Anda di halaman 1dari 13

RESUME KEGAWATDARURATAN SISTEM KARDIOVASKULAR

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat dan Manajemen
Bencana

Dosen Pengampu Zulfikar Muhammad S. Kep., Nrs. M. Kep

Oleh :

Faizatul Kholisoh

1810011

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA III

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN MALANG

2020
KEGAWATDARURATAN SISTEM KARDIOVASKULAR

A. Sistem sirkulasi
Sistem sirkulasi terdiri dari atas sistem kardiovaskuler dan limfe. Sistem karidovakuler
terdiri dari struktur-struktur sebagai berikut:
1. Jantung, yang berfungsi untuk memompa darah.
2. Pembuluh darah yang berfungsi untuk mengalirkan darah menuju ke jaringan dan
sebaliknya.
3. Cairan darah yang berfungsi mengangkut O2 dan CO2, zat-zat makanan dsb ke
jaringan dan sebaliknya.
4. Sirkulasi paru (Pulmonalis) Darah dari jantung (ventrikel kanan) melalui arteri
pulmonalis masuk ke paru vena pulmonalis masuk ke jantung (atrium kiri).
5. Sirkulasi sistemik

B. Struktur Jantung
Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada diantara kedua paru. Sel
selaput yang mengitasi jantung disebut perikardium, terdiri atas dua lapisan:
1. Perikardium parietalis (lapisan luar yang melekat pada tulang dada dan selaput paru)
2. Perikardium viseralis (lapisan permukaan jantung / epikardium )
Diantara lapisan ini, terdapat cairan perikardium yang berfungsi mengurangi gesekan
yang timbul akibat gerak jantung saat memompa.

Jantung merupakan organ muskuler yang dapat berkontraksi secara ritmis, dan
berfungsi memompa darah dalam sistem sirkulasi. Secara struktural dinding jantung
terdiri atas 3 lapisan (tunika) yaitu:
1. Endokardium terletak pada lapisan subendotel. Sebelah dalam dibatasi oleh
endotel. Endokardium tersusun atas jaringan penyambung jarang dan banyak
mengandung vena, syaraf (nervus), dan cabang-cabang sistem penghantar impuls.
2. Miokardium terdiri atas sel-sel otot jantung. Sel-sel otot jantung dibagi dalam 2
kelompok; sel-sel kontraktil dan sel-sel yang menimbulkan dan menghantarkan
impuls sehingga mengakibatkan denyut jantung.
3. Epikardium merupakan membran serosa jantung, membentuk batas viseral
perikardium. Sebelah luar diliputi oleh epitel selapis gepeng (mesotel). Jaringan
adiposa yang umumnya meliputi jantung terkumpul dalam lapisan ini.

C. Fungsi Jantung
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut
diastol), selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang
3jantung (disebut sistol). Kedua atrium mengendur dan berkontraksi secara bersamaan,
dan kedua ventrikel juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.
Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida dari
seluruh tubuh mengalir melalui 2 vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam atrium
kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam ventrikel
kanan. Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri
pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat
kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan
melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan.
Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke
atrium kiri. Peredaran darah diantara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri
disebut sirkulasi pulmoner.
Darah dalam atrium kiri akan didorong ke dalam ventrikel kiri, yang selanjutnya
akan memompa darah yang kaya akan oksigen ini melewati katup aorta masuk ke dalam
aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh
tubuh, kecuali paru-paru.
A. Definisi
Cardiac arrest adalah hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba dan mendadak,
bisa terjadi pada seseorang yang memang didiagnosa dengan penyakit jantung ataupun
tidak. Waktu kejadiannya tidak bisa diperkirakan, terjadi dengan sangat cepat begitu
gejala dan tanda tampak (American Heart Association,2010). Jameson, dkk (2005),
menyatakan bahwa cardiac arrest adalah penghentian sirkulasi normal darah akibat
kegagalan jantung untuk berkontraksi secara efektif.Berdasarkan pengertian di atas maka
dapat diambil suatu kesimpulan bahwa henti jantung atau cardiac arrest adalah hilangnya
fungsi jantung secara mendadak untuk mempertahankan sirkulasi normal darah untuk
memberi kebutuhan oksigen ke otak dan organ vital lainnya akibat kegagalan jantung
untuk berkontraksi secara efektif.

B. Faktor Predisposisi
Penyebab utama dari cardiac arrest adalah aritmia, yang dicetuskan olehbeberapa
faktor,diantaranya penyakit jantung koroner, stress fisik (perdarahan yangbanyak,
sengatan listrik,kekurangan oksigen akibat tersedak, tenggelam ataupunserangan asma
yang berat), kelainan bawaan, perubahan struktur jantung (akibatpenyakit katup atau otot
jantung)dan obat-obatan (seperti salisilat, etanol, alkohol,antidepresan). Penyebab lain
cardiac arrestadalah tamponade jantung dan tensionpneumothorax. Sebagai akibat dari
henti jantung, peredaran darah akan berhenti.
Berhentinya peredaran darah mencegah aliran oksigen untuk semua organ
tubuh.Organ-organ tubuh akan mulai berhenti berfungsi akibat tidak adanyasuplai
oksigen,termasuk otak. Hypoxia cerebral atau ketiadaan oksigen ke
otak,menyebabkankorban kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas normal
.Kerusakan otak mungkin terjadi jika cardiac arrest tidak ditangani dalam 5 menit dan
selanjutnya akanterjadikematian dalam 10 menit. Jika cardiac arrest dapat dideteksi
danditanganidengansegera, kerusakan organ yang serius seperti kerusakan otak,
ataupunkematianmungkin bisa dicegah.
C. Tanda-tanda cardiac arrest.
Tanda- tanda cardiac arrest menurut Diklat Ambulans Gawat Darurat 118 (2010) yaitu:
1. Ketiadaan respon; pasien tidak berespon terhadap rangsangan suara, tepukan
di pundak ataupun cubitan.
2. Ketiadaan pernafasan normal; tidak terdapat pernafasan normal ketika jalan
pernafasan dibuka.
3. Tidak teraba denyut nadi di arteri besar (karotis, femoralis, radialis).

D. Proses terjadinya cardiac arrest


a. Fibrilasi ventrikel
Merupakan kasus terbanyak yang sering menimbulkan kematian mendadak, pada
keadaan ini jantung tidak dapat melakukan fungsi kontraksinya, jantung hanya
mampu bergetar saja. Pada kasus ini tindakan yang harus segera dilakukan adalah
CPR dan DC shock atau defibrilasi.
b. Takhikardi ventrikel
Mekanisme penyebab terjadinyan takhikardi ventrikel biasanya karena adanya
gangguan otomatisasi (pembentukan impuls) ataupaun akibat adanya gangguan
konduksi. Frekuensi nadi yang cepat akan menyebabkan fase pengisian ventrikel kiri
akan memendek, akibatnya pengisian darah ke ventrikel juga berkurang sehingga
curah jantung akan menurun. VT dengan keadaan hemodinamik stabil, pemilihan
terapi dengan medika mentosa lebih diutamakan. Pada kasus VTdengan gangguan
hemodinamik sampai terjadi henti jantung (VT tanpa nadi), pemberian terapi
defibrilasi dengan menggunakan DC shock dan CPR adalah pilihan utama.
c. Pulseless Electrical Activity (PEA)
Merupakan keadaan dimana aktifitas listrik jantung tidak menghasilkan
kontraktilitas atau menghasilkan kontraktilitas tetapi tidak adekuat sehingga tekanan
darah tidak dapat diukur dan nadi tidak teraba. Pada kasus ini CPR adalah tindakan
yang harus segera dilakukan.
d. Asistole
Keadaan ini ditandai dengan tidak terdapatnya aktifitas listrik pada jantung, dan
pada monitor irama yang terbentuk adalah seperti garis lurus. Pada kondisi ini
tindakan yang harus segera diambil adalah CPR

E. Etilogi
Patofisiologi cardiac arrest tergantung dari etiologi yang mendasarinya. Namun,
umumnya mekanisme terjadinya kematian adalah sama. Sebagai akibat dari henti
jantung, peredaran darah akan berhenti. Berhentinya peredaran darah mencegah aliran
oksigen untuk semua organ tubuh. Organ-organ tubuh akan mulai berhenti berfungsi
akibat tidak adanya suplai oksigen, termasuk otak. Hypoxia cerebral atau ketiadaan
oksigen ke otak, menyebabkan korban kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas
normal. Kerusakan otak mungkin terjadi jika cardiac arrest tidak ditangani dalam 5 menit
dan selanjutnya akan terjadi kematian dalam 10 menit (Sudden cardiac death). Berikut
akan dibahas bagaimana patofisiologi dari masing - masing etiologi yang mendasari
terjadinya cardiac arrest :
1. Penyakit Jantung Koroner.
Penyakit jantung koroner menyebabkan Infark miokard atau yang umumnya
dikenal sebagai serangan jantung. Infark miokard merupakan salah satu penyebab dari
cardiac arrest. Infark miokard terjadi akibat arteri koroner yang menyuplai oksigen ke
otot-otot jantung menjadi keras dan menyempit akibat sebuah materia(plak) yang
terbentuk di dinding dalam arteri. Semakin meningkat ukuran plak, semakin buruk
sirkulasi ke jantung. Pada akhirnya, otot-otot jantung tidak lagi memperoleh suplai
oksigen yang mencukupi untuk melakukan fungsinya, sehingga dapat terjadi infark.
Ketika terjadi infark, beberapa jaringan jantung mati dan menjadi jaringan parut.
Jaringan parut ini dapat menghambat sistem konduksi langsung dari jantung,
meningkatkan terjadinya aritmia dan cardiac arrest.5,10
2. Stess fisik.
Stress fisik tertentu dapat menyebabkan sistem konduksi jantung gagal berfungsi,
diantaranya:
- Perdarahan yang banyak akibat luka trauma atau perdarahan dalam
- Sengatan listrik
- Kekurangan oksigen akibat tersedak, penjeratan, tenggelam ataupun serangan asma
yang berat
- Kadar Kalium dan Magnesium yang rendah
- Latihan yang berlebih. Adrenalin dapat memicu SCA pada pasien yang memiliki
gangguan jantung. Stress fisik seperti tersedak, penjeratan dapat menyebabkan vagal
refleksakibat penekanan pada nervus vagus di carotic sheed.
3. Kelainan Bawaan
Ada sebuah kecenderungan bahwa aritmia diturunkan dalam keluarga.
Kecenderungan ini diturunkan dari orang tua ke anak mereka. Anggota keluarga ini
mungkin memiliki peningkatan resiko terkena cardiac arrest. Beberapa orang lahir
dengan defek di jantung mereka yang dapat mengganggu bentuk(struktur) jantung dan
dapat meningkatkan kemungkinan terkena SCA.
4. Perubahan struktur jantung
Perubahan struktur jantung akibat penyakit katup atau otot jantung dapat
menyebabkan perubahan dari ukuran atau struktur yang pada akhirnrya dapat
mengganggu impuls listrik. Perubahan-perubahan ini meliputi pembesaran jantung
akibat tekanan darah tinggi atau penyakit jantung kronik. Infeksi dari jantung juga
dapat menyebabkan perubahan struktur dari jantung.
5. Obat-obatan.
Antidepresan trisiklik, fenotiazin, beta bloker, calcium channel blocker, kokain,
digoxin, aspirin, asetominophen dapat menyebabkan aritmia. Penemuan adanya materi
yang ditemukan pada pasien, riwayat medis pasien yang diperoleh dari keluarga atau
teman pasien, memeriksa medical record untuk memastikan tidak adanya interaksi
obat, atau mengirim sampel urin dan darah pada laboratorium toksikologi dapat
membantu menegakkan diagnosis.
6. Tamponade jantung
Cairan yang yang terdapat dalam perikardium dapat mendesak jantung sehingga
tidak mampu untuk berdetak, mencegah sirkulasi berjalan sehingga mengakibatkan
kematian.2
7. Tension pneumothorak
Terdapatnya luka sehingga udara akan masuk ke salah satu cavum pleura. Udara
akan terus masuk akibat perbedaan tekanan antara udara luar dan tekanan dalam paru.
Hal ini akan menyebabkan pergeseran mediastinum. Ketika keadaan ini terjadi,
jantung akan terdesak dan pembuluh darah besar (terutama vena cava superior)
tertekan, sehingga membatasi aliran balik ke jantung.

F. PENATALAKSANAAN
Bantuan hidup dasar untuk oksigenasi darurat terdiri dari :
1. Airway Control ( penguasaan jalan nafas)Sumbatan jalan nafas oleh lidah yang
menutupi dinding posterior faringmerupakan persoalan yang sering timbul pada
pasien tidak sadar yang terlentang.
2. Terdapat tiga cara yang dianjurkan untuk menjaga agar jalan nafastetap terbuka,
yaitu:
a. Metode ekstensi kepala dan angkat leherPenolong mengekstensikan kepala
korban dan dengan satu tangansementara tangan yang lain menyangga bagian atas
leher korban.
b. Metode ekstensi kepala angkat daguKepala diekstensikan dan dagu diangkat ke
atas. Metode ini dilakukan jikatidak ada trauma pada leher. Satu tangan penolong
mendorong dahi ke bawahsupaya kepala tengadah, tangan lain mendorong dagu
dengan hati-hati tengadah,sehingga hidung menghadap ke atas dan epiglotis
terbuka.

Gambar 2.1 Metode Chin Lift


c. Metode ekstensi kepala dan dorong mandibula Kepala diekstensikan dan
mandibula didorong maju dengan memegangsudut mandibula korban pada kedua
sisi dan mendorongnya ke depan. Pada pasien dengan trauma leher, rahang bawah
diangkat didorong ke depan padasendinya tanpa menggerakkan kepala-leher.
Pendorongan mandibula saja tanpa ekstensi kepala juga merupakan metode paling
aman untuk memelihara jalannafas atas tetap terbuka, pada pasien dengan dugaan
patah tulang leher.

3. Breathing support (ventilasi buatan dan oksigenasi paru darurat)


Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik. Pertukaran gas yangterjadi
pada saat bernafas mutlak untuk pertukaran oksigen dan
mengeluarkankarbondioksida dari tubuh. Setelah jalan nafas terbuka, penolong
hendaknyasegera menilai apakah pasien dapat bernafas spontan. Ini dapat dilakukan
denganmendengarkan bunyi nafas dari hidung dan mulut korban
denganmemperhatikan gerak nafas pada dada korban.
Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan.Auskultasi
dilakukan untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru. Perkusidilakukan untuk
menilai adanya udara atau darah dalam rongga pleura. Inspeksidan palpasi dapat
memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkinmengganggu ventilasi.
Bila pernafasan spontan tidak timbul, diperlukan ventilasi buatan.
Nafas buatan tanpa alat dapat dilakukan dengan cara mulut ke mulut (mouth-to-mouth),mulut ke
hidung (mouth-to-nose), mulut ke stoma trakeostomi atau mulut kemulut via sungkup muka.
Untuk melakukan ventilasi mulut-kemulut penolonghendaknya mempertahankan kepala dan
leher korban dalam salah satu sikapyang telah disebutkan di atas dan memencet hidung korban
dengan satu tanganatau menutup lubang hidung pasien dengan pipi penolong. Selanjutnya
diberikan2 kali ventilasi dalam dalam (1 kali ventilasi = 1-1 ½ detik). Kemudian segera raba
denyut nadi karotis atau femoralis. Bila ia tetap henti nafas tetapi masihmempunyai denyut nadi
diberikan ventilasi dalam (800-1200 ml) setiap 5 detik.
Bila denyut nadi karotis tak teraba, 2 kali ventilasi dalam harus diberikansesudah tiap 30
kompresi dada.

Bila ventilasi mulut ke mulut atau mulut ke hidung tidak berhasil baik,walaupun jalan
nafas telah dicoba dibuka, faring korban harus diperiksa untuk melihat apakah ada sekresi atau
benda asing. Pada tindakan jari menyapuhendaknya korban digulingkan pada salah satu sisinya.
Sesudah dengan paksamembuka mulut korban dengan satu tangan memegang lidah dan
rahangnya,penolong memasukkan jari telunjuk dan jari tengah tangan yang lain ke dalamsatu sisi
mulut korban, melalui bagian belakang faring, keluar lagi melalui sisilain mulut korban dalam
satu gerakan menyapu. Bila tindakan ini gagal untuk mengeluarkan benda asing, hendaknya
dikerjakan hentakan abdomen(abdominal thrust, gerak heimlich) / hentakan dada (chest thrust ).
Hentakan dada dilakukan pada korban yang terlentang, tekhnik ini sama dengan kompresidada
luar. Urutan yang dianjurkan adalah berikan 6-10 x hentakan abdomen,buka mulut dan lakukan
sapuan jari, reposisi pasien, buka jalan nafas dan beriventilasi buatan. Urutan ini hendaknya
diulang sampai benda asing keluar danventilasi buatan dapat dilakukan dengan sukses.2
Bila sesudah dilakukan gerakan triple (ekstensi kepala, buka mulut dandorong mandibula) dan
pembersihan mulut dan faring, ternyata masih adasumbatan jalan nafas, dapat dicoba
pemasangan orofaringeal airway ataunasofaringeal airway. Bila dengan ini belum berhasil, perlu
dilakukan intubasitrakheal. Bila tidak mungkin atau tidak dapat dilakukan intubasi trakheal
sebagaialternatifnya, krikotirotomi atau punksi membran krikotiroid dengan jarumberlumen
besar ( misal dengan kanula intra vena 14 G).2
4. Circulation
Pastikan ada atau tidaknya denyut nadi, sementara tetap mempertahankan
terbukanya jalan nafas dengan head tilt-chin lift yaitu satu tangan pada dahi pasien,
tangan yang lain meraba denyut nadi pada arteri carotis dan femoral selama 5 sampai
10 detik. Jika denyut nadi tidak teraba, mulai dengan kompresi dada.
ANATOMI FISIOLOGIS SISTEM KARDIOVASKULAR

Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada. Bagian kanan dan kiri
jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang mengumpulkan darah dan
ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam
satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar.
Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh
dari hasil metabolisme (karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan
mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam
paru-paru, dimana darah akan mengambil oksigen dan membuang karbondioksida. Jantung
kemudian mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke jaringan
di seluruh tubuh.

System kardiovaskuler terdiri atas 3 bagian yang saling mempengaruhi yaitu jantung,
pembuluh darah , dan darah. Interaksi antara ketiganya dibawah kendali system syaraf dan
hormone untuk mempertahankan keseimbangan dinamis oksigen dalam sel. Terpisahnya ruangan
dalam jantung mencegah terjadinya percampuran antara daerah yang menerima darah yang tidak
teroksigenasi dari vena cava superior dan vena cava inferior dan system coroner. Gangguan
aliran dalam jantung mengakibatkan oksigenasi tidak adekuat, darah arteri dan vena yang
tercampur mengakibatkan perfusi sel berkurang.
DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia Anderson . Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit . Alih bahasa Peter
Anugrah. Editor Caroline Wijaya. Ed. 4. Jakarta : EGC ; 1994

Santoso Karo karo.Buku Ajar Kardiologi.Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 1996

Hanafi B. Trisnohadi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Ed. 3.Jakarta : BalaiPenerbit
FKUI ; 2001

Sanif E. Metode baru resusitasi jantung paru. www. Scribd.com.akses 8Maret 2011.2

Cardiocerebral resuscitation: advances in cardiac arrest resuscitation From : file:/466-919-1-


SM.pdf

Muhiman M, dkk. Anestesiologi. Jakarta: Staf Pengajar Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif
FKUI. 2004.

Anda mungkin juga menyukai