Disusun Oleh :
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah, Puji syukur kami haturkan
kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan Rahmat dan
kasih- Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Adapun
tujuan dengan dibuatnya makalah seminar ini sebagai syarat untuk memenuhi
nilai tugas kelompok pada stase Maternitas Prodi Profesi Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Keperawatan Banyuwangi Tahun 2020.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu
target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium tujuan ke 5
yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun
2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil survei
yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun
demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih
membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus (Profil Dinas
Kesehatan Indonesia, 2011).
Dalam usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan
angka kematian anak bidan memegang peran yang penting melalui pelaksanaan
dan pengawasan kehamilan. Salah satu indikator yang mendapatkan perhatian
seksama adalah tekanan darah yang seharusnya dalam batas normal. Untuk
mendeteksi dini kehamilan dengan dengan faktor resiko dan komplikasi
diperlukan pengawasan selama kehamilan yaitu dengan pelayanan antenatal care
secara teratur dengan memperhatikan kenaikan berat badan dan edema, kenaikan
tekanan darah dan pemeriksaan protein urin untuk menentukan protein urin
(Manuaba, 2010).
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui konsep kehamilan
1.3.2 Untuk mengetahui konsep preeklamsia
1.3.3 Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan preeklamsia
1.3.4 Untuk mengetahui aplikasi asuhan keperawatan pada pasien dengan
preeklamsia
1.4 Manfaat
1.4.1 Menambah pengetahuan tentang konsep kehamilan
1.4.2 Menambah pengetahuan tentang konsep preeklamsia
1.4.3 Menambah pengetahuan tentang konsep asuhankeperawatan preeklamsia
1.4.4 Untuk meningkatan derajat kesehatan pada klien dengan preeklamsia
BAB 2
LAPORAN PENDAHULUAN PREEKLAMSI
1) Pengertian Kehamilan
Pre Eklamsi terjadi pada ibu dengan usia kehamilan 20 minggu atau
setelah melahirkan dengan menampakkan kumpulan gejala seperti
hipertensi disertai oedema dan proteinuria. Kejadian Pre Eklamsi
dipengaruhi oleh paritas, ras, faktor genetik dan lingkungan. Serta
dipengaruhi oleh faktor bertambahnya frekuensi pada primigraviditas,
kehamilan ganda, hidramnion, dan mola hidatidosa, bertambahnya
frekuensi yang makin tuanya kehamilan, dapat terjadinya perbaikan
keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus, peran faktor
imunologis dan genetik, peran renin-angiotensin-aldosteron system
(RAAS). Adaptasi fisiologi normal pada kehamilan meliputi peningkatan
volume plasma darah, vasodilatasi, penurunan resistensi vaskular
sistemik systemic vascular resistance (SVR), peningkatan curah jantung,
dan penurunan tekanan osmotik koloid.
Pada preeklampsia, volume plasma yang beredar menurun,
sehingga terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal.
Perubahan ini membuat perfusi organ maternal menurun, termasuk
perfusi ke unit janin-uteroplasenta. Vasospasme siklik lebih lanjut
menurunkan perfusi organ dengan menghancurkan sel-sel darah merah,
sehingga kapasitas oksigen maternal menurun. Vasopasme merupakan
sebagian mekanisme dasar tanda dan gejala yang menyertai
preeklampsia. Vasopasme merupakan akibat peningkatan sensitivitas
terhadap tekanan darah, seperti angiotensin II dan kemungkinan suatu
ketidakseimbangan antara prostasiklin prostagladin dan tromboksan A2.
(Nugroho, 2014).
2.5 Pathway
Genetik, pengaruh paternal, kehamilan pertama, keguguran, kehamilan ganda, obesitas, kondisi dasar maternal yang meningkatkan resiko
(hipertensi kronis, penyakit ginjal, diabetes gestasional, pre-eklamsia sebelumnya)
Spasmus yang Spasmus Retensi Air Menurunnya aliran Kenaikan Aliran darah ke Spasmus Hemo-
Hebat pada Arteriola Dan Garam darah Tonus ginjal menurun arteri konsentasi
Arteriola Diseluruh Ke Plasenta Uterus
Glomelurus Tubuh
Edema Masalah
Kenaikan Filtrasi Retina Keperawatan:
Lumen Kenaikan Edema Gangguan Perangsangan Pergeseran Cairan
Arteriola Tahanan Glomelurus Gangguan
BB Fungsi sering dari Ruang
Kecil Perifer menurun Penglihatan intravaskuler
Plasenta
ke ruang
intestisial
Hanya dilalui Peningkatan Masalah Masalah Partus Retensi Diuresis turun
1 sel Darah Proteinuria
TD Keperawatan : Keperawatan : Prematuritas Air
Merah Kelebihan Perubahan perfusi dan Garam
Merangsang medulla volume cairan jaringan utero Oliguria
oblongata dan saraf simpatis plasenta Masalah keperawatan :
Gangguan eliminasi urin
2.9 Penatalaksanan
Menurut (Dyah dkk, 2016)
a. Preeklamsia
Tujuan utama penangan preeklamsia adalah mencegah terjadinya
eklamsia, melahirkan bayi tanpa asfiksia dengan skor APGAR baik, dan
mencegah mortalitas maternal dan parietal
a) Preeklamsia ringan
Istirahat di temmpat tidur merupakan terapi utama dalam penganan
preeklamsia ringan. Istirahat dengan berbaring pada sisi tubuh
menyebabkan aliran darah ke plasenta dan aliran darah ke ginjal
meningkat, tekanan vena pada ekstermitas bawah menurun dan reabsorpsi
cairan bertambah. Selain itu dengan istirahat di tempat tidur menurunkan
tekanan darah. Apabila preeklamsia tersebut tidak membaik dengan
penanggan konservatif, dalam hal ini kehamilan harus diterminasi jika
mengancam nyawa maternal.
b) Preeklamsia berat
Pada pasien preeklamsia berat secara harus diberi obat sedative kuat
untuk mencegah timbulnya kejang. Apabila sesudah 12-24 jam bahaya akut
sudah diatasi , tindakan terbaik adalah menghentikan kehamilan sebagai
pengobatan mencegah timbulnya kejang, dapat diberikan larutan
magnesium sulfat ( MgSO4) 20% dengan dosis 4 gram secara intravena
loading dose dalam 4-5 menit. Kemudian dilanjutkan dengan MgSo4 40%
sebanyak 12 gram dalam 500cc ringer laktat (RL) atau sekitar 14 tetes/
menit. Tambahan magnesium sulfat hanya dapat diberikan jika dieresis
pasien baik, reflex patella positif dan frekuensi pernafasan lebih dari 16
kali/ menit. Obat ini memiliki efek menenangkan, munurunkan tekanan
darah dan meningkatkan dieresis selaian magnesium sulfat, pasien dengan
preeklamsia dapat juga diberikan klorpromazin dengan dosis 50 mg secara
intramuscular ataupun diazepam 20 mg secara intramuscular.
BAB 3
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PREEKLAMSIA
3.1 Anamnesa
1. Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, no registrasi, tanggal MRS, diagnosa
medis.
2. Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama px preeklamsi adanya penyakit hipertensi,
pembengkakan pada area kaki, protein uria positif.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Umumnya klien datang dengan keadaan sakit kepala, kaki bengkak,
protein urin positif, nyeri epigastrik, lemah.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Umumnya pasien terdiagnosa preeklamsi karena mempunyai riwayat
preeklamsi pada kehamilan sebelumnya, riwayat hipertensi, dan biasa
terjadi pada ibu hamil dengan obesitas, DM.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Kemungkinan adanya riwayat keluarga dengan hipertensi atau adanya
riwayat preeklamsi paa kehamilan sebelumnya
6. Riwayat Kebidanan Masa Lalu
1) Riwayat Menstruasi
a. Menarche: Dituliskan pertama kali haid(missal : SD, SMP,SMA)
b. Siklus Menstruasi (teratur / tidak teratur), berapa hari: <7 hari
c. Lama menstruasi: <7 hari
d. Volume darah: 50-60 ml/hari
e. Keluhanan saat menstruasi: sering dismenorhe/tidak.
2) Riwayat Perkawinan
Pada riwayat perkawinan dituliskan status pernikahan pasien dan
merupakan pernikahan keberapa dan lama menikah. Serta usia pertama
saat menikah.
7. Riwayat Psikososial
1) Persepi klien terhadap penyakitnya
Umumnya klien merasa khawatir dengan kesehatan kehamilannya
2) Ekspresi klien terhadap penyakitnya
Umunya klien merasa gelisah
3) Reaksi saat interaksi tergantung pada kondisi px kooperatif/tidak
kooperatif
8. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1) Pola Nutrisi
Umumnya klien akan mengalami penurunan nafsu makan jika
muncul adanya nyeri ulu hati atau nyeri epigastrik dan mual muntah.
2) Pola Kebersihan Diri
Pola kebersihan diri pada preeklamsi bisa dilakukan secara mandiri jika
pasien dirasa masih mampu berjalan ke kamar mandi atau jika pasien merasa
tidak mampu ke kamar mandi biasanya dibantu oleh keluarganya.
3) Aktivitas, Latihan dan bermain
Umumnya klien dengan diagnosa preeklamsi memiliki aktivitas
dan latihan normal seperti pada umumnya.
4) Pola Istirahat dan Tidur
Munculnya beberapa gejala yang mengganggu akan merubah
jadwal tidur serta menurunkan kualitas tidur klien, seperti munculnya
nyeri ulu hati, kepala pusing, mual dan muntah.
.8. Pemeriksaan Fisik
Pasien dengan preeklamsi memiliki kesadaran komposmentis dengan
adanya rata-rata TTV yaitu suhu tubuh yang tidak ada masalah, RR
>20x/menit, Nadi >100x/menit, TD >140/90 mMhg.
Keadaan Umum
Pemeriksaan Integumen, Rambut, Kuku
1) Integumen
Umumnya tidak ada lesi, jaringan parut(-), hiperpigmentasi (-), ada
bekas oprasi jika ibu mempunyai riwayat SC.
2) Rambut
Penyebaran merata atau tidak, bau rambut, rontok atau tidak, warna
rambut umumnya hitam
3) Kuku
Umumnya kuku berwarna pink bersih, bentuk simetris, CRT <2 dtk
Pemeriksaan Kepala, Wajah, Leher
1) Kepala
Umumnya bentuk kepala bulat, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan,
simetris dan tidak ada luka
2) Pemeriksaan Mata
Umumya mata kanan kiri lengkap, simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
edema, konjungtiva an anemis, pupil an isokor
3) Pemeriksaan Telinga
Umumnya kedua telinga simestris, tidak ada bekas luka, tidak ada nyeri
tekan, keadaan telinga bersih
4) Pemeriksaan Hidung
Umumnya hidung terlihat simetris, septumnasi tidak ada pembengkokan,
tidak ada perdarahan, tidak ada kotoran, tidak ada polip, tidak ada pernafasan
cuping hidung.
5) Pemeriksaan Mulu dan Faring
Umumnya warna bibir tidak sianosis, mukosa bibir lembab, lesi tidak ada,
gigi keadaan bersih, tidak ada luka dan stomatitis
6) Pemeriksaan Leher
Umumnya bentuk leher simestris tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran
JVP, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
Ukuran payudara normal, puting susu keluar, aerola mamae membesar,
kolostrum tidak ada, ulkus (-), tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
Pemeriksaan Torak dan Paru
Bentuk dada normal chest, bentuk dada simetris, terdapat retraksi intercostae,
vokal fremitus sama antara kanan kiri, suara perkusi sonor, tidak ada suara nfas
tambahan
Pemeriksaan Penunjang
Umumnya TD dan nadi dalam batas tidak normal, terkadang adanya keluhan
nyeri dada, irama jantung reguler, suara jantung normal (SI/S2 tunggal), akral
hangat, adanya gangguan sirkulasi perifer, JVP tidak ada.
Pemeriksaan Abdomen
Bentuk perut membesar sesuai usia kehamilan, lesi (-), benjolan (-), adanya
linea nigra, striae gravidarum, bising usu terdengar, ada/tidaknya bekas oprasi,
pemeriksan leopod sesuai dengan usia kehamilan, perkusi terenga tympani, pada
kasus PEB biasa muncuk adanya nyeri epigastrik
Pemeriksaan Genetalia
Terdapat adanya rambut pubis, lesi tidak ada, eritema tidak ada, keputihan (-
), peradangan (-),
Pemeriksaan Anus
Tidak ada hemoroid, tidak ada peradarahan, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan,
Pemeriksaan Muskuloskeletal (ekstremitas)
Otot antara sisi kanan dan kiri simetris, adanya pembengkakan pada kedua
ekstremitas, kekuatan otot normal
Pemeriksaan Neurologis
Kesadaran komposmentis, GCS 456, Suhu normal, adanya keluhan pusing
kepala bagian belakang karena disebabkan adanya peningkatan tekanan darah
Pemeriksaan Penunjang
HB <12gr%, Protein urinaria positif
Penatalaksanaan
Infus Cairan RL
MgSO4 untuk menghindari kejang
Nifepidin 10mg 3x1
Pemasangan kateter
3.2 Diagnosa Keperawatan (SDKI, 2018)
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan
gelisah, frekuensi nadi meningkat, TD meningkat.
2) Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan peningkatan tekanan
darah ditandai dengan adanya edema
3) Hipovolemia berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler
ditandai dengan frekuensi nadi meningkat, hematokrit meningkat
4) Hipervolemia berhubungan dengan kelebihan asupan natrium ditandai
dengan edema perifer, BB meningkat, oliguria, HB menurun.
5) Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan penurunan kapasitas
kandung kemih ditandai dengan berkemih tidak tuntas.
3.3 Intervensi Keperawatan
Keterangan :
Edema perifer, berat badan :
1 : Meningkat
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup menurun
5 : Menurun Frekuensi
nadi, kadar HB,
oliguria :
1 : Memburuk
2 : Cukup memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : Membaik
4.Hipervolemi Keseimbangan Cairan (L.03020) Manajemen Hepervolemia (1.03144)
a
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 Observasi
kelebihan asupan jam diharapkan keseimbangan cairan membaik: 1. Periksa tanda-tanda hipervolemia
natrium ditandai dengan 2. Identifikasi toleransi fisik
edema perifer, BB IR- melakukan pergerakan
meningkat, oliguria, HB Haluaran urin 1 2 ER
3 4 5
menurun (D.0022) . Edema 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5 Terapeutik
Denyut nadi radial 1 2 3 4 5 1. Batasi asupan cairan dan garam
Berat badan 1 2 3 4 5 2. Tinggikan kepala tempat tidur 30-40
Keterangan :
Haluaran urin : Edukasi
1 : Menurun 1. Anjurkan melapor jika haluaran urin
2 : Cukup menurun <0,5mL/kg/jam dalam 6
3 : Sedang jam
4 : Cukup meningkat 2. Anjurkan mobilisasi sederhana di tempat
5 : Meningkat tidur atau tempat duduk
Edema : Kolaborasi
1 : Meningkat 1. Kolaborasi pemberian diuretik
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup menurun
5 : Menurun
TD, denyut nadi radial, BB :
1 : Memburuk
2 : Cukup memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : Membaik
5. Gangguan Eliminasi Urin (L.04034) Manajemen Eliminasi Urin (1.04152)
eliminasi
urin berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Observasi
dengan penurunan 1x24jam diharapkan eliminasi urin kembali 1. Identifikasi tanda dan gejala retensi
kapasitas kandung normal : atau inkontinensia urin
kemih ditandai dengan 2. Monitor eliminasi urin
berkemih tidak tuntas IR- Terapeutik
(D.0040) Sensasi berkemih 1 2 ER3 4 5 1. Catat waku-waktu dan haluaran berkemih
Berkemih tidak tuntas 1 2 3 4 5
Frekuensi BAK 1 2 3 4 5
Karakteristik urin 1 2 3 4 5
Keterangan : Edukasi
Sensasi berkemih : 1. Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada
1 : Menurun kontraindikasi
2 : Cukup menurun 2. Ajarkan cara membatasi cairan
3 : Sedang Kolaborasi
4 : Cukup meningkat 1. kolaborasi pemberian supositoria uretra, jika
5 : Meningkat perlu
Berkemih tidak tuntas :
1 : Menurun
2 : Cukup menurun
3 : Sedang
4 : Cukup meningkat
5 : Meningkat
Frekuensi BAK, Karakteristik urin :
1 : Memburuk
2 : Cukup memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : Membaik
3.4. Evaluasi
Dilakukan setelah diberikan tindakan keperawatan dengan melihat respon
klien, mengacu pada kriteria evaluasi, ada 3 tahap yaitu :
a. Berhasil
Jika perilaku klien sesuai dengan tujuan dalam waktu yang telah ditetapkan
b. Tercapai Sebagian
Jika klien menunjukkan peilaku perkembangan tetapi tidak sebaik yang
ditentukan pada pernyataan tujuan
c. Belum Tercapai
Jika klien tidak mampu sama sekali untuk menunjukkan perilaku yang
diharapkan pada pernyataan tujuan
BAB 4
STUDI KASUS
Seorang pasien (Ny. F) GIIPIA0 umur 38 tahun mengeluh pusing sejak 2 hari
yang lalu pada bagian belakang serta adanya bengkak pada kedua kaki sejak 1
minggu yang lalu, usia kandungan Ny.F 27 Minggu 6 hari. Ny. F datang ke Rs
dengan menggunakan surat rujukan dari puskesmas. Hasil dari TTV didapatkan TD :
180/120 Mmhg, N: 80x/menit, S: 36,8 C, RR: 18x/menit. Hasil pemeriksaan janin
didapatkan gerak janin aktif, DJJ terdengar jelas dengan frekuensi 150x/menit, TFU
3 jari diatas pusat, Hasil pemeriksaan penunjang didapatkan HB : 13,5gr%,
proteinuria +3.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
(INSTITUTE OF HEALTH SCIENCES) BANYUWANGI
Kampus 1 : Jl. Letkol Istiqlah 40 Telp. (0333) 421610 Banyuwangi
Kampus 2 : Jl. Letkol Istiqlah 109 Telp. (0333) 425270 Banyuwangi
Website : www.stikesbanyuwangi.ac.id
FORMAT PENGKAJIAN
( KEPERAWATAN MATERNITAS / OBSTETRI )
A. IDENTITAS KLIEN
Biodata
a. Nama : Ny. F
b. Umur : 38 Tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Alamat : Romanglasa
e. Status perkawinan : Menikah
f. Agama : Islam
g. Pendidikan : SD
h. Pekerjaan : IRT
i. No. Register : 50678900
j. Tanggal MRS : 20 November 2020 jam 15:15
k. Tanggal Pengkajian : 20 November 2020 jam 15:18
l. Diagnosa Medis : GIIPIA0, Gestasi 27 Minggu 6 hari dengan PEB
Biodata Penanggungjawab
a. Nama Suami : Tn. M
b. Umur : 40 Tahun
c. Pendidikan : SD
d. Pekerjaan : Buruh harian
e. Alamat : Romanglasa
B. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama
a. Keluhan saat MRS
Klien mengatakan pembengkakan pada kedua kaki
2 Hamil ini
d. Riwayat KB
Klien mengatakan memakai KB suntik 3 bulan selama 3 tahun yaitu mulai 2013
sampai 2015 lalu klien mengganti KB suntik menjadi KB implant selama kurleb 5 tahun
mulai tahun 2015 - 2019
e. Kelainan Sistem Reproduksi
Tidak ada
3. Riwayat Kesehatan keluarga
Tidak ada
4. Riwayat Psikososial dan Status Spiritual
1. Kondisi emosi / perasaan klien
Klien metasa senang dengan kehamilannya akan tetapi dengan kondisi sekarang
klien mengatakan merasa khawatir dengan kehamilannya.
Lain-lain : ekspresi klien tampak gelisah
2. Kebutuhan Spiritual Klien :
- Kebutuhan untuk beribadah terpenuhi
- Ketaatan klien dalam menjalankan agamanya : tetap melaksanakan sholat 5 waktu
- Masalah- masalah dalam pemenuhan kebutuhan spiritual : -
- Upaya untuk mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan spiritual :
dibantu oleh keluarga
3. Tingkat Kecemasan Klien :
No Komponen Yang Cemas Cemas Cemas Panik
Dikaji Ringan Sedang Berat
1 Orintasi terhadap □ Baik Menurun □ Salah □ Tdk
Orang, ada reaksi
tempat,waktu
2 Lapang persepsi □ Baik Menurun □ Menyempit □ Kacau
3 Kemampuan □ Mampu Mampu □Tidak mampu □Tdk
menyelesaikan dengan bantuan ada tanggapan
masalah
4 Proses Berfikir □ Mampu Kurang □Tidak mampu □Alur fikiran
berkonsentrasi mampu mengingat dan kacau
dan mengingat mengingat dan berkonsentrasi
dengan baik berkonsentrasi
5 Motivasi □ Baik Menurun □ Kurang □ Putus asa
Pemenuhan
No Makan/Minum Sebelum Sakit Saat Sakit
Pagi : 1x Pagi : 1x
Siang : 1x Siang : 1x
1. Jumlah / Waktu
2. Jenis
Sayur : bayam, kacang, Sayur : sayur sop
kangkung
Pantangan dan
3. alergi
Kesulitan Makan
4. / Minum
Usaha-usaha
mengatasi
5.
masalah
2. Pola Eliminasi
Pemenuhan
No Sebelum Sakit Saat Sakit
Eliminasi BAB /BAK
Pagi : Pagi :
BAK: 1x BAK: terpasang kateter
(70cc)
BAB: 1x BAB: 1x
Siang : Siang :
BAB: 1 BAB: 1x
Pemenuhan Istirahat
No Di Rumah Di Rumah Sakit
Tidur
Pagi : - Pagi : -
Siang : 13:00- Siang : 12:00-13:00 wib
1. Jumlah / Waktu
Malam : 22:00-
04:00 wib
2. Gangguan Tidur - -
3. Upaya Mengatasi - -
Gangguan tidur
4. Hal Yang Memper- suasana yang sepi posisi yang nyaman dan sepi
mudah Tidur
Pemenuhan Personal
No Di Rumah Di Rumah Sakit
Hygiene
5. Aktivitas Lain
Aktivitas Yang
No Di Rumah Di Rumah Sakit
Dilakukan
Sebagai IRT Berbaring di
tempat tidur
2. Ekonomi
Siapa yang membiayai perawatan klien selama dirawat : suami klien
Apakah ada masalah keuangan dan bagaimana mengatasinya : klien sebagai pasien bpjs
7. Pemeriksaan Fisik
B. KEADAAN UMUM
Komposmentis, GCS 15
2. Pemeriksaan Rambut
Inspeksi dan Palpasi :
Penyebaran (merata ), Bau (- ), Rontok ( – ), Warna : hitam
3. Pemeriksaan Kuku
Inspeksi dan palpasi:
4. Keluhan lain yang dirasakan oleh klien yang berhubungan dengan Pemeriksaan Kulit :
Tidak ada
5. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi dan palpasi
Amati bentuk tulang hidung dan posis septum nasi ( simestris dan tidak pembengkokan
) Amati meatus : perdarahan ( - ), Kotoran ( – ) Pembengkakan ( – ), pembesaran / polip ( –
), pernafasan cuping hidung ( – )
PEMERIKSAAN JANTUNG
Inspeksi
Ictus cordis ( – )
Palpasi
Palsasi pada dinding torak teraba : ( Kuat )
Perkusi
Batas-batas jantung normal adalah :
Batas atas ICS II sinistra
Batas bawah ICS V sinistra
Batas Kiri ICS V Mid Clavikula Sinistra
Batas Kanan ICS IV Mid Sternalis Dextra
Auskultasi
BJ I terdengar (tunggal), ( keras ), ( reguler )
BJ II terdengar (tunggal), (keras), ( reguler )
Bunyi jantung tambahan : BJ III ( – ), Gallop Rhythm (-), Murmur (– )
Keluhan lain terkait dengan pemeriksaan jantung (-)
PEMERIKSAAN ABDOMEN
1. Inspeksi
Bentuk abdomen : membesar sesuai usia kehamilan, Lesi (-)
Massa / Benjolan ( – ), Kesimetrisan ( + ), Strie Gravidarum ( + ), linia nigra atau alba ( + ),
adanya bekas luka operasi ( - )
2. Auskultasi
Frekuensi bising usus 16x/menit, DJJ 150 x/menit
3. Palpasi
Nyeri ( - )
Leopold I : TFU 3 jari diatas pusat, 27 cm teraba bokong
Leopold II : Puki
Leopold III : Kepala
Leopold IV : BAP
4. Perkusi :
Perkusi abdomen tympani ( + )
5. Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Pemeriksaan Abdomen
(-)
PEMERIKSAAN GENETALIA
Inspeksi
Kebersihan rambut pubis (bersih), lesi ( + / – ), eritema ( – ), keputihan ( – ), peradangan ( – ).
Lubang uretra : stenosis /sumbatan ( – ), chadwick ( - ), Lochea : (-)
Palpasi
Balotement : (- )
Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Pemeriksaan Genetalia: (-)
PEMERIKSAAN ANUS
Inspeksi
Tumor ( – ), haemorroid ( – ), perdarahan ( – ) Perineum
: jahitan ( – ), benjolan ( – )
Palpasi
Nyeri tekan pada daerah anus ( – ) pemeriksaan Rectal Toucher anus refleks normal
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Menguji tingkat kesadaran dengan GCS ( Glasgow Coma Scale )
1. Menilai respon membuka mata : 4
2. Menilai respon Verbal : 5
3. Menilai respon motorik : 6
Setelah dilakukan scoring maka dapat diambil kesimpulan : Compos Mentis
Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak
Penigkatan suhu tubuh ( -), nyeri kepala (-), kaku kuduk (-), mual –muntah (-) kejang ( -)
9. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan HB : 13,5 gr% ( 20 november 2020 jam 15:30)
Protein urinaria : +3 ( 20 november 2020 jam 15:35)
10. Penatalaksanaan
Pemberian infus RL 28 tpm (20 november 2020 jam 15:40)
Pemberian MgSO4 5g 3x1 untuk mencegah kejang jika tidak terjadi penurunan tekanan darah ( 20
november)
Pemasangan kateter (tanggal 20 november 2020)
Klien mengatakan berharap penyakitnya bisa sembuh dan bayinya bisa selamat
12. Genogram (3 generasi ke atas)
Keterangan:
= perempuan
= laki-laki
= pasien perempuan
BB meningkat
Hipervolemia
Pergeseran Cairan
2 DS : klien mengatakan khawatir dengan Ansietas dari Ruang
kehamilannya intravaskuler
Klien mengeluh pusing sejak 2 hari yang lalu ke ruang
intestisial
DO : klien nampak gelisah
Ekpresi klien tegang
edema
Tingkat kecemasan klien : cemas
sedang adanya perubahan fisik
ansietas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. F
No. Register : 50678900
Observasi
16:00 2
1. Memonitor tanda-tanda ansietas
R/klien tampak gelisah, ekspresi klien tegang
Terapeutik
16:03 2 2. Memahami situasi yang membuat ansietas (edema,
pusing) dengarkan dengan penuh perhatian
R/px kooperatif
Edukasi
16:07 2 1. Menginformasikan secara faktual mengenai diagnosis,
pengobatan, prognosis
R/px kooperatif
2. Menganjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
16:12 2
R/keluarga kooperatif
16:15 2 3. Melatih teknik relaksasi (terapi nafas dalam)
R/px kooperatif
Observasi :
08:30
21/11/2020 (shift 1 1. Memeriksa tanda dan gejala hipervolemia
pagi) R/ edema (+)
2. Memeriksa TTV :
08:31 1
R/TD : 160/80 mmHg
N : 90x/menit
RR : 16x/menit
S : 36,1
3. Memonitor intake dan output cairan
08:35 1
R/ urin bag : 150ml. Infus RL/ 28 tpm
08:35 1 4. Memonitor tekanan peningkatan onkotik
R/ Protein urinaria +1, HB: 14gr%
Terapeutik
1. Menimbang BB setiap hari pada waktu yang sama
08:36 1
R/ BB 76kg
Edukasi
08:36 1 1. Menganjurkan melapor jika BB >1kg dlm sehari
R/px kooperatif
Kolaborasi
2. Menjelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
08:37 1
dialami (dalam melaksanakan tindakan atau pemberian
obat)
R/pemberian MgSo4, px kooperatif
08:40 2 Observasi
1. Memonitor tanda-tanda ansietas
R/klien tampak rileks
Terapeutik
08:41 2
2. Memahami situasi yang membuat ansietas (edema,
pusing) dengarkan dengan penuh perhatian
R/px kooperatif
08:41 2 Edukasi
2. Menganjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
R/keluarga kooperatif
Observasi :
1. Memeriksa tanda dan gejala hipervolemia
20:30 1
22/11/2020 R/ edema (-)
(shift
malam) 2. Memeriksa TTV :
20:31 1 R/TD : 130/70 mmHg
N : 95x/menit
RR : 16x/menit
S : 36
3. Memonitor intake dan output cairan
20:35 1
R/ urin bag : 180ml. Infus RL/ 28 tpm
20:35 1 4. Memonitor tekanan peningkatan onkotik
R/ Protein urinaria (-), HB: 15gr%
Terapeutik
20:36 1 1. Menimbang BB setiap hari pada waktu yang sama
R/ BB 76kg
Edukasi
20:36 1 1. Menganjurkan melapor jika BB >1kg dlm sehari
R/px kooperatif
Kolaborasi
20:37 1
2. Menjelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
dialami (dalam melaksanakan tindakan atau pemberian
obat)
R/pemberian MgSo4, px kooperatif
CATATAN PERKEMBANGAN
NO
TANGGAL TANGGAL TANGGAL
DX
20 November 2020 (17:00) 21 November 2020 (10:00) 22 November 2020 (21:00)
1 S: klien mengatakan kedua S: klien mengatakan kedua S: klien mengatakan bengkak
kaki masih membengkak kaki masih membengkak berkurang
O: Edema (+) O: Edema (+) O: Edema (-)
TTV : TD : 180/120mmHg TTV : TD : 160/80mmHg TTV : TD : 130/70mmHg
N : 80x/menit N : 90x/menit N : 95x/menit
RR : 18x/menit RR : 16x/menit RR : 16x/menit
S : 36,8 S : 36,1 S : 36
BB : 80kg BB : 76kg BB : 76kg
Protein urinaria +3 Protein urinaria +1 Protein urinaria (-)
HB : 13,5 gr% HB : 14 gr% HB : 15 gr%
A: masalah belum teratasi A: masalah teratasi sebagian A: masalah teratasi
P: lanjutkan intervensi : P: lanjutkan intervensi : P: hentikan intervensi
Observasi : 1, 2, 3, 4 Observasi : 1, 2, 3, 4
Terapeutik : 1 Terapeutik : 1
Edukasi : 1 Edukasi : 1
Kolaborasi : 2 Kolaborasi : 2
NO
TANGGAL TANGGAL TANGGAL
DX
23 November 2020 (08:00)
HE px sblum pulang
- Memberitahu menu
makanan yang
dianjurkan untuk ibu
hamil
- Menganjurkan untuk
cek rutin bidan
Anjurkan untuk membatasi
asupan garam
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Preeklamsi ialah suatu gangguan kehamilan yang menjadi penyebab kematianibu dan
bayi. Preeklamsi terbagi menjadi dua yaitu preeklamsi ringan dan preeklamsi berat. Penyebab
terjadinya prekklamsi sampai saat ini belum dapatdiketahui secara pasti. Itulah sebabnya
preklamsi disebut juga “disease of theory”, gangguan kesehatan yang diasumsikan pada teori.
Preklamsi ringan ditandaidengan : kehamilan lebih dari 20 minggu; kenaikan tekanana darah
140/90 mmHgatau lebih dangan pemeriksaan 2 kali selang 6 jam dalam keadaan istirahat
(untuk pemeriksaan pertama dilakukan 2 kali setelah istirahat 10 menit); edema tekan pada
tungkai (pretibia), dinding perut, lumbosakral, wajah atau tangan; proteinurialebih 0,3
gr/liter/2jam, kualitatif +2.Preeklamsi berat di tandai dengan tekanan darah sistolik > 160
mmHg,diastolik > 110 mmHg, peningkatan kadar enzim hati atau ikterus, trombosit
<100.000/ mm3, oliguria < 400 ml/24 jam, protein urine > 3 gr/liter, nyeriepisgtastrium,
skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat, perdarahan retina, odem
pulmonum.Jika preeklamsi ringan dan berat tidak dapat ditangani dengan baik pada ibuhamil,
maka akan dapat mengakibatkan terjadinya eklamsi pada ibu hamil.Eklamsi adalah kelainan
akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau masa nifasyang ditandai dengan timbulnya
kejang (bukan karena kelainan neorologik) ataukoma dimana sebelumnya sudah
menunjukkan gejala-gejala pre eklamsi.
5.2 Saran
Demikianlah makalah kami ini dapat dipaparkan, semoga berguna dan bermanfaat
bagi kita semua. Kami sebagai penulis menyadari bahwa apa yangkami tulis dan kami
paparkan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kamimengharapkan saran dan kritikannya yang
membangun demi kelancaran makalahkami ini.
DAFTAR PUSTAKA
Dyah dkk. (2016). 2016. Hubungan Antara Status Gizi dan Kecemasan Ibu hamil dengan
SLKI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat