Anda di halaman 1dari 12

YAYASAN BINA PUTERA NUSANTARA

DINAS PENDIDIKAN
SMK BINA PUTERA NUSANTARA
PAKET KEAHLIAN FARMASI INDUSTRI
Laboratorium INFORMATION SHEET No Dokumen
Ilmu Farmasi BAHAN BAKU OBAT IS.FI.ILFAR.19.03

Secara garis (untuk memudahkan pembahasan), ada 4 jenis bahan baku obat yang digunakan oleh
industri farmasi, yaitu :

1. Bahan baku obat aktif (BBAO) yang diproses secara kimiawi


2. Bahan baku obat tambahan (eksipien)
3. Bahan baku obat aktif yang diproses secara Bioteknologi dan bahan baku obat aktif yang
berasal dari Sel Punca (Stem cell), yang merupakan teknologi baru dalam pengembangan
bahan baku aktif obat.
4. Bahan baku herbal baku obat alami yang berasal dari sumber daya alam biotik maupun
abiotik. Sumber daya biotik meliputi jasad renik, flora dan fauna serta biota laut, sedangkan
sumber daya abiotik meliputi sumber daya daratan, perairan dan angkasa dan mencakup
kekayaan/ potensi yang ada di dalamnya

Bahan Awal adalah Semua bahan, baik yang berkhasiat atau tidak berkhasiat, yang berubah atau
tidak berubah, yang digunakan dalam pengolahan obat walaupun tidak semua bahan tersebut akan
tertinggal di dalam produk ruahan.

Bahan Pengemas adalah Tiap bahan, termasuk bahan cetak, yang digunakan dalam proses
pengemasan obat, tetapi tidak termasuk kemasan luar yang digunakan untuk transportasi atau
keperluan pengiriman ke luar pabrik. Bahan pengemas disebut primer atau sekunder tergantung
tujuan penggunaan apakah bersentuhan langsung dengan produk atau tidak.

Produk Antara adalah Tiap bahan atau campuran bahan yang masih memerlukan satu atau lebih
tahap pengolahan lanjutan untuk menjadi produk ruahan.

Produk Ruahan adalah Bahan yang telah selesai diolah dan tinggal memerlukan kegiatan
pengemasan untuk menjadi obat jadi.

Produk Jadi adalah Produk (Obat) yang telah melalui seluruh tahap proses pembuatan.

Obat merupakan suatu bahan, yang dapat merupakan bahan alam ataupun sintesis, yang
dapat digunakan untuk mempengaruhi sistem biologis pada tubuh manusia ataupun hewan, dengan
tujuan untuk menyembuhkan, mengurangi/menghilangkan gejala, mencegah, menegakkan
diagnosis, meningkatkan stamina maupun memperelok badan. Dalam hal ini obat didesain sebagai
suatu sistem yang terintegrasi untuk mencapai tujuan terapi secara aman, efektif dan efisien.
Secara umum, pengertian tentang obat dibedakan sebagai zat aktif (drug) dan sediaan obat
(medicine).

Zat aktif merupakan zat yang memang terbukti memberikan efek farmakologis pada tubuh
manusia atau hewan dalam dosis tertentu. Zat aktif juga dikenal sebagai drug, active ingredient, dan
active pharmaceutical ingredient (API). Suatu proses penemuan obat (drug discovery) dilakukan
untuk memperoleh suatu zat aktif yang dibutuhkan, baik dari bahan alam, semisintesis maupun
sintesis penuh. Hal utama yang perlu diperhatikan dalam menemukan suatu senyawa aktif
farmakologis tersebut adalah terbuktinya keamanan dan khasiatnya. Perlu dipertimbangkan benefit
to risk ratio dari senyawa aktif yang baru tersebut.

Zat aktif sangat beragam dalam memberikan efek farmakologis. Zat aktif yang poten, hanya
dibutuhkan dalam jumlah yang sangat sedikit untuk memberikan efek farmakologis yang bermakna,
tidak jarang hanya berkisar microgram saja. Untuk membawa sejumlah kecil zat aktif tersebut, maka
dibutuhkan bahan lain yang dapat membawa zat aktif tanpa memberikan efek farmakologis (inaktif).

Zat inaktif adalah zat yang tidak memberikan efek secara farmakologis, namun dapat menunjang
kinerja penghantaran zat aktif pada aplikasi. Kinerja yang dimaksudkan dalam hal ini adalah:

1. Membawa zat aktif ke tempat pelepasan/lokasi aksi,


2. Memodulasi pelepasan zat aktif,
3. Meningkatkan stabilitas dan mempertahankan kualitas.

Zat inaktif juga dikenal sebagai excipients atau inactive ingredients.


Zat aktif dan inaktif yang disatukan dalam suatu kesatuan sistem dengan desain tertentu, dikenal
sebagai bentuk sediaan obat = BSO (drug dosage form). BSO pada prinsipnya merupakan suatu
bentukan yang membawa zat aktif menuju lokasi terapi atau tempat pelepasan zat aktif. BSO dikenal
dengan pengertian lain sebagai obat (medicine).

Kriteria suatu BSO secara umum adalah:

1. Aman
2. Stabil dalam penyimpanan à menunjukkan kualitas fisik yang baik selama penyimpanan sesuai
dengan batasan kadaluarsanya
3. Dapat bercampur dengan zat aktif, mampu membawa dan melepaskan zat aktif pada lokasi
aksi/tempat pelepasan
4. Mampu melindungi zat aktif dari kemungkinan degradasi
5. Efektif, efisien, ekonomis
6. Dikemas dalam kemasan yang sesuai
Berdasarkan wujudnya, BSO dibedakan sebagai BSO solid, BSO liquid dan BSO semisolid.
Desain BSO memegang peranan penting terutama agar BSO dapat mendukung timbulnya efek
farmakologis suatu zat aktif secara repsodusibel dan agar BSO dapat diproduksi dalam industry skala
besar.
Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam desain suatu BSO antara lain:
1. Tujuan terapi dan kondisi anatomi fisiologi pasien.
2. Sifat fisikokimia zat aktif.
3. Pertimbangan biofarmasetis terkait kapasitas absorpsi untuk beberapa jenis zat aktif dalam
berbagai jenis jalur pemberian obat.
4. Desain kemasan sebagai alat yang mewadahi, memberikan proteksi, menjaga stabilitas produk,
memberikan informasi, dan mendukung kenyamanan penggunaan obat sehingga meningkatkan
kepatuhan pasien.
BSO merupakan bagian dari suatu sistem penghantaran obat.

Sistem penghantaran obat merupakan suatu sistem atau cara untuk membawa, menghantarkan dan
melepaskan obat pada tempat aksi / tempat pelepasan dengan aman, efektif dan efisien.
Pengertian “aman” dalam hal ini dimaksudkan bahwa efek obat yang tidak diinginkan (adverse
effect) dapat diminimalkan, dan juga bahwa zat aktif dilindungi dalam perjalanannya menuju lokasi
aksi/pelepasan.
Pengertian “efektif” dalam hal ini terkait dengan khasiat (efficacy) dari obat tersebut, sedangkan
“efisien” terkait dengan perhitungan dosis, frekuensi penggunaan obat dan lama waktu terapi yang
tepat, yang dapat memberikan imbas pada jumlah beaya terapi yang ditimbulkan.

Hal-hal yang terkait dalam suatu sistem penghantaran obat adalah:

1. BSO (termasuk sifat fisikokimia zat aktif maupun excipient),


2. Jalur pemberian obat,
3. Mekanisme pelepasan zat aktif dari BSO,
4. Pertimbangan bioavailabilitas (bagaimana zat aktif dapat mencapai sirkulasi sistemik dengan laju
dan jumlah yang memadai).

Sistem penghantaran obat didesain sedemikian rupa sehingga diharapkan mampu melaksanakan
fungsinya dengan baik. Sistem ini dikategorikan sebagai conventional delivery system dan advanced
delivery system. Dalam conventional delivery system, kondisi obat setelah dilepaskan dari BSO tidak
dimonitor, sedangkan dalam advanced system, pelepasan obat dimanipulasi, dikendalikan bahkan
diarahkan untuk dapat ditargetkan melepaskan zat aktif di dalam sel (targeting drug delivery à untuk
pengobatan dengan menggunakan cancer chemotherapy).

Efek farmakologis suatu obat yang dikehendaki pada suatu terapi sebagai akibat berjalannya sistem
penghantaran obat, dapat dibedakan dalam 2 hal, yaitu: efek local (setempat) dan efek sistemik
(terabsorpsi ke- atau langsung melalui peredaran darah, terdistribusi ke seluruh bagian tubuh). Efek
local dapat dicapai terutama dengan jalur pemberian topical (diaplikasikan pada permukaan kulit
dan atau selaput mukosa) dan jalur parenteral khusus (sub plantar / ginggival à selama tidak
terabsorpsi masuk ke pembuluh darah), sedangkan efek sistemik dapat dicapai terutama dengan
jalur oral (telan à zat aktif terabsorpsi melalui membrane dinding usus), parenteral (intravascular
atau ekstravaskular) atau transdermal

Pada prinsipnya pembeda dari efek local ataupun sistemik adalah apakah zat aktif tersebut
diarahkan menuju ke pembuluh darah atau tidak. Selama obat tersebut tidak diberikan secara intra
vascular (langsung ke sirkulasi sistemik via pembuluh darah) atau terabsorpsi melewati pembuluh
darah, maka efek yang timbul adalah efek local.

Eksipien/Bahan Tambahanfarmasetika

Eksipien farmasetika adalah bahan (substansi) yang terdapat dalam proses pembuatan sediaan yang
tidak memiliki aktivitas farmakologi atau terdapat dalam produk obat jadi (finished pharmaceutical
product dosage form).
Eksipien dapat mempengaruhi :

- Mempengaruhi transport obat dalam tubuh


- Mencegah obat rudak sebelum sampai ke target
- Meningkatkan kelarutan dan bioavailabilitas
- Meningkatkan stabilitas obat
- Menjaga pH dan osmolaritas
- Sebagai antioksidan dan penstabil emulsi
- Sebagai propelan dalam aerosol
- Mencegah disosiasi zat aktif
- Memperbaiki penampilan sediaan
- Eksipien penting karena :
- Untuk keamanan
- Mempermudah proses pembuatan
- Berdapmpak pada kualitas produk
- Interaksi eksipien dan zat aktif akan memberikan implikasi terhadap :
- Stabilitas produk terutama jika terdapat air
- Produk jadi
- Proses pelepasan obat
- Mempengaruhi aktivitas terapeutik zat aktif
- Mempengaruhi profil efek samping zat aktif
- Sifat fungsional eksipien yang dapat diperbaiki :
- Meningkatkan laju alir
- Kompressibilitas
- Penghomogenisasian massa
- Meningkatkan kelarutan
- Meningkatkan sensitifitas lubrikan
- Sebagai superdisintegran
- Mengubah profil laju disolusi
- Co-processed Compound :
- Mengurangi sifat lengket
- Meningkatkan retensi air
- Mengontrol kandungan udara
- Meningkatkan proses pembasahan dan kelarutan
- Menambah hidrofobisitas

Derivatisasi selulosa : mengganggu ikatan hidrogen penyusun kristal sehingga terbentuk derivat
selulosa yang meningkatkan kelarutan

Ester selulosa : gugus hidroksil bebas digantikan dengan gugus asam (selulosa asetat, selulosa asetat
ftalat)

Eter selulosa :

- MC
- HEMC
- HPMC
- HPC
- HEC
- Na-CMC
- Metil Selulosa : metilasi 30% gugus hidroksil
- Hidrofilik – larut dalam air dingin membentuk larutan jernih yang kental dan struktur gel –
pada temperatur tertentu larutan encer menjadi tidak transparan karena gelatifikasi dan
presipitasi. Tidak bisa digunakan dalam mikrokapsulasi.

Penggunaan :

- Solid : binder (viskositas rendah), disintegran (viskositas tinggi) , lubrikan


- Liquid : emulsifier, thickener
- Semi solid : gelling agent
- Coating tablet : penyalut
- Untuk konstipasi : tidak dicerna, pembentuk massa

Etil selulosa (etil eter selulosa) : 46.5% kelompok etoksil

Semipolar

Penggunaan :

- Solid : binder, filler


- Liquid : thickener, penstabil
- Penyalut dalam controlled release drug

CMC (carboxymethilcellulose)

Dibentuk dari reaksi alkali dengan asam kloroasetat

pH ↓ suhu kekuatan ionik à viskositas ¯ à pengatur viskositas

tersubstitusi molekul hidrofobik ↓ à tiksotropik ; à pseudoplastis

CMC-Ca : suspending agent

HPC (hidroksipropilselulosa)

Selulosa + NaOH + propilen oksida ; suhu P à HPC

Larut dalam cairan lambung dan usus, pelarut organik polar. Praktis tidak larut dalam hidrokarbon

Aplikasi :

Thickener, emulsifier, stabilizer, suspending agent


Addhesive agent

Meningkatkan kekerasan tablet

Pembentuk film tablet

HMPC

Selulosa + metil klorida + propilen oksida à HPMC

Aplikasi :

Peningkat viskositas

Pengavet dalam fase air

Pembentuk lapisan film yang mencega filtrasi minyak

Gelling agent

Addhesive compound

Meningkatkan kadar pelepasan obat dalam gel

Pendispersi, emulgator, stabilizer, lubrikan

Kompleks polielektrolit : gabungan dua buah polimer yang memiliki sifat elektrolit ayng bersambung
silang secara ionik. Eg : Kitosan – Na CMC

Kitosan : senyawa polimer yang berasal dari kitin yang terdeasetilasi.

Pembuatan kompleks elektrolit :

Kitosan 4% b/b dalam Asam asetat 1% + Na CMC 4% dalam asam asetat à campur ( pH 2,5 ; 3,5 ; 4,5 ;
5,5 ; 6,5) à aduk 5000 rpm 1 jam à pencucian à pengendapan (sentrifugas 15000 rpm 15’) à
pengeringan (oven 50C 24 jam) à penggilingan à pengayakan (100mesh) à serbuk PEC Kitosan-Na
CMC

Derajat deasetilasi : persentase gugus amino pada struktur polimer (70-95%)

Gelatin : molekul kolagen yang terdiri dari tiga rantai polipeptida dalam sebuah konformasi triple
helix.

Diekstraksi dari jaringan kolagen kulit, tulang atau ligamen hewan yang hampir seluruhnya
merupakan asam amino yang terikat membentuk polimer linier dengan BM 15000-25000.

Praktis ga larut etanol kloroform asetom metanol eter.


Larut dalam gliserin, air pana, asam, basa

Membentuk jeli saat didinginkan sampai 35-40C

Dalam air dapat mengembang dan melunak.

Dry gelatin stabil di udara

Cairan gelatin stabil jika disimpan ditempat dingin dan steril

Diatas suhu 50C terjadi depolimerisasi

Pemanasan 80C selama 1 jam, kekuatan gel direduksi menjadi setengahnya.

Pembuatan Gelatin :

Cara Base : kulit tua / tulang rendam beberapa minggu/ bulan dalam KOH à ikatan jaringan kolagen
terputus à netralkan à cuci untuk menghilangkan garam à ekstraksi

Isoelektrik pada pH 4,8-5,0

Cara Asam : kulit babi / tulang rendam dalam asam lemah sehari à netralkan à cuci sampai asam dan
garam hilang.

Isoelektrik pada pH 7,0-9,0

Kandungan gelatin : 84-90% protein 1-2% garam mineral 8-15% air

Gelatin terhidrolisis oleh enzim proteolitik menghasilkan asam amino.

Kegunaan gelatin :

- Binder : meningkatkan daya adhesi pada serbuk obat


- Coating agent : dalam pelapisan dasar pada penyalutan gula
- Mikrokapsulasi : dengan membentuk koaservat dengan agen penghidrasi seperti etanol
pada suhu diatas 40C yg ditambahkan perlahan-lahan selama 1 jam.
- Emulgator amfoter jenis m/a à (+): bisa untuk sediaan dalam; (-): mudah terkontaminasi o/
mo
- Gelling agent : konsentrasi 2-15% atau lebih. Larut dalam air panas membentuk gel elastis
- Pembentukan kapsul : dengan membentuk lapisan film untuk kapsul lunak dan keras
- Derivatisasi gelatin dilakukan dengan mengalkilasi gugus amino.
- Gelatin diendapkan olwh alkohol, kloroform, eter, garam merkuri dan asam tanat

EKSIPIEN TABLET ADSORBEN

ADSORBEN
1. Aerosil (HOPE, 5th, hal 188-191)

Silikon dioksida koloidal


SiO2
Pemerian : sub microdcopic fumed silica dengan ukuran partikel sekitar 15nm. Serbuk amorf (tidak
berbentuk); ringan; meruah; putih kebiru-biruan; tidak berbau

Fungsi :

Aerosols 0.5-2%

Penstabil emuslsi 1-5%

Glidan 0.1-0.5%

Zat pensuspensi dan pengental 2-10%

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, pelarut organik dan asam, kecuali asam hidrofluorat; Larut
dalam larutan panas alkali hidroksida. Membentuk dispersi koloidal dalam air.
Stabilitas : Higroskopis, dapat menyerap air dalam jumlah besar tanpa menjadi cair. Ketika
digunakan dalam suatu sistem larutan pada pH 0-7.5, koloid silikon dioksida dapat meningkatkan
viskositas. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat kering dan sejuk.
Inkompabilitas : Sediaan dietilstilbestrol

2. Avicel (HOPE 5th hal 132-135)

Mikrokristalin Selulosa
(C6H10O5)n dimana n 220
Pemerian : Serbuk kristalin; putih; tidak berbau; tidak berasa; tersusun atas partikel-partikel berpori;
higroskopis
Fungsi : Pengisi tablet (konsentrasi 20-90% b/b); penghancur tablet (konsentrasi 5-15% b/b);
adsorben (20-90%). Dapat digunakan untuk metode kempa langsung maupun granulasi basah.
Kelarutan : Sukar larut dalam larutan NaOH 5% b/v; praktis tidak larut dalam air, asam encer dan
sebagian besar pelarut organik
Stabilitas : Avicel stabil, meskipun higroskopis. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada
tempat sejuk dan kering.
Inkompatibilitas : Agen pengoksidasi kuat

3. Bentonit (HOPE 5th, hal 58-60)

Pemerian : kristal, claylike mineral, tidak berbau, serbuk halus kuning pucat atau krem sampai
keabu-abuan. Tersiri dari partikel berukuran 50-150µM dengan beberapa partikel berukuran 1-2 µM.
Bentonit sedikit berasa seperti tanah.
Fungsi : Adsorben (1-2%), penstabil emulsi (1%), zat pensuspensi (0.5-5%)
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol, fixed oil, gliserin, propa-2-ol dan air. Mengembang
sampai 12 kali ukuran dari sebenarnya dalam air membentuk suspensi homogen yang kental, sol
atau gel tergantung konsentrasinya. Tidak mengembang dalam pelarut organik.
Stabilitas : Higroskopis, penyerapan air dari udara harus dihindari. Bentonit dapat disterilisasi dengan
menjaga pada suhu 170ºC selama 1 jam setelah dipanaskan pada suhu 100ºC.Harus disimpan dalam
wadah kedap udara pada tempat kering dan sejuk.
Inkompabilitas : Akriflavin hidroklorida

4. Kaolin (HOPE 5th, hal 378-381)

Bolus alba
Al2O3.2SiO2.2H2O
Pemerian : Serbuk yang bebas dari partikel seperti pasir; putih sampai putih keabu-abuan. Memiliki
rasa seperti lempung dan ketika dilembabkan oleh air, warnanya menjadi lebih gelap serta
mengeluarkan bau seperti lempung.
Fungsi : Adsorben; pengisi tablet dan kapsul, zat pensuspensi
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam dietil eter, etanol (95%), air, pelarut organik, asam encer dan
larutan alkali hidroksida.
Stabilitas : Stabil. Mudah terkontaminasi mikroorganisme seperti Bcilus antrachis, Clostridium tetani
dan Clostridium welchi. Kaolin dapat disterilisasi dengan pemanasan pada temperatur lebih dari
160ºC selama tidak lebih dari 1 jam. Ketika terbasahi oleh air, kaolin akan berwarna lebih gelap dan
berubah menjadi plastik. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat kering dan sejuk.
Inkompabilitas : Amoksisilin, ampisilin, simetidin, digoksin, linkomisin, fenitoin, dan tetrasiklin.
Kecepatan penyerapan klindamisin dipengaruhi oleh adanya kaolin (tapi bukan jumlah yang diserap).

5. Magnesium Alumunium Silikat (HOPE 5th, hal 418-421)

Pemerian : Serpihan kecil licin atau serbuk halus termikronisasi; putih sampai putih-krem; tidak
berbau; tidak berasa
Fungsi : Adsorben (10-50%); pengikat tablet (2-10%); penghancur tablet (2-10%)
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, alkohol dan pelarut organik.
Stabilitas : Stabil jika disimpan pada kondisi kering. Stabil pada rentang pH yang luas, memiliki
kapasitas pertukaran basis, dapat mengabsorbsi substansi organik dan kompatibel dengan pelarut
organik. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat kering dan sejuk.
Inkompabilitas : secara umum tidak cocok atau sesuai dnegan alrutan asam yang memiliki pH
dibawah 3.5. Menurunkan bioavaibilitas obat-abatan seperti amfetamin sulfat, tolbutamid, natrium
warfarin dan diazepam.

EKSIPIEN TABLET GLIDAN

GLIDAN

Fungsi utama dari glidan adalah menunjang karakteristik aliran dari granul atau meningkatkan aliran
granul dari hopper ke dalam die. (Lachman Tablets, 110)
- Starch sebagai glidan sering dikombinasikan dengan lubrikan dengan perbandingan 1:1 hingga
1:4. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi sifat hidrofobik dari lubrikan yang akan mempengaruhi
disintegrasi dan disolusi tablet. (Lachman Tablet, 116)
- Golongan silika adalah glidan yang paling efisien, kemungkinan karena ukuran partikelnya yang
kecil. Golongan silika dapat menunj ang aliran granul dengan meningkatkan bobot tablet dan
menurunkan variasi bobot tablet.

Jenis Kadar (%)

Talk 5

Cornstarch 5-10

Cab-O-sil (silicadioksida) 0,1-0,5

Siliod 0,1-0,5

Contoh glidan silika adalah silika dioksida. (Lachman Tablets, 177)

1. Talk (HOPE, 5th,767)

Pemakaian : Digunakan di dalam formulasi tablet sebagai glidan dengan konsentrasi 1-10%.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam dilute acids and alkalis, pelarut organik dan air
pH : 6,5 -10 untuk dispersi 20% b/v
Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil, dapat disterilkan dengan pemanasan pada suhu 160°C tidak
lebih dari sejam, juga dapat disterilkan dengan otilen oksida atau penyinaran gamma.
OTT : Senyawa ammonium kuatener

2. Starch (HOPE, 5th,725)

Pemakaian : 5-10 %, merupakan glidan yang paling umum digunakan. Pemakaiannya disesuaikan
dengan jenis starch, tekanan pengempaan, dan kandungan air massa cetak
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan dalam air dingin
pH : 5,5-6,5 pada 25°C (2% w/v aqueous dispersion of corn starch)
Stabilitas dan Penyimpanan : Penyimpanan di tempat yang sejuk, kering, dan dalam wadah kedap
udara. OTT : -
Keamanan : Starch merupakan senyawa makanan yang dapat dimakan yang dikenal secara luas
keamanannya.
Perhatian khusus : Simpan dalam tempat yang bersih, kering, dan ruang berventilasi baik. Sebelum
digunakan, harus dikeringkan pada suhu 80-90 °C untuk menghilangkan air yang terabsorpsi.

3. Cab-O-Sil (HOPE, 5th,188)

Pemakaian : Sebagai glidan dipakai dengan konsentrasi 0,1-0,5 %


Kelarutan : praktis tidak larut dalam pelarut organik, air, dan asam kecuali asam hidroflorat,
larut dalam larutan alkali hidroksida panas. Membentuk dispersi koloid dengan air.
pH : 3,5-4,4 (4% w/v aqueous dispersion)
Stabilitas dan Penyimpanan : Higroskopis. Penyimpanan di tempat yang sejuk dan
kering OTT : Dietilstilbestrol
EKSIPIEN TABLET ANTI ADHEREN

ANTI ADHEREN

Fungsi utama dari anti adheren adalah mencegah penempelan tablet pada punch atau pada
dinding die. (Lachman Tablets, 110)
- Bahan yang paling baik adalah yang larut air dan yang paling efisien adalah DL-leusin. (Lachman
Tablets, 114)
- Biasa digunakan pada produk yang mengandung vitamin E dosis tinggi karena cenderung
terjadi picking. (Lachman Tablets, 114)

Jenis Kadar (%)

Talk 1-5

Cornstarch 3-10

Cab-O-Sil 0,1-0,5

Siloid 0,1-0,5

DL-leusin 3-10

Sodium lauril sulfat <1

Metalik stearat <1

1. Talk (HOPE, 5th,767)

Pemakaian : Digunakan di dalam formulasi tablet sebagai antiadheren dengan konsentrasi 1-


10%.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam dilute acids and alkalis, pelarut organik dan air
pH : 6,5 -10 untuk dispersi 20% b/v
Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil, dapat disterilkan dengan pemanasan pada suhu 160°C tidak
lebih dari sejam, juga dapat disterilkan dengan otilen oksida atau penyinaran gamma. OTT : Senyawa
ammonium kuatener

2. Starch (HOPE, 5th,725)

Pemakaian : 3-10 %, merupakan antiadheren yang paling umum digunakan. Pemakaiannya


disesuaikan dengan jenis starch, tekanan pengempaan, dan kandungan air massa cetak
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan dalam air dingin
pH : 5,5-6,5 pada 25°C (2% w/v aqueous dispersion of corn starch)
Stabilitas dan Penyimpanan : Penyimpanan di tempat yang sejuk, kering, dan dalam wadah kedap
udara. OTT : -
Perhatian khusus : Simpan dalam tempat yang bersih, kering, dan ruang berventilasi baik. Sebelum
digunakan, harus dikeringkan pada suhu 80-90 °C untuk menghilangkan air yang terabsorpsi.
3. Cab-O-Sil (HOPE, 5th,188)

Pemakaian : Sebagai antiadheren dipakai dengan konsentrasi 0,1-0,5 %


Kelarutan : praktis tidak larut dalam pelarut organik, air, dan asam kecuali asam hidroflorat,
larut dalam larutan alkali hidroksida panas. Membentuk dispersi koloid dengan air.
pH : 3,5-4,4 (4% w/v aqueous dispersion)
Stabilitas dan Penyimpanan : Higroskopis. Penyimpanan di tempat yang sejuk dan
kering OTT : Dietilstilbestrol

Sodium Lauril Sulfat (HOPE, 5th,687)

Pemakaian : Sebagai antiadheren tablet konsentrasi yang digunakan <1%


Kelarutan : Larut dalam air, (giving an opalescent solution), praktis tidak larut kloroform dan
eter.
pH : 7-9,5 dalam larutan 1% b/v
Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil dalam kondisi normal. Larutan dengan pH di bawah 2,5 dapat
memicu hidrolisis menghasilkan lauril alkohol dan sodium bisulfat. Simpan di wadah yang kering dan
tertutup baik.
OTT : Surfaktan kationik

Anda mungkin juga menyukai