Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN TUBERCULOSIS (TBC)

Untuk memenuhi tugas mata kuliah

Manajemen Keperawatan

Dosen Pembimbing

Wildan Akasyah, S.Kep., Ns., M. Kep

Oleh :

Reda Ayu Saraswati


(10217051)

S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

KEDIRI

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : TBC


Sub Pokok Bahasan :
1. Apa yang dimaksud dengan TBC ?
2. Bagaimana prosespenularan TBC ?
3. Apa saja gejala-gejala TBC ?
4. Bagaimana cara pengobatan TBC ?
Sasaran : Tetangga
Waktu : 45 menit ( pukul 09.00 s.d 09.45 )
Hari/tanggal : Senin, 9 November 2020
Tempat : Salah satu rumah tetangga
Pelaksana : Mahasiswa

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM : Setelah mengikuti kegiatan


penyuluhan selama 45 menit diharapkan mahasiswa dapat
menginformasikan dan mengetahui tentang penyakit TBC sehingga dapat
menjaga kesehatan dan lingkungan sekitar.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Setelah dilakukan penyuluhan


selama 45 menit diharapkan Mahasiswa dapat:
1. Mengetahui pengertian TBC
2. Mengetahui proses penularan TBC
3. Mengetahui gejala – gejala TBC
4. Mengetahui pengobatan TBC

III. MATERI
1. Pengertian TBC
2. Proses penularan TBC
3. Gejala – gejala TBC
4. Pengobatan TBC
IV. PENGORGANISASIAN
a. Penanggung jawab : Wildan Akasyah, S.Kep., Ns., M. Kep
b. Moderator : Reda Ayu Saraswati
c. Penyaji : Reda Ayu Saraswati
d. Notulen : Reda Ayu Saraswati
e. Fasilitator : Reda Ayu Saraswati
f. Dokumentasi : Reda Ayu Saraswati

V. KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode
1. 5 menit 1. Memberisalam, Memperhatikan ceramah
memperkenalkan diri, dan
pembukaan penyuluhan
2. Menjelaskan materi secara Memperhatikan
umum
3. Menjelaskan TIU dan TIK Memperhatikan

2. 30 menit 1. Menjelaskan pengertian Memperhatikan ceramah


TBC
2. Menjelaskan proses Memberi
penularan TBC Pertanyaan
3. Menjelaskan gejala – Memperhatikan
gejala TBC
4. Menjelaskan pengobatan
TBC Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan
5. 10 menit a. Memberikan pertanyaan Menjawab ceramah
tentang materi yang baru pertanyaan yang
diajukan
saja dijelaskan Memperhatikan
b. Menampung pertanyaan
yang diberikan lansia
c. Mahasiswa Memberikan
menyimpulkan materi saran
yang telah dibahas
d. Menutup pertemuan dan Memberikan
memberikan salam saran
Memperhatikan
dan membalas
salam

VI. METODE
Jenis model pembelajaran : pertemuan (tatap muka)

VII. MEDIA DAN SUMBER


Media : Leaflet
Sumber : Depkes RI. 2006. Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis. Jakarta

Kemenkes RI. 2011. Strategi Nasional Pengendalian


TB di Indonesia 2010-2014. Jakarta : Kementerian
Kesehatan RI

VIII. EVALUASI
a. Struktur
- Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah klien
- Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya (SAP, Leaflet)
b. Proses
- Klien mengajukan pertanyaan dan pemberimateri menjawab
pertanyaan secara benar
c. Hasil
- Klien mengerti penjelasan yang telah diberikan
MATERI PENYULUHAN

2.1 Definisi TBC


Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TBC (Mycubacterium Tuberculosis), sebagian besar kuman TB
menyerang paru tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya (DepkesRI,
2006).
Tuberkulosis (TBC) merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang
dihadapi oleh masyarakat dunia. Saat ini hampir sepertiga penduduk dunia
terinfeksi kuman TB dan terjadi kematian akibat TB hampir dua juta orang
setiap tahunnya. Badan Kesehatan Dunia telah menyatakan TB sebagai
masalah kedaruratan global sejak tahun 1993 lalu. Diperkirakan dalam 20
tahun medatang, TB akan membunuh 35 juta orang.
2.2 Proses Penularan TBC
Sumber penularan Tuberkulosis adalah pasien TBC BTA positif melalui
percikan dahak (droplet) pada saat batuk atau bersin sehingga menyebarkan
kuman ke udara. Sekali batuk/bersin dapat menghasilkan sekitar 3000
percikan dahak (droplet). Droplet yang mengandung kuman TBC dapat
bertahan di udara beberapa jam pada suhu kamar. Infeksi terjadi apabila
orang lain menghirup udara yang mengandung droplet dan masuk kedalam
saluran pernapasan yang selanjutnya akan menyebar dari paru-paru ke bagian
tubuh lainnya (Kemenkes, 2011).
2.3 Tanda dan gejala TBC
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus
yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak
terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk
menegakkan diagnosa secara klinik.

a. Gejala sistemik/umum

1) Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan


malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam
seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
2) Penurunan nafsu makan dan berat badan.

3) Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).

4) Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

b. Gejala khusus

1) Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat
penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan
suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.

2) Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat


disertai dengan keluhan sakit dada.

3) Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang
yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada
kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.

4) Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan


disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah
demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang. Pada
pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi
kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira
30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC paru dewasa
memberikan hasil uji tuberkulinpositif. Pada anak usia 3 bulan – 5
tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa
dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan
pemeriksaan serologi/darah.

2.4 Pengobatan TBC


a. Tahap Pencegahan

Berkaitan dengan perjalanan alamiah dan peranan Agent, Hostdan


Lingkungan dari TBC, maka tahapan pencegahan yang dapat dilakukan
antara lain :
1) Pencegahan Primer

Dengan promosi kesehatan sebagai salah satu pencegahan TBC


paling efektif, walaupun hanya mengandung tujuan pengukuran umum
dan mempertahankan standar kesehatan sebelumnya yang sudah tinggi.

Proteksi spesifik  dengan tujuan pencegahan TBC yang meliputi ;


(1) Imunisasi Aktif, melalui vaksinasi BCG secara nasional dan
internasional pada daerah dengan angka kejadian tinggi dan orang tua
penderita atau beresiko tinggi dengan nilai proteksi yang tidak absolut
dantergantung Host tambahan dan lingkungan,
(2) Chemoprophylaxis, obat anti TBC yang dinilai terbukti ketika
kontak dijalankan dan tetap harus dikombinasikan dengan pasteurisasi
produk ternak, (3) Pengontrolan Faktor Prediposisi, yang mengacu
pada pencegahan dan pengobatan diabetes, silicosis, malnutrisi, sakit
kronis dan mental.

2) Pencegahan Sekunder

Dengan diagnosis dan pengobatan secara dini sebagai dasar


pengontrolan kasus TBC yang timbul dengan 3 komponen
utama ; Agent, Host dan Lingkungan.

Kontrol pasien dengan deteksi dini penting untuk kesuksesan


aplikasi modern kemoterapi spesifik, walau terasa berat baik dari
finansial, materi maupun tenaga. Metode tidak langsung dapat
dilakukan dengan indikator anak yang terinfeksi TBC sebagai pusat,
sehingga pengobatan dini dapat diberikan. Selain itu, pengetahuan
tentang resistensi obat dan gejala infeksi juga penting untuk seleksi
dari petunjuk yang paling efektif.

Langkah kontrol kejadian kontak adalah untuk memutuskan rantai


infeksi TBC, dengan imunisasi TBC negative dan Chemoprophyaxis
pada TBC positif. Kontrol lingkungan dengan membatasi penyebaran
penyakit, disinfeksi dan cermat mengungkapkan investigasi
epidemiologi, sehingga ditemukan bahwa kontaminasi lingkungan
memegang peranan terhadap epidemi TBC. Melalui usaha pembatasan
ketidakmampuan untuk membatasi kasus baru harus dilanjutkan,
dengan istirahat dan menghindari tekanan psikis.

3) Pencegahan Tersier

Rehabilitasi merupakan tingkatan terpenting pengontrolan TBC.


Dimulai dengan diagnosis kasus berupa trauma yang menyebabkan
usaha penyesuaian diri secara psikis, rehabilitasi penghibur selama fase
akut dan hospitalisasi awal pasien, kemudian rehabilitasi pekerjaan
yang tergantung situasi individu. Selanjutnya, pelayanan kesehatan
kembali dan penggunaan media pendidikan untuk mengurangi cacat
sosial dari TBC, serta penegasan perlunya rehabilitasi.

b. Pengobatan

Pengobatan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap awal (intensif)


dan tahap lanjutan. Lama pengobatan 6-8 bulan yang terbagi pada 2 tahap
yaitu tahap awal dan tahap akhir. Pada tahap awal obat diminum setiap
hari selama 2 atau 3 bulan, dan pada tahap akhir obat diminum 3 kali
seminggu selama 4 atau 5 bulan. Penderita harus minum obat secara
lengkap dan teratur sesuai jadwal berobat sampai dinyatakan sembuh.
Dilakukan tiga kali pemeriksaan ulang dahak untuk mengetahui
perkembangan kemajuan pengobatan, yaitu pada akhir pengobatan tahap
awal, sebulan sebelum akhir pengobatan dan pada akhir pengobatan.
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
PROGRAM STUDI S1-
KEPERAWATAN
Alamat : Jl. K.H Wakhid Hasyim No 65 Bandar Lor
Kota Kediri, Jawa Timur, 64114

DAFTAR PESERTA PENYULUHAN

No. Nama Alamat TTD


1. Mudayah Bungur 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17. 17.
18. 18.
19. 19.
20 20.
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2006. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis.


Jakarta

Kemenkes RI. 2011. Strategi Nasional Pengendalian TB di Indonesia


2010-2014. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai