Anda di halaman 1dari 2

Ulat dan Anak Manusia

Disuatu taman yg hijau, hiduplah seekor ulat yang berwarna coklat. Ia merupakan satu-satu nya ulat di
taman tersebut, sehingga ia kesepian. Semua penghuni taman seperti belalang, kumbang dan semut
memiliki teman yang serupa dengan mereka hanya si ulat yang bermain sendirian, karena tidak punya
teman yang seperti dirinya. Ulat sangat sedih dan seringkali bermain sendirian diatas daun.

Suatu ketika di ulat bertemu dengan anak manusia saat sedang memakan daun di dekat kursi taman.
Melihat manusia yang sendirian dan kelihatan sedih di ulat menggoyang-goyangkan ekornya yang
membuat daun tempatnya menempel ikut bergoyang, manusia yang duduk di taman tadi menoleh dan
melihat seekor ulat berwarna coklat sedang memakan daun yg bergoyang. manusia tersebut berkata
"Kenapa kau hanya sendirian.? mana teman-temanmu.? Apakah kau juga dijauhi seperti aku.?" lalu si
ulat menggoyang-goyangkan ekornya seperti mengerti dengan perkataan manusia tadi kemudian
manusia tersebut kembali berkata Sepertinya kau dan aku sama ucap si anak manusia sambil menunduk,
kemudian anak manusia itu mematahkan dahan tempat di ulat Menempel dan berkata Lebih baik kau
ikut denganku kau akan ku pelihara hingga tumbuh besar.

Melihat ulat yang dibawa oleh manusia belalang kumbang dan semut hanya terheran-heran dan berkata
Wah lihat si ulat dibawa manusia, aduh sudah pasti tidak akan kembali. Nanti dia tidak bisa hidup lagi
dong.? Kalau sudah di tangan manusia hewan hewan seperti kita tidak ada yang selamat. Sehari, dua
hari dan hari hari seterusnya kawanan serangga di taman tidak lagi pernah melihat ulat kembali.

Sedangkan dirumah manusia si ulat diletakkan di sebuah kandang kecil lengkap dengan dahan dahan
dan dedaunan untuk dimakan, manusia bahkan mengajak ulat mengobrol setiap hari. Manusia dan ulat
pun sangat senang karna mereka seperti memiliki seseorang untuk di ajak berbicara. Setiap kali manusia
mengatakan sesuatu ulat akan menggoyangkan ekornya seperti menjawab semua perkataan manusia
tersebut.

Suatu hari ulat merasa tidak enak badan, tubuhnya terasa kaku dan sulit digerakkan seperti ada yang
lengket di badannya beberapa saat kemudian ulat terlihat tidak bergerak dan diam saja. Melihat hal
tersebut manusia kaget dan memberitahu ibunya, bahwa ulat peliharannya tidak bergerak, setelah
dilihat oleh sang Ibu, ibu hanya tersenyum dan menyuruh anak nya untuk tetap sabar dan menunggu.
Tidak apa apa ulat sedang tertidur, dia akan tumbuh sekarang, kita hanya bisa menunggu nya dan
bersabar ya. Si anak mengangguk iya bu, aku akan menunggu sampat ulat tumbuh besar sambil
tersenyum.

Hari pun berganti minggu, setelah 2 minggu si anak manusia yg selalu memperhatikan ulat melihat ulat
terbungkus oleh kulit yg kelihatan keras dan berwarna coklat tua, si anak manusia kembali bertanya
kepada sang ibu dwngan memasang wajah sedih, ibu apakah ulat ku sudah mati.? Kenapa dia tidak
kunjung keluar dari sana.? Ibu hanya tersenyum nak itu namanya kepompong, nanti setelah ulat siap
untuk tumbuh ia akan keluar sendiri dari kepompongnya dan menemui mu kata ibu sambil mengusap
kepala sang anak. Tak lama kepompong tersebut terlihat bergerak gerak ibu.. ibu.. kepompongnya
bergerak, si ulat mau keluar..

Setelah beberapa bergerak, kepompong pun terbelah dan dengan perlahan mengeluarkan sepasang
sayap mungil berwarna kuning terang yg sangat cantik. Si anak hanya bisa melongo dan terkesima karna
yg keluar dari kepompong bukan ulat yg besar, melainkan kupu kupu kuning yang cantik.

Nah, itu ulatnya sudah tumbuh besar dan cantik menjadi kupu kupu kuning ujar ibu. Ulat akan tumbuh
dan berkembang di dalam kepompong untuk menjadi kupu kupu, itu namanya siklus hidup, seperti kita
dari bayi, anak-anak dan dewasa ucap ibu sambil memperhatikan kupu-kupu kuning di dalam kotak
kaca.

Waaahhh, cantik sekali. Ulat kau cantik sekali, eh sekarang namamu bukan ulat, tapi kupu-kupu. Kupu-
kupu tersebut kemudian mengepakkan sayapnya, seaakan membalas perkataan si anak dengan
semangat.

Nah, karena dia sudah tumbuh besar, sekarang kita harus melepaskannya kembali, ia bisa terbang
kemana pun yg ia mau, benar kan.? Kata ibu. Iya bu aku akan melepaskannya di taman.

Ketika sampai ditaman, si anak segera membuka kandang kaca dan membiarkan kupu-kupu terbang.
Kupu-kup terbang mendekati si anak dan hinggap di bahnya seakan berterima kasih dengan segala yang
telah di lakukan si anak kepadanya. Si anak tersenyum dan melihat kupu-kupu tersebut terbang lebih
tinggi masuk kedalam taman.

Selesai

Anda mungkin juga menyukai