Anda di halaman 1dari 12

KASUS 3

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2

NUR ADELIA ARIF 18 3145 105 042


ANDI BAU TENRI SENGNGENG 18 3145 105 056
RINDI ANTIKA 18 3145 105 026
LEGAYATRI TASYALWI SUAT 18 3145 105 035
AUTIN SAKNOHSIWY 18 3145 105 052
HILMA HANIFA NURDIN 18 3145 105 040
MUHAMMAD REZA K. E 18 3145 105 O63
NERNA LOKBERE 18 3145 105 061

UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR

2020

DOSEN PEMBIMBING : NS. ALFYAN RAHIM, MSN.

MATA KULIAH : HIV HAIDS


DAFTAR ISI
KASUS_____________________________________________________________________________2
SEVEN JUMP_______________________________________________________________________4
1. CLARIFYING UNFAMILIAR TERMS.........................................................4
2. PROBLEM DEFINITION...............................................................................6
3. BRAINSTORMING........................................................................................6
4. ANALYZING THE PROBLEM.....................................................................7
5. FORMULATING LEARNING ISSUE...........................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
KASUS

Seorang wanita berusia 33 tahun dirawat di rumah sakit karena batuk yang
berkepanjangan lebih dari satu bulan dan penurunan berat badan 10 kg dalam sebulan.
Pemeriksaan X-ray dan hasil tes dahak menunjukkan bahwa ada tuberkulosis di paru-
parunya. Pemeriksaan fisik menunjukkan RR 34x / menit, ronchi (+) di kedua paru-paru,
berat badan 34 kg dan tinggi 155 cm. Klien mengeluh dispnea dan bertambah buruk ketika
dia mencoba berjalan. Dia merasa putus asa karena dia tidak bisa menjaga keluarganya
seperti biasa, perawat menyarankannya untuk melakukan dzikir.
SEVEN JUMP

1. Clarifying unfamiliar terms

 X-ray
Pemeriksaan x-ray atau Rontgen adalah salah satu teknik pencitraan
medis yang menggunakan radiasi elektromagnetik untuk mengambil
gambar atau foto bagian dalam tubuh. Prosedur ini merupakan bagian
dari pemeriksaan penunjang untuk keperluan penegakan diagnosa yang
lebih akurat.

 Batuk perkepanjangan
Batuk terus menerus adalah kondisi tidak normal yang perlu
diwaspadai. Batuk lama dan tidak kunjung sembuh meskipun sudah
minum obat, bisa menjadi pertanda adanya kemungkinan penyakit asma,
bronkitis kronis, penyakit asam lambung, tuberkulosis, PPOK, dan
hingga kanker paru-paru.

 Tuberkulosi
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang menyerang saluran
pernapasan utama manusia, yaitu paru. Namun, dapat juga menyebar ke
bagian tubuh yang lain, seperti ginjal, tulang belakang, dan otak jika tidak
diobati. Penyebab TBC adalah bakteri jenis
Mycobacterium tuberculosis.

 Dispnea
Dyspnea adalah istilah medis untuk sesak napas. Kondisi ini terjadi akibat
tidak terpenuhinya pasokan oksigen ke paru-paru yang menyebabkan
pernapasan menjadi cepat, pendek, dan dangkal

 ronchi
Ronchi merupakan suara napas tambahan yang bernada rendah yang
terjadi akibat adanya penyembatan jalan napas biasanya akibat adanya
lender. Ronchi dapat terjadi pada inspirasi
2. Problem definition

3. Brainstorming
4. ANALISIS THE PROBLEM

1. Batuk yang berkepanjangan 1 bulan lebih


2. Penurunan BB 10 Kg dalam 1 bulan
3. Dahak
4. Tubercolosis paru-paru
5. Berat-badan 34 Kg
6. Tinggi badan 155 cm
7. Dia merasa putus asa karena dia tidak bisa menjaga keluarganya seperti biasa,
8. perawat menyarankannya untuk melakukan dzikir.

BAGAN :

Batuk yang berkepanjangan


> 1 bulan

Penurunan BB 10kg dalam 1


bulan

Dahak

Tubercolosis paru

BB : 34 Kg, Tinggi badan : 155


cm

Dia merasa putus asa karena


tidak bisa menjaga
keluarganya seperti biasa

Perawat menyarankan untuk


melakukan dzikir
Penjelasan sistematis

Pasien bantuk karena adanya infeksi mycrobacterium tubercolosis paru, dan bisa
juga mengarah pada TBC laten dan TBC aktif sehingga pemeriksaan pada pasien yang positif
HIV itu sangat di anjurkan untuk melakukan pemeriksaan TBC agar dapat melihat apakah
pasien infeksi bakteri TBC itu bersifat laten atau aktif, penderita TBC laten dapat terkena
TBC aktif,terutama jika pasien tersebut juga menderita HIV.

Pada pasien AIDS hampir semua mengalami kehilangan berat badan pada waktu
tertentu, pasien AIDS akan menjadi kurus jika tidak dapat menelan disebabakan sakit pada
mulut atau tenggorokan, pasien AIDS juga dapat mejadi kurus disebabkan diare, demam,
batuk atau penyakit kanker, pasien AIDS juga akan menjadi kurus jika tidak berselera
makan karena depresi.

Berat- Badan pasien mengalami penurunan 10 kg dalam sebulan menunjukan bahwa


penderita HIV dengan Tbc dapat mengacu pada AIDS sehinggan pasien penurunan berat
badan, penurunan berat badan ini juga disebabkan karena saat penderita sakit Nafsu makanya
menurun sehingga dapat mempengaruhi pada berat badannya.

Pasien mersa putus asa karena tidak bisa menjaga keluarganya seperti biasa, di sini
ada banyak hal yang pasien pikirkan tentang hidupnya, bagaimna kondisinya, apalagi dia
mengidap penyakit yang perlahan-lahan akan membunuhnya, dia memikirkan masa depan
anaknya bagimana kalau dia sedang sakit dan di rawat di rumah sakit. Kondisi ini akan
menjadi acuan untuk pasien untuk mempunyai keinginan berkumpul dengan keluarganya,
namun ada rasa putus asa yang timbul di akibtkan karena penyakit yang dideritanya.

Perawat menyarankan pasien untuk melakukan dzikir, Dzikir merupakan bentuk


ibadah mengingat Allah sang pencipta, yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Menurut
Sangkan (2002)dzikir yang merupakan aktifitas mengingat kepada Allah, mengingat dzat
Allah, sifat dan perbuatan Allah, akan mengantarkan manusia untuk memasrahkan hidupnya
kepada Allah sehingga tidak takut atau khwatir dalam menghadapi tantangan dalam hidup.
Penelitian Subandi (2009)yang menunjukkan bahwa mengamalkan dzikir akan mengantarkan
individu untuk dapat memahami dan mengerti makna dari berbagai pengalaman hidup yang
kemudian memberikan makna apa sesungguhnya di balik semua kejadian pada kehidupan
mereka. Dzikir membantu individu membentuk persepsi yang lain selain ketakutannya yaitu
keyakinan bahwa stressor apapun akan dapat dihadapi dengan baik dengan bantuan Allah,
dan dapat menyembuhkan jiwa dan menyembuhkan berbagai penyakit (Subandi,
2009),membangkitkan rasa percaya diri, kekuatan, perasaan aman, tentram, dan bahagia
(Najati, 2005).

Disinilah perawatan paliatif di terapkan dengan melakukan dzikir atau berdoa makan
penderita bisa lebih dekat dengan Tuhan, sehingga ketika dia pergi pun (meninggl) maka dia
meninggal dengan tenang
5. FORMULATING LEARNING ISSUE

1. Untuk membantu mahasiswa mengetahui defenisi Perawatan Paliatif


Penjelasan :
- Perawatan paliatif adalah semua tindakan aktif guna meringankan beban
penderita, terutama yang tak mungkin disembuhkan. Tindakan kuratif yang
dimaksud antara lain menghilangkan nyeri dan keluhan lain, serta mengupayakan
perbaikan dalm aspekpsikologis, sosial dan spiritual.
- Paliatif care (Perawatan paliatif) adalah pendekatan yang meningkatkan kualitas
hidup pasien dan keluarga mereka dalam menghadapi masalah yang terkait
dengan penyakit yang mengancam jiwa, melalui penceghan-pencegahan
sempurna dan pengobatan rasa sakit masalah lain, fisik, psikososial, spirirtual
(kemenkes RI Nomor 812, 2007).

2. Untuk membantu mahasiswa mengetahui tujuan dari perawatan paleatif


Penjelasan :
Tujuan dari perawatan palliative adalah untuk mengurangi penderitaan pasien,
memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan
support kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal,
yang terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual,
tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya.

3. Untuk membantu mahasiswa mengetahui prinsip perawatan paleatif


Penjelasan :
Perawatan paliatif adalah bentuk perawatan medis dan kenyamanan pasien yang
mengontrol intensitas penyakit atau memeperlambat kemajuannya apakah ada
atau tidak ada harapan untuk sembuh. Perawatan paleatif tidak bertujuan untuk
menyediakan obat dan juga tidak sebaliknya perkembangan penyakit.
Perawatan paliatif berpijak pada pola dasar berikut ini :

1. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang


normal
2. Tidak mempercepat atau menunda kematian.
3. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu.
4. Menjaga keseimbangan psikologis, sosial dan spiritual.
5. Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya
6. Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga.
7. Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan
keluarganya
8. Menghindari tindakan yang sia-sia

4. Untuk membantu mahasiswa mengetahui jenis perawatan paleatif


Penjelasan :
- Penatalaksanaan nyeri
- Penatalaksanaan keluhan fisik lain
- Asuhan keperawatan
- Dukungan psikologis
- Dukungan social
- Dukungan kultural dan spiritual

5. Untuk membantu mahasiswa mengetahui tempat yang digunakan untuk melakukan


perawatan paliatif
Penjelasan :
- Rumah sakit, untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang
memerlukan pengawasan ketat, tindakan khusus atau perawatan khusus
- Puskesmas, utuk pasien yang memerlukan rawat jalan
- Rumah singgah/panti, untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat,
tindakan khusus atau peralatan khusus, tetapi belum dapat dirawat di rumah
karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan
- Rumah pasien, untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat, tindakan
khusus atau peralatan khusus atau keterampilan perawatan yang tidak mungkin
dilakukan oleh keluarga.

6. Untuk membantu mahasiswa mengetahui prinsif asuhan perawatan paleatif


Penjelasan :
- Melakukan pengkajian dengan cermat, mendengarkan keluhan dengan
sungguh-sungguh
- Menetapkan diagnosa / masalah keperawatan dengan tepat
- Merencanakan asuhan keperawatan
- Melaksanakan tindakan / asuhan keperawatan
- Mengevaluasi perkembangan pasien secara cermat
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Perawatan_paliatif

http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/psikis/article/download/2036/2196

https://www.academia.edu/35340932/MAKALAH_konsep_kep_paliatif

Anda mungkin juga menyukai