahan bakar, sehingga ketika
pesawat sedang terbang, tidak terjadi momen lentur yang berlebihan pada
sambungan.
d. Maximum Structural Landing Weight adalah kemampuan struktural dari
pesawat terbang pada waktu melakukan pendaratan.
e. Maximum Structural Take Off Weight adalah berat maximum pesawat terbang
termasuk didalamnya crew, berat pesawat kosong, bahan bakar, pay load yang
diizinkan pabrik, sehingga momen tekuk yang terjadi pada badan pesawat
terbang, rata-rata masih dalam batas kemampuan yang dimiliki oleh material
pembentuk pesawat terbang.
f. Berat Statik Main Gear dan Nose Gear pembagian beban statik antara roda
pendaratan utama (main gear) dan nose gear, tergantung pada jenis/tipe pesawat
dan tempat pusat gravitasi pesawat terbang. Batas-batas dan pembagian beban
disebutkan dalam buku petunjuk tiap-tiap jenis pesawat terbang, yang
mempunyai perhitungan lain dan ditentukan oleh pabrik. 13
I. Hasil Penelitian
Terdahulu Hasil penelitian Sarendra (2016) menunjukkan bahwa tebal
total perkerasan lentur runway dan perkerasan kaku apron masing-masing
sebesar 130 cm dan 67 cm yang dibutuhkan Bandar Udara Radin Inten II
Lampung Selatan untuk umur rencana 20 tahun dengan pesawat rencana Boeing
B-767-400ER. Dari analisis tegangan dan defleksi pada perkerasan kaku dengan
metode Westergaard, diperoleh nilai tegangan dan defleksi pada slab beton akibat
cornerloading masing-masing sebesar 34,92kg/cm2 dan 0,40cm, nilai tegangan
dan defleksi pada slab beton akibat interior loading masing-masing sebesar
27,44kg/cm2 dan 0,06cm serta nilai tegangan dan defleksi pada slab beton akibat
edge loading masing-masing sebesar 50,92kg/cm2 dan 0,17cm. Tegangan yang
terjadi akibat edge loading melampaui batas maksimal yang diijinkan sebesar
43,4kg/cm2 sehingga diperlukan expansion joint tipe B pada bagian tepi
perkerasan kaku apron. Nilai PCN yang didapat untuk perkerasan lentur runway
adalah PCN 78/F/C/X/T dan untuk perkerasan kaku apron adalah PCN
80/R/C/X/T. Hasil penelitian Silalahi (2015) adalah analisis geometrik sisi udara
yang meliputi panjang runway lebar runway dan kemiringan memanjang dan
melintang runway serta komponen keselamatan seperti runway dan safety area.
Kemudian dilakukan juga analisis pada taxiway dan apron. Analisis dilakukan
dengan menggunakan standar dari ICAO yang meliputi dokumen 9157 part 1 dan
2, dan annex 14, dokumen FAA yang digunakan dalam analisa tugas akhir
meliputi AC150/5300- 13A. Analisis yang dilakukan terhadap apron dilakukan
dengan menggunakan formula JICA untuk perhitungan jam puncak pesawat.
Berdasarkan hasil analisis, tidak semua fasilitas sisi udara di Bandara Kualanamu
memenuhi standar FAA dan ICAO untuk kategori D-V (FAA) dan 4E (ICAO)
terkait geometrik bandara. Berdasarkan data pergerakan pesawat tahun 2014,
jumlah pesawat yang menggunakan parking stand sebanyak 19 pesawat. Dari
peramalan menggunakan data pergerakan pesawat diperoleh dari tahun 2004
-2014, parking stand akan terisi penuh pada saat jam puncak pada tahun 2066. 14
Hasil penelitian Widiyahartani (2007) Permintaan penggunaan jasa layanan
transportasi udara pada Bandar Udara Ahmad Yani Semarang pada tahun 2007-
2015 diperkirakan akan mengalami peningkatan, kondisi eksisting landasan pacu
yang ada, dianalisis sampai dengan umur rencana (2007-2015), ternyata sudah
tidak dapat memenuhi tingkat kebutuhan pengguna jasa akan layanan transportasi
udara. Peningkatan sarana dan prasarana bandar udara, guna mengantisipasi
kecenderungan meningkatnya jumlah penumpang, dapat dilakukan dengan
menggunakan jenis atau pesawat terbang yang memiliki kapasitas angkut dan
jarak jelajah yang lebih jauh, dan dengan melakukan perpanjangan terhadap
landasan pacu yang ada sekarang. Jenis pesawat terbang rencana yang
dipergunakan adalah pesawat Boeing 737-400. Landasan pacu eksisting
diperpanjang sebesar 400 m, dari panjang semula 1.850 m menjadi 2.250 m.
Kekuatan landasan pacu harus ditingkatkan, dengan melakukan overlay setebal
10 cm.

Anda mungkin juga menyukai