Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIK KOMUNIKASI STRATEGI

KEPERAWATAN JIWA 1

PELAKSANAAN HARGA DIRI


RENDAH SITUASIONAL

DI
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK 6 :
NUR ADELIA ARIF 18 3145 105 042
HILMA HANIFA NURDIN 18 3145 105 040
A. BAU TENRI S. 18 3145 105 056
RULEHA RUMAF 18 3145 105 059

UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR


20

DOSEN PEMBIMBING : NS. WAHYUNI, M.KES


MATA KULIAH : KEPERAWATAN JIWA 1
Page 1
KEPERAWATAN JIWA 1

Contents
KATA PENGANTAR________________________________________________________________________________________2
BAB I
PENDAHULUAN___________________________________________________________________________________________4
1. LATAR BELAKANG......................................................................................4
2. RUMUSAN MASALAH................................................................................4
3. TUJUAN MAKALAH....................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN____________________________________________6
1. MATERI..........................................................................................................6
A. DEFINISI.....................................................................................................6
B. FAKTOR PENYEBAB................................................................................6
C. TANDA DAN GEJALA..............................................................................7
BAB III PENUTUP_________________9
A. KESIMPULAN............................................................................................9
B. SARAN........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

Page 2
KEPERAWATAN JIWA 1

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad Saw yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas pertama dari mata kuliah
Keperawatan Jiwa 1 dengan judul ”Praktik Komunikasi Strategi Pelaksanaan
Harga Diri Rendah Situasional”
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca makalah ini, agar makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada dosen Keperawatan Jiwa 1 yang telah membimbing dalam menulis dan
menyusun makalah ini.
Demikian, semoga laporan ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Gowa, 30 April 2020

Penulis

Page 3
KEPERAWATAN JIWA 1

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Harga diri (self esteem) merupakan salah satu komponen dari konsep diri.
Harga diri merupakan penilaian pribadi berdasarkan seberapa baik prilaku sesuai
dengan ideal diri (stuart 2009). Harga diri rendah adalah keadaan dimana individu
mengalami/beresiko mengalami evaluasi diri negatif tentang kemampuan diri
(Carpemito, 2007). Gangguan harga diri dapat dijabarkan sebagai perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, serta merasa gagal mencapai
keinginan (Dalamidkk, 2009).
Harga diri rendah dapat terjadi secara situasional dan kronis. Harga diri
rendah stuasional pengembangan persepsi negatif tentang dirinya sendiri pada suatu
kejadian (NANDA 2005). Harga diri rendah situasional adalah perasaan
diri/evaluasi diri negatif yang berkembang sebagai respon terhadap hilangnya atau
berubahnya perawatan diri seseorang yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri
positif (Suliswati,2005). Sedangkan harga diri rendah kronis adalah evaluasi diri
atau perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif dan di pertahankan
dalam waktu yang lama (NANDA 2009).
Harga diri rendah situasional terjadi bila seseorang mengalami trauma yang
terjadi secara tiba-tiba misalnya harus dioperasi, kecelakaan, cerai, putus sekolah,
putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi, misalnya korban
pemerkosaan, dituduh KKN, dipenjara secara tiba-tiba (Dalami dkk, 2009). Bila
harga diri rendah situasional tidak diatasi dapat menyebabkan harga diri rendah
kronis.

2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah yang dikemukakan di atas,


maka kami mengajukan rumusan masalah sebagai berikut
1. Apa definisi harga diri rendah situasional ?
2. Apa faktor penyebab harga diri rendah situasional ?
3. Bagaimana tanda dan gejala dari harga diri rendah situasional ?
4. Bagaimana contoh strategi pelaksanaan harga diri rendah situasional ?

3. TUJUAN MAKALAH

A. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami konsep praktik komunikasi strateri
pelaksanaan harga diri rendah situasional
B. Tujuan Khusus

Page 4
KEPERAWATAN JIWA 1

Untuk mengetahui dan memahami konsep praktik komunikasi strateri


pelaksanaan harga diri rendah situasional yang meliputi definisi, faktor
penyebab, tanda dan gejala serta contoh praktik komunikasi strategi
pelaksanaan harga diri rendah situasional

Page 5
KEPERAWATAN JIWA 1

BAB II
PEMBAHASAN
1. MATERI

A. DEFINISI

Harga diri rendah adalah kondisi seseorang yang menilai keberadaan dirinya
lebih rendah dibandingkan orang lain yang berpikir tentang hal negatif diri sendiri
sebagai individu yang gagal, tidak mampu dan tidak berprestasi (Keliat, 2010).
Fitria (2009) juga menyebutkan, harga diri rendah merupakan kondisi seseorang
dimana ia merasa bahwa dirinya tidak diterima dilingkungan dan gambaran-
gambaran negatif tentang dirinya. Harga diri rendah dapat dibagi menjadi dua yaitu,
harga diri rendah situasional dan harga diri rendah kronik. Harga diri rendah
situasional adalah keadaan dimana individu yang sebelumnya memiliki harga diri
positif mengalami perasaan negatif mengenai diri dalam berespon terhadap suatu
kejadian. Apabila dari harga diri rendah situasional tidak ditangani segera, maka
lama kelamaan dapat menjadi harga diri rendah kronik.
Semakin rendah harga diri seseorang akan lebih berisiko terkena gangguan
kepribadian. Pada beberapa penelitian mengaitkan rendahnya harga diri dengan
adanya kecemasan sosial. Sebuah penelitian menyatakan jika orang yang memiliki
harga diri yang rendah akan memiliki perasaan takut gagal ketika terlibat dalam
hubungan sosial ( Fitria, 2013). Penelitian yang dilakukan Simbar, Ruindungan dan
Solang (2015) menyebutkan bahwa 26,7% anak memiliki harga diri rendah
situasional pasca mendapat perlakuan bullying yaitu menarik diri dari lingkungan
sekitar untuk memperoleh rasa aman. Jika ini terus berlanjut pada anak-anak maka
akan muncul ide bunuh diri hingga percobaan bunuh diri karena perasaan malu
(Espelage, 2012).

B. FAKTOR PENYEBAB

a. Faktor predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri, meliputi penolakan orangtua,
harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang
memiliki tanggung jawab personal,ketergantungan pada orang lain, dan
ideal diri yang tidakrealistis.
2) Faktor yang memengaruhi performa peran adalah steriotif perangender,
tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya. Nilai-nilai budaya yang
tidak dapat diikuti oleh individu.
3) Faktor yang memengaruhi identitas pribadi, meliputiketidakpercayaan orang
tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur sosial.

Page 6
KEPERAWATAN JIWA 1

b. Stresor pencetus
Stresor pencetus dapat berasal dari sumber internal dan
eksternal,yaitu sebagai berikut:1)
1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis ataumenyaksikan
peristiwa yang mengancam kehidupan.
2. Ketergantungan peran, berhubungand engan peran atau posisiyang
diharapkan dan individu mengalaminya seperti frustasi. Ada tiga jenis
transisi peran:
a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatifyang berkaitan
dengan pertumbuhan. Perubahan initermasuk tahap perkembangan
dalam kehidupan individuatau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-
nilai, sertatekanan untuk menyesuaikan diri.
b. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran ataukematian.
c. Transisi peran sehat-sakit, terjadi akibat pergeseran darikeadaan sehat ke
keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskanoleh: kehilangan bagian
tubuh: perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh;
perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang normal,
prosedurmedis, dan keperawatan

C. TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala dari harga diri rendah pada seseorang berbeda-bedadan
bervariasi antara individu satu dengan lainnya, tetapi biasanyadimanifestasikan
sebagai berikut.
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit/ tindakan,misalnya:
malu karena alopesia setelah dilakukan tindakankemoterapi.
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri, menyalahkan, mengkritik,mengejek
diri sendiri.
c. Merendahkan martabat: saya tidak bisa, saya bodoh, saya tidak tahuapa-
apa, saya tidak mampu.
d. Gangguan hubungan sosial.
e. Percaya diri kurang, sukar mengambil keputusan.
f. Mencederai diri
g. Mudah marah, mudah tersinggungh.
h. Apatis, bosan, jenuh dan putus asai.
i.Kegagalan menjalankan peran, proyeksi (menyalahkan orang lain).

Berdasarkan pengertian, rentang respon, penyebab, dan tanda gejala


hargadiri rendah di atas, maka dapat disimpulkan proses terjadinya masalah
klienmengalami harga diri rendah situasional biasanya diakibatkan oleh
kopingsesorang yang tidak efektif dalam menghadapai masalah gangguan
citratubuh atau gangguan identitas personal. Bila masalah tersebut tidak
diatasidengan baik oleh klien kemungkinan akan menyebabkan seseorang
merasatidak berdaya dan timbul keputusasaan.

Page 7
KEPERAWATAN JIWA 1

2. PRAKTIK KOMUNIKASI SP HDRS

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP 1)

A. Kondisi Klien
DO :
- Klien tampak lebih suka sendiri
- Klien bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan
- klien ingin mencederai diri/ mengahiri kehidupan,
- Produktifitas menurun
- Klien cemas dan takut
DS :
- Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh/ tidak tahu apa-apa,
mengkritik diri sendiri, klien mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri,
klien mengungkapkan rasa bersalah terhadap sesuatu/seseorang
B. Diagnosa Keperawatan : harga diri rendah

C. Tujuan

1. Pasien dapat mengidentifkasi kemampuan dengan aspek positif yang


dimiliki
2. Pasien dapat menilai kemampan yang dapat digunakan
3. Pasien dapat menetapkan kegiatan yang sesuai kemampuan
4. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
5. Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah
dilatih

D. Tindakan Keperawatan

1. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien.


2. Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
3. Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
4. Melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun & jadwal
pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian

Page 8
KEPERAWATAN JIWA 1

E. Strategi Pelaksanaan

1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Selamat pagi, assalamualaikum .... Boleh Saya kenalan dengan
Mas/Mbak. Nama Saya ... boleh panggil Saya ... Saya mahasiswa Keperawatan
Universitas Mega Rezky Makassar, Saya sedang praktik disini dari pukul 08.00
WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB siang. Kalau boleh Saya tahu nama
Mas/Mbak siapa dan senang dipanggil dengan sebutan apa ? “
b. Evaluasi/validasi
” Bagaimana perasaan Mas/Mbak hari ini? Bagaimana tidurnya tadi
malam? Ada keluhan tidak? ”
c. Kontrak
“ Bagaimana , kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan
kegiatan yang pernah Mas/Mbak lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana
yang masih dapat Mas/Mbak dilakukan di rumah sakit. Setelah kita nilai ,kita akan
pilih satu kegiatan untuk kita latih “
“ Dimana kita duduk untuk bincang-bincang? bagaimana kalau diruang
tamu? Berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit saja?

2. Kerja
“ Mas/Mbak ,apa saja kemampuan yang Mas/Mbak miliki? “
“ Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga
yang biasa Mas/Mbak lakukan? Bagaimana dengan merapikan kamar? “
Jawab : Menyapu, meencuci piring, merapikan tempat tidur, mengepel dan
memasak
“ Wah ,bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang Mas/Mbak
miliki. Mas/Mbak dari lima kegiatan kemampuan ini yang mana yang masih
dapat dikerjakan di rumah sakit. Coba kita lihat. Bagus sekali ada 2 kegiatan
yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini. Sekarang, coba Mas/Mbak
pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini!
Jawab : Merapikan tempat tidur
“ Ohh merapikan tempat tidur. Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita
latihan merapikan tempat tidur Mas/Mbak. Mari kita lihat tempat tidur
Mas/Mbak ya. Coba lihat, sudah rapikah tempat tidurnya? “
Jawab : Belum
“ Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu
bantal dan selimutnya! “
“ Bagus! Sekarang kita angkat spreinya dan kasurnya kita balik yah,
“ Sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari atas ya! Bagus!
Sekarang sebelah kaki ,tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan.
Sekarang ambil bantal, rapikan dan letakkan di sebelah atas kepala. Mari
kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah kaki, bagus! Mas/Mbak

Page 9
KEPERAWATAN JIWA 1

sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
bedakah dengan sebelum dirapikan? “
Jawab : Beda
“ Bagus! Coba Mas/Mbak lakukan dan jangan lupa memberi tanda M
(mandiri) kalau Mas/Mbak lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan
bisa melakukan, dan T (tidak) melakukan.
3. Terminasi
“ Bagaimana perasaan Mas/Mbak setelah kita bercakap-cakap dan latihan
merapikan tempat tidur? “
Jawab : sedikit berbeda
“ yach, Mas/Mbak ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat
dilakukan di rumah sakit ini. Salah satunya , merapikan tempat tidur , yang
sudah Mas/Mbak praktekkan dengan baik sekali. Coba ulangi bagaimana
cara merapikan tempat tidur tadi”
“ Bagus sekali. Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian.
Mas/Mbak mau berapa kali sehari merapikan tempat tidur? “
Jawab : dua kali
“ Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa?
Jawab : Jam 08.00 dan sehabis istirahat jam 16.00
“ Coba Mas/Mbak lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri)
kalau Mas?Mbak lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan
bisa melakukan, dan T (tidak) melakukan. Besok pagi kita latihan lagi
kemampuan yang kedua. Mas/Mbak masih ingat kegiatan apa lagi yang
mampu dilakukan di rumah sakit selain merapikan tempat tidur? “
Jawab : Cuci piting
“ Bagus, cuci piring. Kalau begitu kita akan latihan mencuci piring besok ya
jam 08.00 pagi di dapur sehabis makan pagi. Sampai jumpa yah...
Assalamualaikum”

Page 10
KEPERAWATAN JIWA 1

STRATEGI PELAKSANAAN 2 (SP 2)

1. Kondisi
DO : Klien tampak tenang, sudah mau menghargai dirinya sendiri
DS : Klien menyatakan sudah mau berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Diagnosa Keperawatan: Harga Diri rendah

3. Tujuan
Klien dapat melakukan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki yang lain yang belum dilakukan.
4. Tindakan Keperawatan
Klien dapat merencanakan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
1. Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan
2. Beri contoh pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan
3. Minta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilakukan dirumah sakit
4. Bantu klien melakukannya, kalau perlu beri contoh
5. Beri pujian atas kegiatan dan keberhasilan klien
6. Diskusikan jadwal kegiatan harian atau kegiatan yang telah dilatih

5. Strategi

1. Orientasi
“ Assalammua’alaikum, Mas/Mbak masih ingat saya? “
Jawab : Iya ingat
“ Baguss. Bagaimana perasaan Mas/Mbak pagi ini? “
Jawab : Baik
“ Wah tampak gembira. Bagaimana Mas/Mbak, sudah dicoba merapikan
tempat tidur sore kemarin dan tadi pagi
Jawab : Sudah
“ Bagus kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi, Sekarang kita
akan latihan kemampuan kedua, masih ingat apa kegiatan itu? “
Jawab : Ingat, cuci piring kan
“ Yah benar kita akan latihan memcuci piring di dapur. Waktunya 10
menit, mari kita ke dapur “

Page 11
KEPERAWATAN JIWA 1

2. Kerja
“ Mas/Mbak, sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu
perlengkapanya, yaitu serabut tipes untuk membersikan piring,
sabun khusus untuk mencuci piring, dan air untuk membilas,
Mas/Mbak bisa mneggunakan air yang mengalir dari kran ini, oh ya
jangan lupa sediakan tempat sampah untuk membuang sisa
makanan. Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya, setelah
semuanya perlengkapan tersedia, Mas/Mbak ambil satu piring kotor,
lalu buang dulu sisa makanan yang ada dipiring tersebut ke tempat
sampah, kemudian Mas?Mbak bersikan piring tersebut dengan
menggunakan serabut tipis yang sudah diberikan sabun pencuci
piring, setelah selesai disabuni bilas dengan menggunakan air bersih
sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu
Mas/Mbak bisa mengeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak
yang sudah tersedia di dapur. Nah, selesai. Sekarang Mas/Mbak
yang melakukan! “

“ Bagus sekali, Mas/Mbak dapat mempraktikkan cuci piring dengan


baik, sekarang dilap tangannya “

3. Terminasi
“ Bagaimana perasaan Mas/Mbak setelah cuci piring? “
Jawab : Yahh lumayan baik
“ Bagaimana kalau kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi
kegiatan sehari-hari Mas/Mbak. Mau berapa kali Mas/Mbak cuci
piring? “
Jawab : Tiga kali saja
“ Bagus seklai Mas/Mbak mencuci piring tiga kali setelah makan.
Besok kita akan latihan untuk kemampuan yang ketiga, setelah
merapikan tempat tidur dan mencuci piring. Masih ingat kegiatan
apakah itu? “
Jawab : mengepel
” Ya benar, kita akan latihan mengepel. Mau jam berapa? Sama
dengan sekarang ?
Jawab : Iya, samakan saja
“ Baik, sampai jumpa. Assalamu’alaikum “

Catatan : Strategi pelaksanaan selanjutnya sama dengan SP 2 dengan kegiatan


yang dimiliki sesuai dengan kemampuan pasien (yang belum dilatih)

Page 12
KEPERAWATAN JIWA 1

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Harga diri (self esteem) merupakan salah satu komponen dari konsep diri.
Harga diri merupakan penilaian pribadi berdasarkan seberapa baik prilaku sesuai
dengan ideal diri (stuart 2009). Harga diri rendah adalah keadaan dimana individu
mengalami/beresiko mengalami evaluasi diri negatif tentang kemampuan diri
(Carpemito, 2007). Gangguan harga diri dapat dijabarkan sebagai perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, serta merasa gagal mencapai
keinginan (Dalamidkk, 2009).
Harga diri rendah dapat terjadi secara situasional dan kronis. Harga diri
rendah stuasional pengembangan persepsi negatif tentang dirinya sendiri pada suatu
kejadian (NANDA 2005). Harga diri rendah situasional adalah perasaan
diri/evaluasi diri negatif yang berkembang sebagai respon terhadap hilangnya atau
berubahnya perawatan diri seseorang yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri
positif (Suliswati,2005). Sedangkan harga diri rendah kronis adalah evaluasi diri
atau perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif dan di pertahankan
dalam waktu yang lama (NANDA 2009).

B. SARAN

Dengan penulisan makala ini penulis berharap agar dapat menambah ilmu
pengetahuan kepada pembaca oleh karena itu, harapa penulis kepada pembaca
semua agar sudi kiranya memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Page 13
KEPERAWATAN JIWA 1

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/36778596/LAPORAN_PENDAHULUAN_HARGA_DIRI_RENDAH_SI
TUASIONAL_Disusun_Oleh
http://scholar.unand.ac.id/41401/2/BAB%201.pdf
https://www.academia.edu/28333215/STRATEGI_PELAKSANAAN_HARGA_DIRI_RENDAH

Page 14

Anda mungkin juga menyukai