Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Thalasemia pertama kali ditemukan di sekitar Laut Tengah oleh seorang dokter di
Detroit USA yang bernama Thomas B. Cooley pada tahun 1925. Ia menjumpai anak-anak
yang menderita anemia dengan pembesaran limpa setelah berusia 1 tahun. Selanjutnya,
anemia ini dinamakan anemia splenic atau eritroblastosis atau anemia mediteranean atau
anemia Cooley sesuai dengan nama penemunya.(jurnal umum,2010)
Thalasemia merupakan penyakit keturunan terbanyak di dunia. Data WHO tahun 2003
menyebutkan 250 juta penduduk dunia (4,5%) membawa genetik Thalasemia. Presentasi
klinis Thalasemia di seluruh dunia mencapai 15 juta orang. Fakta ini mendukung
Thalasemia sebagai salah satu penyakit turunan yang terbanyak. (jurnal umum, 2010)
Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) tahun 2006 sekitar 7%
penduduk dunia diduga carrier Thalasemia, dan sekitar 300.000-500.000 bayi lahir dengan
kelainan ini setiap tahunnya. Thalasemia tidak hanya ditemukan di sekitar Laut Tengah,
tetapi juga di Asia Tenggara yang sering disebut sabuk Thalasemia.(jurnal umum, 2010)
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 menunjukkan prevalensi nasional
Thalasemia di Indonesia adalah 0,1%. Terdapat 6 provinsi yang menunjukkan prevalensi
Thalasemia lebih tinggi daripada prevalensi nasional. Beberapa dari 6 provinsi itu antara
lain adalah Aceh dengan prevalensi 13,4%, Jakarta dengan prevalensi 12,3%, Sumatera
Selatan dengan prevalensi 5,4%, Sumatera Utara dengan prevalensi 3,71%, Gorontalo
dengan prevalensi 3,1%, dan Kepulauan Riau dengan prevalensi 3%.
Dengan adanya kejadian thalasemia di Indonesia tersebut terutama di wilayah DKI
Jakarta, maka peran perawat sangat penting untuk dapat meningkatkan kesejahteraan
kesehatan bagi penderita thalassemia. Adapun peran perawat dalam asuhan keperawatan
pada pasien thalassemia, peran perawat adalah sebagai berikut :
1. Promotif, yaitu perawat berperan sebagai mengutamakan kegiatan yang bersifat
promosi kesehatan pada penyakit thalassemia. Contohnya masyarakat
mendapatkan pendidikan kesehatan tentang penyakit thalassemia.
2. Preventif, yaitu perawat berperan sebagai pencegahan terhadap suatu masalah
kesehatan atau penyakit yang berhubungan dengan penyakit thalassemia.

1
2

Contohnya perawat dapat memberikan informasi seperti menjaga makanan dengan


baik.
3. Kuratif, yaitu perawat berperan sebagai pengobatan yang ditujukan untuk
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian
penyakit atau pengendalian kecacatan agar kualitas pasien dapat terjaga seoptimal
mungkin. Contohnya perawat memberikan pengobatan secara teratur hasil
kolaborasi dengan dokter
4. Rehabilitatif, yaitu peran perawat sebagai untuk mengembalikan bekas pasien ke
dalam masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal
mungkin sesuai dengan kemampuannya. Contohnya perawat memberikan
penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit thalasemia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian thalassemia ?
2. Apa penyebab dari thalassemia ?
3. Apa tanda dan gejala dari thalassemia ?
4. Bagaimana pemeriksaan laboratorium pada penderita thalassemia ?
5. Bagaimana penatalaksanan dan pencegahan pada penderita thalassemia ?
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien thalassemia ?

C. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui pengertian dari thalasemia.
2. Dapat mengetahui penyebab dari penderita thalasemia.
3. Dapat mengetahui tanda dan gejala klinis dari penderita thalassemia.
4. Dapat mengetahui pemeriksaan laboratorium pada penderita thalasemia.
5. Dapat mengetahui penatalaksanaan dan pencegahan pada penderita thalasemia.
6. Dapat melakukan asuhan keperawatan pada pasien thalassemia.
3

D. Manfaat Penulisan
1. Pelayanan kesehatan
Sebagai bahan informasi dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
thalasemia sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya rumah
sakit.
2. Untuk pendidikan
Sebagai pengetahuan atau sumber informasi bagi tenaga kesehatan dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit thalasemia.
3. Untuk pasien/masyarakat
Sebagai bahan informasi bagi populasi yang beresiko ataupun carrier thalasemia agar
dapat melakukan pencegahan.
4. Untuk penulis
Sebagai sarana bagi penulis untuk menambah wawasan mengenai thalasemia.

Anda mungkin juga menyukai