Anda di halaman 1dari 15

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Asal keturunan/kewarganegaraan
Thalasemia banyak dijumpai pada bangsa disekitar laut tengah (mediterania). Seperti
turki, yunani, Cyprus, dll. Di Indonesia sendiri, thalassemia cukup banyak dijumpai
pada anak, bahkan merupakan penyakit darah yang paling banyak diderita.
2. Umur
Pada thalasemia mayor yang gejala klinisnya jelas, gejala tersebut telah terlihat sejak
anak berumur kurang dari 1 tahun. Sedangkan pada thalasemia minor yang gejalanya
lebih ringan, biasanya anak baru datang berobat pada umur sekitar 4 – 6 tahun.
3. Riwayat kesehatan anak
Anak cenderung mudah terkena infeksi saluran napas bagian atas infeksi lainnya. Hal
ini mudah dimengerti karena rendahnya Hb yang berfungsi sebagai alat transport.
4. Pertumbuhan dan perkembangan
Sering didapatkan data mengenai adanya kecenderungan gangguan terhadap tumbuh
kembang sejak anak masih bayi, karena adanya pengaruh hipoksia jaringan yang
bersifat kronik. Hal ini terjadi terutama untuk thalassemia mayor. Pertumbuhan fisik
anak adalah kecil untuk umurnya dan ada keterlambatan dalam kematangan seksual,
seperti tidak ada pertumbuhan rambut pubis dan ketiak. Kecerdasan anak juga dapat
mengalami penurunan. Namun pada jenis thalasemia minor sering terlihat
pertumbuhan dan perkembangan anak normal.
5. Pola makan
Karena adanya anoreksia, anak sering mengalami susah makan, sehingga berat badan
anak sangat rendah dan tidak sesuai dengan usianya.
6. Pola aktivitas
Anak terlihat lemah dan tidak selincah anak usianya. Anak banyak tidur / istirahat,
karena bila beraktivitas seperti anak normal mudah merasa lelah

18
19

7. Riwayat kesehatan keluarga


Karena merupakan penyakit keturunan, maka perlu dikaji apakah orang tua yang
menderita thalassemia. Apabila kedua orang tua menderita thalassemia, maka anaknya
berisiko menderita thalassemia mayor. Oleh karena itu, konseling pranikah sebenarnya
perlu dilakukan karena berfungsi untuk mengetahui adanya penyakit yang mungkin
disebabkan karena keturunan.
8. Riwayat ibu saat hamil (Ante Natal Core – ANC)
Selama Masa Kehamilan, hendaknya perlu dikaji secara mendalam adanya faktor
risiko thalassemia. Sering orang tua merasa bahwa dirinya sehat. Apabila diduga
faktor resiko, maka ibu perlu diberitahukan mengenai risiko yang mungkin dialami
oleh anaknya nanti setelah lahir. Untuk memestikan diagnosis, maka ibu segera
dirujuk ke dokter.
9. Data keadaan fisik anak thalassemia yang sering didapatkan diantaranya adalah:
a. Keadaan umum
Anak biasanya terlihat lemah dan kurang bergairah serta tidak selincah aanak
seusianya yang normal.
b. Kepala dan bentuk muka
Anak yang belum/tidak mendapatkan pengobatan mempunyai bentuk khas, yaitu
kepala membesar dan bentuk mukanya adalah mongoloid, yaitu hidung pesek
tanpa pangkal hidung, jarak kedua mata lebar, dan tulang dahi terlihat lebar.
c. Mata dan konjungtiva terlihat pucat kekuningan
d. Mulut dan bibir terlihat pucat kehitaman
e. Dada
Pada inspeksi terlihat bahwa dada sebelah kiri menonjol akibat adanya pembesaran
jantung yang disebabkan oleh anemia kronik.
f. Perut
Kelihatan membuncit dan pada perabaan terdapat pembesaran limpa dan hati
( hepatosplemagali).
g. Pertumbuhan fisiknya terlalu kecil untuk umurnya dan BB nya kurang dari normal.
Ukuran fisik anak terlihat lebih kecil bila dibandingkan dengan anak-anak lain
seusianya.
20

h. Pertumbuhan organ seks sekunder untuk anak pada usia pubertas


Ada keterlambatan kematangan seksual, misalnya, tidak adanya pertumbuhan
rambut pada ketiak, pubis, atau kumis. Bahkan mungkin anak tidak dapat
mencapai tahap adolesense karena adanya anemia kronik.
i. Kulit
Warna kulit pucat kekuning- kuningan. Jika anak telah sering mendapat transfusi
darah, maka warna kulit menjadi kelabu seperti besi akibat adanya penimbunan zat
besi dalam jaringan kulit (hemosiderosis).

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan berkurangnya komponen
seluler yang menghantarkan oksigen/nutrisi
2. Intoleransi aktifitas b.d tidak seimbangnya kebutuhan dan suplai oksigen
3. Ketidakseimbangan nitrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia
4. Kelelahan b.d  malnutrisi, kondisi sakit
5. PK: Perdarahan
6. Nyeri b.d penyakit kronis
7. Kecemasan (orang tua) b.d kurang pengetahuan

C. Rencana Keperawatan
RENCANA KEPERAWATAN
No DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI
1. Ketidakefektifan NOC NIC
perfusi jaringan b.d      Perfusi 1.Monitor Tanda Vital
berkurangnya Jaringan : Perifer Definisi: Mengumpulkan dan
komponen      Status sirkulasi menganalisis sistem
seluler yang menghant Kriteria Hasil: kardiovaskuler, pernafasan
arkan oksigen/nutrisi       Klien dan suhu untuk menentukan 
menunjukkan dan mencegah komplikasi
perfusi jaringan Aktifitas:
yang 1.Monitor tekanan darah ,
adekuat yang ditunj nadi, suhu dan RR tiap 6
ukkan dengan jam atau sesuai indikasi
21

terabanya nadi 2.Monitor frekuensi dan


perifer, kulit kering irama pernapasan
dan hangat, 3.Monitor pola pernapasan
keluaran urin abnormal
adekuat, dan tidak 4.Monitor suhu, warna dan
ada distres kelembaban kulit
pernafasan. 5.Monitor sianosis perifer
2.   Monitor status neurologi
Definisi: Mengumpulkan
dan menganalisis data pasien
untuk meminimalkan dan
mencegah komplikasi
neurologi
Aktifitas:
1.Monitor ukuran, bentuk,
simetrifitas, dan reaktifi-
tas pupil
2.Monitor tingkat kesada-ran
klien
3.Monitor tingkat orientasi
4.Monitor GCS
5.Monitor respon pasien
terhadap pengobatan
6.Informasikan pada dokter
tentang perubahan kondisi
pasien
3.   Manajemen cairan
Definisi:    Mempertahankan
keseimbangan cairan dan
mencegah komplikasi akibat
kadar cairan yang abnormal.
Aktifitas:
22

1.Mencatat intake dan output


cairan
2.Kaji adanya tanda-tanda
dehidrasi (turgor kulit
jelek, mata cekung, dll)
3.Monitor status nutrisi
4.Persiapkan pemberian
transfusi ( seperti
mengecek darah dengan
identitas pasien,
menyiapkan terpasangnya
alat transfusi)
5.Awasi pemberian
komponen darah/transfuse
6.Awasi respon klien selama
pemberian komponen 
darah
7.Monitor hasil laboratorium
(kadar Hb, Besi serum,
angka trombosit)
2. Intoleransi aktifitas NOC NIC
b.d tidak seimbangnya      Konservasi 1.   Manajemen energy
kebutuhan dan suplai Energi Definisi: Mengatur
oksigen      Perawatan Diri: penggunaan energi untuk
ADL mencegah kelelahan dan
Kriteria Hasil: mengoptimalkan fungsi
     Klien dapat Aktifitas:
melakukan aktifitas 1.  Tentukan keterbatasan
yang dianjurkan aktifitas fisik pasien
dengan tetap 2.  Kaji persepsi pasien
mempertah-ankan tentang penyebab
tekanan darah, nadi, kelelahan yang dialaminya
dan frekuensi 3.  Dorong pengungkapan
23

pernafasan dalam pera-san klien tentang


rentang normal adanya kelemahan fisik
4.  Monitor intake nutrisi
untuk meyakinkan sumber
energi yang cukup
5.  Konsultasi dengan ahli
gizi tentang cara
peningkatan energi
melalui makanan
6.  
Monitor respon kardiopul
monari terhadap aktifitas
(seperti takikardi, dispnea,
disritmia, diaporesis,
frekuensi pernafasan,
warna kulit, tekanan
darah)
7.   Monitor pola dan
kuantitas tidur
8.   Bantu pasien
menjadwalkan istirahat
dan aktifitas
9.   Monitor respon
oksigenasi pasien selama
aktifitas
10.        Ajari pasien untuk
mengenali  tanda dan
gejala kelelahan sehingga
dapat mengurangi
aktifitasnya.
2.   Terapi Oksigen
Definisi: Mengelola
24

pemberian oksigen dan


memonitor keefektifannya
Aktifitas:
1.Bersihkan mulut, hidung,
trakea bila ada secret
2.Pertahankan kepatenan
jalan nafas
3.Atur alat oksigenasi
termasuk humidifier
4.Monitor aliran oksigen
sesuai program
5.Secara periodik, monitor
ketepatan pemasangan alat
3. Ketidakseimbangan NOC NIC
nitrisi kurang dari       Status Nutrisi 1.   Manajemen Nutrisi
kebutuhan tubuh b.d       Status Nutrisi: Definisi: Membantu dan atau
anoreksia Energi menyediakan asupan
      Kontrol Berat makanan dan cairan yang
Badan seimbang
Kriteria Hasil : Klien Aktifitas:
menunjukkan 1.      Tanyakan pada pasien
      Pencapaian tentang alergi terhadap
berat badan normal makanan
yang diharapkan 2.      Tanyakan makanan
      Berat badan kesukaan pasien
sesuai dengan umur 3.      Kolaborasi dengan ahli
dan tinggi badan gizi tentang jumlah
      Bebas dari tanda kalori dan tipe nutrisi
malnutrisi yang dibutuhkan (TKTP)
4.      Anjurkan masukan
kalori yang tepat yang
sesuai dengan kebutuhan
energy
25

5.      Sajikan diit dalam


keadaan hangat

2.   Monitor  Nutrisi


Definisi : Mengumpulkan
dan menganalisis data pasien
untuk mencegah atau
meminimalkan malnutrisi
Aktifitas:
1.Monitor adanya penurunan
BB
2.Ciptakan  lingkungan
nyaman selama klien
makan.
3.Jadwalkan pengobatan dan
tindakan, tidak selama jam
makan.
4.Monitor kulit (kering) dan
perubahan pigmentasi
5.Monitor turgor kulit
6.Monitor mual dan muntah
7.Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, kadar
hematocrit
8.Monitor kadar limfosit dan
elektrolit
9.Monitor pertumbuhan dan
perkembangan.
4. Kelelahan b.d  NOC NIC
malnutrisi, kondisi       Konservasi 1.   Manajemen energy
sakit Energi Definisi: Mengatur
penggunaan
26

energy untuk mencegah
Kriteria Hasil: Klien kelela-han & mengoptimalka
menunjukkan n fungsi
      Istirahat dan Aktifitas:
aktivitas seimbang 1.      Tentukan keterbatasan
      Mengetahui aktifitas fisik klien
keterbatasanan 2.      Kaji persepsi pasien
energinya tentang penyebab
      Mengubah gaya kelelahan
hidup sesuai tingkat 3.      Dorong pengungkapan 
energy perasaan tentang
      Memelihara kelemahan fisik
nutrisi yang 4.      Monitor intake nutrisi
adekuat untuk meyakinkan
      Energi yang sumber energi yang
cukup untuk cukup
beraktifitas 5.      Konsultasi dengan ahli
gizi tentang cara
peningkatan energi
melalui makanan
6.      Monitor respon
kardiopumonari terhadap
aktifitas (seperti
takikardi, dispnea,
disritmia,
diaporesis,frekuensi
pernafasan, wwarna
kulit, tekanan darah)
7.      Monitor pola dan
kuantitas tidur
8.      Bantu klien 
menjadwalkan istirahat
27

dan aktifitas
2.      Terapi Oksigen
Definisi: Mengelola
pemberian oksigen dan
memonitor keefektifannya
Aktifitas:
1.Bersihkan mulut, hidung,
trakea bila ada secret
2.Pertahankan kepatenan
jalan nafas
3.Atur alat oksigenasi
termasuk humidifier
4.Monitor aliran oksigen
sesuai program
5.Secara periodik, monitor
ketepatan pemasangan
alat
3.      Manajemen cairan
Definisi:  Mempertahankan
keseimbangan cairan dan
mencegah komplikasi
akibat kadar cairan yang
abnormal.
Aktifitas:
1.      Persiapkan pemberian
transfusi (seperti
mengecek darah dengan
identitas pasien,
menyiapkan
terpasangnya alat
transfusi)
2.      Awasi pemberian
28

komponen 
darah/transfusi
3.      Awasi respon klien
selama pemberian
komponen  darah
4.      Monitor hasil
laboratorium (kadar Hb,
Besi serum)

5. PK: Perdarahan Mencegah/ Aktifitas


meminimalkan  1.    Monitor tanda-tanda
terjadinya perdarahan perdarahan dan perubahan
tanda vital
2.    Monitor hasil laboratoium,
seperti Hb, angka trombosit,
hematokrit, angka eritrosit, dll
3. Gunakan alat-alat yang aman
untuk mencegah perdarahan  
(sikat  gigi yang lembut, dll)
    (

6. Nyeri b.d penyakit NOC NIC


kronis ·         Mengontrol 1.    Manajemen nyeri
Nyeri Definisi : mengurangi nyeri dan
·         Menunjukkan menurunkan tingkat nyeri yang
tingkat nyeri dirasakan pasien.
Kriteria Hasil: Klien Aktfitas:
dapat Lakukan pengkajian nyeri
·         Mengenali secara komprehensif termasuk
faktor penyebab tingkat nyeri ( dengan “face
·         Mengenali scale”), lokasi, karakteristik,
lamanya (onset ) sakit durasi, frekuensi, dan faktor
29

·         Menggunakan presipitasi
cara non analgetik Observasi reaksi nonverbal
untuk mengurangi dari        ketidaknyamanan
nyeri pasien (misalnya menangis,
·         Menggunakan meringis, memegangi bagian
analgetik sesuai tubuh yang nyeri, dll)
kebutuhan Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
Jelaskan pada pasien tentang
nyeri yang dialaminya, seperti
penyebab nyeri, berapa lama
nyeri mungkin akan dirasakan,
metode sederhana untuk
mengalihkan rasa nyeri, dll.
Evaluasi bersama pasien dan
tim kesehatan lain tentang
pengalaman nyeri dan
ketidakefektifan kontrol nyeri
pada masa lampau
Atur lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan
kebisingan
Kurangi faktor pencetus nyeri
pada pasien

2. Pemberian analgetik
Definisi: Penggunaan agen
farmakologi untuk
menghentikan atau mengurangi
nyeri.
30

Aktifitas:
Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat.
Cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi pada pasien
Kolaborasi pemilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri, rute pemberian, dan
dosis optimal
Monitor tanda vital sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik
Kolaborasi pemberian
analgesik tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
Monitor respon klien terhadap
penggunaan analgetik
7. Kecemasan (orang NOC : NIC
tua) b.d kurang ·         Kontrol 1.    Menurunkan cemas
pengetahuan Kecemasan Definisi: Meminimalkan rasa
Kriteria Hasil : takut, cemas, merasa dalam
·         Klien mampu bahaya atau ketidaknyamanan
mengidentifikasi dan terhadap sumber yang tidak
mengungkapkan diketahui.
gejala cemas Aktifitas:
·         Mengidentifikas 1.      Gunakan pendekatan
i, mengungkapkan, dengan konsep atraumatik care
dan menunjukkan 2.      Jangan memberikan
teknik untuk jaminan tentang prognosis
mengontrol cemas penyakit
·         Vital sign (TD, 3.      Jelaskan semua prosedur
31

nadi, respirasi) dalam dan dengarkan keluhan klien


batas normal 4.      Pahami harapan pasien
·         Postur tubuh, dalam situasi stres
ekspresi wajah, bahasa 5.      Temani pasien untuk
tubuh, dan tingkat memberikan keamanan dan
aktivitas menunjukkan mengurangi takut
berkurangnya 6.      Bersama tim kesehatan,
kecemasan. berikan informasi  mengenai
·         Menunjukkan diagnosis, tindakan prognosis
peningkatan 7.      Anjurkan keluarga untuk
konsentrasi dan menemani anak dalam
akurasi dalam berpikir pelaksanaan tindakan
keperawatan
8.      Lakukan massage pada
leher dan punggung, bila perlu
9.      Bantu pasien mengenal
penyebab kecemasan
10.  Dorong pasien/keluarga 
untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan, persepsi
tentang penyakit
11.  Instruksikan pasien
menggunakan teknik relaksasi
(sepert tarik napas
dalam, distraksi, dll)
12.  Kolaborasi pemberian obat
untuk mengurangi kecemasan

D. Evaluasi
1. Tidak adanya gangguan perfusi jaringan
2. Nutrisi terpenuhi
3. Tidak adanya gangguan intoleransi aktivitas
4. Berkurangnya resiko tinggi infeksi
32

5. Bertambahnya pengetahuan keluarga tentang thalasemia


6. Koping keluarga efektif

Anda mungkin juga menyukai