Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

SUSPENSI PARACETAMOL
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Praktikum Teknologi
Sediaan Liquid dan Semi Solid

Disusun Oleh :
CANDRA AYU ARISKA
P2.06.30.1.14.006

JURUSAN DIII FARMASI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN
KESEHATAN
TASIKMALAYA
2015

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut
yang terdispersi dalam fase cair. Siatem terdispers terdiri dari partikel kecil yang
dikenal sebagai fase dispers, terdistribusi keseluruh medium kontinu atau
medium dispersi. Untuk menjamin stabilitas suspensi umumnya ditambahkan
bahan tambahan yang disebut bahan pensuspensi atau suspending agent.
Suspensi terdiri dari beberapa jenis yaitu :

1. Suspensi Oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat


yangterdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai
dan ditujukkanuntuk penggunaan oral.
2. Suspensi Topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat
yangterdispersi dalam pembawa cair yang ditujukkan untuk penggunaan pada
kulit.
3. Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung
partikel- partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukkan
untuk penggunaan pada mata.
4. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-
partikelhalus yang ditujukkan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
5. Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam
mediumcair yang sesuai dan tidak disuntikan secara intravena atau kedalam
saluran spinal.
6. Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan
bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi
semua persyaratanuntuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa
yang sesuai.

Syarat-syarat suspensi yang terdapat dalam Farmakope Indonesia Edisi III


adalah : Zat yang terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap, jika
dikocok perlahan-lahan endapan harus segera terdispersi kembali, kekentalan
suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.

Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi ialah :

1. Ukuran partikel
Hubungan antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan
luas penampangnya. Sedangkan antara ukuran luas penampang dengan daya

5
tekan keatas merupakan hubungan linier, artinya semakin besar ukuran
partikel semakin kecil luas penampangnya (dalam volume yang sama).
Sedangkan semakin besar luas penampang partikel daya tekan keatas cairan
akan semakin memperlambat gerakan partikel untuk mengendap, sehingga
untuk memperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan dengan memperkecil
ukuran partikel.
2. Kekentalan
Kekentalan suatu caian mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan
tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun (kecil).
Kecepatan aliran dari cairan tersebut akan mempengaryhi pila gerakan
turunnya partikel yang terdapat didalamnya. Dengan demikian dengan
menambah viskositas cairan, gerakan turun dari partikel yang dikandungnya
akan diperlambat. Tetapi perlu diingat bahwa kekentalan suspensi tidak
boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.
3. Jumlah partikel
Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka
partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering
terjadi benturan antara partikel tersebut. Benturan itu akan menyebebkan
terjadinya endapan dari zat tersebut, oleh karena iu makin besar konsentrasi
partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan partikel pada waktu
yang singkat.
4. Sifat atau muatan partikel
Faktor konsentrasi dan sifat dari partikel merupakan faktor yang tetap,
artinya tidak dapat diubah lagi karena konsentrasi merupakan jumlah obat
yang tertulis dalam resep dan sifat partikel merupakan sifat alam. Yang
dapat diubah atau disesuaikan dalah ukuran partikel dan viskositas.

Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat dikelompokkan menjadi


dua, yaitu :

a. Bahan pensuspensi dari alam


Bahan [pensuspensi alam dari jenis gom sering disebut gom/hidrokoloid.
Gom dapat larut atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran
tersebut membentuk mucilago atau lendir. Dengan terbentuknya mucilago
maka viskositas cairan tersebut bertambah dan akan menambah stabilitas
suspensi. Kekentalan mucilago sangat dipengaruhi oleh panas, pH dan proses
fermentasi bakteri.
Termasuk golongan gom adalah :
 Acasia (pulvis gummi arabici)
 Chondrus
 Tragacanth
 Algin

6
Golongan bukan gom adalah : tanah liat. Tanah liat yang sering
dipergunakan untuk tujuan menambah stabilitas suspensi ada 3 macam yaitu
bentonite, hectorite dan veegum

b. Bahan pensuspensi sintetis


 Derivat selulosa
Termasuk golongan ini adalah : metil selulosa (methosol, tylose),
karboksi metil selulosa (CMC), hidroksi metil selulosa.
 Golongan organik polimer
Yang paling terkenal dalam kelompok ini adalah Carbophol 934 (nama
dagang suatu pabrik)

Paracetamol digunakan sebagai analgetik antipiretik . (British Farmakope


2009, hal 4548) hakekatnya obat ini mampu meringankan atau menghilangkan
rasa nyeri tanpa mempengaruhi SSP atau menurunkan kesadaran, juga tidak
menimbulkan ketagihan, kebanyakan zat ini berdaya antipiretis dan atau anti
radang, oleh karena itu tidak hanya digunakan sebagai antinyeri, melainkan juga
pada demam ( Infeksi virus / kuman, selesma, pilek ) dan peradangan seperti rema
dan encok, obat ini banyak diberikan dari nyeri ringan sampai sedang yang
menyebabkan beraneka ragam seperti nyeri kepala, gigi, otot atau sendi ( rema
atau encok ), perut, nyeri haid (dysmenorroe), nyeri akibat benturan atau
kecelakaan (trauma), Untuk kedua nyeri terakhir, NSAID lebih layak pada nyeri
yang lebih berat seperti pendarahan atau fraktur kerjanya kurang ampuh.
Dosis dari Paracetamol atau Acetaminophenum :

 Dosis lazim untuk anak dan bayi :


6-12 bulan : sekali 50 mg, sehari 200 mg
1-5 tahun : sekali 50-100 mg, sehari 200-400 mg
5-10 tahun : sekali 100-200 mg, sehari 400-800 mg
>10 tahun : sekali 250 mg, sehari 1 gram
 Dosis lazim untuk dewasa :
Sekali 500 mg, sehari 500 mg-2 gram

B. Permasalahan farmasetika
a. Preformulasi zat aktif
Acetaminophenum (Paracetamol) FI III 37
Struktur kimia :

C8H9NO2

7
BM 151,16
Pemerian : hablur atau serbuka hablur putih: tidak berbau: rasa pahit
Kelarutan : larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%)P,
dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan
dalam 9 bagian propilenglikol P; larut dalam larutan alkali
hidroksida
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlendung dari cahaya
Suhu lebur : 169° sampai 172°
b. Permasalahan farmasetik
a. Parasetamol memiliki kelarutan yang rendah dalam air dan mudah
terhidrolisis dalam air
b. Parasetamol memiliki rasa yang sedikit pahit sehingga memberikan
ketidaknyamanan ketika harus dikonsumsi secara oral
c. Sediaan yang multiple dose rentan terhadap kontaminasi mikroba saat
pemakaian
d. Larutan parasetamol bersifat sangat cair/encer sehingga mudah tumpah

8
BAB II
ISI

A. Penyelesaian masalah
a. Parasetamol dibuat dalam bentuk suspensi karena mudah terhidrolisis dalam
air. Bentuk sediaan suspensi memerlukan eksipien berupa suspending agent
dan wetting agent sehingga digunakan CMC-Na sebagai suspending agent
dan sorbitol 70% sebagai wetting agent
b. Untuk meningkatkan kenyamanan penggunaan, ditambahkan pemanis berupa
sukrosa, pengaroma oleum citri, dan pewarna oranye
c. Untuk menghindari aktivitas mikroba, digunakan pengawet berupa kombinasi
propil paraben dan metil paraben dengan perbandingan 1:9 yang bekerja pada
rentang pH 4-8
d. Untuk meningkatkan viskositas sediaan, digunakan sirupus simpleks

B. Preformulasi eksipien
1. Methylis Parabenum (Metil Paraben, Nipagin M) FI III 378
Struktur kimia :

C8H803
BM 152,15
Pemerian : serbuk hablur halus putih: hampir tidak berbau: tidak
mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa
tebal
Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih,
dalam 3,5 bagian etanol (95%)P: dan dalam 3 bagian aseton
P: mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali
hidroksida: larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan
dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika
didinginkan larutan tetap jernih
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Suhu lebur : 125° sampai 128°

9
2. Propylis Parabenum (Propil Paraben, Nipasol) FI III 535
Struktur kimia :

C10H12O3
BM 180,21
Pemerian : serbuk hablur putih tidak berbau: tidak berasa.
Kelarutan : sangat sukar larut dalam air: larut dalam 3,5 bagian etanol
(95%)P, dalam 3 bagian aseton P, dalam 140 bagian
gliserol P dari dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut
dalam larutan alkali hidroksida.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
Suhu lebur : 95° sampai 98°

3. Sorbitolum (Sorbitol) FI III 567


Struktur kimia :

C6H14O6
BM 182,17
Pemerian : serbuk, butiran atau kepingan putih: rasa manis:
higroskopik.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol
(95%)P, dalam metanol P dan dalam asam asetat P.
Penyimpanan : dalam wadah tertututp rapat.
Suhu lebur : hablur antara 174° dan 179°

4. Carboxy Methyl Cellulose Sodium


Struktur kimia : -
Pemerian : berwarna putih atau hampir putih, tidak berwarna, tidak
berasa, serbuk granula. Higroskopis setelah dikeringkan

10
Inkomtabilitas : CMC-Na tidak kompatibel dengan solutions asam kuat
dan garam laut besi dan beberapa logam lainnya seperti
aluminium, merkuri dan zink. CMC juga tidak kompatibel
dengan Xanthan gum. CMC membentuk kompleks dengan
kolagen dan mampu mempercepat muatan positif protein
tertentu.

5. Oleum Citri
Pemerian : cairan, kuning pucat/kuning, kehijauan, bau khas, rasa
pedas dan agak pahit
Kelarutan : larut dalam 12 bagian volume etanol (90%)P: larutan agak
beropalesensi: dapat bercampur dengan etanol mutlak P
Bobot : 0,850 gram sampai 0,856 gram
Penyimpanan : dalam wadah terisi penuh dan tertutup rapat, terlindung
dari cahaya; ditempat sejuk

6. Aqua Destillata (FI III 96)


Struktur kimia : H2O
BM 18,02
Pemerian : cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak
mempunyai rasa
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Zat teroksidasi : didihkan 100 ml dengan 10 ml asam sulfat encer P dan
0,5 ml kalium permanganat 0,01 N, warna tidak hilang

C. Resep
R/ Parasetamol 250 mg/5 ml
Metil Paraben 0,18%
Propil Paraben 0,02%
Sorbitol 70% 3%
CMC-Na 1%
Sirup Simplex 30%
Ol. Citri q.s
Sunset Yellow FCF q.s
Aqua ad 100%
Pro : Yadi (11 tahun)

11
D. Formula lengkap

No Nama bahan Jumlah Kegunaan


1 Parasetamol 250mg/5ml Zat aktif/Analgetik
2 Metil Paraben 0,18% Antimikroba
3 Propil Paraben 0,02% Antimikroba
4 Sorbitol 70% 3% Wetting agent
5 CMC-Na 1% Suspending agent
6 Sirup Simpleks 30% Perangkat viskositas,
Pemanis
7 Oleum Citri q.s Pewarna
8 Sunset Yellow FCF q.s Pewarna
9 Aqua Destillata Ad 100 Pelarut

E. Perhitungan
 Perhitungan dosis
a. Dosis lazim untuk anak dan bayi :
FI III : >10 tahun sekali 250 mg, sehari 1 gram
Sekali : 11/20 x 250 mg = 137,5 mg
Sehari : 11/20 x 1 gram = 0,55 gram
R/ sekali : 250 mg
Sehari : 250 mg x 3 = 750 mg
b. Dosis lazim untuk dewasa :
FI III : Sekali 500 mg, sehari 500 mg-2 gram
Sekali : 11/20 x 500 mg = 275 mg
Sehari : 11/20 x 500 mg-2000 mg = 275 mg-1100 mg
R/ sekali : 250 mg
Sehari : 250 mg x 3 = 750 mg

 Perhitungan bahan
1. Parasetamol : 100ml/5ml x 250mg = 5000 mg
2. Metil Paraben : 0,18gram/100ml x 100ml = 0,18 gram
3. Propil Paraben : 0,02gram/100ml x 100ml = 0,02 gram
4. Sorbitol 70% : 3ml/100ml x 100ml = 3 ml
5. CMC-Na : 1gram/100ml x 100ml = 1 gram
6. Sirup Simpleks : 30ml/100ml x 100ml = 30 ml
7. Ol. Citri : q.s (secukupnya)
8. Sunset Yellow FCF: q.s (secukupnya)
9. Aqua Destillata : hingga 100 ml

12
F. Penimbangan
1. Parasetamol : 5000 mg
2. Metil Paraben : 0,18 gram
3. Propil Paraben : 0,02 gram
4. Sorbitol 70% : 3 ml
5. CMC-Na : 1 gram
6. Sirup Simpleks : 30 ml
7. Ol. Citri : q.s (secukupnya)
8. Sunset Yellow FCF: q.s (secukupnya)
9. Aqua Destillata : hingga 100 ml

G. Prosedur kerja :
1. Membuat Sirup Simplex (Sukrosa sebanyak 65 gram dilarutkan dalam
aquadest yang telah dipanaskan, larutan diaduk hingga tercampur homogen.
Ditambahkan Aquadest hingga beratnya menjadi 100 gram. Larutan
kemudian disaring)
2. Botol ditara 100 ml, tandai
3. Timbang dan ukur semua bahan
4. Dipanaskan Aquadest (15ml)
5. CMC-Na dikembangkan diatas air panas tadi dengan cara ditaburkan secara
merata
6. Sorbitol 70% diencerkan dengan 15 ml Aquadest, lalu dimasukkan kedalam
mortir yang berisi parasetamol
7. CMC-Na yang sudah dikembangkan, dimasukkan dalam campuran bahan
aktif
8. Dimasukkan Sirup Simplex, metil Paraben, dan Propil Paraben kedalam
ortir, gerus hingga homogen
9. Ditambahkan Ol. Citri dan Sunset Yellow FCF secukupnya, gerus homogen
10. Dimasukkan kedalam botol obat, ditambahkan Aquadest hingga tanda
kalibrasi
11. Dipasang etiket

13
H. Etiket

APOTEK POLTEKKES TASIKMALAYA


Jl. Cilolohan No.35 Tasikmalaya
Telp. 0265-340186

APA: Candra Ayu Ariska S.Farm,Apt


SIK : 04071996

No. 1 tgl. 12-3-


15

Untuk : Yadi (11 tahun)

“Sehari 3x 1 sendok teh (5ml)


KOCOK DAHULU

I. Evaluasi Sediaan

No Evaluasi Hasil
1 Organoleptik (bau, rasa, warna) Bau : buah jeruk
Rasa : manis
Warna : kuning muda
2 pH 8
3 Volume terpindahkan 100 ml

J. Hasil pengamatan

Pengamatan Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu


Pertumbuhan _ _ _ _ _ _
mikroorganisme
Pengkristalan _ _ _ _ _ _
pada leher botol
Warna Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning
muda muda muda muda muda muda
Bau Jeruk Jeruk Jeruk Jeruk Jeruk Jeruk
Rasa Manis Manis manis Manis manis Manis

K. Pembahasan

14
Sedaiaan Paracetamol yang akan dibuat adalah suspensi peroral. Suspensi
adalah sediaan cair yang mengandung partikel tidak larut yang  terdispersi dalam
fase cair. (FI IV, hal 17)
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi
harus halus , tidak boleh cepat mengendap dan bila digojog perlahan – lahan
endapan harus segera terdispersi kembali, dapat ditambah zat tambahan untuk
menjamin stabilitas suspense tetapi kekentalan suspense harus menjamin sediaan
mudah digojog dan dituang. ( IMO, hal 149 )
Paracetamol digunakan sebagai analgetik antipiretik . (British Farmakope
2009, hal 4548) hakekatnya obat ini mampu meringankan atau menghilangkan
rasa nyeri tanpa mempengaruhi SSP atau menurunkan kesadaran, juga tidak
menimbulkan ketagihan, kebanyakan zat ini berdaya antipiretis dan atau anti
radang, oleh karena itu tidak hanya digunakan sebagai antinyeri, melainkan juga
pada demam ( Infeksi virus / kuman, selesma, pilek ) dan peradangan seperti rema
dan encok, obat ini banyak diberikan dari nyeri ringan sampai sedang yang
menyebabkan beraneka ragam seperti nyeri kepala, gigi, otot atau sendi ( rema
atau encok ), perut, nyeri haid (dysmenorroe), nyeri akibat benturan atau
kecelakaan (trauma), Untuk kedua nyeri terakhir, NSAID lebih layak pada nyeri
yang lebih berat seperti pendarahan atau fraktur kerjanya kurang ampuh. ( OOP
edisi VI, hal 314 )
Adapun formula dari suspensi parsetamol adalah parasetamol sendiri
sebagai zat aktif/analgetik antipiretik, Metil Paraben sebagai antimikroba, Propil
paraben nipasol sebagai pengawet/antimikroba, Sorbitol 70% sebagai wetting
agent (pembasah), CMC-Na sebagai suspending agent, sirup simpleks sebagai
perangkat viskositas serta pemanis, dan Aqua destillata sebagai pelarut.
Parasetamol atau Acetaminophenum (zat aktif) memiliki rasa yang pahit
dan tidak berbau seperti yang tertera pada monografi (Farmakope III halaman 37 )
“Pemerian hablur atau serbuk hablur putih: tidak berbau: rasa pahit” maka
diperlukan corigens saporis atau pemanis seperti yang digunakan dalam formula
ini yaitu sirup simpleks. Sirup simpleks selain berfungsi sebagai pemanis juga
dapat digunakan untuk perangkat viskositas. Selain pemanis kita bisa tambahkan
corigen saporis lainnya seperti Oleum Citri. Biasanya Oleum Citri (rasa jeruk)
lebih disukai oleh anak-anak atau orang yang susah minum obat.
Dalam pembuatan suspensi bahan yang sangat dibutuhkan yaitu sebuah
suspending agent (bahan pensuspensi). Dalam formula ini kami memilih bahan
suspensi sintetis yaitu CMC-Na merupakan derivat selulosa. Golongan ini tidak
diabsorbsi oleh usus halus dan tidak beracun.
Parasetamol penyimpanannya dalam wadah tertutup baik dan terlindung
dari cahaya, maka wadah atau kemasan dibuat sedemikian rupa agar seminimalisir
mungkin cahaya tidak dapat mengoksidasi zat aktifnya (Parasetamol).

15
Sediaan formula Parasetamol merupakan sediaan multidose sehingga
diperlukan pengawet. Sediaan multidose yaitu sediaan yang bisa dipakai atau
digunakan berulang kali. Pengawet yang digunakan yaitu Propil Paraben dan
Metil Paraben. Propil Paraben dan Metil Paraben merupakan pengawet yang
efektif, stabil dan tidak toksik.
Zat-zat lain yang digunakan yaitu sebagai zat pembantu atau penunjang zat
yang lain misalnya Sorbitol 70% sebagai wetting agent atau pembasah dan Aqua
destillata sebagai pelarut sirup.

BAB III
PENUTUP

16
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. pembuatan sediaan larutan berupa suspensi terdapat kelebihan dan
kekurangan. Diharapkan agar dapat mempertahankan kelebihannya, dan
mengatasi kekurangan tersebut dengan membuatnya lebih baik lagi
2. Bentuk sediaan suspensi yang dibuat adalah berwarna kuning muda dan
beraroma jeruk
3. Suspensi tidak terjadi pertumbuhan mikroba dan pengkristalan pada leher
botol

DAFTAR PUSTAKA

17
Howard, Ansel, C.1989.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.Jakarta:Penerbit
Universitas Indonesia

Kasim, Fauzi, M.Kes, Apt.2010.Informasi Spesialite Obat.Jakarta:PT ISFI


Penerbitan Jakarta

Rowe, Raymond C, dkk.2009.Handbook of Pharmaceutical Excipients.USA: RPS


Publishing

Sirait, Midian, dkk.1979.Farmakope Indonesia Edisi Ketiga.Jakarta:Departemen


Kesehatan Republik Indonesia

Soesilo, Slamet, dkk.1995.Farmakope Indonesia Edisi Keempat.Jakarta:


Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Zubaidah.2011.Ilmu Resep Untuk Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi.


Jakarta:P2B SMF-SMKF

18

Anda mungkin juga menyukai