Anda di halaman 1dari 10

MAKALA BIOTEKNOLOGI

(Peran Bioteknologi Pada Berbagai Kehidupan)

Di susun oleh :

Nama : Yesika Sitinjak

NIM : 2018-59-017

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITA PAPUA

2020
A. Peangantar Peran Bioteknologi Pada Manusia
Perkembangan peradaban manusia telah membawa kita kepada sebuah era yang
sangat berbeda dari beberapa dasawarsa sebelumnya. Manusia telah mengalami
perubahan pandangan dalam melihat eksistensi dirinya di tengah kemajuan iptek saat
ini. Seolah-olah manusia berlomba dengan waktu dalam memaksimalkan
pemanfaatan alam sebesar-besarnya untuk mensejahterakan umat manusia. Akan
tetapi esensi dari usaha untuk mengoptimalkan produksi pangan demi kesejahteraan
manusia kadang terlupakan menjadi sebuah usaha yang sangat eksploitif.
Alam sudah menyediakan segalanya demi keberlangsungan hidupnya umat manusia.
Akan tetapi manusia memiliki keterbatasan dalam hal mengolahnya sehingga secara
terus menerus ada upaya mencari jalan pemecahannya. Fakta tentang adanya sumber
daya alam yang melimpah dengan kecendrungan yang semakin berkurang seiring
masa berlalu mengakibatkan manusia berfikir mencari solusi dari permasalahan
tersebut. Hal tersebut terjadi dalam upaya memenuhi kebutuhan manusia akan sumber
pangan. Seperti yang dikemukakan oleh Maslow bahwa kecendrungan pertambahan
penduduk tidak seimbang dengan pertambahan ketersediaan pangan. Sehingga para
ilmuwan berupaya menemukan cara mengoptimalkan hasil pertanian dan peternakan
melalui pemanfaatan teknik baik dari tingkat paling sederhana sampai yang moderen.
Pemanfaatan bioteknologi dalam usaha meningkatkan ketersediaan pangan dan bahan
kesehatan telah mendapatkan hasil yang memuaskan dengan ditemukan teknik kultur
jaringan, kloning dan rekayasa antibiotika dan lain-lain.
Bioteknologi adalah terapan atau cabang ilmu biologi yang melibatkan displin
ilmu mikrobilogi , biokimia , antibiotika , dan biologi monokuler. Definisi
bioteknologi secara klasik atau konvensional adalah teknologi yang memanfaatkan
agen hayati atau bagian-bagiannya untuk menghasilkan barang dan jasa dalam skala
industri untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan jika ditinjau secara modern ,
bioteknologi adalah pamanfaatan agen hayati atau bagian-bagian yang sudah
direkayasa secara in vitro untuk menghasilkan barang dan jasa pada skala industri.
Bioteknologi dikembangkan untuk meningkatkan nalai bahan mentah dagan
memanfaatkan kemampuan mikroorganisme atau bagian-bagiannya misalnya bakteri
dan kapang. Selain itu bioteknologi juga memanfaatkan sel tumbuhan atau sel hewan
yang dibiakkan sebagai bahan dasar sebagai proses industri.
Penerapan bioteknologi pada umumnya mencakup produksi sel atau biomassa dan
perubahan atau transformasi kimia yang diinginkan. Transformasi kimia itu lebih
lanjut dapat dibagi menjadi dua bagian , yakni :
 Pembentukan suatu produk akhir yang diinginkan , contohnya enzim antibiotik
asam organik dan steroid.
 Penguraian bahan sisa produksi , contohnya buangan air limbah , destruksi
buangan industri , atau tumpahan minyak.

Dewasa ini , penerapan bioteknologi sangat penting diberbagai bidang , misalnya di


bidang pengolahan bahan pangan , farmasi , kedokteran pengolahan limbah ,
pertanian perlindungan alam dan pertambangan.

Bioteknologi dapat diartikan sebagai pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dan


teknologi dengan menggunakan mekhluk hidup sebagai alat bantu untuk
menghasilkan produk atau jasa guna kepentingan manusia. Bioteknologi bukanlah
suatu disiplin ilmu melainkan peranan ilmu (suatu teknik dalam biologi). Dalam
bioteknologi , makhluk hidup digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa dengan
alasan karena makhluk hidup :

 Senantiasa berkembangbiak dan dapat dibiakkan (terbaharukan).


 Mudah diperoleh.
 Sifatnya dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan.
 Dapat menghasilkan berbagai macam produk yang dibutuhkan.

Bioteknologi Konvensional yaitu pemanfaatan makhluk hidup untuk menghasilkan


produk atau jasa sudah banyak dilakukan sejak dulu. Di Indonesia , orang telah lama
mengenal proses pembuatan tape , tuak dan tempe dengan menggunakan
mikroorganisme.

B. Peran Bioteknologi Pada Manusia


1. Penerapan Bioteknologi Pada Produksi Pangan
Bioteknologi dalam produksi bahan pangan menggunakan mikroorganisme untuk
mengubahbahan pangan menjadi bentuk lain melalui proses fermentasi.Fermentasi
adalah proses merombak suatu senyawa organik menjadi zat organik yang lebih
sederhana dengan bantuan mikroorganisme.Fermentasi bahan makanan dilakukan
untuk meningkatkan nilai bahan makanan menjadi produk yang diinginkan.Selain
itu mikroorganisme juga berperan dalam penciptaan makanan baru dari biomassa
sel yang disebut protein sel tunggal.
Beberapa faktor yang mendorong budi daya mikroorganisme penghasil PST
antara lain, yaitu
a) Laju pertumbuhan sangat cepat dan waktu penggandaan relatif singkat,serta
masih mungkin diperpendek untuk menghasilkan massa pangan yang setara.
b) Dapat menggunakan berbagai macam substrat bergantung dari  jenis mikroba
yang digunakan.
c) Dapat dilakukan perencanaan produksi,sebab produksi PST tidak bergantung
perubahan iklim dan musim.
d) Memiliki kandungan protein lebih tinggi daripada hewan dan tumbuhan.

Tahapan produksi PST antara lain sebagai berikut.

a) Pemilihan dan penyiapan sumber karbon.


b) Penyiapan media yang mengandung sumber karbon, sumber nitrogen, fosfor,
dan unsure lain yang penting.
c) Pencegahan kontaminasi media sterilisasi.
d) Pembiakan mikroba yang diperlukan.
e) Pemisahan biomassa mikroba dari cairan fermentasi.
f) Penanganan lanjut biomassa dengan purifikasi(pemurnian)
2. Penerapan Bioteknologi di bidang farmasi/ Kedokteran
Bidang Kesehatan Bioteknologi juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
misalnya dalam pembuatan antibodi monoklonal, pembuatan vaksin, terapi gen
dan pembuatan antibiotik.
Proses penambahan DNA asing pada bakteri merupaka prospek untuk
memproduksi hormon atau obat-obatan di dunia kedokteran. Contohnya pada
produksi hormon insulin, hormon pertumbuhan dan zat antivirus yang disebut
interferon. Orang yang menderita diabetes melitus membutuhkan suplai insulin
dari luar tubuh. Dengan menggunakan teknik DNA rekombinan, insulin dapat
dipanen dari bakteri. Beberapa penyakit menurun atau kelainan antibiotik dapat
disembuhkan dengan cara menyisipkan gen yang kurang pada penderita, cara ini
dikenal dengan istilah terapi gen. Berikut penerapan bioteknologi pada bidang
kesehatan:
a) Insulin
Sel bakteri yang biasa digunakan dalam pembuatan insulin adalah bakteri
E.coli.Proses pembuatan insulin tersebut adalah sebagai berikut.:
1. Sel bakteri  E.coli diambil plasmidnya.
2. Gen insulin dari sel hewan diambil dan disambungkan ke dalam plasmid
bakteri sehingga membentuk kimera (DNA rekombinan).
3. Kimera tersebut dimasukkan ke dalam sel bakteri E.coli.
4. Bakteri E.coli tersebut dikulturkan untuk dikembangbiakkan.
5. Bakteri-bakteri hasil pembelahan mengandung plasmid yang sama dengan
bakteri semula sehingga mampu juga menghasilkan  insulin.

b) Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal adalah antibody yang diperoleh dari suatu sumber
tunggal atau sel klona yang hanya mengenal satu jenis antigen.
Antibodi monoklonal memiliki manfaat, yaitu :
1. Mendeteksi hormone carionik gonadotropin (HCG) dalam urine wanita
hamil.
2. Mengikat racun dan menonaktifkannya
3. Mencegah penolakan jaringan terhadap hasil transplantasi jaringan lain.

c) Vaksin
Teknologi rekombinasi DNA juga digunakan dalam pembuatan  vaksin.
Prinsip-prinsip rekayasa antibiotika dalam pembuatan vaksin adalah sebagai
berikut.
1. Mengisolasi gen-gen dari organisme penyebab sakit yang berperan dalam
mengasilkan antigen.
2. Menyisipkan gen-gen tersebut ke tubuh organisme yang kurang patogen.
3. Mengulturkan organisme hasil rekayasa  sehingga menghasilkan antigen
dalam jumlah banyak.
4. Mengekstraksi antigen,lalu digunakan sebagai vaksin.

d)Antibiotik
Antibiotik merupakan senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme,dimana
senyawa tersebut mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme
lain.Pada tahun 1924 Alexander Flemming menemukan zat antibiotik dari
jamur Peniillium notatum yang disebut penisilin.Berikut ini beberapa contoh
antibiotik yang dihasilkan oleh mikroorganisme.      

e)Interferon
Interferon merupakan suatu senyawa anti virus yang dapat mengobati
beberapa jenis kanker dan beberapa jenis leukemia. Selain itu interferon juga
berfungsi untuk mengobati hepatitis, herpes simpleks, dan herpes zooter.
Interferon dihasilkan melalui fusi gen.

f)Terapi Antibiotik
Terapi genetic adalah perbaikan kelainan genetic dengan memperbaiki gen.
Setiap kelainan genetic yang disebabkan alel tunggal yang rusak, secara
teoritis mungkin untuk diganti dengan alel yang masih berfungsi normal.
Dengan mengetahui alel tunggal yang rusak maka dapat diupayakan untuk
memperbaiki atau , mengganti gen yang rusak dengan teknik rekombinasi gen
atau terapi genetic. Agar gen yang disisipkan atau diganti dalam terapi genetic
bersifat permanen maka sel-sel yang diterapi haruslah sel yang memperbanyak
diri sepanjang hidupnya (sel sumsum tulang) sehingga alel yang dicangkokan
dapat bereplikasi dan terus diekspresikan. Terapi genetic dapat dilakukan
untuk mengobati penyakit immunodefisiensi atau penyakit tidak memiliki
kekebalan tubuh karena sel T limfosit tidak mampu memproduksi hormone
adenosine deaminase (ADA). Terapi lain yang sudah dilakukan, yaitu untuk
mengobati kanker kulit.
3. Penerapan Bioteknologi di Bidang Pertanian
Bidang Pertanian Adanya perbaikan sifat tanaman dapat dilakukan dengan teknik
modifikasi antibiotik dengan bioteknologi melalui rekayasa antibiotika untuk
memperoleh varietas unggul, produksi tinggi, tahan hama, patogen, dan herbisida.
Perkembangan Biologi Molekuler memberikan sumbangan yang besar terhadap
kemajuan ilmu pemuliaan ilmu tanaman (plant breeding). Suatu hal yang tidak
dapat dipungkiri bahwa perbaikan genetis melalu pemuliaan tanaman
konvemsional telah memberikan kontribusi yng sangat besar dalam penyediaan
pangan dunia.
Dalam bidang pertanian telah dapat dibentuk tanaman dengan memanfaatkan
mikroorganisme dalam fiksasi nitogen yang dapat membuat pupuknya sendiri
sehingga dapat menguntungkan pada petani. Demikian pula terciptanya tanaman
yang tahan terhadap tanah gersang. Mikroba yang di rekayasa secara antibiotik
dapat meningkatkan hasil panen pertanian, demikian juga dalam cara lain, seperti
meningkatkan kapasitas mengikat nitrogen dari bacteri Rhizobium. Keturunan
bacteri yang telah disempurnakan atau diperbaiki dapat meningkatkan hasil panen
kacang kedelai sampai 50%. Rekayasa antibiotik lain sedang mencoba
mengembangkan turunan dari bacteri Azotobacter yang melekat pada akar tumbuh
bukan tumbuhan kacang-kacangan (seperti jagung) dan mengembangbiakan,
membebaskan tumbuhan jagung dari ketergantungan pada kebutuhan pupuk
amonia (pupuk buatan).
Hama tanaman merupakan salah satu kendala besar dalam budidaya tanaman
pertanian. Untuk mengatasinya, selama ini digunakan pestisida. Namun ternyata
pestisida banyak menimbulkan berbagai dampak negatif, antara lain matinya
organigme nontarget, keracunan bagi hewan dan manusia, serta pencemaran
lingkungan. Oleh karena itu, perlu dicari terobosan untuk mengatasi masalah,
tersebut dengan cara yang lebih aman. Kita mengetahui bahwa mikroorganisme
yang terdapat di alam sangat banyak, dan setiap jenis mikroorganisme tersebut
memiliki sifat yang berbeda-beda. Dari sekian banyak jenis mikroorganisme, ada
suatu kelompok yang bersifat patogenik (dapat menyebabkan penyakit) pada
hama tertentu, namun tidak menimbulkan penyakit bagi makhluk hidup lain.
Contoh mikroorganisme tersebut adalah bakteri Bacillus thuringiensis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bacillus thuringiensis mampu menghasilkan
suatu protein yang bersifat toksik bagi serangga, terutama seranggga dari ordo
Lepidoptera. Protein ini bersifat mudah larut dan aktif menjadi toksik, terutama
setelah masuk ke dalam saluran pencemaan serangga. Bacillus thuringiensis
mudah dikembangbiakkan, dan dapat dimafaatkan sebagai biopestisida pembasmi
hama tanaman. Pemakaian biopestisida ini diharapkan dapat mengurangi dampak
negatif yang timbul dari pemakaian pestisida kimia. Dengan berkembangnya
bioteknologi, sekarang dapat diperoleh cara yang lebih efektif lagi untuk
membasmi hama.
Pada saat ini sudah dikembangkan tanaman transgenik yang resisten terhadap
hama. Tanaman transgenik diperoleh dengan cara rekayasa antibiotika. Gen yang
mengkode pembentukan protein toksin yang dimiliki oleh B. thuringiensis dapat
diperbanyak dan disisipkan ke dalam sel beberapa tanaman budidaya. Dengan
cara ini, diharapkan tanaman tersebut mampu menghasilkan protein yang bersifat
toksis terhadap serangga sehingga pestisida tidak diperlukan lagi.
Pembuatan tanaman yang mampu mengikat nitrogen dari udara bebas dengan
menginjeksi bakteri Rhizobium kedalam tanaman tersebut.
a. Tanaman Transgenik
Rekayasa antibiotika dapat dilakukan pada berbagai jenis tanaman untuk
menghasilkan tanaman dengan sifat yang dikehendaki manusia disebut
tanaman transgenic.Tanaman transgenik yaitu tanaman yang telah disisipi gen
bakteri
b. Mikroorganisme Pembasmi Hama Tanaman
Mikroorganisme dapat digunakan untuk pengendalian hama dan penyakit
secara biologi yang disebut dengan biopeptisida mikroba.
4. Penerapan Bioteknologi di Bidang Perternakan
a. Hewan Transgenik
Hewan transgenik adalah hewan yang telah disisipi gen-gen tertentu yang
dibutuhkan manusia.
Contoh: Domba transgenic yang dapat menghasilkan susu untuk menolong
penderita hemophilia karena mengandung protein pembeku darah.
b. Hormon BGH (Bovine Growth Hormone) dan BST (Bovine Somatotrapi)
Hormon  BGH adalah hormone pemacu pertumbuhan hewan
ternak.Penyuntikan hormone BGH pada sapi perah ternyata dapat
meningkatkan produksi susu selain meningkatkan produksi daging. Cara
memproduksi hormone BGH untuk meningkatkan produksi susu dan daging
pada sapi adalah sebagai berikut.
1. Plasmid bakteri Eschericha coli disisipi dengan gen somatotropi
sapi,kemudian plasmid tersebut dimasukkan lagi kedalam bakteri.
2. Bakteri baru ini ditumbuhkan kedalam ferfermenter,kemudian
somatotropin diisolasi  dari bakteri dan dimurnikan sehingga siap untuk
diinjeksi ke sapi guna meningkatkan produksi susu dan daging.
5. Penerapan Bioteknologi di Bidang Pengelolahan Limbah
Pengolahan Limbah Sampah atau limbah merupakan bahan pencemar lingkungan
yang mengancam kehidupan. Oleh kerena itu harus ada upaya penanggulangan
limbah. Penanggulangan sampah dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya
ditimbun, dibakar dan didaur ulang. Diantara semua cara itu, cara yang terbaik
adalah dengan cara didaur ulang. Slah satu contoh proses daur ulang sampah yang
telah diuji pada beberapa sampah tumbuhan adalah proses pirolisis, yaitu proses
dekomposisi sampah dengan suhu tinggi pada kondisi tanpa oksigen (anaerob).
Dengan cara ini sampah dapat diubah menjadi arang, gas (misalnya metana), dan
bahan anorganik. Bahan-bahan tersebut dapat dimanfaatkan kembali sebagai
bahan bakar. Keunggulan dari bahan bakar hasil proses ini adalah kandungan
sulfur yang rendah sehingga dapat mengurangi pencemaran udara. Bahan dari
pembakaran makroorganik (dari hewan, tumbuhan, manusia), denagn bantuan
mikroorganisme (misalnya bakteri dan jamur), dengan bantuan hewan-hewan
kecil disebut kompos. Dalam pembuatan kompossangat diperlukan
mokroorganisme. Jenis mikroorganisme yang diperlukan dalam pembuatan
kompos tergantung pada bahan organik yang digunakan serta proses yang
berlangsung (misalnya proses itu secara aerob atau anaerob). Selama proses
pengomposan, terjadi penguraian terhadap selulosa dan pembentukan asam
organik, terutama asam humat. Asam humat penting dalam pembentukan humus.
Hasil pengomposan terutama bermanfaat sebagai pupuk. Dengan perkembangan
bioteknologi, kini pencemaran lingkungan dapat semakin dikurangi dengan
berbagai teknik pengolahan limbah, misalnya pengolahan minyak, air limbah dan
plastik.
6. Peran Bioteknologi di Bidang Pertambangan
Di bidang pertambangan berkembang bioteknologi untuk memisahkan logam dari
bijihnya yaitu dengan pemanfaatan bakteri Thiobacillus ferroxidans. Bakteri ini
merupakan bakteri kemolitotrof yang mampu memisahkan logam dari bijihnya.
Energy yang digunakan Thiobacillus ferroxidans dalam memisahkan logam dari
bijihnya berasal dari hasil oksidasi senyawa anorganik khususnya senyawa besi
dan belerang. Asam sulfat dari besi sulfat melarutkan logam dari bijihnya.
Berikut ini adalah tahapan bakteri dalam memisahkan tembaga dari bijihnya, yait
a. Bakteri bereaksi dengan melarutkan senyawa belerang dan besi dalam batuan.
Selanjutnya, bakteri mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+.
b. Unsure S dalam FeS2 bereakasi dengan ion hydrogen dan molekul oksigen
membentuk H2SO4.
c. Ion Fe3+ pada bijih yang mengandung CuSO4 mengoksidasi ion Cu+ menjadi
Cu2+ dan bereaksi dengan SO42- dari H2SO4 sehingga membentuk CuSO4.

Anda mungkin juga menyukai