Suspensi Acetaminophenum Paracetamol
Suspensi Acetaminophenum Paracetamol
SUSPENSI PARACETAMOL
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Praktikum Teknologi
Sediaan Liquid dan Semi Solid
Disusun Oleh :
CANDRA AYU ARISKA
P2.06.30.1.14.006
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut
yang terdispersi dalam fase cair. Siatem terdispers terdiri dari partikel kecil yang
dikenal sebagai fase dispers, terdistribusi keseluruh medium kontinu atau
medium dispersi. Untuk menjamin stabilitas suspensi umumnya ditambahkan
bahan tambahan yang disebut bahan pensuspensi atau suspending agent.
Suspensi terdiri dari beberapa jenis yaitu :
1. Ukuran partikel
Hubungan antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan
luas penampangnya. Sedangkan antara ukuran luas penampang dengan daya
5
tekan keatas merupakan hubungan linier, artinya semakin besar ukuran
partikel semakin kecil luas penampangnya (dalam volume yang sama).
Sedangkan semakin besar luas penampang partikel daya tekan keatas cairan
akan semakin memperlambat gerakan partikel untuk mengendap, sehingga
untuk memperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan dengan memperkecil
ukuran partikel.
2. Kekentalan
Kekentalan suatu caian mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan
tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun (kecil).
Kecepatan aliran dari cairan tersebut akan mempengaryhi pila gerakan
turunnya partikel yang terdapat didalamnya. Dengan demikian dengan
menambah viskositas cairan, gerakan turun dari partikel yang dikandungnya
akan diperlambat. Tetapi perlu diingat bahwa kekentalan suspensi tidak
boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.
3. Jumlah partikel
Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka
partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering
terjadi benturan antara partikel tersebut. Benturan itu akan menyebebkan
terjadinya endapan dari zat tersebut, oleh karena iu makin besar konsentrasi
partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan partikel pada waktu
yang singkat.
4. Sifat atau muatan partikel
Faktor konsentrasi dan sifat dari partikel merupakan faktor yang tetap,
artinya tidak dapat diubah lagi karena konsentrasi merupakan jumlah obat
yang tertulis dalam resep dan sifat partikel merupakan sifat alam. Yang
dapat diubah atau disesuaikan dalah ukuran partikel dan viskositas.
6
Golongan bukan gom adalah : tanah liat. Tanah liat yang sering
dipergunakan untuk tujuan menambah stabilitas suspensi ada 3 macam yaitu
bentonite, hectorite dan veegum
B. Permasalahan farmasetika
a. Preformulasi zat aktif
Acetaminophenum (Paracetamol) FI III 37
Struktur kimia :
C8H9NO2
7
BM 151,16
Pemerian : hablur atau serbuka hablur putih: tidak berbau: rasa pahit
Kelarutan : larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%)P,
dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan
dalam 9 bagian propilenglikol P; larut dalam larutan alkali
hidroksida
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlendung dari cahaya
Suhu lebur : 169° sampai 172°
b. Permasalahan farmasetik
a. Parasetamol memiliki kelarutan yang rendah dalam air dan mudah
terhidrolisis dalam air
b. Parasetamol memiliki rasa yang sedikit pahit sehingga memberikan
ketidaknyamanan ketika harus dikonsumsi secara oral
c. Sediaan yang multiple dose rentan terhadap kontaminasi mikroba saat
pemakaian
d. Larutan parasetamol bersifat sangat cair/encer sehingga mudah tumpah
8
BAB II
ISI
A. Penyelesaian masalah
a. Parasetamol dibuat dalam bentuk suspensi karena mudah terhidrolisis dalam
air. Bentuk sediaan suspensi memerlukan eksipien berupa suspending agent
dan wetting agent sehingga digunakan CMC-Na sebagai suspending agent
dan sorbitol 70% sebagai wetting agent
b. Untuk meningkatkan kenyamanan penggunaan, ditambahkan pemanis berupa
sukrosa, pengaroma oleum citri, dan pewarna oranye
c. Untuk menghindari aktivitas mikroba, digunakan pengawet berupa kombinasi
propil paraben dan metil paraben dengan perbandingan 1:9 yang bekerja pada
rentang pH 4-8
d. Untuk meningkatkan viskositas sediaan, digunakan sirupus simpleks
B. Preformulasi eksipien
1. Methylis Parabenum (Metil Paraben, Nipagin M) FI III 378
Struktur kimia :
C8H803
BM 152,15
Pemerian : serbuk hablur halus putih: hampir tidak berbau: tidak
mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa
tebal
Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih,
dalam 3,5 bagian etanol (95%)P: dan dalam 3 bagian aseton
P: mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali
hidroksida: larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan
dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika
didinginkan larutan tetap jernih
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Suhu lebur : 125° sampai 128°
9
2. Propylis Parabenum (Propil Paraben, Nipasol) FI III 535
Struktur kimia :
C10H12O3
BM 180,21
Pemerian : serbuk hablur putih tidak berbau: tidak berasa.
Kelarutan : sangat sukar larut dalam air: larut dalam 3,5 bagian etanol
(95%)P, dalam 3 bagian aseton P, dalam 140 bagian
gliserol P dari dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut
dalam larutan alkali hidroksida.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
Suhu lebur : 95° sampai 98°
C6H14O6
BM 182,17
Pemerian : serbuk, butiran atau kepingan putih: rasa manis:
higroskopik.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol
(95%)P, dalam metanol P dan dalam asam asetat P.
Penyimpanan : dalam wadah tertututp rapat.
Suhu lebur : hablur antara 174° dan 179°
10
Inkomtabilitas : CMC-Na tidak kompatibel dengan solutions asam kuat
dan garam laut besi dan beberapa logam lainnya seperti
aluminium, merkuri dan zink. CMC juga tidak kompatibel
dengan Xanthan gum. CMC membentuk kompleks dengan
kolagen dan mampu mempercepat muatan positif protein
tertentu.
5. Oleum Citri
Pemerian : cairan, kuning pucat/kuning, kehijauan, bau khas, rasa
pedas dan agak pahit
Kelarutan : larut dalam 12 bagian volume etanol (90%)P: larutan agak
beropalesensi: dapat bercampur dengan etanol mutlak P
Bobot : 0,850 gram sampai 0,856 gram
Penyimpanan : dalam wadah terisi penuh dan tertutup rapat, terlindung
dari cahaya; ditempat sejuk
C. Resep
R/ Parasetamol 250 mg/5 ml
Metil Paraben 0,18%
Propil Paraben 0,02%
Sorbitol 70% 3%
CMC-Na 1%
Sirup Simplex 30%
Ol. Citri q.s
Sunset Yellow FCF q.s
Aqua ad 100%
Pro : Yadi (11 tahun)
11
D. Formula lengkap
E. Perhitungan
Perhitungan dosis
a. Dosis lazim untuk anak dan bayi :
FI III : >10 tahun sekali 250 mg, sehari 1 gram
Sekali : 11/20 x 250 mg = 137,5 mg
Sehari : 11/20 x 1 gram = 0,55 gram
R/ sekali : 250 mg
Sehari : 250 mg x 3 = 750 mg
b. Dosis lazim untuk dewasa :
FI III : Sekali 500 mg, sehari 500 mg-2 gram
Sekali : 11/20 x 500 mg = 275 mg
Sehari : 11/20 x 500 mg-2000 mg = 275 mg-1100 mg
R/ sekali : 250 mg
Sehari : 250 mg x 3 = 750 mg
Perhitungan bahan
1. Parasetamol : 100ml/5ml x 250mg = 5000 mg
2. Metil Paraben : 0,18gram/100ml x 100ml = 0,18 gram
3. Propil Paraben : 0,02gram/100ml x 100ml = 0,02 gram
4. Sorbitol 70% : 3ml/100ml x 100ml = 3 ml
5. CMC-Na : 1gram/100ml x 100ml = 1 gram
6. Sirup Simpleks : 30ml/100ml x 100ml = 30 ml
7. Ol. Citri : q.s (secukupnya)
8. Sunset Yellow FCF: q.s (secukupnya)
9. Aqua Destillata : hingga 100 ml
12
F. Penimbangan
1. Parasetamol : 5000 mg
2. Metil Paraben : 0,18 gram
3. Propil Paraben : 0,02 gram
4. Sorbitol 70% : 3 ml
5. CMC-Na : 1 gram
6. Sirup Simpleks : 30 ml
7. Ol. Citri : q.s (secukupnya)
8. Sunset Yellow FCF: q.s (secukupnya)
9. Aqua Destillata : hingga 100 ml
G. Prosedur kerja :
1. Membuat Sirup Simplex (Sukrosa sebanyak 65 gram dilarutkan dalam
aquadest yang telah dipanaskan, larutan diaduk hingga tercampur homogen.
Ditambahkan Aquadest hingga beratnya menjadi 100 gram. Larutan
kemudian disaring)
2. Botol ditara 100 ml, tandai
3. Timbang dan ukur semua bahan
4. Dipanaskan Aquadest (15ml)
5. CMC-Na dikembangkan diatas air panas tadi dengan cara ditaburkan secara
merata
6. Sorbitol 70% diencerkan dengan 15 ml Aquadest, lalu dimasukkan kedalam
mortir yang berisi parasetamol
7. CMC-Na yang sudah dikembangkan, dimasukkan dalam campuran bahan
aktif
8. Dimasukkan Sirup Simplex, metil Paraben, dan Propil Paraben kedalam
ortir, gerus hingga homogen
9. Ditambahkan Ol. Citri dan Sunset Yellow FCF secukupnya, gerus homogen
10. Dimasukkan kedalam botol obat, ditambahkan Aquadest hingga tanda
kalibrasi
11. Dipasang etiket
13
H. Etiket
I. Evaluasi Sediaan
No Evaluasi Hasil
1 Organoleptik (bau, rasa, warna) Bau : buah jeruk
Rasa : manis
Warna : kuning muda
2 pH 8
3 Volume terpindahkan 100 ml
J. Hasil pengamatan
K. Pembahasan
14
Sedaiaan Paracetamol yang akan dibuat adalah suspensi peroral. Suspensi
adalah sediaan cair yang mengandung partikel tidak larut yang terdispersi dalam
fase cair. (FI IV, hal 17)
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi
harus halus , tidak boleh cepat mengendap dan bila digojog perlahan – lahan
endapan harus segera terdispersi kembali, dapat ditambah zat tambahan untuk
menjamin stabilitas suspense tetapi kekentalan suspense harus menjamin sediaan
mudah digojog dan dituang. ( IMO, hal 149 )
Paracetamol digunakan sebagai analgetik antipiretik . (British Farmakope
2009, hal 4548) hakekatnya obat ini mampu meringankan atau menghilangkan
rasa nyeri tanpa mempengaruhi SSP atau menurunkan kesadaran, juga tidak
menimbulkan ketagihan, kebanyakan zat ini berdaya antipiretis dan atau anti
radang, oleh karena itu tidak hanya digunakan sebagai antinyeri, melainkan juga
pada demam ( Infeksi virus / kuman, selesma, pilek ) dan peradangan seperti rema
dan encok, obat ini banyak diberikan dari nyeri ringan sampai sedang yang
menyebabkan beraneka ragam seperti nyeri kepala, gigi, otot atau sendi ( rema
atau encok ), perut, nyeri haid (dysmenorroe), nyeri akibat benturan atau
kecelakaan (trauma), Untuk kedua nyeri terakhir, NSAID lebih layak pada nyeri
yang lebih berat seperti pendarahan atau fraktur kerjanya kurang ampuh. ( OOP
edisi VI, hal 314 )
Adapun formula dari suspensi parsetamol adalah parasetamol sendiri
sebagai zat aktif/analgetik antipiretik, Metil Paraben sebagai antimikroba, Propil
paraben nipasol sebagai pengawet/antimikroba, Sorbitol 70% sebagai wetting
agent (pembasah), CMC-Na sebagai suspending agent, sirup simpleks sebagai
perangkat viskositas serta pemanis, dan Aqua destillata sebagai pelarut.
Parasetamol atau Acetaminophenum (zat aktif) memiliki rasa yang pahit
dan tidak berbau seperti yang tertera pada monografi (Farmakope III halaman 37 )
“Pemerian hablur atau serbuk hablur putih: tidak berbau: rasa pahit” maka
diperlukan corigens saporis atau pemanis seperti yang digunakan dalam formula
ini yaitu sirup simpleks. Sirup simpleks selain berfungsi sebagai pemanis juga
dapat digunakan untuk perangkat viskositas. Selain pemanis kita bisa tambahkan
corigen saporis lainnya seperti Oleum Citri. Biasanya Oleum Citri (rasa jeruk)
lebih disukai oleh anak-anak atau orang yang susah minum obat.
Dalam pembuatan suspensi bahan yang sangat dibutuhkan yaitu sebuah
suspending agent (bahan pensuspensi). Dalam formula ini kami memilih bahan
suspensi sintetis yaitu CMC-Na merupakan derivat selulosa. Golongan ini tidak
diabsorbsi oleh usus halus dan tidak beracun.
Parasetamol penyimpanannya dalam wadah tertutup baik dan terlindung
dari cahaya, maka wadah atau kemasan dibuat sedemikian rupa agar seminimalisir
mungkin cahaya tidak dapat mengoksidasi zat aktifnya (Parasetamol).
15
Sediaan formula Parasetamol merupakan sediaan multidose sehingga
diperlukan pengawet. Sediaan multidose yaitu sediaan yang bisa dipakai atau
digunakan berulang kali. Pengawet yang digunakan yaitu Propil Paraben dan
Metil Paraben. Propil Paraben dan Metil Paraben merupakan pengawet yang
efektif, stabil dan tidak toksik.
Zat-zat lain yang digunakan yaitu sebagai zat pembantu atau penunjang zat
yang lain misalnya Sorbitol 70% sebagai wetting agent atau pembasah dan Aqua
destillata sebagai pelarut sirup.
BAB III
PENUTUP
16
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. pembuatan sediaan larutan berupa suspensi terdapat kelebihan dan
kekurangan. Diharapkan agar dapat mempertahankan kelebihannya, dan
mengatasi kekurangan tersebut dengan membuatnya lebih baik lagi
2. Bentuk sediaan suspensi yang dibuat adalah berwarna kuning muda dan
beraroma jeruk
3. Suspensi tidak terjadi pertumbuhan mikroba dan pengkristalan pada leher
botol
DAFTAR PUSTAKA
17
Howard, Ansel, C.1989.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.Jakarta:Penerbit
Universitas Indonesia
18