Anda di halaman 1dari 49

MAKALAH KANKER ENDOMETRIUM DAN KANKER

OVARIUM

OLEH KELOMPOK 10 :
NAMA : ADRIANA KUWAY
NIM : 183145105046
Kanker Endometrium dan Kanker Ovarium
1. Definisi Kanker endomatrium
Kanker endometrium atau lebih sering dikenal sebagai kanker rahim adalah
kanker yang mengenai lapisan dalam rahim. Terdapat dua jenis kanker endometrium,
yaitu kanker endometrium tipe I dan tipe II. Tipe I cenderung tumbuh lambat dan
umumnya terbatas pada endometrium, sedangkan tipe II memiliki tipe jaringan yang
lebih buruk, menginvasi otot polos rahim (miometrium), dan tumbuh dengan cepat.
Oleh sebab itu, kanker endometrium tipe II umumnya memiliki hasil akhir
(prognosis) yang kurang baik apabila dibandingkan dengan tipe I.
2. Etiologi Penyebab Kanker Endometrium
Hingga saat ini, penyebab kanker endometrium masih belum diketahui secara
pasti, tetapi terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker
endometrium. Umumnya, faktor-faktortersebut menyebabkan kadar hormon estrogen
di dalam tubuh meningkat atau paparan terhadap hormon estrogen menjadi lebih
lama, sementara kadar hormon progesteron di dalam tubuh menurun sehingga sel-sel
pada lapisan dalam rahim (endometrium) terus memperbanyak diri. Hal ini
mengakibatkan terbentuknya kelenjar baru pada endometrium. Apabila jaringan
endometrium tumbuh tak terkendali, jaringan ini akan menebal dan dapat membentuk
sebuah massa yang akhirnya menjadi kanker. Sel-sel kanker dapat menyebar
(metastasis) ke bagian tubuh yang lain. Awalnya, kanker akan menyebar ke lapisan
otot polos rahim (miometrium), kemudian menyebar hingga ke kelenjar getah bening.
Faktor-faktor tersebut diantaranya:
 Usia

Usia tua meningkatkan risiko terjadinya kanker endometrium dengan jumlah


kasus terbanyak pada wanita di atas 70 tahun. Hanya sekitar 5% kanker
endometrium ditemukan pada wanita berusia di bawah 40 tahun.

 Kondisi reproduksi

Kondisi reproduksi yang berhubungan dengan risiko kanker endometrium, antara


lain usia menarche (awal menstruasi) dini (<12 tahun) dan usia menopause yang
lambat (>52 tahun) karena terkait dengan paparan estrogen yang lebih lama.
Menopause merupakan keadaan tidak adanya periode haid atau menstruasi
selama 12 bulan dan merupakan suatu kondisi normal ketika wanita telah
memasuki usia lanjut. Sebelum menopause, indung telur (ovarium) merupakan
sumber utama penghasil hormon pada wanita, yaitu estrogen dan progesteron.
Keseimbangan kedua hormon ini berubah selama siklus haid setiap bulan,
sehingga terjadi haid atau menstruasi. Kondisi tersebut menjaga jaringan
endometrium tetap sehat karena sisa jaringan akan meluruh bersama darah haid
dan digantikan oleh jaringan baru. Setelah menopause, indung telur akan berhenti
menghasilkan kedua hormon tersebut, tetapi sejumlah kecil estrogen akan tetap
dihasilkan oleh lemak tubuh.

Kanker endometrium dapat terjadi pada wanita usia reproduksi dengan siklus
haid yang tidak teratur. Selain itu, wanita yang tidak pernah melahirkan
(nulipara) mempunyai risiko 3 kali lebih besar menderita kanker endometrium
dibandingkan dengan wanita yang memiliki riwayat sering melahirkan
(multipara). Hal ini disebabkan kehamilan mengurangi paparan wanita terhadap
hormon estrogen. Salah satu penelitian menyatakan bahwa wanita yang sudah
menikah, tetapi tidak pernah melahirkan anak memiliki risiko tinggi untuk
terkena kanker endometrium dibandingkan wanita yang tidak pernah menikah.
Ketidaksuburan atau infertilitas juga menjadi faktor yang berperan dalam hal ini.
Hal ini terkait dengan paparan terhadap hormon estrogen yang lama tanpa
diimbangi dengan hormon progesteron yang cukup, dan tidak mengelupasnya
sisa jaringan endometrium setiap bulan ketika haid.

 Terapi sulih hormon

Penggunaan terapi sulih hormon, yaitu hormon estrogen dari luar (eksogen) pada
wanita menopause yang digunakan dalam jangka lama diperkirakan
meningkatkan risiko kanker endometrium sebesar 4,5-13,9 kali. Terapi sulih
hormon biasanya digunakan untuk mengurangi gejala yang timbul akibat
menopause, antara lain serangan rasa panas (hot flashes), kekeringan vagina, dan
kekeroposan tulang (osteoporosis). Akan tetapi, penggunaannya harus diberikan
bersama dengan progesteron atau derivatnya untuk menurunkan risiko kanker
endometrium.

 Obesitas

Perempuan dengan kelebihan berat badan 11-25 kg mempunyai peningkatan


risiko 3 kali lipat untuk mengalami kanker endometrium, bahkan risiko dapat
meningkat hingga 10 kali pada wanita yang mempunyai kelebihan berat badan
>25 kg.

 Keturunan (genetik)

Riwayat keluarga yang menderita kanker endometrium atau riwayat pribadi yang
menderita kanker tipe lainnya (misalnya kanker usus besar dan kanker payudara)
juga dapat meningkatkan risiko kanker endometrium.

 Kondisi medis lain

Kondisi medis lain antara lain sindrom polikistik ovarium, diabetes


melitus, dan hipertensi

3.    Manifestasi Klinis


Hal-hal yang menjadi tanda dan gejala serta sering muncul pada kasus kanker
endomatrium adalah:
 Perdarahan dari rahim pada wanita yang sudah menopause
 Gangguan menstruasi (siklus mentruasi tidak teratur)
 Perdarahan di luar siklus menstruasi
 Nyeri perut atau pinggul
 Kembung atau cepat merasa kenyang
 Perubahan kebiasaan buang air kecil dan buang air besar

Apabila Anda mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera memeriksakan diri ke


dokter. Adanya gejala tersebut, tidak selalu dapat disimpulkan mengarah ke kanker
endometrium, tetapi masih diperlukan beberapa pemeriksaan lanjutan.
4. Patofisiologi kanker endometrium
Kanker endometrium adalah kanker yang terbentuk di dalam endometrium ya
ng merupakan lapisan dalam halus rahim atau rahim. Rahim terletak di daerah
panggul dan menyerupai bentuk sebuah pepaya atau buah pir. 90%
dari semua kanker rahim yangterbentuk di endometrium. Profesional medis tidak
tahu persis apa yang menyebabkan kanker endometrium, tetapi telah dikaitkan
dengan estrogen terlalu banyak, yang merupakan hormonwanita. 8ni adalah o-
arium yang memproduksi estrogen, tetapi mereka juga memproduksi hormon lain
yang disebut progesteron yang membantu untuk menyeimbangkan
estrogen.Kedua hormon harus seimbang, tetapi jika terlalu banyak estrogen yang
diproduksi akan menyebabkan endometrium tumbuh, sehingga meningkatkan
risiko kanker endometrium. faktor lain yang meningkatkan kadar estrogen dan
salah satunya adalah obesitas. jaringanlemak dalam tubuh juga memproduksi
hormon estrogen.Pola makan dengan asupan tinggi lemak hewani, termasuk
daging, susu, dan unggas, bersama dengan makanan olahan dan
gulahalus adalah nomor satu penyebab obesitas. makanan ini harus dihindari terut
ama olehmereka yang beresiko. mereka yang berisiko adalah wanita yang telah
melalui menopause,tidak punya anak, menderita diabetes, memiliki kanker
payudara, atau sering mengkonsumsimakanan dengan lemak tinggi.5anda
pertama kanker endometrium adalah perdarahan atau bercak. "endarahan
atau bercak mungkin tidak selalu hasil dari kanker, tetapi ide yang baik untuk seg
eramemeriksakan ke dokter agar diperiksa lebih detail lagi. : lain dari kanker
endometriumadalah penurunan berat badan, kelelahan, nyeri panggul, kesulitan
buang air kecil dan nyeri. Selama hubungan seksual. Kanker ini terutama
mempengaruhi wanita yang telah melewatimenopause. mayoritas kasus pada
perempuan berusia 55-70 tahun (corwi,1999).

5. Jenis dan Stadium Kanker Endometrium


Terdapat enam jenis histopatologi dari kanker endometrium, yaitu:
1. Adenokarsinoma endometrioid
2. Karsinoma serosa
3. Karsinoma sel jernih (clear cell carcinoma)
4. Karsinoma musinosa
5. Karsinoma campuran
6. Karsinoma tak terdiferensiasi
Dari keenam jenis histopatologi tersebut, adenokarsinoma endometrioid
merupakan tipe yang paling banyak ditemukan, yaitu mencakup 75-80% dari seluruh
kasus. Tipe histopatologi kanker dapat ditentukan apabila Anda sudah menjalani
pemeriksaan biopsi atau D&C untuk diperiksa di bawah mikroskop.

Menurut International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO), terdapat


empat stadium kanker endometrium, yaitu:
1. Stadium I: Tumor terbatas pada endometrium
IA: <50% invasi ke miometrium
IB: ≥50% invasi ke miometrium
2. Stadium II: Tumor menginvasi stroma serviks tetapi tidak meluas ke luar uterus
3. Stadium III: Penyebaran lokal atau regional dari tumor
IIIA: Invasi ke serosa atau adneksa
IIIB: Keterlibatan vagina atau parametrium
IIIC: Metastasis ke kelenjar getah bening pelvis atau paraaorta
IIIC1: Keterlibatan kelenjar getah bening pelvis
IIIC2: Keterlibatan kelenjar getah bening paraaorta (dengan atau tanpa kelenjar
getah bening pelvis)
4. IV: Perluasan ke dinding pelvis, sepertiga bawah vagina, atau hidronefrosis atau
ginjal tidak berfungsi
IVA: Invasi ke kandung kemih atau mukosa usus
IVB: Metastasis jauh, termasuk ke perut, atau keterlibatan kelenjar getah bening
di lipat paha (inguinal)

Konsep Asuhan Keperawatan

PENGKAJIAN

1. Pemeliharaan dan persepsi kesehatan.Kanker endometrium dapat


diakibatkan oleh higiene yang kurang baik pada daerah
kewanitaan. Kebiasaan menggunakan bahan pembersih vagina
yang mengandung Fat 1 Fat kimia juga dapat mempengaruhi
terjadinya kanker endometrium.
2. Pola istirahat dan tidur pasien dapat terganggu akibat dari nyeri
akibat progresivitasdari kanker endometrium gangguan pola tidur
juga dapat terjadi akibat dari depresi yangdialami oleh pasien.
3. Pola nutrisi. Perbedaan pola demograsi kanker enometrium
diperkirakan oleh peran nutrisi, terutama tingginya kandungan
lemak hewani dalam diet. Konsumsi sereal, kadang-
kadangan,sayuran dan buah terutama yang tinggi lutein,
menurunkan risiko kanker yang memproteksi melalui pitoestrogen
4. Pola eliminasi yang dialami oleh ibu. Apakah ibu mengalami
obstipasi, retensi urine, poliuriyang dapat disebabkan metastase sel
kanker.
5. Pola kognitif perseptual. Pada klien dengan kanker endometrium
biasanya tidak terjadi gangguan pada panca indra. 
6. Pola persepsi dan konsep diri
Pasien kadang merasa malu terhadap orang sekitar karena mempun
yai penyakit kanker endometrium, akibat dari persepsi yang
salah dari masyarakat. /eskipun penyakit ini tidak disebabkan dari
berganti-ganti pasangan.
7. Pola aktivitas dan latihan. Kaji apakah penyakit serta kehamilan
pasien mempengaruhi pola aktivitas dan latihan. engan skor
kemampuan perawatan diri (0=mandiri, 1=alat bantu, 2=dibantu
orang lain, 3=dibantu orang lain dan alat, 4=tergantung total.Pasien
dengan kanker endometrium wajar jika mengalami perasaan sedikit
lemas akibat dari asupan nutrisi yang berkurang akibat dari terapi
yang dijalaninya, selain itu pasien juga akan merasa sangat leah
terutama pada bagian ekstremitas bawah dan tidak dapat
melakukan aktivitasnya dengan baik akibat dari progresivitas
kanker endometrium sehingga harus beristirahat total. 
8. Pola seksualitas dan reproduksi. Kaji apakah terdapat perubahan
pola seksualitas dan reproduksi pasien selama pasien menderita
penyakit ini. Pada pola seksualitas pasien akan terganggu akibat
dari rasa nyeri yang selalu dirasakan pada saat melakukan
hubungan seksual (dispareuni) serta adanya pendarahan setelah
berhubungan. Serta keluar cairan keputihan berbau busuk dari
vagina)
9. Kaji Riwayat penggunana kontrasepsi menggali jenis dan lama
kontasepsi yang digunakan (pemakaian KB suntik 3 bulan lebih
dari 6 tahun.
10. Pola manajemen koping stress kaji bagaimana pasien mengatasi
masalah-masalahnya sebagaimana manajemen koping pasien.
Apakah pasien dapat menerima kondisinya setelah sakit.
11. Pola peran kaji hubungan bagaimana pola peran hubungan pasien
dengan keluarga atau lingkungan sekitarnya.
Apakah penyakit ini dapat mempengaruhi pola peran dan hubunga
nnya. Pasien dengan kanker endometrium harus mendapatkan
dukungan dari suami serta orang-orang terdekat.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik meliputi keadaan umun pasien, kesadaran, tekanan


darah, respirasi, berat badan

a.Mata = Meliputi pemeriksaan kelopak mata, gerakan mata,

konjungtiva, sclera, pupil, akomodasi. 


b.Hidung = meliputi pemeriksaan reaksi alergi, sinus, dan lain-lain
c.Mulut dan tenggorokan = kaji adanya mual, kesulitan menelan
d.Dada dan aksila = kaji adanya pembesaran mammae
e.Pernapasan = kaji jalan napas, suara naPas, kaji adanya penggunaan 
otot bantu pernapasan
f.Sirkulasi jantung = kaji kecepatan denyut apical, irama, kelainan
bunyi jantung, sakitdada
g.Abdomen = kaji adanya asites
h.genitourinaria = kaji adanya massa pada rongga pelvis
i.Ekstremitas = kaji turgor kulit

Pemeriksaan laboratorium

a. Pemeriksaan darah = hb dan leukosit menurun, trombosit meningk
at, ureum dan kreatinin meningkat.
b. Pemeriksaan urine = ureum dan kreatinin meningkat

DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

N DIANGOSA
TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
O KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan asuhan Pain Management
injuri biologi keperawatan selama 3x24
Lakukan pengkajian nyeri
jam diharapkan nyeri
secara komprehensif
pasien berkurang
termasuk lokasi,
NOC :
karakteristik, durasi,
Pain Level,
frekuensi, kualitas dan
Pain control,
faktor presipitasi
Comfort level
Observasi reaksi nonverbal
Kriteria Hasil :
dari ketidaknyamanan
Mampu mengontrol nyeri
Gunakan teknik
(tahu penyebab nyeri,
komunikasi terapeutik
mampu menggunakan
untuk mengetahui
tehnik nonfarmakologi
untuk mengurangi nyeri, pengalaman nyeri
mencari bantuan) pasien
Melaporkan bahwa nyeriKaji kultur yang
berkurang dengan mempengaruhi respon
menggunakan manajemen nyeri
nyeri Evaluasi pengalaman nyeri
Mampu mengenali nyeri masa lampau
(skala, intensitas,Evaluasi bersama pasien
frekuensi dan tanda nyeri) dan tim kesehatan lain
Menyatakan rasa nyaman tentang
setelah nyeri berkurang ketidakefektifan
Tanda vital dalam rentang kontrol nyeri masa
normal lampau
Bantu pasien dan keluarga
untuk mencari dan
menemukan dukungan
Kontrol lingkungan
yang dapat
mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
Kurangi faktor
presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan inter
personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan
intervensi
Ajarkan tentang teknik
non farmakologi
Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri
tidak berhasil
2. Kecemasan bd Setelah dilakukan asuhan NIC :
diagnosis dan keperawatan selama 3x Anxiety Reduction
pembedahan 24 jam diharapakan (penurunan
cemasi terkontrol kecemasan)
NOC : Gunakan pendekatan
Anxiety control yang menenangkan
Coping Nyatakan dengan jelas
Kriteria Hasil : harapan terhadap
Klien mampu pelaku pasien
mengidentifikasi dan Jelaskan semua prosedur
mengungkapkan gejala dan apa yang dirasakan
cemas selama prosedur
Mengidentifikasi, Temani pasien untuk
mengungkapkan dan memberikan keamanan
menunjukkan tehnik dan mengurangi takut
untuk mengontol cemas Berikan informasi faktual
Vital sign dalam batas normal mengenai diagnosis,
Postur tubuh, ekspresi wajah, tindakan prognosis
bahasa tubuh dan tingkatDorong keluarga untuk
aktivitas menunjukkan menemani anak
berkurangnya kecemasan Lakukan back / neck rub
Dengarkan dengan penuh
perhatian
Identifikasi tingkat
kecemasan
Bantu pasien mengenal
situasi yang
menimbulkan
kecemasan
    Dorong pasien untuk
mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
  Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
   Barikan obat untuk
mengurangi
kecemasan
3. PK: Perdarahan Setelah dilakukan asuhanMonitor tanda-tanda
keperawatan selama 3x24 perdarahan
jam diharapakan pasien gastrointestinal
menunjukkan perdarahan Awasi petheciae,
dapat diminimalkan ekimosis, perdarahan
dari suatu tempat
Monitor vital sign
Catat perubahan mental
Hindari aspirin
Awasi HB dan factor
pembekuan
Berikan vitamin
tambahan dan pelunan
feses

Post Operasi

N DIANGOSA
TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
O KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan Pain Management
injuri fisik asuhan keperawatan
Lakukan pengkajian nyeri
selama 3x24 jam
secara komprehensif
diharapkan nyeri pasien
termasuk lokasi,
berkurang
karakteristik, durasi,
NOC :
frekuensi, kualitas dan
Pain Level,
faktor presipitasi
Pain control,
Observasi reaksi
Comfort level
nonverbal dari
Kriteria Hasil :
ketidaknyamanan
Mampu mengontrol nyeri
Gunakan teknik
(tahu penyebab nyeri,
komunikasi terapeutik
mampu menggunakan
untuk mengetahui
tehnik nonfarmakologi
pengalaman nyeri
untuk mengurangi nyeri,
pasien
mencari bantuan)
Kaji kultur yang
Melaporkan bahwa nyeri
mempengaruhi respon
berkurang dengan nyeri
menggunakan Evaluasi pengalaman
manajemen nyeri nyeri masa lampau
Mampu mengenali nyeri Evaluasi bersama pasien
(skala, intensitas, dan tim kesehatan lain
frekuensi dan tanda tentang
nyeri) ketidakefektifan
Menyatakan rasa kontrol nyeri masa
nyaman setelah nyeri lampau
berkurang Bantu pasien dan keluarga
Tanda vital dalam rentang untuk mencari dan
normal menemukan dukungan
Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan
dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi
nyeri
Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan inter
personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan
intervensi
Ajarkan tentang teknik
non farmakologi
Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan
dokter jika ada
keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
2. Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan Infection Control
penurunan pertahanan asuhan keperawatan (Kontrol infeksi)
primer selama 3x 24 jam Bersihkan lingkungan
diharapakan infeksi setelah dipakai pasien
terkontrol lain
NOC : Pertahankan teknik isolasi
Immune Status Batasi pengunjung bila
Knowledge : Infection perlu
control Instruksikan pada
Risk control pengunjung untuk
Kriteria Hasil : mencuci tangan saat
Klien bebas dari tanda dan berkunjung dan setelah
gejala infeksi berkunjung
Mendeskripsikan proses meninggalkan pasien
penularan penyakit, Gunakan sabun
factor yang antimikrobia untuk
mempengaruhi cuci tangan
penularan serta Cuci tangan setiap
penatalaksanaannya, sebelum dan sesudah
Menunjukkan kemampuan tindakan kperawtan
untuk mencegah Gunakan baju, sarung
timbulnya infeksi tangan sebagai alat
Jumlah leukosit dalam batas pelindung
normal Pertahankan lingkungan
Menunjukkan perilaku aseptik selama
hidup sehat pemasangan alat
Ganti letak IV perifer dan
line central dan
dressing sesuai dengan
petunjuk umum
Gunakan kateter
intermiten untuk
menurunkan infeksi
kandung kencing
Tingktkan intake nutrisi
Berikan terapi antibiotik
bila perlu

Infection Protection
(proteksi terhadap
infeksi)
Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan
lokal
Monitor hitung granulosit,
WBC
Monitor kerentanan
terhadap infeksi
Batasi pengunjung
Saring pengunjung
terhadap penyakit
menular
Partahankan teknik aspesis
pada pasien yang
beresiko
Pertahankan teknik isolasi
k/p
Berikan perawatan kulit
pada area epidema
Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase
Ispeksi kondisi luka /
insisi bedah
Dorong masukkan nutrisi
yang cukup
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien untuk
minum antibiotik
sesuai resep
Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
Ajarkan cara menghindari
infeksi
Laporkan kecurigaan
infeksi
Laporkan kultur positif
3. Deficit personal Setelah dilakukan Personal hyegene
hyegene b.d imobilitas asuhan keperawatan managemen
(nyeri pembedahan) selama 3x24 jam Kaji keterbatasan pasien
diharapakan pasien dalam perawatan diri
menunjukkan kebersihanBerikan kenyamanan
diri pada pasien dengan
NOC : membersihkan tubuh
Kowlwdge : disease process pasien
Kowledge : health (oral,tubuh,genital)
Behavior Ajarkan kepada pasien
Kriteria Hasil : pentingnya menjaga
Pasien bebas dari bau kebersihan diri
Pasien tampak Ajarkan kepada keluarga
menunjukkan kebersihan pasien dalam menjaga
Pasien nyaman kebersihan pasien
Kanker Ovarium
1. Pengertian
Kanker ovarium merupakan keganasan yang muncul dari
ovarium; kanker yang sangat progresif; sulit didiagnosis. Prognosis
bergantung pada jenis histologi dan stadium. Sebanyak 90%
berupa tumor epitel primer. Tumor stroma dan sel benih juga
merupakan jenis tumor yang penting.
Kanker ovarium merupakan tumor dengan histiogenesis yang
beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal,
endodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat histiologis maupun
biologis yang beraneka ragam (Smeltzer & Bare, 2002).
Terdapat pada usia peri menopause kira-kira 60%, dalam masa
reproduksi 30% dan 10% terpadat pada usia yang jauh lebih muda.
Tumor ini dapat jinak (benigna), tidak jelas jinak tapi juga tidak
jelas / pasti ganas (borderline malignancy atau carcinoma of low –
maligna potensial) dan jelas ganas (true malignant) (Priyanto,
2007).
Kanker ovarium sebagian besar berbentuk kista berisi cairan
maupun padat. Kanker ovarium disebut sebagai silent killer.
Karena ovarium terletak di bagian dalam sehingga tidak mudah
terdeteksi 70-80% kanker ovarium baru ditemukan pada stadium
lanjut dan telah menyebar (metastasis) kemana-mana
(Wiknjosastro, 1999).
2. Klasifikasi
Tahap-tahap kanker ovarium (Price, 2002):
1.   Stadium I: Pertumbuhan terbatas pada ovarium.
2.   Stadium II: Pertumbuhan mencakup satu atau kedua
ovarium dengan perluas pelvis.
3.  Stadium III: Pertumbuhan mencakup satu atau kedua
ovarium dengan metastasis diluar pelvis atau nodus inguinal
atau retro peritoneal positif.
4.   Stadium IV: Pertumbuhan mencakup satu/kedua ovarium
dengan metastasis jauh.

3. Etiologi kanker ovarium


Penyebab kanker ovarium hingga kini belum jelas, tapi
faktor lingkungan dan hormonal berperan penting dalam
patogenesisnya. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan
tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:
1.   Hipotesis incessant ovulation, Teori menyatakan bahwa terjadi
kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan luka
pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang
terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel
tumor.
2.   Hipotesis androgen, Androgen mempunyai peran penting dalam
terbentuknya kanker ovarium. Hal ini didasarkan pada hasil
percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen.
Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi
pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.
Sedangkan faktor resiko yang dapat memicu terjadinya,
antara lain:
1.   Masalah infertilitas atau nuliparitas
2.   Hidup membujang
3.   Usia >50 tahun
4.   Pajanan terhadap asbes dan bedak.
5.   Riwayat kanker payudara atau kanker rahim
6.   Riwayat kanker ovarium pada keluarga (genetik)
7.   Diet tinggi lemak jenuh
8.   Mutasi gen BRCA (Breast Cancer) 1 dan BRCA 2
4. Manifestasi klinik
Hal-hal yang menjadi tanda dan gejala serta sering muncul
pada kasus kanker ovarium adalah:
1.     Kembung
2.     Peningkatan ukuran perut
3.     Nyeri pelvis atau abdomen
4.     Sulit makan atau merasa cepat kenyang
5.     Urgensi atau sering berkemih
6.   Untuk stadium lanjut ditemukan perubahan pola buang air
besar atau salah dan penurunan berat badan yang drastis.
Seringkali untuk tanda-tanda kembung, peningkatan ukuran
perut, sulit makan atau merasa cepat kenyang dan sering berkemih
merupakan tanda-tanda yang samar dan tidak terdeteksi oleh
dokter. Untuk memperjelas diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan
fisik yakni deteksi massa adneksa pada pemeriksaan panggul.
Selain itu, pada tingkat lanjut pada pemfis ditemukan massa
panggul imobil berukuran besar, asites yang terasa tegang, dan
lingkaran usus yang melekat
5. Patofisiologi Ovarium
Penyebab pasti kanker ovarium tidak diketahui namun
multifaktoral. Resiko berkembangnya kanker ovarium berkaitan
dengan factor lingkungan, reproduksi dan genetik. Faktor-faktor
lingkungan yang berkaitan dengan dengan kanker ovarium epitel
terus menjadi subjek perdebatan dan penelitian. Insiden tertinggi
terjadi di industri barat. Kebiasaan makan, minum kopi, dan
merokok, dan penggunaan bedak talek pada daerah vagina, semua
itu dianggap mungkin menyebabkan kanker. Penggunaan
kontrasepsi oral tidak 10 meningkatkan resiko dan mungkin dapat
mencegah. Terapi penggantian estrogen pascamenopause untuk 10
tahun atau lebih berkaitan dengan peningkatan kematian akibat
kanker ovarium. Gengen supresor tumor seperti BRCA-1 dan
BRCA-2 telah memperlihatkan peranan penting pada beberapa
keluarga. Kanker ovarium herediter yang dominan autosomal
dengan variasi penetrasi telah ditunjukkan dalam keluarga yang
terdapat penderita kanker ovarium. Bila yang menderita kanker
ovarium, seorang perempuan memiliki 50% kesempatan untuk
menderita kanker ovarium. Lebih dari 30 jenis neoplasma ovarium
telah diidentifikasi. Kanker ovarium dikelompokkan dalam 3
kategori besar : 1. Tumortumor epiteliel, 2. Tumor stroma gonad,
dan 3. Tumor-tumor sel germinal. Keganasan epiteliel yang paling
sering adalah adenoma karsinoma serosa. Kebanyakan neoplasma
epiteliel mulai berkembang dari permukaan epitelium, atau serosa
ovarium. Kanker ovarium bermetastasis dengan invasi langsung
struktur yang berdekatan dengan abdomen dan pelvis. Sel-sel ini
mengikuti sirkulasi alami cairan perinetoneal sehingga implantasi
dan pertumbuhan. Keganasan selanjutnya dapat timbul pada semua
permukaan intraperitoneal. Limfasik yang disalurkan ke ovarium
juga merupakan jalur untuk penyebaran sel-sel ganas. Semua
kelenjer pada pelvis dan kavum abdominal pada akhirnya akan
terkena. Penyebaran awal kanker ovarium dengan jalur
intraperitoneal dan limfatik muncul tanpa gejala 11 atau tanda
spesifik. Gejala tidak pasti akan muncul seiring dengan waktu
adalah perasaan berat pada pelvis, sering berkemih, dan disuria,
dan perubahan gastrointestinal, seperti rasa penuh, mual, tidak
enak pada perut, cepat kenyang, dan konstipasi.pada beberapa
perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal vagina sekunder
akibat hiperplasia endometrium bila tumor menghasilkan estrogen,
beberapa tumor menghasilkan testosteron dan menyebabkan
virilisasi. Gejala-gejala keadaan akut pada abdomen dapat timbul
mendadak bila terdapat perdarahan dalam tumor, ruptur, atau torsi
ovarium. Namun, tumor ovarium paling sering terdeteksi selama
pemeriksaan pelvis rutin. Pada perempuan pramenopause,
kebanyakan massa adneksa yang teraba bukanlah keganasan tetapi
merupakan kista korpus luteum atau folikular. Kista fungsional ini
akan hilang dalam satu sampai tiga siklus menstruasi. Namun pada
perempuan menarkhe atau pasca menopause, dengan massa
berukuran berapapun, disarankan untuk evaluasi lanjut secepatnya
dan mungkin juga eksplorasi bedah. Walaupun laparatomi adalaha
prosedur primer yang digunakan untuk menentukan diagnosis,
cara-cara kurang invasif, )misal CT-Scan, sonografi abdomen dan
pelvis) sering dapat membantu menentukan stadium dan luasnya
penyebaran. Lima persen dari seluruh neoplasma ovarium adalah
tumor stroma gonad, 2 % dari jumlah ini menjadi
keganasanovarium. WHO (World Health Organization),
mengklarifikasikan neoplasma ovarium ke dalam lima jenis dengan
12 subbagian yang multipel. Dari semua neoplasma ovarium, 25 %
hingga 33 % tardiri dari kista dermoid ; 1 % kanker ovarium
berkembang dari bagian kista dermoid. Eksisi bedah adalah
pengobatan primer untuk semua tumor ovarium, dengan tindak
lanjut yang sesuai, tumor apa pun dapat ditentukan bila ganas.

6.   Pemeriksaan Diagnostik


1.     Laboratorium
a.    Uji asam deoksiribonukleat mengindikasikan mutasi gen yang
diwariskan.
b.   Pemeriksaan laboratorium terhadap penanda tumor (Seperti
antigen karsinoma ovarium, antigen karsinoembrionik, dan
HCG) menunjukkan abnormalitas yang dapat mengindikasikan
komplikasi.
2.   Pencitraan: USG abdomen, CT scan, atau ronsen menunjukkan
ukuran tumor.
3.   Prosedur Diagnostik: Aspirasi cairan asites dapat menunjukkan sel
yang tidak khas.
4.   Pemeriksaan Lain: Laparotomi eksplorasi, termasuk evaluasi nodus
limfe dan reseksi tumor, dibutuhkan untuk diagnosis yang akurat dan
penetapan stadium.
7. Penatalaksanaan
Pencegahan kimiawi yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
kanker ovarium adalah dengan pemakaian kontrasepsi oral dapat
menurunkan insidensi kanker ovarium hingga 50 %.
1.       Umum
a.    Terapi radiasi (jarang digunakan karena dapat menyebabkan
mielosupresi, yang membatasi keefektifan kemoterapi)
b.   Radioisotop sebagai terapi ajuvan
c.    Diet tinggi protein
d.   Makan sedikit tetapi sering.
2.       Pengobatan
a.    Kemoterapi setelah pembedahan
b.   Imunoterapi
c.    Terapi sulih hormon pada remaja putri pra-pubertas yang
menjalani salpingo-ooforek tomi bilateral.
3.       Pembedahan
a.    Histerektomi total per abdomen dan salpingo-ooforektomi
bilateral dengan reseksi tumor.
b.  Omentektomi, apendektomi, palpasi nodus limfe dengan
kemungkinan limfadenektomi, biopsi jaringan, dan bilas
peritoneum.
c.    Reseksi ovarium yang terkena.
d.   Biopsi omentum dan ovarium yang tidak terkena.
e.    Bilas peritoneum untuk pemeriksaan sitologi cairan pelvis
Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama dari proses keperawatan,
pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu
pemantauan status kesehatan dan pola pertahanan pasien,
mengidentifikasi kekuatan pasien serta merumuskan diagnosa
keperawatan (Mocthar, 2006)
a.       Dasar data pengkajian
1)        Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelemahan dan atau keletihan, perubahan pola
istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari, adanya
faktor-faktor yang mempengaruhi tidur misalnya nyeri,
ansietas, berkeringat malam, keterbatasan partisipasi dalam
hobi, latihan. Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan
karsinoma lingkungan, tingkat stres tinggi.
2)        Sirkulasi
Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja,
perubahan TD
3)        Integritas ego
Gejala: Faktor stres (keuangan, pekerjaan,
perubahan peran) dan cara mengatasi stres (misal
merokok, minum alkohol, menunda mencari
pengobatan, keyakinan religius/spiritual). Masalah
tentang perubahan dalam penampilan misal
alopesia, lesi cacat, pembedahan. Menyangkal
diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak
mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan
kontrol, depresi.
        Tanda            : Menyangkal, menarik diri, marah
4)        Eliminasi
Gejala: Perubahan pada pola defekasi misal darah
pada feces, nyeri pada defekasi. Perubahan
eliminasi urinarius misal nyeri atau rasa terbakar
pada saat berkemih sering berkemih.
Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi
abdomen.
5)        Makanan/cairan
Gejala : Kebiasaan diet buruk (misal rendah serat,
tinggi lemak, aditif, bahan pengawet), anoreksia,
mual/muntah, intoleransi makanan.
Tanda            : Perubahan pada kelembaban/turgor
kulit, edema.
6)        Neurosensori
        Gejala : Pusing
7)        Nyeri/kenyamanan
Gejala : Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi
misal ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat
(dihubungkan dengan proses penyakit)
8)         Keamanan
Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinoma,
pemajanan matahari lama/berlebihan.
        Tanda            : Demam, ruam kulit, ulserasi.
9)        Pernapasan
Gejala : Merokok (tembakau, hidup dengan
seseorang yang merokok), pemajanan asbes.
10)    Seksualitas
Gejala: Masalah seksual misal dampak pada
hubungan, perubahan pada tingkat kepuasan
nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun,
multigravida, pasangan seks multipel, aktivasi
seksual dini, herpes genital.
11)    Interaksi social
Gejala : Ketidakadekuatan/kelemahan sistem
pendukung, riwayat perkawinan (berkenaan dengan
kepuasan di rumah, dukungan atau bantuan),
masalah tentang fungsi atau tanggung jawab peran.

b.         Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi keadaan umun pasien,
kesadaran, tekanan darah, respirasi, berat badan
1)        Mata : Meliputi pemeriksaan kelopak mata, gerakan mata,
konjungtiva, sclera, pupil, akomodasi.
2)        Hidung : meliputi pemeriksaan reaksi alergi, sinus, dan lain-lain
3)        Mulut dan tenggorokan : kaji adanya mual, kesulitan menelan
4)        Dada dan aksila : kaji adanya pembesaran mammae
5)        Pernafasan : kaji jalan nafas, suara nafas, kaji adanya penggunaan
otot bantu pernafasan
6)        Sirkulasi jantung : kaji kecepatan denyut apical, irama, kelainan
bunyi jantung, sakit dada
7)        Abdomen : kaji adanya asites
8)        Genitourinaria : kaji adanya massa pada rongga pelvis
9)        Ekstremitas : kaji turgor kulit
c.         Pemeriksaan laboratorium
1)       Pemeriksaan darah : Hb dan leukosit menurun, trombosit meningkat,
ureum dan kreatinin meningkat.
2)       Pemeriksaan urine : Ureum dan kreatinin meningkat.

2.        Diagnosa Keperawatan
a.         Nyeri kronis berhubungan dengan nekrosis jaringan pada ovarium akibat
penyakit kanker ovarium
b.         Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
perubahan fungsi gastrointestinal
c.         Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan penekanan pada vesika
urinaria
d.        Gangguang eliminasi BAB : konstipasi berhubungan dengan penurunan
peristaltic
e.         Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi
mengenai penyakit (kanker ovarium)
f.          Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
g.         Risiko perdarahan berhubungan dengan hyperplasia endometrium
h.         Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis (metastase sel kanker ke
bagian tubuh yang lain)
3.        Rencana Tindakan Keperawatan

No Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional


.
Dx

1 Setelah diberikan asuhan a.       Lakukan pengkajian a.       Membantu


keperawatan selama (… nyeri secara membedakan
x24)  jam diharapkan nyeri komprehensif catat penyebab nyeri
pasien berkurang atau keluhan, dan
terkontrol  dengan Kriteria lokasi nyeri,frekuensi, memberikan
Hasil   : durasi, dan informasi
a.      Pasien mengatakan skala intensitas (skala 0-10) tentang
nyeri yang dialaminya dan tindakan kemajuan atau
menurun penghilangan nyeri yang perbaikan
b.      Pasien melaporkan nyeri dilakukan] penyakit,
yang sudah terkontrol terjadinya
maksimal dengan pengaruh komplikasi dan
atau efek samping minimal keefektifan
c.      TTV pasien dalam batas intervensi.
normal, meliputi : b.       Pantau tanda - tanda b.      Peningkatan
     Nadi normal (60 - 100 x / vital nyeri akan
menit) mempengaruhi
     Pernapasan normal (12 - 20 perubahan
x / menit) pada tanda -
     Tekanan darah normal (110 - tanda vital
130 mmHg / 70 - 90 mmHg)
     Suhu : (360-37,50C) c.       Dorong penggunaan c.       Memungkinkan
     Ekspresi wajah pasien tidak keterampilan manajemen pasien untuk
meringis nyeri seperti teknik berpartisipasi
      Pasien tampak tenang (tidak relaksasi dan teknik secara aktif
gelisah) distraksi, untuk
     Pasien dapat melakukan misalnyadengan menden mengontrol rasa
teknik relaksasi dan distraksi garkan musik, membaca nyeri yang
dengan tepat sesuai indikasi buku, dan sentuhan dialami, serta
untuk mengontrol nyeri terapeutik. dapatmeningkat
kan
kopingpasien

d.      Berikan posisi yang d.      Memberikan


nyaman sesuai rasa nyaman
kebutuhan pasien pada pasien,
meningkatkan
relaksasi, dan
membantu
pasien untuk
memfokuskan
kembali
perhatiannya.

e.       Dorong pengungkapan e.       Dapat


perasaan pasien mengurangi
ansietas dan
rasa takut,
sehingga
mengurangi
persepsi pasien 
akan intensitas
rasa sakit.

f.        Evaluasi upaya f.       Tujuan yang


penghilangan nyeri atau ingin dicapai
kontrol  pada pasien melalui upaya
kontrol adalah
kontrol nyeri
yang maksimum
dengan
pengaruh atau
efek samping
yang minimum
pada pasien.
g.       Tingkatkan tirah baring,g.      Menurunkan
bantulah kebutuhan gerakan yang
perawatan diri yang dapat
penting meningkatkan
nyeri

h.       Kolaborasi pemberian h.      Nyeri adalah


analgetik sesuai indikasi komplikasi
tersering dari
kanker,
meskipun
respon
individual
terhadap nyeri
berbeda-beda. P
emberian
analgetik dapat
mengurangi
nyeri yang
dialami pasien

i.         Kolaborasi untuk i.        Rencana


pengembangan rencana manajemen
manajemen nyeri dengan nyeri yang
pasien, keluarga, dan tim terorganisasi
kesehatan yang terlibat dapat
mengembangka
n kesempatan
pada pasien
untuk
mengontrol
nyeri yang
dialami.
Terutama
dengan nyeri
kronis, pasien
dan orang
terdekat harus
aktif menjadi
partisipan dalam
manajemen
nyeri di rumah.

j.         Kolaborasi untuk Mungkin


        

pelaksanaan prosedur diperlukan


tambahan, misalnya untuk
pemblokan pada saraf mengontrol
nyeri berat
(kronis) yang
tidak berespon
pada tindakan
lain

2 Setelah diberikan asuhan a.       Pantau intake makanan a.       Mengidentifika


keperawatan selama (… setiap hari, biarkan si kekuatan atau
x24 ) jam diharapkan klien kalien menyimpan buku defisiensi nutrisi
dapat mendemonstrasikan harian tentang makanan
berat badan stabil dengan sesuai indikasi
Kriteria Hasil :
a.     Berat badan pasien stabil. b.       Identifikasi klien yang b.       Mual muntah
b.     Pasien bebas dari tanda – mengalami mual atau psikogenik
tanda malnutrisi. muntah yang diantisipasi terjadi sebelum
c.     Pengungkapan pemahaman kemoterapi
pengaruh individual pada mulai.
masukan adekuat c.       Ukur tinggi badan (TB),c.       Membantu
d.     Berpartisipasi dalam berat badan (BB), dan dalam
intervensi spesifik untuk ketebalan lipatan kulit identifikasi
merangsang nafsu makan triseps atau dengan malnutrisi
g.      TTV pasien dalam batas antropometrik lainnya. protein-kalori,
normal, meliputi: pastikan jumlah khususnya bila
Nadi normal : (60 - 100 x /
        penurunan BB saat ini BB dan
menit) pengukuran
Pernapasan normal : ( 12 -
        antropometrik
20 x / menit) kurang dari
Tekanan darah normal :
        normal
( 110 - 130 mmHg / 70 - 90 d.       Dorong klien untuk d.       Kebutuhan
mmHg) makan dengan diet tinggi metabolic
Suhu : (360-37,50C)
     kalori kaya nutrient, jaringan
dengan intake cairan ditingkatkan
yang adekuat. Dorong
penggunaan suplemen
dan makan sedikit tapi
sering.

e.       Ciptakan suasana e.       Membantu


makan malam yang waktu makan
menyenangkan, dorong lebih
pasien untuk berbagi menyenangkan,
makan dengan keluarga yang dapat
atau teman. meningkatkan
masukan.

f.       Rujuk pada ahli atau timf.       Memberikan


pendukung nutrisi rencana diet
khusus untuk
memenuhi
kebutuhan
individu dan
menurunkan
masalah
berkenaan
dengan
malnutrisi
protein atau
kalori dan
defensiensi
mikronutrien.

3 Setelah diberikan asuhan a.       Catat keluaran urine, a.       Penurunan


keperawatan selama (…x24) selidiki penurunan atau aliran urine tiba-
jam diharapkan pola penghentian aliran urine tiba dapat
eliminasi urine pasien tiba-tiba mengindikasika
kembali normal (adekuat) n adanya
dengan Kriteria Hasil    : obstruksi atau
a.     Tidak terjadi hematuria disfungsi pada
b.     Tidak terjadi inkontinensia traktus urinarius
urine
c.     Tidak terjadi disuria b.      Kaji pola berkemih b.      Identifikasi
d.    Jumlah output urine dalam (frekuensi dan kerusakan
batas normal (± 0,5 - 1 cc / jumlahnya). Bandingkan fungsi vesika
kgBB / jam) haluaran urine dan urinaria akibat
masukan cairan serta metastase sel-
catat berat jenis urine sel kanker pada
bagian tersebut

c.       Observasi dan catat c.       Penyebaran


warna urine. Perhatikan kanker pada
ada atau tidaknya traktus urinarius
hematuria (salah satunya
di vesika
urinaria) dapat
menyebabkan
jaringan di
vesika urinaria
mengalami
nekrosis
sehingga urine
yang keluar
berwarna merah
karena
bercampur
dengan darah

d.      Observasi adanya bau d.      Identifikasi


yang tidak enak pada tanda - tanda
urine (bau abnormal) infeksi pada
jaringan traktus
urinarius

e.       Dorong peningkatan e.       Mempertahank


cairan dan pertahankan an hidrasi dan
pemasukan akurat aliran urine baik
f.       Awasi tanda vital. Kaji f.       Indikator
nadi perifer, turgor kulit, keseimbangan
pengisian kapiler, dan cairan dan
membran mukosa menunjukkan
tingkat hidrasi

g.      Kolaborasi : g.      Pemeriksaan
Siapkan untuk tes diagnostik dan
diagnostik, prosedur penunjang
penunjang  sesuai misalnya
indikasi pemeriksaan
retrograd dapat
digunakan
untuk
mengevaluasi
tingkat infiltrasi
kanker pada
traktus urinarius
sehingga dapat
menjadi dasar
untuk intervensi
selanjutnya

h.      Kolaborasi : h.      Kadar BUN dan


Pantau nilai BUN dan kreatinin yang
kreatinin abnormal dapat
menjadi
indikator
kegagalan
fungsi ginjal
sebagai akibat
komplikasi
metastase sel-
sel kanker pada
traktus urinarius
hingga ke organ
ginjal.

4 Setelah diberikan asuhan a.       Kaji dan dokumenasikana.       Mengetahui


keperawatan  selama (… frekuensi, warna dan sejauh mana
x24) jam diharapakan konsistensi feses, dampak dari
konstipasi pasien menurun keluarnya flatus, adanya konstipasi itu
dengan Kriteria Hasil  : impaksi, ada tidaknya sendiri terhadap
a.       Pola eliminasi dalam bisisng usus dan distensi pasien.
rentang yang diharapkan abdomen pada ke empat
b.      Feses lunak dan berbentuk kuadran abdomen.
c.       Mengeluarkan feses tanpa
bantuan b.      Identifikasi factor yang b.      Dapat
dapat menyebabkan mempermudah
konstipasi. pengobatan dan
penatalaksanaan
yang tepat.

c.       Berikan privasi dan c.       Dapat


keamanan untuk pasien meningkatkan
selama eliminasi rasa nyaman
defekasi. untuk pasien.

d.      Anjurkan pasien untuk d.      Mengurangi


meminta obat nyeri rasa nyeri pada
sebelum defekasi untuk pasien.
memfasilitasi
pengeluaran feses tanpa
nyeri.

e.       Lakukan penyuluhan e.       Memberikan


untuk pasien dan gambaran
keluarga. kepada pasien
dan keluarga
mengenai
konstipasi dan
apa dan tidak
yang boleh
dilakukan.

f.       Kolaborasi dengan ahli f.       Mengurangi


gizi untuk meningkatkan konstipasi
serat dan cairan dalam berkelanjutan
diet melalui
makanan yang
dicerna.

5 Setelah dilakukan asuhan a.       Kaji pengetahuan pasiena.       Mengetahui


keperawatan selama (…x24) tentang penyakit yang seberapa tingkat
jam diharapkan pengetahuan dialaminya pengetahuan
pasien bertambah dengan pasien tentang
Kriteria Hasil: penyakitnya
Pasien mengerti tentang
        

penyakit yang dialaminya b.      Berikan penkes pada b.      Meningkatkan


b.        Pasien dapat berpartisipasi pasien tentang penyakit pengetahuan
selama proses perawatan dan yang dialaminya pasien tentang
pengobatan (pengertian, tanda dan penyakitnya
gejala, penyebab, sehingga pasien
penatalaksanaan) kooperatif
dalam setiap
tindakan yang
diberikan

c.       Berikan dukungan padac.       Meningkatkan


pasien semangat pasien
sehingga pasien
tidak takut
dengan
penyakitnya

d.      Libatkan keluarga dalamd.      Membangkitka


setiap tindakan yang n semangat
akan dilakukan pada pasien sehingga
pasien keluarga dan
pasien bisa
saling
mensupport

6 Setelah dilakukan asuhan a.       Kaji tingkat ansietas a.       Mengetahui


keperawatan selama(...x24) tingkat ansietas
jam diharapkan kecemasan pasien untuk
pasien berkurang dengan menentukan
Kriteria Hasil: intervensi yang
Pasien tampak lebih rileks
         tepat
b.        Pasien mampu
menunjukkan mekanisme b.      Gali penyebab ansietas b.      Membantu
koping yang efektif pasien pasien
mengurangi
ansietas

c.       Libatkan keluarga dalamc.       Membangkitka


setiap tindakan yang n semangat
akan dilakukan pada pasien sehingga
pasien keluarga dan
pasien bisa
saling
mensupport

d.      Gali intervensi yang e.       Menurunkan


menurunkan ansietas ansietas pasien
(musik, latihan relaksasi)

7 Setelah dilakukan asuhan a.       Kaji tanda-tanda vital a.       Mengetahui


keperawatan selama (… adanya tanda-
x24) jam diharapkan pasien tanda syok
tidak mengalami perdarahan
dengan Kriteria Hasil : b.      Monitor tanda-tanda b.      Mengetahui
Tanda-tanda vital dalam
         perdarahan adanya
batas normal = (TD : 110- perdarahan
130/70-90 mmHg, N : 60- sehingga lebih
100 x/menit, S : 36o-37,5º C, dini dapat
RR: 12-20 x/menit) dicegah
b.        Perdarahan tidak ada

c.       Anjurkan pasien untuk c.       Menghindari


tirah baring adanya
perdarahan
d.      Kolaborasi pemberian d.      Mencegah
antikoagulan perdarahan

8 Setelah dilakukan asuhan a.       Kaji tanda-tanda vital a.       Mengetahui


keperawatan selama (… adanya tanda-
x24) jam diharapkan pasien tanda syok
tidak mengalami infeksi
dengan Kriteria Hasil: b.      Monitor tanda-tanda b.      Mengetahui
a.       Tanda-tanda vital dalam infeksi adanya tanda-
batas normal tanda infeksi
      TD : 110-130/70-90 mmHg sehingga lebih
      N : 60-100 x/menit dini dapat
      S : 36o-37,5º C dicegah
      RR: 12-20 x/menit
b.      Tidak terdapat tanda-tanda c.       Lakukan prosedur cuci c.       Menghindari
infeksi (kalor, tumor, rubor, tangan yang benar adanya infeksi
fungsiolaesa) sebelum ke pasien
c.       Hasil lab terutama WBC
dalam batas normal (WBC =d.      Pertahankan tindakan d.      Tindakan
4,9-10,9) aseptik setiap akan aseptik yang
melakukan tindakan dilakukan pada
perawatan ke pasien pasien untuk
mencegah
infeksi

e.       Kolaborasi pemberian e.       Mencegah


antibiotik infeksi
f.       Kolaborasi pemeriksaanf.       Mengetahui
darah lengkap (WBC) adanya infeksi
atau tidak

g.      Dorong dan pertahankang.      Memenuhi


masukan kalori dan kebutuhan
protein dalam diet kalori tubuh
pasien sehingga
membantu
meningkatkan
daya tahan
tubuh

4.        Implementasi Keperawatan
 Implementasi keperawatan dilakukan berdasarkan rencana tindakan yang dibuat
5.        Evaluasi Keperawatan

No. Evaluasi
Dx

1         Pasien mengatakan skala nyeri yang dialaminya menurun


b.         Pasien melaporkan nyeri yang sudah terkontrol maksimal dengan
pengaruh atau efek samping minimal
        TTV pasien dalam batas normal
d.        Ekspresi wajah pasien tidak meringis
        Pasien tampak tenang (tidak gelisah)
         Pasien dapat melakukan teknik relaksasi dan distraksi dengan
tepat sesuai indikasi untuk mengontrol nyeri

2 Berat badan pasien stabil.


        

b.         Pasien bebas dari tanda – tanda malnutrisi.


Pengungkapan pemahaman pengaruh individual pada masukan
        

adekuat
d.        Berpartisipasi dalam intervensi spesifik untuk merangsang nafsu
makan
TTV pasien dalam batas normal
        

3 Tidak terjadi hematuria


        

b.         Tidak terjadi inkontinensia urine


Tidak terjadi disuria
        

d.        Jumlah output urine dalam batas normal (± 0,5 - 1 cc / kgBB /


jam)

4 Pola eliminasi dalam rentang yang diharapkan


        

b.         Feses lunak dan berbentuk


Mengeluarkan feses tanpa bantuan
        

5 Pasien mengerti tentang penyakit yang dialaminya


        

b.        Pasien dapat berpartisipasi selama proses perawatan dan


pengobatan
6 Pasien tampak lebih rileks
        

b.         Pasien mampu menunjukkan mekanisme koping yang efektif

7 Tanda-tanda vital dalam batas normal


        

b.        Perdarahan tidak ada

8 a.       Tanda-tanda vital dalam batas normal


b.      Tidak terdapat tanda-tanda infeksi (kalor, tumor, rubor,
fungsiolaesa)
c.       Hasil lab terutama WBC dalam batas normal (WBC = 4,9-10,9)
DAFTAR PUSTAKA

Kowalak, Welsh, dan Mayer. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC
Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit, vol. 2, Ed. 6. Jakarta: EGC
Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 volume
2. Jakarta, EGC.
https://kankere.com/article/content/kanker-endometrium-23

https://www.academia.edu/12811872/LAPORAN_PENDAHULUAN

https://www.academia.edu/25886303/CA_ENDOMETRIUM

Anda mungkin juga menyukai