Anda di halaman 1dari 12

 

 
LABORATORIUM ADALAH SUATU TEMPAT DIMANA MAHASISWA ATAU PRAKTIKAN, DOSEN,
DAN PENELITI MELAKUKAN PERCOBAAN. BEKERJA DI LABORATORIUM KIMIA TAK AKAN LEPAS
DARI BERBAGAI KEMUNGKINAN TERJADINYA BAHAYA DARI BERBAGAI JENIS BAHAN KIMIA
BAIK YANG BERSIFAT SANGAT BERBAHAYA MAUPUN YANG BERSIFAT BERBAHAYA. SELAIN ITU,
PERALATAN YANG ADA DI DALAM LABORATORIUM JUGA DAPAT MENGAKIBATKAN BAHAYA
YANG TAK JARANG BERISIKO TINGGI BAGI PRAKTIKAN YANG SEDANG MELAKUKAN
PRAKTIKUM JIKA TIDAK MENGETAHUI CARA DAN PROSEDUR PENGGUNAAN ALAT YANG AKAN
DIGUNAKAN . OLEH KARENA ITU, DIPERLUKAN PEMAHAMAN DAN KESADARAN TERHADAP
KESELAMATAN DAN BAHAYA KERJA DI LABORATORIUM.TELAH BANYAK TERJADI
KECELAKAAN ATAUPUN MENDERITA LUKA BAIK YANG BERSIFAT LUKA PERMANEN, LUKA
RINGAN, MAUPUN GANGGUAN KESEHATAN DALAM YANG DAPAT MENYEBABKAN PENYAKIT
KRONIS MAUPUN AKUT, SERTA KERUSAKAN TERHADAP FASILITAS - FASILITAS DAN PERALATAN
PENUNJANG PRAKTIKUM YANG SANGAT MAHAL HARGANYA. SEMUA KEJADIAN ATAUPUN
KECELAKAAN KERJA DI LABORATORIUM SEBENARNYA DAPAT DIHINDARI DAN DIANTISIPASI
JIKA PARA PRAKTIKAN MENGETAHUI DAN SELALU MENGIKUTI PROSEDUR KERJA YANG AMAN
DI LABORATORIUM.  

SUATU PERCOBAAN YANG DILAKUKAN SERING KALI MENGGUNAKAN BERBAGAI BAHAN


KIMIA BAIK YANG BERBAHAYA MAUPUN YANG TIDAK BERBAHAYA, PERALATAN GELAS
YANG MUDAH PECAH, DAN INSTRUMEN KHUSUS YANG KESEMUANYA ITU DAPAT
MENYEBABKAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA BILA DILAKUKAN DENGAN CARA YANG
TIDAK TEPAT ATAUPUN TERJADI KESALAHAN PADA SAAT PERACIKAN BAHAN YANG AKAN
DIGUNAKAN. KECELAKAAN ITU DAPAT JUGA TERJADI KARENA KELALAIAN ATAU
KECEROBOHAN PRAKTIKAN, TENTU SAJA HAL INI DAPAT MEMBUAT ORANG TERSEBUT
CEDERA, DAN BAHKAN DAPAT MENCELAKAI ORANG YANG BERADA DISEKITARNYA.
KESELAMATAN KERJA DILABORATORIUM MERUPAKAN DAMBAAN BAGI SETIAP INDIVIDU
YANG SADAR AKAN KEPENTINGAN KESEHATAN, KEAMANAN DAN KENYAMANAN DALAM
BEKERJA, DAN INI BERLAKU DALAM SEMUA ASPEK PEKERJAAN. BEKERJA DENGAN
SELAMAT DAN AMAN BERARTI MENURUNKAN RESIKO KECELAKAAN KERJA YANG SANGAT
INGIN KITA HINDARI DALAM MELAKUKKAN PRAKTIK DI LABORATORIUM, BERIKUT
BEBERAPA JENIS KECELAKAAN KERJA DI LABORATORIUM DAN BEBERAPA CARA
MENGANTISIPASI KECELAKAAN KERJA TERSEBUT.

Agar tidak terjadi kecelakaan kerja di Laboratorium dan dapat mengantisipasi berbagai jenis
kecelakaan kerja di Laboratorium dengan menerapkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Bahaya
Bahaya adalah sumber, situasi, atau tindakan yang dapat berpotensi menimbulkan cidera atau
penyakit atau kombinasi keduanya. Bekerja di laboratorium mengandung bahaya berupa
kecelakaan. Kecelakaan yamg sering terjadi di laboratorium berupa kebakaran, kesakitan,
kematian dan kerugian akibat kecelakaan ataupun kerusakan peralatan laboratorium.

Untuk menghindari dan meminimalkan kemungkinan terjadinya potensi bahaya di tempat


kerja,  Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja merupakan dasar untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap tenaga kerja, serta dapat dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya
pengendalian dalam rangka pencegahan penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi. Secara
umum, potensi bahaya lingkungan kerja dapat berasal atau bersumber dari berbagai faktor, antara
lain : 1) faktor teknis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada peralatan kerja yang
digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri; 2) faktor lingkungan, yaitu potensi bahaya yang
berasal dari atau berada di dalam lingkungan, yang bisa bersumber dari proses produksi termasuk
bahan baku, baik produk antara maupun hasil akhir; 3)faktor manusia, merupakan potensi
bahaya yang cukup besar terutama apabila manusia yang melakukan pekerjaan tersebut tidak
berada dalam kondisi kesehatan yang prima baik fisik maupun psikis.

1.      Jenis-jenis Bahaya dalam Laboratorium


Menurut Nuryani R (2005 : 142) jenis-jenis bahaya dalam laboratorium diantaranya adalah ;
a.       Kebakaran, sebagai akibat penggunaan bahan-bahan kimia yang mudah terbakar seperti pelarut
organik, aseton, benzene, etil alcohol, etil eter, dll.
b.      Ledakan, sebagai akibat reaksi eksplosif dari bahan-bahan reaktif seperti oksidator.
c.       Keracunan bahan kimia yang berbahaya, seperti arsen, timbal, dll.
d.      Iritasi yaitu peradangan pada kulit atau saluran pernapasan dan juga pada mata sebagai kontak
langsung dengan bahan-bahan korosif.
e.       Luka pada kulit atau mata akibat pecahan kaca, logam, kayu dll
f.       Sengatan listrik.

 Beberapa sumber bahaya yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dapat dikategorikan
sebagai berikut:
a. Bahan Kimia.
Meliputi bahan mudah terbakar, bersifat racun, korosif, tidak stabil, sangat reaktif, dan gas yang
berbahaya. Penggunaan senyawa yang bersifat karsinogenik dalam industri maupun laboratorium
merupakan problem yang signifikan, baik karena sifatnya yang berbahaya maupun cara yang
ditempuh dalam penanganannya. Beberapa langkah yang harus ditempuh dalam penanganan
bahan kimia berbahaya meliputi manajemen, cara pengatasan, penyimpanan dan pelabelan,
keselamatan di laboratorium, pengendalian dan pengontrolan tempat kerja, dekontaminasi,
disposal, prosedur keadaan darurat, kesehatan pribadi para pekerja, dan pelatihan. Bahan kimia
dapat menyebabkan kecelakaan melalui pernafasan (seperti gas beracun),
serapan pada kulit (cairan), atau bahkan tertelan melalui mulut untuk padatan dan cairan. Bahan
kimia berbahaya dapat digolongkan ke dalam beberapa kategori yaitu, bahan kimia yang
eksplosif (oksidator,  logam aktif, hidrida, alkil logam, senyawa tidak stabil secara
termodinamika, gas yang mudah terbakar, dan uap yang mudah terbakar).
Bahan kimia yang korosif (asam anorganik kuat, asam anorganik lemah, asam organik kuat,
asam organik lemah, alkil kuat, pengoksidasi, pelarut organik). Bahan kimia yang merusak paru-
paru (asbes), bahan kimia beracun, dan bahan kimia karsinogenik (memicu pertumbuhan sel
kanker), dan teratogenik.
Keracunan  akibat  penyerapan  zat  kimia beracun  (toxic)  baik  melalui  oral  maupun  kulit. Ker
acunan  dapatbersifat  akut  atau  kronis.  Akut  artinya  dapat  memberikan  akibat  yang
dapat dilihat atau dirasakan dalamwaktu singkat. Misalnya, keracunan fenol dapat menyebabkan
diare dan keracunan karbon monoksida dapatmenyebabkan pingsan atau
kematian  dalam  waktu  singkat.  Kronis  artinya  pengaruh  dirasakan  setelah  waktu yang lama
, akibat  penyerapan bahan kimia yang terakumulasi terus menerus. Contoh menghirup
udara benzena,kloroform, atau karbon tetraklorida terus menerus dapat menyebabkan sakit
hati (lever). Uap timbal dapatmenyebabkan kerusakan dalam darah.

 Iritasi dapat berupa luka, atau peradangan pada kulit, saluran pernapasan dan mata akibat
kontak dengan bahankimia korosif, seperti asam sulfat, gas klor, dll.
Luka  kulit  dapat  terjadi  sebagai  akibat  bekerja  dengan  alat  gelas.  Kecelakaan  ini  sering terja
di pada tanganatau mata karena pecahan kaca.
 Luka  bakar  atau  kebakaran  disebabkan  kurang  hati-hati  dalam  menangani  pelarut-
pelarut organik yangmudah terbakar, seperti eter dan etanol. Hal yang sama dapat
diakibatkan oleh peledakan bahan reaktif peroksidadan perklorat.

b. Aliran Listrik
Penggunaan peralatan dengan daya yang besar akan memberikan kemungkinan-kemungkinan
untuk terjadinya kecelakaan kerja. Beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain:
(1). Pemakaian safety switches yang dapat memutus arus listrik jika penggunaan melebihi limit/batas
yang ditetapkan oleh alat.

(2). Improvisasi terhadap peralatan listrik harus memperhatikan standar keamanan dari peralatan.
(3). Penggunaan peralatan yang sesuai dengan kondisi kerja sangat diperlukan untuk menghindari
kecelakaan kerja.

(4) Berhati-hati dengan air. Jangan pernah meninggalkan perkerjaan yang memungkinkan peralatan
listrik jatuh atau bersinggungan dengan air. Begitu juga dengan semburan air yang langsung
berinteraksi dengan peralatan listrik.

(5). Berhati-hati dalam membangun atau mereparasi peralatan listrik agar tidak membahayakan
penguna yang lain dengan cara memberikan keterangan tentang spesifikasi peralatan yang telah
direparasi.

(6). Pertimbangan bahwa bahan kimia dapat merusak peralatan listrik maupun isolator sebagai
pengaman arus listrik. Sifat korosif bahan kimia dapat menyebabkan kerusakan pada komponen
listrik.

(7). Perhatikan instalasi listrik jika bekerja pada atmosfer yang mudah meledak. Misalnya pada
lemari asam yang digunakan untuk pengendalian gas yang mudah terbakar.

(8). Pengoperasian suhu dari peralatan listrik akan memberikan pengaruh pada bahan isolator listrik.
Temperatur sangat rendah menyebabkan isolator akan mudah patah dan rusak. Isolator yang
terbuat dari bahan polivinil clorida (PVC) tidak baik digunakan pada suhu di bawah 0 ºC. Karet
silikon dapat digunakan pada suhu –50 ºC. Batas maksimum pengoperasian alat juga penting
untuk diperhatikan. Bahan isolator dari polivinil clorida dapat digunakan sampai pada suhu 75
ºC, sedangkan karet silikon dapat digunakan sampai pada suhu 150 ºC.
c. Radiasi
Radiasi dapat dikeluarkan dari peralatan semacam X-ray difraksi atau radiasi internal yang
digunakan oleh material radioaktif yang dapat masuk ke dalam badan manusia melalui
pernafasan, atau serapan melalui kulit. Non-ionisasi radiasi seperti ultraviolet, infra merah,
frekuensi radio, laser, dan radiasi elektromagnetik dan medan magnet juga harus diperhatikan
dan dipertimbangkan sebagai sumber kecelakaan kerja.

d. Mekanik.
Walaupun industri dan laboratorium modern lebih didominasi oleh peralatan yang terkontrol
oleh komputer, termasuk di dalamnya robot pengangkat benda berat, namun demikian kerja
mekanik masih harus dilakukan. Pekerjaan mekanik seperti transportasi bahan baku, penggantian
peralatan habis pakai, masih harus dilakukan secara manual, sehingga kesalahan prosedur kerja
dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Peralatan keselamatan kerja seperti helmet, sarung tangan,
sepatu, dan lain-lain perlu mendapatkan perhatian khusus dalam lingkup pekerjaan ini.
e. A p i.
Hampir semua laboratorium atau industri menggunakan bahan kimia dalam berbagai variasi
penggunaan termasuk proses pembuatan, pemformulaan atau analisis. Cairan mudah terbakar
yang sering digunakan dalam laboratorium atau industri adalah hidrokarbon. Bahan mudah
terbakar yang lain misalnya pelarut organik seperti aseton, benzen, butanol, etanol, dietil eter,
karbon disulfida, toluena, heksana, dan lain-lain. Para pekerja harus berusaha untuk akrab dan
mengerti dengan informasi yang terdapat dalam Material Safety Data Sheets (MSDS). Dokumen
MSDS memberikan penjelasan tentang tingkat bahaya dari setiap bahan kimia, termasuk di
dalamnya tentang kuantitas bahan yang diperkenankan untuk disimpan secara aman.
Sumber api yang lain dapat berasal dari senyawa yang dapat meledak atau tidak stabil. Banyak
senyawa kimia yang mudah meledak sendiri atau mudah meledak jika bereaksi dengan senyawa
lain. Senyawa yang tidak stabil harus diberi label pada penyimpanannya. Gas bertekanan juga
merupakan sumber kecelakaan kerja akibat terbentuknya atmosfer dari gas yang mudah terbakar.
Kebakaran merupakan salah satu bahaya di laboratorium. Berdasarkan klasifikasi oleh NFPA
(National Fire Protection Agency), api dapat diklasifikasikan menjadi:
1.      Kelas A, yaitu jenis api biasa yang berasal dari kertas, kayu, atau plastic yang terbakar
2.      Kelas B, yaitu jenis api yang ditimbulkan oleh zat mudah terbakar dan mudah menyala seperti
bensin, kerosin, pelarut organic umum yang digunakan di laboratorium.
3.      Kelas C, yaitu jenis api yang timbul dari peralatan listrik
4.      Kelas D, yaitu jenis api yang timbul dari logam mudah menyala seperti magnesium, titanium,
kalium, dan natrium.

Jika terjadi kebakaran, alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) yang digunakan harus


disesuaikan dengan penyebab timbulnya api. Beberapa jenis pemadam kebakaran yang dapat
digunakan adalah:
1.      Air (water extinguisher); Sangat cocok untuk api kelas A, tetapi tidak cocok untuk api kelas B,
C, dan D.
2.      Uap air (watermist extinguisher); Sangat cocok untuk api kelas A dan C
3.      Bahan kimia kering (dry chemical extinguisher); Sangat berguna untuk api kelas A, B,  dan C
dan merupakan pilihan terbaik untuk semua jenis kebakaran. Jenis dray chemical
extinguisher yang digunakan adalah:
a)       Untuk api kelas B dan C, bahan kimia yang digunakan mengandung natrium atau kalium
karbonat
b)       Untuk api kelas A, B, dan C, bahan kimia yang digunakan mengandung ammonium fosfat
4.      Karbondioksida (CO2 extinguisher); Dipergunakan bagi api kelas B dan C pemadaman
kebakaran dari karbondioksida lebih baik dari dry chemichhal karena tidak meninggalkan zat
berbahaya sesudahnya. Paling baik digunakan untuk api yang berasal dari listrik.
5.      Personal Protective Equipment (PPE); Perlengkapan pelindung individu (personal protective
equipment) yang umumnya harus digunakan adalah jas laboratorium, sarung tangan, masker,
sepatu pengaman, dan pelindung mata.

f. Suara (kebisingan).
Sumber kecelakaan kerja yang satu ini pada umumnya terjadi pada hampir semua industri, baik
industri kecil, menengah, maupun industri besar. Generator pembangkit listrik, instalasi
pendingin, atau mesin pembuat vakum, merupakan sekian contoh dari peralatan yang diperlukan
dalam industri. Peralatan-peralatan tersebut berpotensi mengeluarkan suara yang dapat
menimbulkan kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan kerja. Selain angka kebisingan yang
ditimbulkan oleh mesin, para pekerja harus memperhatikan berapa lama mereka bekerja dalam
lingkungan tersebut. Pelindung telinga dari kebisingan juga harus diperhatikan untuk menjamin
keselamatan kerja.

Laboratorium menghadapi beragam resiko, dari dalam laboratorium maupun dari luar
laboratorium. Beberapa resiko mungkin hanya mempengaruhi laboratorium itu sendiri, tapi
beberapa resiko bisa mempengaruhi perusahaan atau lembaga dimana laboratorium itu berada,
atau bahkan mempengaruhi masyarakat secara umum.

g. Keadaan Darurat Skala Besar dan Situasi Sensitif


Ada banyak jenis kejadian skala besar dan situasi sensitif  yang bisa mempengaruhi perusahaan
atau lembaga sampai ketingkat operasional perusahaan,misalnya :
1)      Kebakaran
2)      Banjir
3)      Gempa Bumi
4)      Pemadaman Listrik
5)      Tumpahan atau lepasnya bahan berbahaya
6)      Peneliti atau penelitian berbau politis atau kontroversi
7)      Hilangnya bahan atau peralatan laboratorium
8)      Hilangnya data atau sistem komputer

h. Pelanggaran Keamanan
Pelanggaran keamanan secara sengaja atau tidak, bisa dilakukan oleh petugas, pegawai atau
orang luar. Beberapa pelanggaran keamanan, meliputi ;
Pencurian atau penyalahgunaan peralatan bernilai tinggi
1)       Pencurian atau penyalah gunaan bahan kimia untuk kegiatan ilegal
2)       Pelepasan bahan kimia berbahaya secara sengaja atau tidak
KIMIA
yaitu potensi bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia yang digunakan dalam proses
produksi. Potensi bahaya ini dapat memasuki atau mempengaruhi tubuh tenga kerja
melalui : inhalation (melalui pernafasan), ingestion (melalui mulut ke saluran pencernaan), skin
contact (melalui kulit). Terjadinya pengaruh potensi kimia terhadap tubuh tenaga kerja sangat
tergantung dari jenis bahan kimia atau kontaminan, bentuk potensi bahaya debu, gas, uap. asap;
daya acun bahan (toksisitas); cara masuk ke dalam TUBUH.
Adapun potensi bahaya yang bisa ditimbulkan oleh bahan kimia adalah
a)     Korosi
·        Bahan kimia yang bersifat korosif menyebabkan kerusakan pada permukaan tempat dimana
terjadi kontak. Kulit, mata dan sistem pencernaan adalah bagain tubuh yang paling umum
terkena.
·        Contoh : konsentrat asam dan basa , fosfor.
b)     Iritasi
·        Iritasi menyebabkan peradangan pada permukaan di tempat kontak. Iritasi kulit bisa
menyebabkan reaksi seperti eksim atau dermatitis. Iritasi pada alat-alat pernapasan yang hebat
dapat menyebabkan sesak napas, peradangan dan oedema ( bengkak )
·        Contoh :
o                  Kulit : asam, basa,pelarut, minyak .
o                  Pernapasan : aldehydes, alkaline dusts, amonia, nitrogen dioxide, phosgene, chlorine
,bromine, ozone.
c)     Reaksi Alergi
·        Bahan kimia alergen atau sensitizers dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit atau organ
pernapasan
·        Contoh :
o                  Kulit : colophony ( rosin), formaldehyde, logam seperti chromium atau nickel,
epoxy hardeners, turpentine.
o                  Pernapasan : isocyanates, fibre-reactive dyes, formaldehyde, nickel.
d)     Asfiksiasi
·        Asfiksian yang sederhana adalah inert gas yang mengencerkan atmosfer yang ada, misalnya
pada kapal, silo, atau tambang bawah tanah. Konsentrasi oksigen pada udara normal tidak boleh
kurang dari 19,5% volume udara.
·        Asfiksian kimia mencegah transport oksigen dan oksigenasi normal pada darah atau mencegah
oksigenasi normal pada kulit.
·        Contoh :
o                  Asfiksian sederhana : methane, ethane, hydrogen, helium
o                  Asfiksian kimia : carbon monoxide, nitrobenzene, hydrogen cyanide, hidrogen
sulphide
e)     Kanker
·        Karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara jelas telah terbukti pada manusia.
·        Kemungkinan karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara jelas sudah terbukti
menyebabkan kanker pada hewan .
·        Contoh :
o   Terbukti karsinogen pada manusia : benzene ( leukaemia);  vinylchloride  ( liver angiosarcoma) ;
2-naphthylamine, benzidine (kanker kandung kemih ); asbestos (kanker paru-paru ,
mesothelioma);
o   Kemungkinan karsinogen pada manusia : formaldehyde, carbon tetrachloride, dichromates,
beryllium
f)      Efek Reproduksi
·        Bahan-bahan beracun mempengaruhi fungsi reproduksi dan seksual dari seorang manusia.
·        Perkembangan bahan-bahan racun adalah faktor yang dapat memberikan pengaruh negatif
pada keturunan orang yang terpapar, sebagai contoh :aborsi spontan.
·        Contoh :
o                  Manganese, carbondisulphide, monomethyl dan ethyl ethers dari ethylene glycol,
mercury. Organic mercury compounds, carbonmonoxide, lead, thalidomide, pelarut.
g)     Racun Sistemik
·        Racun sistemik adalah agen-agen yang menyebabkan luka pada organ atau sistem tubuh.
·        Contoh :
o                  Otak : pelarut, lead, mercury, manganese
o                  Sistem syaraf peripheral : n-hexane, lead, arsenic, carbon disulphide
o                  Sistem pembentukan darah : benzene, ethylene glycol ethers
o                  Ginjal : cadmium, lead, mercury, chlorinated hydrocarbons
o                  Paru-paru : silica, asbestos, debu batubara ( pneumoconiosis )

 4. Pencegahan Faktor Lingkungan Kerja Kimia :


Ada beberapa cara pencegahan factor kimia lingkungan kerja antara lain:
  1.   Subtitusi
Yang dimaksud subtitusi adalah penggantian bahan-bahan berbahaya/beracun dengan bahan
yang tidak beracun, hal ini agak sukar dilaksanakan mengingat banyak dari bahan kimia yang
dipakai dalam proses produksi yang apabila diganti dengan bahan lain dapat mempengaruhi  dari
hasil produksi dengan kata lain produksi mungkin akan tidak sama bila memakai bahan aslinya
dan untuk mendapatkan hasil yang sama diperlukan penelitian-penelitian yang saksama dan
membutuhkan biaya tinggi.
2.  Isolasi
Isolasi yang dimaksud disini adalah mengisolir tempat atau ruangan-ruangan yang mengandung
aspek bahan kimia yang berbahaya dari para pekerja atau tidak kontak langsung bahan-bahan
berbahaya tersebut, cukup dilakukan dengan mengontrol dari luar atau tempat lain.
3.     Ventilasi
Ventilasi yang dimaksudkan disini adalah mengatur sirkulasi udara yang baik masuk kedalam
ruang kerja. Ada berapa macam ventilasi, tetapi disini yang dibicarakan adalah ventilasi
ekshauster. Ada dua macam ekshauster sebagai berikut:
a.     Lokal Ekshauster
Yaitu ekshauster yang dipakai hanya pada tempat dimana orang bekerja.
b.     General ekshauster.
   Yaitu ventilasi untuk seluruh ruangan
       4.  Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
Pemakaian alat pelindung diri hanya dilakukan apabila ketiga sistem tersebut diatas tidak dapat
mengurangi atau menghilangkan bahaya bahan kimia yang ada pada suatu lingkungan kerja
ataupun kurang efisien penggunaannya.
            Ada berapa macam alat pelindung diri antara lain:
a.    Masker
Alat ini dipakai untuk melidungi tenaga kerja dari debu ataupun uap, gas yang dapat masuk
kedalam tubuh melalui pernapasan.
              b.   Sarung tangan
Alat ini dipakai melindungi tenaga kerja dari kontak dengan bahan kimia berbahaya
    c.   Pakaian kerja
Alat ini dipakai untuk melindungi tenaga kerja dari kontak bahan kimia yang berbahaya.
d.     Respirator
Alat ini dipakai untuk melindungi pernapasan tenaga kerja dimana konsentrasi bahan kimia
dalam ruangan kerja dimungkinkan dengan hanya mermakai masker.

BIOLOGI
yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kuman-kuman penyakit yang terdapat di
udara yang berasal dari atau bersumber pada tenaga kerja yang menderita penyakit-penyakit
tertentu, misalnya : TBC, Hepatitis A/B, Aids,dll Faktor biologi ditempat kerja umumnya dalam
bentuk mikro organisma sebagai berikut :
a)     Bakteri 
Bakteri mempunyai tiga bentuk dasar yaitu bulat (kokus), lengkung dan batang (basil). Banyak
bakteri penyebab penyakit timbul akibat kesehatan dan sanitasi yang buruk, makanan yang tidak
dimasak dan dipersiapkan dengan baik dan kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi.
Contoh penyakit yang diakibatkan oleh bakteri : anthrax, tbc, lepra, tetanus, thypoid, cholera,
dan sebagainya.
b)     Virus
Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16 - 300 nano meter. Virus tidak mampu
bereplikasi, untuk itu virus harus menginfeksi sel inangnya yang khas. Contoh penyakit yang
diakibatkan oleh virus : influenza, varicella, hepatitis, HIV, dan sebagainya.
c)     Jamur
Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni, tetapi berbentuk lebih komplek karena berupa multi
sel. Mengambil makanan dan nutrisi dari jaringan yang mati dan hidup dari organisme atau
hewan lain.
d)     Mikroorganisme penyebab penyakit di tempat kerja
Beberapa literatur telah menguraikan infeksi akibat organisme yang mungkin ditemukan di
tempat kerja, diantaranya :
Daerah pertanian
Llingkungan pertanian yang cenderung berupa tanah membuat pekerja dapat terinfeksi oleh
mikroorganisme seperti : Tetanus, Leptospirosis, cacing, Asma bronkhiale atau keracunan
Mycotoxins yang merupakan hasil metabolisme jamur.

Di lingkungan berdebu (Pertambangan atau pabrik)


Di tempat kerja seperti ini, mikroorganisme yang mungkin ditemukan adalah bakteri penyebab
penyakit saluran napas, seperti : Tbc, Bronchitis dan Infeksi saluran pernapasan lainnya seperti
Pneumonia.
Di Laboratorium
Para pekerja di laboratorium mempunyai risiko yang besar terinfeksi, terutama untuk
laboratorium yang menangani organisme atau bahan-bahan yang megandung organisme
pathogen
Di Perkantoran : terutama yang menggunakan pendingin tanpa ventilasi alami
Para pekerja di perkantoran seperti itu dapat berisiko mengidap penyakit seperti : Humidifier
fever yaitu suatu penyakit pada saluran pernapasan dan alergi yang disebabkan organisme yang
hidup pada air yang terdapat pada system pendingin, Legionnaire disease penyakit yang juga
berhubungan dengan sistem pendingin dan akan lebih berbahaya pada pekerja dengan usia lanjut.

Cara penularan kedalam tubuh manusia


Banyak dari mikroorganisme ini dapat menyebabkan penyakit hanya setelah masuk kedalam
tubuh manusia dan cara masuknya kedalam tubuh, yaitu :
1.     Melalui saluran pernapasan
2.     Melalui mulut (makanan dan minuman)
3.     Melalui kulit apabila terluka

Mengontrol bahaya dari faktor biologi


Faktor biologi dan juga bahaya-bahaya lainnya di tempat kerja dapat dihindari dengan
pencegahan antara lain dengan :
1.     Penggunaan masker yang baik untuk pekerja yang berisiko tertular lewat debu yang
mengandung organism patogen
2.     Mengkarantina hewan yang terinfeksi dan vaksinasi
3.     Imunisasi bagi pekerja yang berisiko tertular penyakit di tempat kerja
4.     Membersihkan semua debu yang ada di sistem pendingin paling tidak datu kali setiap bulan
5.     Membuat sistem pembersihan yang memungkinkan terbunuhnya mikroorganisme yang patogen
pada system pendingin.
Dengan mengenal bahaya dari faktor biologi dan bagaimana mengotrol dan mencegah
penularannya diharapkan efek yang merugikan dapat dihindari

FISIOLOGI
yaitu potensi bahaya yang berasal atau yang disebabkan oleh penerapan ergonomi yang tidak
baik atau tidak sesuai dengan norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam melakukan pekerjaan
serta peralatan kerja, termasuk : sikap dan cara kerja yang tidak sesuai, pengaturan kerja yang
tidak tepat, beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan pekerja ataupun ketidakserasian
antara manusia dan mesin.
Fisiologi kerja merupakan suatu studi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dan
kelelahan selama otot bekerja. Relevansinya dengan Ergonomi antara lain :
-        Lokasi kelelahan otot dan gangguan trauma kumulatif
-          Saat seluruh tubuh kelelahan, mengurangi pekerjaan  dan penjadwalan istirahat
-          Stress panas, dengan kata lain beban panas metabolik

PSIKOLOGI
yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis
keenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti : penempatan
tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen atau
pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya
keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja
yang diperoleh, serta hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam
organisasi kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja.
Stress
·        Stress adalah tanggapan tubuh (respon) yang sifatnya non-spesifik terhadap setiap tuntutan
atasnya. Manakala tuntutan terhadap tubuh itu berlebihan, maka hal ini dinamakan stress.
·        Gangguan emosional yang di timbulkan : cemas, gelisah, gangguan kepribadian,
penyimpangan seksual, ketagihan alkohol dan psikotropika.
·        Penyakit-penyakit psikosomatis antara lain : jantung koroner, tekanan darah tinggi, gangguan
pencernaan, luka usus besar, gangguan pernapasan, asma bronkial, penyakit kulit seperti
eksim,dll.
Mengingat faktor psikologis (stress) kerja dapat mengakibatkan gangguan pada kesehatan
bahkan kecelakaan kerja, perlu adanya solusi untuk menanggulangi permasalahan tersebut,
diantaranya adalah dengan pemberian motivasi untuk para pekerja, menempatkan pekerja pada
bagian-bagian yang sesuai dengan kemampuan, dan menciptakan lingkungan kerja yang aman
dan nyaman

Anda mungkin juga menyukai