Kos sebagai bahan olahan akuntansi mengalami tiga tahap perlakuan yaitu pengukuran,
penelusuran, dan pembebanan. Kos akan diperlakukan mula-mula sebgai aset dan emudian
baru diperlakukan sebagai bebean pendapatan. Biaya disebut beban pendapatan karena biaya
mengurangi pendapatan yang secara teknis penutupan buku biaya memang dibebankan di
debit dalam akun laba rugi. Jadi, beban pendapatan sebagai satu kesatuan pengerian juga
dapat disebut pula dengan pengurangan pendapatan sehingga beban pendapatan tidak bisa
disebut beban aau pengurang saja.
Ada dua karakteristik utama yang melekat pada makna biaya yaitu :
· Aliran keluar atau penurunan aset
· Akibat kegiatan yang membentukoperasi utama yang menerus
Ada kareakteristik yang bersifat sebagai konsekuensi, pendukung atau penjelas. Kareakteritik
utama dan pendukung dibahas berikut ini
Penurunan aset
Untuk mengatakan biaya timbul, harus ada yang menyatakan transaksi tau kejadian yang
menurunkan aset atau menimbulkan aliran aset keluar atau sumber ekonomik. Aset disini
diartikan semua aset kesatuan usaha.
Kenaikan kewajiban
Semua badan autoritatif mendefinisi biaya tidak hanya dari sudut penurunan aset tetapi juga
dari kenaikan kewajiban. Alasannya adalah agar makna biaya cukup luas untuk mencangkupi
pula pos-pos yang timbul dalam penyesuaian akhir tahun.
Penurunan ekuitas
Definisi APB dan IAI secara eksplisit menyebutkan bahwa penurunan aset akhirnya akan
mengubah ekuitas atau menurunkan ekuitas. Pendefinisian ini sebenarnya menegaskan bahwa
akuntansi menganut konsep kesatuan usaha sehingga ekuitas secara konseptual adalah hutang
perusahaan kepada pemilik. Oleh karena itu turunnya aset sebagai biaya harus mengakibatkan
turunnya ekuitas. Bila wkuitas tidak terpengaruh, jelas turunnya aset bukan merupakan biaya.
Rugi
Seperti halnya untung, argumen diajukan untuk menjawab perlu atau tidaknya biaya dibedakan
dengan rugi. FASB memfokuskan pengertian biaya hanya untuk penurunan aset yang berkaitan
dengan operasi utama atau sentral. Namun tidak berarti bahwa penurunan aset tidak berkaitan
dengan operasi utama lalu diklasifikasi menjadi non operasi. Ada kata kunci yang melekat pada
pengertian rugi adalah :
· Penurunan ekuitas
· Transaksi periferal atau insidental
· Selain apa yang didefinisi sebagai biaya ataau selain distribusi ke pemilik
Rugi perlu didefinisi sebgai elemen dan dibedakan dengan biaya olehFASB. Seperti untung,
empat sumber rugi yang diidentifikasi FASB adalah:
· Periferal dan insidental, misalnya penjualan investasi dalam surat berharga, penjualan
aset tetap, pelunasan hutang obligasi sebelum jatuh tempo.
· Tranfer nontimbal-balik dengan pihak lain : misalnya pencurian dan pembayaran ganti
rugi dari kekalahan dalam tuntutan perkara hukum.
· Penahanan aset : misalnya penurunan harga sekuritas investasi, penurunan nilai-tukar
valuta asing dan penurunan harga karena penahanan sediaan
· Faktor lingkungan : misal ganti rugi asuransi musibah alam yang lebih rendah dari kos aset
yang rusak. Contoh lain adalah lenyapnya manfaat aset yang tidak diasuransi akibat kebakaran.
Paton dan Littleton mendefinisi rugi sebagai hal yang bedadengan biaya yang merupakan
penyerapan atau pengorbanan kos tanpa suatu kompensasi atau kembalian. Seharusnya kos
yang telah dikorbankan tapi tidak ada imbalan atas barang atau jasa yang diterima tidak dapat
dianggap sebagai rugi begitu saja. Mungkin dari kondisi lingkungan tertentu kos tersebut dapat
dianggap tugi, tetapi tidaklah demikian kalau dipandang dari sudut kondisi perusahaan dalam
lingkunagan ekonomi dan sosial tempat perusahaan beroprasi, misal sumbangan untuk palang
merah.
Pengakuan biaya
Pengakuan biaya tidak dibedakan dengan pengakuan rugi. Pengakuan menyangkut masalah
kriteria pengakuan yaitu apa yang harus dipenuhi agar penurunan nillai aset yang memenuhi
definisi biaya atau rugi dapat diakui dan masalah saat pengakuan yaitu peristiwa atau kejadian
apa yang menandai bahwa kriteria pengakuan telah dipenuhi.
• Pengakuan segera
1. Kos yang terjadi dalam perioda berjalan tidak memberi manfaat masa datang yang cukup
nyata
2. Kos yang dicatat sebagai aset dalam perioda-perioda sebelumnya tidak lagi mempunyai
manfaat ekonomik yang cukup nyata
3. Mengalokasi kos baik atas dasar asosiasi dengan pendapatan atau dasar atas perioda
akuntansi dipandang tidak mempunyai menfaat yang berarti
Kelayakan ekonomik
Masalah penandingan terletak pada penentuan dasar atau basis yang memuaskan untuk
menyatukan pendapatan dan biaya. Penandingan yang tepat harus didasarkan pada kelayakan
ekonomik dan bukan fisis. memang enandingan menuntut identifikasi konsumsi manfaat aset
atau jasa secara fisis tetapi nilai aset atau jasa yang dikonsumsi juga harus ditentukan secara
tepat dengan memperhatikan kondisi yang melingkupinya.oleh karena itu dasar penandingan
yang paling utama adalah kelayakan ekonomik bukan hanya dasaraliran fisis.
Basis asosiasi
dalam rangka menghubungkan biaya dan biaya, perlu dipertimbangkan basis asosiasi yang
menggambarkan penandingan yang secara ekonomik layak. Berbagai basis asosiasi adalah:
Secara teoritis dan praktis, kalau hubungan sebab akibat harus dipertahankan , hanya kos
variabellah yang sebenarnya dapat dngan mudah diidentifikasi dengan produk, karena besarnya
kos variabel sangat ditentukan oleh volume produksi. Kos varibael meliputi kos produksi dan
non produksi.
Meskipun hal ini mampu memberikan manfaat di masa mendatang, apabila terjadinya kos yang
tidak merepresentasi nilai tambah terhadap produk, akuntansi dapat menganggap kos
nonproduksi bersifat taktersediaankan (uninventoriable). Penangguhan semacam ini hanya
berakibat meratakan laba tetapi tidak menambah muatan informasi.
Selain itu hubungan sebab-akibat harus dapat diidentifikasi. Bila kos tidak dapat dikaitkan
dengan pendapatan masa datang dengan cukup jelas dan teliti, tidak layaklah untuk menunda
pembebanan sebagai biaya.
Jadi, dalam kaitannya dengan penanding sebab-akibat, kos nonproduksi tidak harus ditunda
pembebanannya untuk dikaitkan dengan pendapatan masa datang yang dapat dikaitakan
dengan kos nonproduksi tersebut.
Biaya Antisipasian
Biaya antisipasian (anticipated expenses) adalah biaya yang dianggap menyebabkan timbulnya
pendapatan tetapi baru terjadi setelah pendapatan diakui.
(1) Banyak jenis biaya yang berkaitan secara tidak langsung dengat pendapatan perioda
berjalan.
(3) Manfaat ekonomik tidak dapat dikaitkan dengan perioda-perioda masa datang.
Dengan perioda sebagai takaran, alokasi sistematik lebih menggambarkan kelayakan ekonomik
daripada pembebanan langsung semua manfaat pada saat terjadinya atau daripada
pendekatan tanpa alokasi.
Kriteria Penangguhan
Kriteria penguji umum dapat dijadikan dasar untuk menentukan apakah suatu jenis kos jasa
yang terjadi pada suatu perioda akan dibebankan langsung atau akan ditunda dapat
dikemukakan sebagai berikut:
(1) Pengeluaran kos tersebut terjadi karena transaksi, kejadiaan, atau keadaan yang didukung
oleh bukti yang sah.
(2) Pengeluaran tersebut dapat dibenarkan dari segi operasi perusahaan pada umumnya dan
bukan merupakan pengeluaran atau bersifat kecerobohan, keborosan, atau ketakbijaksanaan.
(3) Kos jasa dapat ditangguhkan pembebanannya walaupun dapat pula dibebankan langsung.
(4) Kos jasa tersebut merupakan jenis pengeluaran yang terjadi berulang-ulang tiap perioda
(recurring).
Jadi, kos nonperasi yang berulang terjadinya cukup beralasan untuk langsung dibebankan
daripada ditunda atau disediakan untuk mencapai tepat-tanding.
Alokasi Kos Bergabung atau Bersama
Kos bergabung biasanya berkaitan dengan produk utama dan samping. Bila tiap laba produk
utama dan samping harus dilaporkan terpisah, alokasi jelas harus dilakukan untuk menentukan
kos masing-masing produk.
Alokasi kos bergabung atau bersama bersifat internal dalam suatu perioda sehingga hasilnya
tidak dapat mempengaruhi kos operasi total untuk perioda tersebut meskipun dasar alokasi
agak arbitrer. Hendriksen menyatakan bahwa alokasi secara arbitrer antarperioda akan lebih
menyesatkan hasilnya daripada tidak dilakukan alokasi karena alokasi memberi kesan adanya
ketepatan yang dalam kondisi tertentu mungkin tidak dapat dipenuhi.
Pendekatan Nonalokasi
Thomas menyatakan bahwa alokasi dapat dipertahankan apabila tiga karakteristik berikut
dipenuhi:
Ketakraguan (unambiguity). Metoda alokasi harus unik dan jelas untuk tiap tujuannya. Artinya
untuk tuajuan yang sama tidak boleh terdapat beberapa pilihan metoda.
Ketepertahankan (defensibility). Untuk metoda alokasi yang dipilih, penentuan kebijakan harus
dapat mempertahankan argument yang meyakinkan bahwa pilihannya untuk dan lebih baik
dari alternative lain.
Alokasi merupakan usaha akuntansi untuk mengasosiasi biaya dan pendapatan secara lebih
layak bila tidak terdapat basis untu mengasosiasikan secara langsung atas dasar sebab-akibat.
Bila alokasi dianggap suatu teori, alokasi dapat dipertahankan secara filosofis dengan semangat
refutasi ilmiah dan prinsip ketersalahan.
Pembebanan Arbitrer
Penandingan arbitrer tidak selalu berkaitan dengan pengakuan rugi, kos suatu potensi jasa akan
segera diakui sebagai biaya atau rugi kalau terbukti bahwa manfaat ekonomiknya menjadi
lenyap atau berkurang. Dalam hal biaya, berkurangnya manfaat ekonomis disebabkan pada
umumnya oleh pemakaian atau pemanfaatan potensi jasa dalam rangka menghasilkan
pendapatan. Dalam hal rugi, berkurangnya manfaat disebabkan oleh hal-hal yang peripheral
dan incidental terhadap proses memperoleh pendapatan.
Penentuan besarnya kos barang terjual untuk ditandingkan dengan penjualan sehingga dapat
ditentukan besarnya laba perusahaan. Penentuan ini melibatkan berbagai metoda asosiasi
sebagai dasar pemecahan kos produksi menjadi kos yang melekat pada sediaan dan yang
melekat pada barang terjual.
Penentuan nilai sediaan sebagai unsur asset lancar perusahaan. Penentuan nilai sediaan sangat
penting untuk menilai likuiditas operasi perusahaan.
Pembahasan difokuskan kepada masalah yang pertama, karena aliran kos tidak selalu mengikuti
secara persis aliran fisis barang, diperlukan metoda asosiasi yang paling menggambarkan
kegiatan operasi sesungguhnya sehingga penandingan yang tepat antara biaya dan pendapatan
dapat dicapai.
Metoda Asosiasi
Metoda asosiasi dapat diartikan sebagai asumsi aliran kos dalam mengikuti aliran fisis barang.
Dalam banyak hal, setiap kali pembelian atau pengangkatan produksi melibatkan kos per unit
yang berbeda. Metoda asosiasi atau asumsi aliran kos yang telah dikenal adalah:
Dasar metoda sangat tergantung pada tujuan atau kondisi yang dihadapi perusahaan. Beberapa
pertimbangan yang dapat dijadikan dasar pemilihan metoda dapat disebut sebagai berikut:
Identifikasi Khusus
Kalau tujuan asosiasi adalah penandingan yang tepat antara pendapatan tertentu dan kos
tertentu, metoda ini adalah yang paling ideal. Namun demikian, metoda ini mengandung
beberapa kelemahan antara lain:
Metoda ini berasumsi bahwa faktor kos mengalir melalui perusahaan secara berurutan seperti
antrean; tidak ada saling mendahului. Metoda ini sangat logis alam merefleksi asosiasi sebab-
akibat karena dangat sederhana dan jelas untuk memecah kos ke dalam dua komponen
(sediaan dan barang terjual) atas dasar kos yang benar-benar melekat dalam kedua komponen
tersebut.
Jadi, kalau penandingan secara tepat biaya dan pendapatan menjadi tujuan, metoda ini paling
didukung atas dasar argument berikut:
Metoda ini sistematik dan kinsisten dengan aliran fisis yang sesungguhnya sehingga
penandingan yang ideal dipenuhi.
Untung atau rugi karena fluktuasi harga dengan sendiri terealisasi dan diakui bersamaan
dengan terjualnya barang walaupun tidak disajikan secara terpisah dan melekat dalam angka
laba.
Penyajian sediaan akhir dalam neraca akan menggambarkan kos yang mendekati kos sekarang
atau kos pengganti.
Rata-rata Berbobot
Metoda ini menganggap bahwa dalam proses produksi terjadi peleburan faktor produksi yang
sama selama satu perioda menjadi satu massa yang homogenus. Artinya, bahan baku tertentu
yang dibeli berkali-kali atau produk yang dihasilkan dari beberapa angkatan produk dalam suatu
perioda dianggap sebagai satu kesatuan (massa).
Metoda asosiasi yang mirip dengan metoda rata-rata berbobot adalah perbandingan harga jual
eceran (retail inventory method). Metoda ini merupakan metoda taksiran dan tidak
mendasarkan diri pada liran kos. Metoda ini jarang digunakan untuk penilaian dalam rangka
pelaporan resmi (eksternal) karena kurang merefleksi konsep penandingan yang tepat. Metoda
ini lebih sering digunakan untuk tujuan penyusunan laporan keuangan interim atau tujuan
khusus seperti taksiran niali sediaan yang rusak akibat suatu musibah dalam hal perusahaan
menggunakan sistem sediaan fisis.
Selain metoda harga ecer, metoda laba kotor dapat dijadikan sebagai alternative metoda
asosiasi. Metoda laba kotor didasarkan pada perbandingan pada pengalaman perusahaan pada
tahun-tahun sebelumnya sehingga metoda ini sama sekali tidak menggambarkan atau
mendekati aliran kos yang sebenarnya,
Sediaan normal
Metoda ini sering disebut dengan metoda sediaan permanen. Dengan metoda ini dianggap
perusahaan melakukan investasi permanen dalam sediaan. Tujuannya adalah penandingan
pendapatan sekarang dengan kos sekarang sekaligus meniadakan kebutuhan pelaporan untung
atau rugi sediaan fluktuasi harga. Metode ini menyajikan sediaan di neraca harga satuan yag
cukup pasti.
Walaupun dari satu sisi MTKP mempunyai beberapa keunggulan untuk pelaporan keuangan,
beberapa kritik diajukan terhadap metoda ini yaitu:
a. penilaian sediaan untuk tujuan penyajian di neraca tidak menggambarkan potensi jasa yang
sesungguhnya dan kemungkinan tidak mempunyai arti ekonomik lagi karena kos yang
digunakan adalah kos yang sudah usang.
b. Metoda MTKP bukan merupakan metoda untuk mengatasi perubahan tingkat harga umum
(daya beli) sering dijadikan alasan untuk penggunaan metoda ini.
c. Metode ini bertentangan dengan aliran fisis yang sesungguhnya sehingga tidak
menggambarkan laba operasi perusahaan atas dasar kegiatan yang kronologis.
e. Alasan untuk meratakan laba dengan metoda ini tidak didukung sama sekali oeh konsep
pelaporan atas dasar kontinuitas usaha.
f. Bila informasi untung dan rugi fluktuasi harus diungkapkan, metoda MTKP secara automatis
justru menyembunyikannya dalam aba operasi sehingga dapat menyesatkan pemakai statemen
keuangan.
Keberatan lain adalah bahwa laba operasi akan menjadi tercemai udara dengan untung atau
rugi fluktuasi harga.
Basis penentuan nilai sediaan dengan metode MTKP biasanya unit fisis, artinya jumlah rupiah
sediaan ditentukan atas dasar uniit fisis dikalikan dengan kos per unit. Sehingga perusahaan
harus mempunyai catatan yang cukup lengkap tentang jenis sediaan dan riwayat kos per unit
tiap jenis sediaan.
Metoda MTKP nilai rupiah digunakan khususnya untuk sediaan yang sifatnya musiman agar
manfaat MTKP tetap dapat dinikmati. Metoda ini biasanya diterapkan untuk suatu kelompok/
kelas barang (inventory pool) yang mempunyai spesifikasi berbeda tetapi mempunyai
karakteristik fisis yang sama.
Fasilitas Fisis
Kos yang terjadi pada saat pemerolehan pada umumnya diakui sebagai aset dan baru kemudian
kos tersebut diakui sebagai biaya sesuai dengan pola penyerapan manfaat yang direpresentasi
dengan kos.
Atas dasar karakteristik dan tujuan pelaporan di atas, Pton dan Littleton mengemukakan
beberapa gagasan pokok mengenai akuntansi fasilitas fisik yaitu:
a. Bahwa kos fasilitas fisis sengaja diperoleh untuk memungkinkan terjadinya roduksi barang
dan jas asebagaimana faktor produksi lainnya misalnya sediaan.
b. Bahwa kos fasilitas fisis harus dibebankan ke operasi dengan cara yang sistematis dengan
memperhatika segala faktor yang berpengaruh.
c. Bahwa kos fasiitas fisis yang berkaitan dengan kegiatan operasi di masa mendatang pada
hakekatnya merupakan suatu bentuk beban tangguhan dan harus dilaporkan di neraca dalam
kelompk dan dengan nama yang tepat.
Istilah
Istilah yang digunakan untuk menunjukkan aset yang mempunyai karakteristik di atas tentunya
harus cukup deskriptif untuk memudahkan klasifikasi.
Aset tetap berwujud memang lebih deskriptif waaupun belum menggambarkan sifat sebagai
aset yang digunakan dalam operasi.
Aset jangka panjang jelas tidak deskriptif karena istilah ini akan mencakupi pula aset
takberwujud seperti asuransi dibayar di muka dan pembayaran di muka lainnya.
Dalam hal perusahaan nonpemanufakturan mungkin istilah gedung dan perlengkapan dapat
dipakai sedangkan untuk perusahaan pemanufakturan istilah pabrik dan perlengkapan dapat
digunakan. Istilah fasilitas fisis sebenanya cukup deskriptif untuk menggambarkan karakteristik
aset yang masuk dalam pengertian property, plant, and equipment.
Basis Pembebanan
Masalah unik yang berkaitan dengan penyerapan manfaat fasilitas fisis alah penentuan
kapasitas taksiran dalam kondisi tertentu dan pola penyerapan manfaat sampai dapat dikaitkan
bahwa manfaat tersebut habis.
Makna Depresiasi
Tujuan memperoleh fasilitas fisis adalah untuk menghasilkan produk dan produk bersangkutan
adalah seluruh unit produk yang dihasilkan selama umur efektif fasilitas bersangkutan
bukannya selama tahun tertentu. Fasilitas fisis merupakan suatuediaan´jasa (service-capacity)
dan jasa tersebut akan tersedia sepanjang umur ekonomik aset tersebut.
Bila fasilitas fisis dipandang sebagai suatu kapital (caital), depresiasi merupakan penurunan nilai
kapital bukan hanya karena konsumsi melainkan juga karena keausan, keusangan, dan faktor
ekonomi lainnya. Berikut ini beberapa pendekatan penialian kapital awal dan akhir perioda
untuk menentukan depresiasi sebagai penurunan nilai.
Nilai Setara Tunai (current cah equivalents). Penurunan nilai fasilitas fisis ditentukan dengan
cara menghitung selisih nilai setara tunai pada awal dan akhir perioda.
Kontribusi Pendapatan Neto Diskunan (discounted net revenue contribution). Penilaian fasilitas
fisis pada tiap awal perioda tertentu dapat atas tingkat kembalian (rate of return) investasi
bebas resiko atau tingkat bunga umum yang berlaku. Penilaian fasilitas fisis pada tiap awal
perioda tertentu dapat diformulasi sebagai berikut:
Metoda Alokasi
Metoda yang paling rasional adalah metoda yang mendasarkan diri pada aliran penerapan
kapasitas jasa. Metoda yang peliang tepat adalah Metoda unit produksi.
Tanah
Fungsi tanah untuk menyediakan jasa ditempati tanpa batas waktu (selamanya) cukup menjadi
alasan kebijakan untuk memperlakukan kos tanah sebagai investasi permanen dalam fasilitas
produksi. Karena karakteristik kos tanah sebgai investasi permanen, tanah tersebut perlu
dipisahkan dari fasiitas fisis lain yang dapat didepresiasi dalam pelaporannya.
Sumber alam
Sumber alam yang hanis melalui proses penambangan dan tidak dapat diperbarui atau diganti
sering disebut “aset habis pakai”. Kos sumber alam tersebut harus diserap secara sistematik ke
produksi atas dasar pengambilan atau konsumsi.
Goodwill
Goodwill timbul apabila suatu perusahaaan membeli perusahaan lain yang sudah berjakan
secara keseluruhan. Goodwil adalah selisih julmlah rupiah tunai atau setaranya yang dibayarkan
oleh perusahaan pembeli di atas nilai pasar wajaratau nilai buku kekayaan fisis perusahaan
yang dibeli.
Kos organisasi
Pengeluaran-pengeluaran yang terjadi sebelum perusahaan mulai beroprasi biasanya
ditampung dalam satu akun menjadi kos pendirian atau kos organisasi. Pengeluaran tersebut
meliputi kos pencetakan saham, tarif akte notaris, pengeluaran untuk ijin perusahaan, dan kos
kegiatan selama proses pendirian. Kos organisasi dikelompokkan sebagai aset tak berwujud
karena kos tersebut tidak dapat dikaitkan dengan aset tetap berwujud yang ada dalam
perusahaan.
Penyajian biaya
Penyajian biaya tidak dapat dilekpaskan dari penyajian pendapatan dan sarana untuk itu adalah
statemen laba rugi. Penyajian elemen pendapatan, untung, biaya dan rugi bergantung pada
konsep tentang apa saja yang membentuk laba.