Anda di halaman 1dari 56

MAKALAH SEMINAR

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN


KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
PREEKLAMSIA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Keperawatan Stase Maternitas yang
Diampu Oleh Ns. Nur Hidayatin, S.Kep

Disusun Oleh :

Bella Saputri 202004029

Novita Kumalasari 202004017

Sofa Amalia 202004044

Untari Viona M 202004006

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah, Puji syukur kami haturkan
kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan Rahmat dan
kasih- Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Adapun
tujuan dengan dibuatnya makalah seminar ini sebagai syarat untuk memenuhi
nilai tugas kelompok pada stase Maternitas Prodi Profesi Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Keperawatan Banyuwangi Tahun 2020.

Keberhasilan dalam penyusunan makalah ini tidak dapat terlepas dari


bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada:

1) Ns. Nur Hidayatin,S.Kep selaku pembimbing dalam penyusunan makalah


2) Teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan tugas makalah ini
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan dapat dijadikan sebagai bahan refrensi rujukan dalam
mengembangkan ilmu keperawatan
Kami menyadari masih ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini,
oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun akan kami terima
dengan senang hati.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu
target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium tujuan ke 5
yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun
2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil survei
yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun
demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih
membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus (Profil Dinas
Kesehatan Indonesia, 2011).

Menurut data, sebanyak 99 persen tingkat kematian ibu diakibatkan


masalah persalinan atau kelahiran terjadi dinegara-negara berkembang. Resiko
kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450
kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan resiko
kematian ibu disembilan negara maju. Pada 2005, sebanyak 536.000 perempuan
meninggal dunia akibat masalah persalinan ( Ratna, 2011).

Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,


bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema, dan proteinuria yang
muncul pada kehamilan 20 minngu sampai akhir minggu pertama setelah
persalinan (Sukarni, dkk, 2013).

Selain perdarahan dan infeksi, preeklamasi dan eklamsi juga merupakan


penyebab kematian ibu dan perinatal yang tinggi terutama dinegara berkembang.
Kematian karena eklmasia meningkat dengan tajam dibandingkan pada tingkat
preeklamsia berat. Yaitu berkisar 1,5 sampai 25% untuk kematian ibu, sedangkan
angka kematian bayi antara 45 samapai 50%. Oleh karena itu, menegakan
diagnosa dini preeklamsi dan mencegah agar jangka berlanjut menjadi eklamsi
merupakan tujuan pengobatan. Kejadian eklamsia merupakan kejadian yang
mendadak dan menyebabkan suasana gawat dalam kebidanan (Manuaba, 2010).

Dalam usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan
angka kematian anak bidan memegang peran yang penting melalui pelaksanaan
dan pengawasan kehamilan. Salah satu indikator yang mendapatkan perhatian
seksama adalah tekanan darah yang seharusnya dalam batas normal. Untuk
mendeteksi dini kehamilan dengan dengan faktor resiko dan komplikasi
diperlukan pengawasan selama kehamilan yaitu dengan pelayanan antenatal care
secara teratur dengan memperhatikan kenaikan berat badan dan edema, kenaikan
tekanan darah dan pemeriksaan protein urin untuk menentukan protein urin
(Manuaba, 2010).

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana konsep kehamilan?
1.2.2 Bagaimana konsep preeklamsia ?
1.2.3 Bagaimana konsep asuhan keperawatan preeklamsia ?
1.2.4 Bagaimana aplikasi asuhan keperawatan pada pasien dengan preeklamsia ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui konsep kehamilan
1.3.2 Untuk mengetahui konsep preeklamsia
1.3.3 Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan preeklamsia
1.3.4 Untuk mengetahui aplikasi asuhan keperawatan pada pasien dengan
preeklamsia

1.4 Manfaat
1.4.1 Menambah pengetahuan tentang konsep kehamilan
1.4.2 Menambah pengetahuan tentang konsep preeklamsia
1.4.3 Menambah pengetahuan tentang konsep asuhankeperawatan preeklamsia
1.4.4 Untuk meningkatan derajat kesehatan pada klien dengan preeklamsia
BAB 2
LAPORAN PENDAHULUAN PREEKLAMSI

1. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan

1.1 Konsep Kehamilan

1) Pengertian Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional kehamilan


didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari
saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan
menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,
dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua
15 minggu yaitu minggu ke-13 hingga ke-27 dan trimester ketiga 13
minggu (minggu ke-28 hingga ke-40 minggu) (Prawirohardjo, 2014).
Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memeberikan
perubahan pada ibu maupun lingkungannya. Dengan adanya kehamilan
maka seluruh system genitalia wanita mengalami perubahan yang
mendasar untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan janin
dalam rahim selama proses persalinan berlangsung (Hutahean, 2013).
2) Ada beberapa tanda-tanda kehamilan yang dapat diperhatikan menurut
(Prawirohardjo, 2014), yaitu sebagai berikut:
a. Tanda Persumtif/dugaan
Tanda persumtif adalah perubahan fisiologik pada ibu atau
seorang perempuan yang mengindikasikan bahwa ia telah
hamil. Tanda-tanda tidak pasti atau terduga hamil adalah
perubahan anatomic dan fisiologik selain dari tanda-tanda
persumtif yang dapat dideteksi atau dikenali oleh pemeriksa.
Yang termasuk tanda persumtif adalah:
a) Amenorhea (Tidak dapat haid)
Pada wanita sehat dengan haid yang tidak teratur,
amenorrhea menandakan kemungkinan hamil.
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita yang
hamil tidak dapat haid lagi. Kadang-kadang amenorhea
disebabkan oleh hal-hal lain diantaranya penyakit berat
seperti TBC, Typhus, Anemia atau karena pengaruh psikis
misalnya karena perubahan lingkungan (dari desa ke
asrama) juga dalam masa perang sering timbul amenorhea
pada wanita.
b) Morning Sickness (Mual dan Muntah)
Mual dan muntah pada umumnya terjadi di bulan-
bulan pertama kehamilan sampai akhir bulan pertama
disertai kadang-kadang oleh muntah. Sering terjadi pada
pagi hari, tetapi tidak selalu. Dalam batas tertentu
keadaan ini masih fisiologis, namun bila sudah
terlampau sering dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan yang disebut dengan hiperemesis gravidarum.
c) Sering buang air kecil
Terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai
membesar. Pada triwulan kedua pada umumnya keluhan
ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari
rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala bisa timbul
kembali karena janin mulai masuk ke rongga panggul
dan menekan kembali kandung kencing.
d) Payudara Membesar dan Tegang
Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh esterogen
dan progesterone yang merangsang duktus dan alveoli
pada mammae, sehingga glandula montglomery tampak
lebih jelas.
e) Pigmentasi kulit
Terjadi pada kehamilan 12 minggu ketasa. Pada pipi,
hudung, dan adahi, kadang-kadang tampak deposit
pigmen yang berlebihan yang dikenal dengan cloasma
gravidarum (topeng kehamilan). Areola mammae juga
berubah menjadi hitam karena didapatkan deposit
pigmen yang berlebihan. Daerah leher menjadi lebih
hitam dan linea alba. Hal ini terjadi karena pengaruh
hormone kortiko steroid plasenta yang merangsang
melanofor dan kulit.
b. Tanda Kemungkinan Hamil
Adalah perubahan-perubahan yang diobservasi oleh
pemeriksa (bersifat obyektif), namun berupa dugaan kehamilan
saja. Menurut (Nugroho, 2014) yang termasuk tanda-tanda
kemungkinan hamil yaitu:
a) Uterus membesar terjadi perubahan bentuk, besar dan
konsistensi rahim. Pada pemriksaan dalam dapat pula
diraba bahwa uterus membesar dan makin lama
semakin bundar bentuknya.
b) Tanda hegar adalah perubahan pada istmus uteri yang
menyebabkan isthmus uteri menjadi lebih panjang dan
lunak (usia 6 minggu).
c) Tanda Chadwick adalah warna merah tua atau kebiruan
pada vagina akibat peningkatan vaskularisasi (usia 8
minggu).
d) Tanda Piscasek adalah pertumbuhan rahim tidak sama
kesemua arah, tetapi terjadi pertumbuhan yang cepat
didaerah implantasi plasenta sehingga bentuk rahim
tidak simetris (usia 4-6 minggu).
e) Tanda Braxton Hicks adalah kontraksi uterus yang datangnya
sewaktu-waktu, tidak beraturan dan tidak mempunyai irama
tertentu (akhir trimester).
f) Tes kehamilan positif (usia 7-10 hari setelah konsepsi)
c. Tanda pasti adalah tanda-tanda obyektif yang didapatkan oleh
pemeriksaan yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa
pada kehamilan. Yang termasuk tanda pasti kehamilan menurut
(Nugroho, 2014) yaitu:
a) Terasa gerakan janin, gerakan pada primigravida dapat
dirasakan oleh ibunya pada kehamilan 18 minggu,
sedangkan pada multigravida pada kehamilan 16
minggu, karena telah berpengalaman dari kehamilan
yang lalu. Pada bulan ke-IV dan V janin itu kecil
diandingkan dengan banyaknya air ketuban, maka
kalau rahim diorong atau digoyangkan, maka anak
melenting didalam rahim. Ballotement ini dapat
ditentukan dengan pemeriksaan luar maupun dengan
jari yang melakukan pemeriksaan dalam.
b) Teraba bagian-bagian janin, bagian-bagian janin secara
obyektif dapat diketehui oleh pemeriksaan dengan cara
palpasi menurut Leopold pada akhir trimester kedua.
c) Denyut jantung janin secara obyektif dapat diketahui
oleh pemeriksa dengan menggunakan system doopler
pada kehamilan 12 minggu dan stetoskop leanec pada
kehamilan 18-20 minggu.
d) Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan sinar
rontgen. Dengan menggnakan USG dapat terlihat
gambaran janin berupa ukuran kantong janin,
panjangnya janin, dan diameter biparietalis hingga
dapat diperkirakan tuanya kehamilan
3) Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan (Hutahean, 2013)
a. Berat badan
a) Peningkatan berat badan sekitar 25% dari sebelum
hamil (rata-rata 12,5 kg).
b) Pada trimester II dan III sebanyak 0,5 kg/ minggu.
c) Pengaruh dari pertumbuhan janin, pemeriksaan organ
maternal, penyimpanan lemak dan protein, serta
peningkatan volume darah dan cairan intertisial pada
maternal.
b. Sistem Reproduksi

a) Uterus mengalami kenaikan yaitu 20 x 50 gram,


volume 10 ml serta mengalami pembesaran uterus
karena pengaruh esterogen adalah hyperplasia
hipertrofi aringan otot uterus.
b) Serviks, pada serviks terdapat tanda-tanda Chadwick,
goondel dan mucus plug, serviks uteri mengalami
hipervaskularisasi dan pelunakan dan lendir serviks
meningkat seperti gejala keputihan.
c) Ovarium, fungsi ovarium diambil alih oleh plasenta
terutama fungsi produksi progetsterone dan esterogen
pada usia kehamilan 16 minggu . Tidak terjadi
kematangan ovum selama kehamilan.
d) Payudara, payudara menjadi lebih besar, kenyal, terasa
tegang, arela mengalami hiperpigmentasi, glandula
montgomeri makin tampak, papilla mammae makin
membesar atau menonol serta pengeluaran ASI belum
berlangsung karena prolaktin belum berfungsi.
e) Vulva mengalami hipervaskularisasi karena pengaruh
esterogen dan progesterone atau berwarna kebiruan.
c. Sistem Muskuloskeletal
a) Pembesaran payudara dan rotasi anterior panggul
memungkinkan untuk etrajdinya lorosis
b) Ibu sering mengalami nyeri dibagian punggung dan
pinggang karena mempertahankan posisis stabil.
c) Adaptasi muskolesketal yang disebabkan oleh
pengbaruh hormonal yaitu relaksasi persendian
karena pengaruh hormone relaksin,
molibilitas dan pliabilitas atau pelunakan meningkat
pada sendi sakroiliaka, sakrokoksigeal dan pelvis
untuk persiapan persalinan.
d) Relaksasi dan hipermobilitas sendi pada masa hamil
kembali stabil dan ukuran sama dengan sebelum
hamil, kecuali pada kaki
d. Sistem Integumen

Selama kehamilan terjadi perubahan-perubahan pada system


organ ibu dikarenakan pengaruh hormon. Begitupun dengan system
integument. Perubahan pada system integument selama hamil
disebabkan oleh perubahan keseimbangan hormone dan peregangan
ekanis yang ditandai dengan beberapa kondisi sebagai berikut.matang
dan pada akhirnya menjadi sel darah merah, sel darah putih atau
trombosit.
a) Peningkatan aktivitas melanophore stimulating hormone
mengakibatkan hiperpigmentasi wajah ( Clloasma
gravidarum), payudara, linea alba, dan striae gravidarum.
Jaringan elastic kulit mudah pecah,menyebabkan striae
gravidarum, atau tanda regangan. Respon alergi kulit
meningkat. Kelenjar sebaseus, keringat, folikel rambut
lebih aktif. Pigmentasi timbul akibat peningkatan hormone
hipofisiss anteriopr menotropin selama masa hamil, contoh
pimentasi padawajah yaitu cloasma. Striae gravidarum
atau tanda regangan terlihat dibawah abdomen disebabkan
kerja adenokortikisteroid.
b) Perubahan umum lainnya yang timbul adalah peningkatan
ketebalan kulit dan lemak subdermal, hiperpigmentasi,
pertumbuhan rambut, kuku, percepatan aktivitas kelenjar
keringat dan sebasea, serta peningkatan sirkulasi dan
aktivitas vasomotor.
e. Sistem Respirasi
Kebutuhan oksigen meningkat 15%-20% diafragma terdorong
keatas, hiperventilasi, pernapasan dangkal (20-24 x/menit)
mengakibatkan penurunan kompliansi dada, dan kapasitas paru serta
terjadi peningkatan volume tidal. Oleh karean itu, system respirasi
selama kehamilan dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan
inspirasi dan ekspirasi dalam pernapasan, yang secara langsung juga
mempengaruhi suplai oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) pada
janin. Jika inspirasi meningkat maka jumlah kebutuhan oksigen akan
meningkat (oksigen di arteri meningkat), sehingga suplai oksigen
yang sampai ke fetus meningkat. Tapi jika ekspirasi meningkat maka
output karbondioksida meningkat, sehingga karbondioksida dalam
darah maternal menurun yang selanjutnya akan memudahkan
transfer karbondioksida dari fetus kepada maternal.
f. Sistem Gastrointestinal
Selama masa hamil, nafsu makan meningkat, sekresi usus
berkurang, fungsi hati berubah, dan aborsi nutrient meningkat.
Aktivitas peristaltik(motilitas) menurun, akibatnya bising usus
menghilang, sehingga menyebabkan konstipasi, mual serta muntah.
Aliran darah ke panggul dan tekanan darah meningkat sehingga
menyebabkan hemoroid terbentuk pada akhir kehamilan.
g. Sistem Kardiovaskular
Hipertrofi atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh
peningkatan volume darah dan curah jantung. Oleh karena diafragma
terdorong keatas, jantung terangkat ke atas lalu berotasi kedepan dan
kekiri. Peningkatan ini juga menimbulkan perubahan hasil auskultasi
yang umum terjadi selama masa hamil. Perubahan pada auskultasi
mengiringi perubahan ukuran dan posisi jantung.
h. Sistem Perkemihan
Unsur menakjubkan lainnya dari sistem pertahanan kita
adalah limpa. Limpa terdiri dari dua bagian: pulp merah dan
pulp putih. Limfosit yang baru dibuat di pulp putih mula-mula
dipindahkan ke pulp merah, lalu mengikuti aliran darah. Kajian
saksama mengenai tugas yang dilaksanakan organ berwarna
merah tua di bagian atas abdomen ini menyingkapkan
gambaran luar biasa. Fungsinya yang sangat sulit dan rumit
yang membuatnya sangat menakjubkan (Sukarni, dkk, 2013).
4) Perubahan Psikologis Pada Kehamilan
Sikap atau penerimaan ibu terhadap keadaan hamilnya sangat
mempengaruhi kesehatan atau keadaan umum ibu serta keadaan janin
dalam kehamilannya. Umumnya kehamilan yang didinginkan akan
disambut dengan sangat gembira, diiringi dengan pola makan yang
teratur, perawatan tubuh dan upaya memeriksakan diri secara terartur
dengan baik. Kadang timbul gejala yang lazim disebut ngidam, yaitu
keinginan terhadap hal-hal tertentu yang tidak seperi biasanya. Akan
tetapi kehamilan yang tidak diingikan, kemungkinan akan disambut
dengan sikap tidak mendukung, nafsu makan menurun, tidak mau
memeriksakan kehamilannya secara teratur, bahkan kadang-kadang
juga ibu sampai melakukan saha-usaha untuk mnggugurkan
kandungannya (Nugroho, 2014).
2. Tinjauan Umum Tentang Preeklampsia
2.1 Definisi Preeklampsia
Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita
hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema, dan
proteinuria yang muncul pada kehamilan 20 minngu sampai akhir
minggu pertama setelah persalinan (Sukarni, dkk, 2013).
Menurut (Norma, dkk, 2013) preeklampsia adalah sekumpulan
gejala yang secara spesifik hanya muncul selama kehamilan dengan usia
lebih dari 20 minngu (kecuali pada penyakit trofoblastik) dan dapat di
diagnosis dengan kriteria sebagai berikut :
a. Ada peningkatan tekanan darah selama masa kehamilan sistolik
≥140 mmHg atau diastolik ≥ 90 mmHg), yang sebelumnya
normal, disertai proteinuria (≥ 0,3 gram protein selama 24 jam
atau ≥ 30 mg/dl dengan hasil reagen urine ≥ +1).
b. Apabila hipertensi selama kehamilan muncul tanpa proteinuria,
perlu dicurigai adanya preeklampsia seiring kemajuan kehamilan,
jika muncul gejala nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri
pada abdomen, nilai trombosit rendah dan kadar enzim ginjal
normal.
2.2 Faktor Resiko Preeklampsia
Menurut (Norma, dkk, 2013) ada beberapa faktor resiko tertentu yang
berkaitan dengan perkembangan penyakit:
a. Primigravida, kira-kira 85% preeklampsia terjadi pada kehamilan
pertama
Berdasakan teori immunologik, preeklampsia pada
primigravida terjadi dikarenakan pada kehamilan pertama terjadi
pembentukan blocking antibodies terhadap antigen tidak
sempurna. Selain itu pada kehamilan pertama terjadi
pembentukan Human Leucoyte Antigen (HLA-G) yang berperan
penting dalam modulasi respon imun sehingga ibu menolak hasil
konsepsi atau terjadi intoleransi ibu terhadap plasenta sehingga
menyebabkan preeklampsia.
b. Grand multigravida
Pada ibu yang grand multigravida beresiko mengalami
preeklampsia dikarenakan terjadi perubahan pada alat-alat
kandungan yang berkurang elastisnya termasuk pembuluh darah
sehingga lebih memudahkan terjadinya vasokontriksi, terjadi
peningkatan cairan, timbul hipertensi yang disertai oedema dan
proteinuria.
c. Distensi rahim berlebihan: hidramnion, hamil ganda, dan mola
hidatidosa. Preeklampsia terjadi pada 14% sampai 20%
kehamilan dengan janin lebih dari satu.
Kehamilan ganda dan hidramnion sangan berkaitan dengan
kejadian preeklampsia. Ibu dengan hamil ganda dapat
menyebabkan terjadinya hidramnion akibat dua janin yang ada
dalam rahim ibu sehingga tekanan dalam rahim ibu berlebihan.
Akibatnya cairan yang berlebihan dalam rahim akan akan
memudahkan terjadinya vasokontriksi dan peningkatan pada
tekanan darah ibu.
d. Morbid obesitas atau kegemukan dan penyakit yang meyertai
kehamilan seperti diabetes mellitus
Kegemukan disamping menyebabkan kolesterol tinggi dalam
darah juga menyebabkan kerja jantung lebih berat. Semakin
gemuk seseorang maka semakin banyak pula jumlah darah yang
terdapat di dalam tubuh yang berarti makin berat pula fungsi
pemompaan jantung sehingga dapat meyebabkan terjadinya
preeklampsia. Preeklampsia lebih cenderung juga terjadi pada
wanita yang menederita diabetes melitus karena pada saat hamil
plasenta berperan untuk memenuhi semua kebutuhan janin.
Pertumbuhan janin dibantu oleh hormonhormon dari plasenta,
namun hormone-hormon plasenta ini juga mencegah kerja insulin
dalam tubuh ibu hamil. Hal ini disebut resistensi insulin atau
kebal insulin. Resistensi insulin membuat tubuh ibu hamil lebih
sulit untuk mengatur kadar gula darah sehingga glukosa tidak
dapat diubah menjadi energi dan menumpuk didalam darah
sehingga keadaan ini menyebabkan kadar gula dalam darah
menjadi tinggi (Dyah dkk, 2016).
e. Pada ibu yang mengalami hipertensi kronis atau penyakit ginjal,
insiden dapat mencapai 25%.
Ibu hamil dengan hipertensi kronis lebih memudahkan terjadinya
preeklampsia berat dikarenakan pembuluh darah ibu sebelum
mencapai 20 minggu sudah mengalami vasokontriksi.
Hal ini akan menyebabkan tekanan darah ibu tinggi dan
kandungan dalam protein dalam urin selama kehamilan semakin
meningkat. Gagal ginjal juga menyebabkan terjadinya
preeklampsia akiba terjadi penurunan aliran darah ke ginjal
sehingga menyebabkan filtrasi glomelurus berkurang akibatnya
terjadi proteinuria (Dyah dkk, 2016).
f. Jumlah umur ibu diatas 35 tahun
Wanita pada usia lebih dari 35 tahun lebih mudah mengalami
berbagai masalah kesehatan salah satunya hipertensi dan
preeklampsia. Hal ini terjadi karena terjadinya perubahan pada
jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi
begitu pula dengan pembuluh darah, juga diakibatkan tekanan
darah yang meningkat seiring dengan pertambahan usia sehingga
memudahkan terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah ibu,
proteinuria dan oedema. Usia 35 tahun sebenarnya belum
dianggap rawan, hanya pada usia ini kemampuan reproduksi lebih
menurun sehingga usia diatas 35 tahun dianggap fase untuk
menghentikan kehamilan.
2.3 Klasifikasi Preeklampsia
Adapun preeklampsia menurut (Prawirohardjo, 2014) digolongkan
kedalam preeklampsia ringan dan preeklampsia berat dengan gejala dan
tanda sebagai berikut:
a. Preeklampsia Ringan
Preeklampsia ringan adalah suatu sindroma spesifik kehamilan
dengan menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya
vasopasme pembuluh darah dan aktivasi endotel. Berikut diagnosis
preeklampsia ringan:
a) Tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia kehamilan diatas 20
minggu
b) Tes celup urine menunjukkan proteinuria 1+ atau pemeriksaan
protein kuantitatif menunjukkan hasil lebih dari 300 mg/24 jam.
b. Preeklampsia Berat
Preeklampsia berat adalah preeclampsia dengan tekanan darah
sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan diastolic ≥110 mmHg disertai
proteinuria lebih 5 g/24 jam (Prawihardjo 2014, 544). Berikut
diagnosis preeklampsia berat:
a) Tekanan darah ≥160/110 mmHg pada usia kehamilan lebih dari 20
minggu
b) Tes celup urine menunjukkan proteinuria ≥2+ atau pemeriksaan
protein kuantitatif menunjukkan hasil lebih dari 5 g/24 jam
c) Atau keterlibatan organ lain:
Trombositopenia(<100.000sel/uL),hemolisis
mikiroangiopati
Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran kanan
atas
Sakit kepala, skotoma penglihatan
Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
Edema paru atau gagal jantung kongestif
Oliguria (<500 ml/24 jam), kreatinin lebih dari 1,2 mg/dl
2.4 Patofisiologi

Pre Eklamsi terjadi pada ibu dengan usia kehamilan 20 minggu atau
setelah melahirkan dengan menampakkan kumpulan gejala seperti
hipertensi disertai oedema dan proteinuria. Kejadian Pre Eklamsi
dipengaruhi oleh paritas, ras, faktor genetik dan lingkungan. Serta
dipengaruhi oleh faktor bertambahnya frekuensi pada primigraviditas,
kehamilan ganda, hidramnion, dan mola hidatidosa, bertambahnya
frekuensi yang makin tuanya kehamilan, dapat terjadinya perbaikan
keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus, peran faktor
imunologis dan genetik, peran renin-angiotensin-aldosteron system
(RAAS). Adaptasi fisiologi normal pada kehamilan meliputi peningkatan
volume plasma darah, vasodilatasi, penurunan resistensi vaskular
sistemik systemic vascular resistance (SVR), peningkatan curah jantung,
dan penurunan tekanan osmotik koloid.
Pada preeklampsia, volume plasma yang beredar menurun,
sehingga terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal.
Perubahan ini membuat perfusi organ maternal menurun, termasuk
perfusi ke unit janin-uteroplasenta. Vasospasme siklik lebih lanjut
menurunkan perfusi organ dengan menghancurkan sel-sel darah merah,
sehingga kapasitas oksigen maternal menurun. Vasopasme merupakan
sebagian mekanisme dasar tanda dan gejala yang menyertai
preeklampsia. Vasopasme merupakan akibat peningkatan sensitivitas
terhadap tekanan darah, seperti angiotensin II dan kemungkinan suatu
ketidakseimbangan antara prostasiklin prostagladin dan tromboksan A2.
(Nugroho, 2014).
2.5 Pathway

Genetik, pengaruh paternal, kehamilan pertama, keguguran, kehamilan ganda, obesitas, kondisi dasar maternal yang meningkatkan resiko
(hipertensi kronis, penyakit ginjal, diabetes gestasional, pre-eklamsia sebelumnya)

Perubahan Pokok pada Pre-Eklamsia


[

Spasmus Pembuluh Darah Perubahan pada Plasenta


Perubahan pada Perubahan pada Metabolisme Air dan
Penimbunan Cairan Berlebihan dan Uterus
pada Ruang Interstisial Ginjal Retina Elektrolit

Spasmus yang Spasmus Retensi Air Menurunnya aliran Kenaikan Aliran darah ke Spasmus Hemo-
Hebat pada Arteriola Dan Garam darah Tonus ginjal menurun arteri konsentasi
Arteriola Diseluruh Ke Plasenta Uterus
Glomelurus Tubuh
Edema Masalah
Kenaikan Filtrasi Retina Keperawatan:
Lumen Kenaikan Edema Gangguan Perangsangan Pergeseran Cairan
Arteriola Tahanan Glomelurus Gangguan
BB Fungsi sering dari Ruang
Kecil Perifer menurun Penglihatan intravaskuler
Plasenta
ke ruang
intestisial
Hanya dilalui Peningkatan Masalah Masalah Partus Retensi Diuresis turun
1 sel Darah Proteinuria
TD Keperawatan : Keperawatan : Prematuritas Air
Merah Kelebihan Perubahan perfusi dan Garam
Merangsang medulla volume cairan jaringan utero Oliguria
oblongata dan saraf simpatis plasenta Masalah keperawatan :
Gangguan eliminasi urin

Peningkatan HCL Kenaikan Kehilangan Edema


hemotokrit protein
plasma
Nyeri epigastrik

Masalah keperawatan : Gangguan


Waktu Volume Darah
Masalah Perfusi Jaringan Perifer
peredaran mengurang
keperawatan :
Nyeri akut darah tepi
lama
Suplai darah perifer ↓ Masalah Keperawatan :
Kekurangan Volume
Masalah Keperawatan : Resti cidera terhadap ibu Hipoksia Cairan
2.6 Manifestasi Klinis
Menurut (Sukarni, dkk, 2013) gambaran klinik pre eklamsi bervariasi
luas dan sangat individual. Kadang –kadang sukar untuk menentukan
gejala pre eklamsia mana yang timbul lebih dahulu. Secara teoritik
urutan-urutan gejala yang timbul pada pre eklamsia ialah edema,
hipertensi dan terakhir proteinuria. Sehingga bila gejala-gejala ini timbul
tidak dalam urutan diatas dapat dianggap bukan pre eklamsia. Dari
semua gejala tersebut, timbulnya hipertensi dan proteinuria merupakan
gejala yang paling penting, namun penderita seringkali tidak merasakan
perubahan ini. Gejala lain yang sering dirasakan pasien pre eklamsia
yaitu :
a. Nyeri kepala
Jarang ditemukan pada kasus ringan, tetapi akan sering terjadi pada
kasus-kasus yang berat. Nyeri kepala sering terjadi pada daerah frontal
dan oksipital, serta tidak sembuh dengan pemberian analgetik biasa.
b. Gangguan penglihatan
Keluhan penglihatan yang tertentu dapat disebabkan oleh spasies
arterial, iskemia, dan edema retina dan pada kasus-kasus yang langka
disebabkan oleh ablasio retina, pada preklampsia ringan tidak
ditemukan tanda-tanda subjektif.
c. Nyeri epigastrium
Merupakan keluhan yang sering ditemukan pada preklampsia berat.
Keluhan ini disebabkan karena tekanan pada kapsula hepar akibat
edama atau pendarahan.
d. Kenaikan berat badan
Peningkatan BB normal adalah 0,5 Kg perminggu. Bila 1 Kg dalam
seminggu, maka kemungkinan terjadinya preklampsia harus dicurigai.
Peningkatan berat badan terutama di sebabkan kerena retensi cairan
dan selalu dapat ditemukan sebelum timbul gejala edema yang terlihat
jelas seperti kelopak mata yang bengkak atau jaringan tangan yang
membesar.
2.7 Komplikasi
a. Pada ibu :
a) Eklamsia
b) Solusio plasenta
c) Perdarahan subkapsula hepar
d) Kelainan pembekuan darah (DIC)
e) Sindrom HELLP (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low
platelet count).
f) Ablasio retina
g) Gagal jantung hingga syok dan kematian.
b. Pada Bayi :
a) Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus
b) Prematur
c) Asfiksia neonatorum
d) Kematian dalam uterus
e) Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.
2.8 Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Dyah dkk, 2016) Pemeriksaan Laboraratorium :
a. Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
Penurunan hemoglobin ( nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk
wanita hamil adalah 12-14 gr%), hemaktrokit meningkat ( nilai rujukan 37-
43 vol%), trombosit menurun ( nilai rujukan 150- 450 ribu/ mm3).
b. Urinalisis
Ditemukan protein dalam urine
c. Pemeriksaan fungsi hati
Bilirubin meningkat ( N = < 1 mg/dl), aspartat aminomtrasferase (AST) >
60 ul, serum Glutamat pirufat trasaminase (SGPT) meningkat ( N= 15-45
u/ml), serum glutamate oxaloacetix trasaminase ( SGOT) meningkat ( N =
< 31 u/l), total Protein serum menurun ( N = 6,7- 8,7 g/dl)
d. Tes kimia darah
Asam urat meningkat ( N = 2,4 – 2,7 mg/dl)
e. Radiologi
a) Ultrasonografi
Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus, pernafasan
intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban
sedikit
b) Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin bayi lemah

2.9 Penatalaksanan
Menurut (Dyah dkk, 2016)
a. Preeklamsia
Tujuan utama penangan preeklamsia adalah mencegah terjadinya
eklamsia, melahirkan bayi tanpa asfiksia dengan skor APGAR baik, dan
mencegah mortalitas maternal dan parietal
a) Preeklamsia ringan
Istirahat di temmpat tidur merupakan terapi utama dalam penganan
preeklamsia ringan. Istirahat dengan berbaring pada sisi tubuh
menyebabkan aliran darah ke plasenta dan aliran darah ke ginjal
meningkat, tekanan vena pada ekstermitas bawah menurun dan reabsorpsi
cairan bertambah. Selain itu dengan istirahat di tempat tidur menurunkan
tekanan darah. Apabila preeklamsia tersebut tidak membaik dengan
penanggan konservatif, dalam hal ini kehamilan harus diterminasi jika
mengancam nyawa maternal.
b) Preeklamsia berat
Pada pasien preeklamsia berat secara harus diberi obat sedative kuat
untuk mencegah timbulnya kejang. Apabila sesudah 12-24 jam bahaya akut
sudah diatasi , tindakan terbaik adalah menghentikan kehamilan sebagai
pengobatan mencegah timbulnya kejang, dapat diberikan larutan
magnesium sulfat ( MgSO4) 20% dengan dosis 4 gram secara intravena
loading dose dalam 4-5 menit. Kemudian dilanjutkan dengan MgSo4 40%
sebanyak 12 gram dalam 500cc ringer laktat (RL) atau sekitar 14 tetes/
menit. Tambahan magnesium sulfat hanya dapat diberikan jika dieresis
pasien baik, reflex patella positif dan frekuensi pernafasan lebih dari 16
kali/ menit. Obat ini memiliki efek menenangkan, munurunkan tekanan
darah dan meningkatkan dieresis selaian magnesium sulfat, pasien dengan
preeklamsia dapat juga diberikan klorpromazin dengan dosis 50 mg secara
intramuscular ataupun diazepam 20 mg secara intramuscular.
BAB 3
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PREEKLAMSIA

3.1 Anamnesa
1. Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, no registrasi, tanggal MRS, diagnosa
medis.
2. Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama px preeklamsi adanya penyakit hipertensi,
pembengkakan pada area kaki, protein uria positif.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Umumnya klien datang dengan keadaan sakit kepala, kaki bengkak,
protein urin positif, nyeri epigastrik, lemah.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Umumnya pasien terdiagnosa preeklamsi karena mempunyai riwayat
preeklamsi pada kehamilan sebelumnya, riwayat hipertensi, dan biasa
terjadi pada ibu hamil dengan obesitas, DM.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Kemungkinan adanya riwayat keluarga dengan hipertensi atau adanya
riwayat preeklamsi paa kehamilan sebelumnya
6. Riwayat Kebidanan Masa Lalu
1) Riwayat Menstruasi
a. Menarche: Dituliskan pertama kali haid(missal : SD, SMP,SMA)
b. Siklus Menstruasi (teratur / tidak teratur), berapa hari: <7 hari
c. Lama menstruasi: <7 hari
d. Volume darah: 50-60 ml/hari
e. Keluhanan saat menstruasi: sering dismenorhe/tidak.
2) Riwayat Perkawinan
Pada riwayat perkawinan dituliskan status pernikahan pasien dan
merupakan pernikahan keberapa dan lama menikah. Serta usia pertama
saat menikah.
7. Riwayat Psikososial
1) Persepi klien terhadap penyakitnya
Umumnya klien merasa khawatir dengan kesehatan kehamilannya
2) Ekspresi klien terhadap penyakitnya
Umunya klien merasa gelisah
3) Reaksi saat interaksi tergantung pada kondisi px kooperatif/tidak
kooperatif
8. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1) Pola Nutrisi
Umumnya klien akan mengalami penurunan nafsu makan jika
muncul adanya nyeri ulu hati atau nyeri epigastrik dan mual muntah.
2) Pola Kebersihan Diri
Pola kebersihan diri pada preeklamsi bisa dilakukan secara mandiri jika
pasien dirasa masih mampu berjalan ke kamar mandi atau jika pasien merasa
tidak mampu ke kamar mandi biasanya dibantu oleh keluarganya.
3) Aktivitas, Latihan dan bermain
Umumnya klien dengan diagnosa preeklamsi memiliki aktivitas
dan latihan normal seperti pada umumnya.
4) Pola Istirahat dan Tidur
Munculnya beberapa gejala yang mengganggu akan merubah
jadwal tidur serta menurunkan kualitas tidur klien, seperti munculnya
nyeri ulu hati, kepala pusing, mual dan muntah.
.8. Pemeriksaan Fisik
Pasien dengan preeklamsi memiliki kesadaran komposmentis dengan
adanya rata-rata TTV yaitu suhu tubuh yang tidak ada masalah, RR
>20x/menit, Nadi >100x/menit, TD >140/90 mMhg.
Keadaan Umum
Pemeriksaan Integumen, Rambut, Kuku
1) Integumen
Umumnya tidak ada lesi, jaringan parut(-), hiperpigmentasi (-), ada
bekas oprasi jika ibu mempunyai riwayat SC.
2) Rambut
Penyebaran merata atau tidak, bau rambut, rontok atau tidak, warna
rambut umumnya hitam
3) Kuku
Umumnya kuku berwarna pink bersih, bentuk simetris, CRT <2 dtk
Pemeriksaan Kepala, Wajah, Leher
1) Kepala
Umumnya bentuk kepala bulat, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan,
simetris dan tidak ada luka
2) Pemeriksaan Mata
Umumya mata kanan kiri lengkap, simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
edema, konjungtiva an anemis, pupil an isokor
3) Pemeriksaan Telinga
Umumnya kedua telinga simestris, tidak ada bekas luka, tidak ada nyeri
tekan, keadaan telinga bersih
4) Pemeriksaan Hidung
Umumnya hidung terlihat simetris, septumnasi tidak ada pembengkokan,
tidak ada perdarahan, tidak ada kotoran, tidak ada polip, tidak ada pernafasan
cuping hidung.
5) Pemeriksaan Mulu dan Faring
Umumnya warna bibir tidak sianosis, mukosa bibir lembab, lesi tidak ada,
gigi keadaan bersih, tidak ada luka dan stomatitis
6) Pemeriksaan Leher
Umumnya bentuk leher simestris tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran
JVP, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
Ukuran payudara normal, puting susu keluar, aerola mamae membesar,
kolostrum tidak ada, ulkus (-), tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
Pemeriksaan Torak dan Paru
Bentuk dada normal chest, bentuk dada simetris, terdapat retraksi intercostae,
vokal fremitus sama antara kanan kiri, suara perkusi sonor, tidak ada suara nfas
tambahan
Pemeriksaan Penunjang
Umumnya TD dan nadi dalam batas tidak normal, terkadang adanya keluhan
nyeri dada, irama jantung reguler, suara jantung normal (SI/S2 tunggal), akral
hangat, adanya gangguan sirkulasi perifer, JVP tidak ada.
Pemeriksaan Abdomen
Bentuk perut membesar sesuai usia kehamilan, lesi (-), benjolan (-), adanya
linea nigra, striae gravidarum, bising usu terdengar, ada/tidaknya bekas oprasi,
pemeriksan leopod sesuai dengan usia kehamilan, perkusi terenga tympani, pada
kasus PEB biasa muncuk adanya nyeri epigastrik
Pemeriksaan Genetalia
Terdapat adanya rambut pubis, lesi tidak ada, eritema tidak ada, keputihan (-
), peradangan (-),
Pemeriksaan Anus
Tidak ada hemoroid, tidak ada peradarahan, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan,
Pemeriksaan Muskuloskeletal (ekstremitas)
Otot antara sisi kanan dan kiri simetris, adanya pembengkakan pada kedua
ekstremitas, kekuatan otot normal
Pemeriksaan Neurologis
Kesadaran komposmentis, GCS 456, Suhu normal, adanya keluhan pusing
kepala bagian belakang karena disebabkan adanya peningkatan tekanan darah
Pemeriksaan Penunjang
HB <12gr%, Protein urinaria positif
Penatalaksanaan
Infus Cairan RL
MgSO4 untuk menghindari kejang
Nifepidin 10mg 3x1
Pemasangan kateter
3.2 Diagnosa Keperawatan (SDKI, 2018)
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan
gelisah, frekuensi nadi meningkat, TD meningkat.
2) Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan peningkatan tekanan
darah ditandai dengan adanya edema
3) Hipovolemia berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler
ditandai dengan frekuensi nadi meningkat, hematokrit meningkat
4) Hipervolemia berhubungan dengan kelebihan asupan natrium ditandai
dengan edema perifer, BB meningkat, oliguria, HB menurun.
5) Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan penurunan kapasitas
kandung kemih ditandai dengan berkemih tidak tuntas.
3.3 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Kep Kriteria Hasil (SLKI, 2018) Intervensi (SIKI, 2018)


(SDKI,
1. Nyeri201
akut Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (1.08238)
8)
berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Observasi
dengan agen 20 menit diharapkan nyeri berkurang: 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
IR-ER durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
pencedera
nyeri
Gelisah 1 2 3 4 5
fisiologis ditandai 2. Identifikasi skala nyeri
Keluhan nyeri 1 2 3 4 5
3. Identifiksi faktor yang memperberat
dengan gelisah, Tekanan darah 1 2 3 4 5
dan meringankan nyeri
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
frekuensi nadi
Nafsu makan 1 2 3 4 5
meningkat, TD
meningkat Keterangan :
Gelisah, keluhan nyeri : Terapeutik
(D.0077) .
1 : Meningkat 1. Berikan teknik non farmakologis untuk
2 : Cukup meningkat mengurangi rasa
3 : Sedang nyeri
4 : Cukup menurun 2. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
5 : menurun dalam pemilihan strategi meredakan
Frekuensi nadi, tekanan darah, nafsu makan : nyeri
1 : Memburuk
2 : Cukup memburuk Edukasi
3 : Sedang 1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
4 : Cukup membaik 2. Jelaskan strategi pereda nyeri
5 : Membaik
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik
2. Perfusi perifer tidak Perfusi Perifer (L.02011) Perawatan Sirkulasi (1.02079)
efektif berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Observasi
dengan proses 1x24 jam diharapkan perfusi perifer kembali 1. Identiperiksa sirkulasi perifer(nadi,
normal : pengisian kapiler, warna, suhu, ancle
kekurangan volume
IR- brachial index)
cairan ditandai dengan Edema perifer 1 2 ER3 4 5 2. Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi
(diabetes, perokok, hipertensi, kolestrol
adanya edema
tinggi)
(D.0009) . 3. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau
Keterangan : bengkak pada area ekstremitas
1 : Meningkat Terapeutik
2 : Cukup meningkat 1. Lakukan perawatan kaki dan kuku
3 : Sedang 2. Lakukan hidrasi
4 : Cukup menurun
5 : Menurun Edukasi
1. Ajarkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi
2. Informasikan tanda dan gejala darurat
yang harus dilaporkan
3. Hipovolemi Status cairan (L.03028) Manajemen Hipovolemia (1.03116)
berhubungan
dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Observasi
peningkatan 1x24 jam diharapkan volume cairan kembali 1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia
permeabilitas normal : (volume urin menurun, hematokrit
kapiler IR- meningkat, lemah, frekuensi nadi
ditandai dengan Edema perifer 1 2 ER 3 4 5 meningkat)
frekuensi nadi 2. monitor intake dan output cairan
Berat badan 1 2 3 4 5
meningkat,
hematokrit
meningkat (D.0023)
Terapeutik
1. Berikan asupan cairan oral
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5 2. Hitung kebutuhan cairan
Kadar HB 1 2 3 4 5 Kolaborasi
Oliguria 1 2 3 4 5 1. Kolaborasi pemberian cairan yang dibutuhkan

Keterangan :
Edema perifer, berat badan :
1 : Meningkat
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup menurun
5 : Menurun Frekuensi
nadi, kadar HB,
oliguria :
1 : Memburuk
2 : Cukup memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : Membaik
4.Hipervolemi Keseimbangan Cairan (L.03020) Manajemen Hepervolemia (1.03144)
a
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 Observasi
kelebihan asupan jam diharapkan keseimbangan cairan membaik: 1. Periksa tanda-tanda hipervolemia
natrium ditandai dengan 2. Identifikasi toleransi fisik
edema perifer, BB IR- melakukan pergerakan
meningkat, oliguria, HB Haluaran urin 1 2 ER
3 4 5
menurun (D.0022) . Edema 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5 Terapeutik
Denyut nadi radial 1 2 3 4 5 1. Batasi asupan cairan dan garam
Berat badan 1 2 3 4 5 2. Tinggikan kepala tempat tidur 30-40
Keterangan :
Haluaran urin : Edukasi
1 : Menurun 1. Anjurkan melapor jika haluaran urin
2 : Cukup menurun <0,5mL/kg/jam dalam 6
3 : Sedang jam
4 : Cukup meningkat 2. Anjurkan mobilisasi sederhana di tempat
5 : Meningkat tidur atau tempat duduk
Edema : Kolaborasi
1 : Meningkat 1. Kolaborasi pemberian diuretik
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup menurun
5 : Menurun
TD, denyut nadi radial, BB :
1 : Memburuk
2 : Cukup memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : Membaik
5. Gangguan Eliminasi Urin (L.04034) Manajemen Eliminasi Urin (1.04152)
eliminasi
urin berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Observasi
dengan penurunan 1x24jam diharapkan eliminasi urin kembali 1. Identifikasi tanda dan gejala retensi
kapasitas kandung normal : atau inkontinensia urin
kemih ditandai dengan 2. Monitor eliminasi urin
berkemih tidak tuntas IR- Terapeutik
(D.0040) Sensasi berkemih 1 2 ER3 4 5 1. Catat waku-waktu dan haluaran berkemih
Berkemih tidak tuntas 1 2 3 4 5
Frekuensi BAK 1 2 3 4 5
Karakteristik urin 1 2 3 4 5
Keterangan : Edukasi
Sensasi berkemih : 1. Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada
1 : Menurun kontraindikasi
2 : Cukup menurun 2. Ajarkan cara membatasi cairan
3 : Sedang Kolaborasi
4 : Cukup meningkat 1. kolaborasi pemberian supositoria uretra, jika
5 : Meningkat perlu
Berkemih tidak tuntas :
1 : Menurun
2 : Cukup menurun
3 : Sedang
4 : Cukup meningkat
5 : Meningkat
Frekuensi BAK, Karakteristik urin :
1 : Memburuk
2 : Cukup memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : Membaik
3.4. Evaluasi
Dilakukan setelah diberikan tindakan keperawatan dengan melihat respon
klien, mengacu pada kriteria evaluasi, ada 3 tahap yaitu :
a. Berhasil
Jika perilaku klien sesuai dengan tujuan dalam waktu yang telah ditetapkan
b. Tercapai Sebagian
Jika klien menunjukkan peilaku perkembangan tetapi tidak sebaik yang
ditentukan pada pernyataan tujuan
c. Belum Tercapai
Jika klien tidak mampu sama sekali untuk menunjukkan perilaku yang
diharapkan pada pernyataan tujuan
BAB 4

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN PREEKLAMSI

STUDI KASUS

Seorang pasien (Ny. F) GIIPIA0 umur 38 tahun mengeluh pusing sejak 2 hari
yang lalu pada bagian belakang serta adanya bengkak pada kedua kaki sejak 1
minggu yang lalu, usia kandungan Ny.F 27 Minggu 6 hari. Ny. F datang ke Rs
dengan menggunakan surat rujukan dari puskesmas. Hasil dari TTV didapatkan TD :
180/120 Mmhg, N: 80x/menit, S: 36,8 C, RR: 18x/menit. Hasil pemeriksaan janin
didapatkan gerak janin aktif, DJJ terdengar jelas dengan frekuensi 150x/menit, TFU
3 jari diatas pusat, Hasil pemeriksaan penunjang didapatkan HB : 13,5gr%,
proteinuria +3.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
(INSTITUTE OF HEALTH SCIENCES) BANYUWANGI
Kampus 1 : Jl. Letkol Istiqlah 40 Telp. (0333) 421610 Banyuwangi
Kampus 2 : Jl. Letkol Istiqlah 109 Telp. (0333) 425270 Banyuwangi
Website : www.stikesbanyuwangi.ac.id

FORMAT PENGKAJIAN
( KEPERAWATAN MATERNITAS / OBSTETRI )

A. IDENTITAS KLIEN
Biodata
a. Nama : Ny. F
b. Umur : 38 Tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Alamat : Romanglasa
e. Status perkawinan : Menikah
f. Agama : Islam
g. Pendidikan : SD
h. Pekerjaan : IRT
i. No. Register : 50678900
j. Tanggal MRS : 20 November 2020 jam 15:15
k. Tanggal Pengkajian : 20 November 2020 jam 15:18
l. Diagnosa Medis : GIIPIA0, Gestasi 27 Minggu 6 hari dengan PEB

Biodata Penanggungjawab
a. Nama Suami : Tn. M
b. Umur : 40 Tahun
c. Pendidikan : SD
d. Pekerjaan : Buruh harian
e. Alamat : Romanglasa

B. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama
a. Keluhan saat MRS
Klien mengatakan pembengkakan pada kedua kaki

b. Keluhan saat Pengkajian


Klien mengatakan pusing pada bagian kepala belakang dan kedua kaki membengkak.
1. Riwayat Kebidanan Sekarang
a. Riwayat Antenatal/ Kehamilan
Klien mengatakan hamil anak kedua dan tidak pernah keguguran, usia kandungan sekitar
27 minggu 6 hari. Klien memeriksakan kehamilan pada bidan dekat rumahnya.
Dengan riwayat ANC :
Trimester 1 : klien merasakan pusing, mual, lalu oleh bidan diberikan terapi Fe dan
suntik TT 2x pada tanggal 15 juni 2020 dan 16 juli 2020
Trimester 2 : klien merasakan pusing sejak 2 hari belakangan dan kedua kaki bengkak
sejak seminggu yang lalu. Klien mengatakan belum USG bayinya sama
sekali, lalu klien datang ke bidan untuk memeriksakan keadaannya, oleh
bidan disarankan untuk merujuk ke RS karena harus mendapatkan
perawatan yang lebih menunjang untuk keselamatan bayinya.
Trimester 3 : klien mengatakan dibuatkan surat rujukan oleh bidan untuk berangkat ke
Rs karena pusing yang dirasakan tidak hilang dan dirasakan terus-menerus,
bengkak pada kaki tidak kunjung hilang. Akhirnya klien datang ke RS
untuk menjalani rawat inap.
b. Riwayat Intranatal/ Persalinan
Klien mengatakan pada riwayat persalinan anak pertama klien melahirkan spontan
di rumah dukun dengan kehamilan cukup bulan, tidak ada penyulit saat melahirkan,
bayi tunggal, hidup.
c. Riwayat Post Natal / Nifas
Pada riwayat nifas pada anak pertama klien mengatakan tidak ada masalah apapun,
masa nifas berjalan normal, ASI langsung keluar dan klien memberikan ASI kepada
bayinya.
d. Riwayat Bayi Baru Lahir
Klien mengatakan bayi lahir langsung menangis, jenis kelamin anak pertama
perempuan, lahir spontan, BB : 3000grm, PB: 50cm
2. Riwayat Kebidanan Masa Lalu
a. Riwayat Haid
1. Menarche : 14 tahun
2. Siklus Menstruasi (teratur), berapa hari? Teratur, 28-30 hari
3. Lama menstruasi : 4-5 hari
4. Volume darah : 1-3 hari ganti pembalut 3x, hari ke 4-5 ganti pembalut 2x
5. Keluhanan saat menstruasi : tidak ada
6. HPHT : 21 april 2020
7. HPL : 09 januari 2021
b. Riwayat Perkawinan
1. Status perkawinan : menikah
2. Usia saat menikah : 20 tahun
3. Lama pernikahan : 18 tahun
4. Perkawinan ke berapa : pertama
c. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas BBL

Riwayat Kehamilan Persalinan Nifas BBL


Anak Ke
1 1. Kehamila Spontan 1. Perdarahan post 1. Jenis kelamin :
n cukup (rumah partum : normal perempuan
dukun) 2. ASI : langsung 2. Px.Antropometri
bulan dan
keluar sesaat setelah :-
tidak ada
melahirkan 3. Bayi hidup BB :
masalah 3000grm. TB :
3. Masalah saat nifas :
tidak ada 50cm

2 Hamil ini

d. Riwayat KB
Klien mengatakan memakai KB suntik 3 bulan selama 3 tahun yaitu mulai 2013
sampai 2015 lalu klien mengganti KB suntik menjadi KB implant selama kurleb 5 tahun
mulai tahun 2015 - 2019
e. Kelainan Sistem Reproduksi
Tidak ada
3. Riwayat Kesehatan keluarga
Tidak ada
4. Riwayat Psikososial dan Status Spiritual
1. Kondisi emosi / perasaan klien
Klien metasa senang dengan kehamilannya akan tetapi dengan kondisi sekarang
klien mengatakan merasa khawatir dengan kehamilannya.
Lain-lain : ekspresi klien tampak gelisah
2. Kebutuhan Spiritual Klien :
- Kebutuhan untuk beribadah terpenuhi
- Ketaatan klien dalam menjalankan agamanya : tetap melaksanakan sholat 5 waktu
- Masalah- masalah dalam pemenuhan kebutuhan spiritual : -
- Upaya untuk mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan spiritual :
dibantu oleh keluarga
3. Tingkat Kecemasan Klien :
No Komponen Yang Cemas Cemas Cemas Panik
Dikaji Ringan Sedang Berat
1 Orintasi terhadap □ Baik  Menurun □ Salah □ Tdk
Orang, ada reaksi
tempat,waktu
2 Lapang persepsi □ Baik  Menurun □ Menyempit □ Kacau
3 Kemampuan □ Mampu  Mampu □Tidak mampu □Tdk
menyelesaikan dengan bantuan ada tanggapan
masalah
4 Proses Berfikir □ Mampu Kurang □Tidak mampu □Alur fikiran
berkonsentrasi mampu mengingat dan kacau
dan mengingat mengingat dan berkonsentrasi
dengan baik berkonsentrasi
5 Motivasi □ Baik Menurun □ Kurang □ Putus asa

5. Pola pemeliharaan kesehatan

1. Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi :

Pemenuhan
No Makan/Minum Sebelum Sakit Saat Sakit
Pagi : 1x Pagi : 1x

Siang : 1x Siang : 1x

1. Jumlah / Waktu

Malam : tidak makan Malam : 1x

Nasi : putih Nasi: putih (bubur)

Lauk : ayam, ikan laut, Lauk: ayam, tahu, tempe


tempe tahu

2. Jenis
Sayur : bayam, kacang, Sayur : sayur sop
kangkung

Minum : air putih Minum/ Infus : 1 gelas air, RL 28


tpm

Pantangan dan
3. alergi

Kesulitan Makan
4. / Minum

Usaha-usaha
mengatasi
5.
masalah
2. Pola Eliminasi

Pemenuhan
No Sebelum Sakit Saat Sakit
Eliminasi BAB /BAK
Pagi : Pagi :
BAK: 1x BAK: terpasang kateter
(70cc)
BAB: 1x BAB: 1x

Siang : Siang :

BAK: 1 BAK: terpasang kateter


(40cc)
1 Jumlah / Waktu
BAB: - BAB: -

Malam : Malam : BAK:


BAK: 1 terpasang kateter (50 cc)

BAB: 1 BAB: 1x

2 Warna Kuning jernih Kuning jernih


3 Bau Khas urin Khas urin

4 Konsistensi lunak lunak


5 Masalah Eliminasi - -
6 Cara Mengatasi Masalah - -

3. Pola istirahat tidur

Pemenuhan Istirahat
No Di Rumah Di Rumah Sakit
Tidur
Pagi : - Pagi : -
Siang : 13:00- Siang : 12:00-13:00 wib
1. Jumlah / Waktu

14:00 wib Malam : 20:00-04:00 wib

Malam : 22:00-

04:00 wib
2. Gangguan Tidur - -

3. Upaya Mengatasi - -
Gangguan tidur

4. Hal Yang Memper- suasana yang sepi posisi yang nyaman dan sepi
mudah Tidur

5. Hal Yang Memper- bunyi alarm saat perawat datang


mudah bangun

4. Pola kebersihan diri / Personal Hygiene :

Pemenuhan Personal
No Di Rumah Di Rumah Sakit
Hygiene

1 Frekuensi mencuci rambut 3x/ 1 minggu -


2 Frekuensi Mandi 3x/sehari 2x/hari

3 Frekuensi Gosok Gigi 4x/hari 2x/hari

4 Keadaan Kuku bersih bersih

5. Aktivitas Lain

Aktivitas Yang
No Di Rumah Di Rumah Sakit
Dilakukan
Sebagai IRT Berbaring di
tempat tidur

6. Riwayat Sosial ekonomi

1. Latar belakang social dan budaya klien


Kegiatan kemasyarakatan : gabung dalam komunitas pengajian desa
Konflik social yang dialami klien : tidak ada
Orang dekat yang senantiasa siap membantu : suami dan keluarga

2. Ekonomi
Siapa yang membiayai perawatan klien selama dirawat : suami klien
Apakah ada masalah keuangan dan bagaimana mengatasinya : klien sebagai pasien bpjs
7. Pemeriksaan Fisik

A. PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL


1. Tensi : 180/120 mmHg BB : 80 kg
2. Nadi : 80x/menit TB : 156 cm
3. RR : 18x/menit
4. Suhu : 36,8 C Pasien termasuk : ( Ideal)

B. KEADAAN UMUM
Komposmentis, GCS 15

PEMERIKSAAN INTEGUMENT, RAMBUT DAN KUKU


1. Integument
Inspeksi : Adakah lesi ( – ), Jaringan parut ( – ), hiperpigmentasi ( - ) dimana : -

Warna Kulit : sawo matang


Palpasi : Tekstur (halus ), Turgor / Kelenturan ( baik ), Struktur ( tegang ), Lemak subcutan
( tebal ), Nyeri tekan ( – ), pada daerah : -

2. Pemeriksaan Rambut
Inspeksi dan Palpasi :
Penyebaran (merata ), Bau (- ), Rontok ( – ), Warna : hitam

3. Pemeriksaan Kuku
Inspeksi dan palpasi:

Warna : pink, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan

Bentuk : simetris antara kuku satu dengan yang lain

Kebersihan : kuku bersih

CRT : < dari 2 detik

4. Keluhan lain yang dirasakan oleh klien yang berhubungan dengan Pemeriksaan Kulit :
Tidak ada

PEMERIKSAAN KEPALA, WAJAH DAN LEHER


1. Pemeriksaan Kepala
Inspeksi :
Bentuk kepala (Brakhiocephalus/ bulat ), Kesimetrisan ( + ), Luka (-), Perdarahan ( - ).
Palpasi : Nyeri tekan ( – )
2. Pemeriksaan Mata
Inspeksi :
1. Kelengkapan dan kesimetrisan mata ( + )
2. Ekssoftalmus ( – ), Endofthalmus ( + / – )
3. Kelopak mata / palpebra : oedem ( – ), ptosis ( – ), peradangan ( – ) luka ( –
), benjolan ( – )
4. Bulu mata : (tidak )
5. Konjunctiva an-anemis dan sclera putih
6. reaksi pupil terhadap cahaya
(miosis ) isokor ( + )
7. Kornea : warna hitam
8. Alat bantu penglihatan : -
3. Pemeriksaan lapang pandang
Normal
4. Pemeriksaan Telinga
Inspeksi dan palpasi
Amati bagian telinga luar: bentuk : simetris, Ukuran : sama,
Warna sama dengan sekitar, Lesi (– ), nyeri tekan ( – ), peradangan ( – ), penumpukan
serumen (– ).

5. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi dan palpasi
Amati bentuk tulang hidung dan posis septum nasi ( simestris dan tidak pembengkokan
) Amati meatus : perdarahan ( - ), Kotoran ( – ) Pembengkakan ( – ), pembesaran / polip ( –
), pernafasan cuping hidung ( – )

6. Pemeriksaan Mulut dan Faring


Inspeksi dan Palpasi
Amati bibir : warna bibir (tidak cianosis), mukosa bibir (lembab), lesi ( – ), Bibir pecah (– ),
Amati gigi ,gusi, dan lidah : Caries ( – ), Kotoran ( – ), Gigi palsu ( – ), stomatitis ( - )
Amati orofaring atau rongga mulut : Bau mulut : (-)
7. Pemeriksaan Wajah
Inspeksi : Perhatikan ekspresi wajah klien : tegang, Warna dan kondisi wajah klien
: warna sama dengan sekitar kulit, tidak ada lesi, Bentuk wajah klien oval, Cloasma
gravidarum (
+ ), oedem pada wajah ( - )
8. Pemeriksaan Leher
Dengan inspeksi dan palpasi amati dan rasakan :
1. Bentuk leher (simetris atau asi), massa ( – )
2. Sternomastoid ( – )
3. Kelenjar tiroid, pembesaran ( – )
4. Vena jugularis, pembesaran ( – )
Palpasi :
pembesaran kelenjar limfe ( – ), kelenjar tiroid ( – )
Keluhan lain yang dirasakan klien terkait dengan Pemeriksaan Kepala, wajah, leher
(-)

PEMERIKSAAN PAYUDARA DAN KETIAK


Inspeksi
Ukuran payudara 37, bentuk (simetris), pembengkakan (- ).
Kulit payudara : warna nya sama dengan sekitar, lesi ( – ), Areola : perubahan warna (+)
warna:
hiperpigmentasi
Putting : Bentuk : menonjol, Colostrom ( – ), ulkus ( – ), pembengkakan ( – )
Palpasi
Nyri tekan ( – ), dan kekenyalan (kenyal), benjolan massa ( – ), colostrom ( - )
Keluhan lain yang terkait dengan Pemeriksaan Payudara dan ketiak : (-)

PEMERIKSAAN TORAK DAN PARU


Inspeksi
Bentuk torak (Normal chest), susunan ruas tulang belakang (normal), bentuk dada (simetris),
keadaan kulit sama dengan sekitar
Retrasksi otot bantu pernafasan : Retraksi intercosta ( – ), retraksi suprasternal ( – ), Pola nafas
: ( Normal )
Amati : batuk ( - )
Palpasi
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba (sama).
Perkusi
Area paru : ( sonor)
Auskultasi
1. Suara nafas
Area Vesikuler : ( bersih ) , Area Bronchial : ( bersih ) Area Bronkovesikuler ( bersih )
2. Suara tambahan
Terdengar : Rales ( – ), Ronchi ( – ), Wheezing ( – ),Pleural fricion rub ( – )
Keluhan lain yang dirasakan terkait Pemeriksaan Torak dan Paru : -

PEMERIKSAAN JANTUNG
 Inspeksi
Ictus cordis ( – )
 Palpasi
Palsasi pada dinding torak teraba : ( Kuat )
 Perkusi
Batas-batas jantung normal adalah :
Batas atas ICS II sinistra
Batas bawah ICS V sinistra
Batas Kiri ICS V Mid Clavikula Sinistra
Batas Kanan ICS IV Mid Sternalis Dextra
 Auskultasi
BJ I terdengar (tunggal), ( keras ), ( reguler )
BJ II terdengar (tunggal), (keras), ( reguler )
Bunyi jantung tambahan : BJ III ( – ), Gallop Rhythm (-), Murmur (– )
 Keluhan lain terkait dengan pemeriksaan jantung (-)

PEMERIKSAAN ABDOMEN
1. Inspeksi
Bentuk abdomen : membesar sesuai usia kehamilan, Lesi (-)
Massa / Benjolan ( – ), Kesimetrisan ( + ), Strie Gravidarum ( + ), linia nigra atau alba ( + ),
adanya bekas luka operasi ( - )
2. Auskultasi
Frekuensi bising usus 16x/menit, DJJ 150 x/menit
3. Palpasi
Nyeri ( - )
Leopold I : TFU 3 jari diatas pusat, 27 cm teraba bokong
Leopold II : Puki
Leopold III : Kepala
Leopold IV : BAP
4. Perkusi :
Perkusi abdomen tympani ( + )
5. Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Pemeriksaan Abdomen
(-)
PEMERIKSAAN GENETALIA
Inspeksi
Kebersihan rambut pubis (bersih), lesi ( + / – ), eritema ( – ), keputihan ( – ), peradangan ( – ).
Lubang uretra : stenosis /sumbatan ( – ), chadwick ( - ), Lochea : (-)
Palpasi
Balotement : (- )
Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Pemeriksaan Genetalia: (-)

PEMERIKSAAN ANUS
Inspeksi
Tumor ( – ), haemorroid ( – ), perdarahan ( – ) Perineum
: jahitan ( – ), benjolan ( – )
Palpasi
Nyeri tekan pada daerah anus ( – ) pemeriksaan Rectal Toucher anus refleks normal

Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Pemeriksaan Anus : (-)

PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL ( EKSTREMITAS )


Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas (-)
Palpasi
Oedem : (+)
Lingkar lengan : 20cm

Lakukan uji kekuatan otat :


5 5
5 5
Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Pemeriksaan
Muskuloskeletal
Tidak ada

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Menguji tingkat kesadaran dengan GCS ( Glasgow Coma Scale )
1. Menilai respon membuka mata : 4
2. Menilai respon Verbal : 5
3. Menilai respon motorik : 6
Setelah dilakukan scoring maka dapat diambil kesimpulan : Compos Mentis
Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak
Penigkatan suhu tubuh ( -), nyeri kepala (-), kaku kuduk (-), mual –muntah (-) kejang ( -)

9. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan HB : 13,5 gr% ( 20 november 2020 jam 15:30)
Protein urinaria : +3 ( 20 november 2020 jam 15:35)

10. Penatalaksanaan
Pemberian infus RL 28 tpm (20 november 2020 jam 15:40)
Pemberian MgSO4 5g 3x1 untuk mencegah kejang jika tidak terjadi penurunan tekanan darah ( 20
november)
Pemasangan kateter (tanggal 20 november 2020)

11. Harapan Klien/ Keluarga sehubungan dengan Penyakitnya

Klien mengatakan berharap penyakitnya bisa sembuh dan bayinya bisa selamat
12. Genogram (3 generasi ke atas)

Keterangan:
= perempuan

= laki-laki

= pasien perempuan

….. = tiggal satu rumah

Banyuwangi, ………, ...................20…


Mahasiswa
ANALISA DATA
Nama Pasien : Ny. F
No. Register : 50678900

NO KELOMPOK DATA MASALAH ETIOLOGI


1 DS : klien mengatakan kedua kaki membengkak Hipervolemia Penimbunan Cairan
Berlebihan
DO : Edema (+) pada Ruang Interstisial
TTV : TD : 180/120mmHg
N : 80x/menit
RR : 18x/menit
S : 36,8
Retensi Air
BB : 80kg Dan Garam

Hasil pem penunjang :


Pemeriksaan HB : 13,5 gr% edema
Protein urinaria : +3

BB meningkat

Hipervolemia

Pergeseran Cairan
2 DS : klien mengatakan khawatir dengan Ansietas dari Ruang
kehamilannya intravaskuler
Klien mengeluh pusing sejak 2 hari yang lalu ke ruang
intestisial
DO : klien nampak gelisah
Ekpresi klien tegang
edema
Tingkat kecemasan klien : cemas
sedang adanya perubahan fisik

kurangnya info tentang


penyakit

ansietas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. F
No. Register : 50678900

TANGGAL TANGGAL TANDA


DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL TERATASI TANGAN
20/11/2020 (D.0022) Hipervolemia berhubungan dengan gangguan 23/11/2020
mekanisme regulasi ditandai dengan edema perifer, BB
meningkat, kadar HB menurun

20/11/2020 (D.0080) Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar


23/11/2020
informasi ditandai dengan tempak gelisah, tampak
tegang, merasa khawatir
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. F
No. Register : 50678900
TG NO TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL TT
L
20/11/ 1 Setelah dilakukan tindakan SLKI (L.03020) SIKI (1.03114) Observasi
20 keperawatan 2x24 jam 1. Peningkatan menunjukkan
diharapkan volume cairan no Skala ir er Observasi adanya hipervolemia. Kaji bunyi
seimbang outcome 1. Periksa tanda dan gejala hipervolemia jantung dan napas, perhatikan S3
1. - edema 1 5 2. Monitor TTV dan/atau gemericik, ronchi.
perifer 3. Monitor intake dan output cairan Kelebihan volume cairan
- 4. Monitor tekanan peningkatan onkotik berpotensi gagal jantung
tekanan Terapeutik kongestif/ edema paru.
2. darah 1 5 1. Timbang BB setiap hari pada waktu yang 2. memantau kemajuan
sama kesehatan lewat
- berat 2. Tinggikan kepala 30-40 derajat nadi,suhu,RR,TD dlm batas
3. badan 1 5 Edukasi normal.
1. Anjurkan melapor jika BB >1kg dlm sehari 3. Pada kebanyakan kasus,
2. Ajarkan cara membatasi cairan jumlah aliran harus sama atau
Kolaborasi lebih dari jumlah yang
1. Kolaborasi pemberian deuritik, jika perlu dimasukkan. Keseimbangan
2. Kolaborasi pemberian MgsO4 untuk anti positif menunjukkan kebutuhan
kejang evaluasi lebih lanjut.
4. Terjadinya peningkatan
tekanan onkotik plasma
mengakibatkan terjadinya
edema.
Terapeutik
1. Membantu mengevaluasi
status cairan khususnya bila
dibandingkan dengan berat
badan. Peningkatan berat badan
antara pengobatan harus tidak
lebih dari 0,5 kg/hari.
2. Klien dengan kelebihan
volume cairan juga mengalami
gangguan pernafasan seperti
Takipnea, Dispnea,
peningkatakan
frekuensi/kedalaman (pernapasan
Kussmaul).
Edukasi
1. Peningkatan BB > 1 kg dalam
sehari mengindikasikan
kelebihan volume cairan dalam
tubuh.
2. Pembatasan cairan
membutuhkan kerjasama dari
berbagai pihak termasuk pasien
dan keluarga.
Kolaborasi
1. Diuretik dapat meningkatkan
laju aliran urine sehingga
produksi urine meninggkat guna
mengurangi kelebihan volume
cairan dalam tubuh.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Pasien :
No. Register :
TG NO TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL TT
L
20/11/ 2 Setelah dilakukan tindakan SDKI (L.09093) SIKI (1.09314) Observasi
20 keperawatan selama 30 Observasi 1. memonitor adanya tanda
menit ansietas menurun no Skala ir er 1. Monitor tanda-tanda ansietas ansietas diperlukan untuk
outcome Terapeutik menentukan intervensi
1. - 1 5 2. Pahami situasi yang membuat ansietas selanjutnya.
Verbalis dengarkan dengan penuh perhatian Terapeutik
asi Edukasi 1. memahami situasi atau
khawatir 1. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang keadaan pada klien memudahkn
2. akibat 1 5 mungkin dialami perawat untuk memantau sejauh
kondisi 2. Informasikan secara faktual mengenai mana tingkat ansietas klien
yang diagnosis, pengobatan, prognosis Edukasi
dihadapi 3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama 1. setiap tindakan yang
3. - pasien dilakukan pada klien untuk
Perilaku 1 5 4. Latih teknik relaksasi meyakinkan klien dan
gelisah mengurangi kecemasan pada
- klien.
Perilaku 2. Semakin paham pasien akan
tegang penyakit dan cara perawatannya
- maka rasa cemasnya akan
keluhan berkurang
pusing 3. Agar pasien merasa aman
apabila didampingi keluarga
4. Untuk merilekskan pasien
sehingga kecemasannya
berkurang
CATATAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. F
No. Register : 50678900
NO T
TANGGAL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN
DX T
20/11/2020 15:40 Observasi :
(shift 1 1. Memeriksa tanda dan gejala hipervolemia
sore) R/ edema (+)
15:43 1 2. Memeriksa TTV :
R/TD : 180/120mmHg
N : 80x/menit
RR : 18x/menit
S : 36,8
15:50 1 3. Memonitor intake dan output cairan
R/ urin bag : 50ml. Infus RL/ 28 tpm
4. Memonitor tekanan peningkatan onkotik
15:51 1
R/ Protein urinaria +3, HB: 13,5gr%
Terapeutik
15:51 1 1. Menimbang BB setiap hari pada waktu yang sama
R/ BB 80kg
15:53 1
2. Meninggikan kepala 30-40 derajat
R/px kooperatif
15:55 1 Edukasi
1. Menganjurkan melapor jika BB >1kg dlm sehari
R/px kooperatif
2. Mengajarkan klien untuk mengatur minum dalam
15:57 1
sehari max 1000ml
R/px kooperatif
Kolaborasi
15:58 1 2. Menjelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
dialami (dalam melaksanakan tindakan atau pemberian
obat)
R/pemberian MgSo4, px kooperatif

Observasi
16:00 2
1. Memonitor tanda-tanda ansietas
R/klien tampak gelisah, ekspresi klien tegang
Terapeutik
16:03 2 2. Memahami situasi yang membuat ansietas (edema,
pusing) dengarkan dengan penuh perhatian
R/px kooperatif
Edukasi
16:07 2 1. Menginformasikan secara faktual mengenai diagnosis,
pengobatan, prognosis
R/px kooperatif
2. Menganjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
16:12 2
R/keluarga kooperatif
16:15 2 3. Melatih teknik relaksasi (terapi nafas dalam)
R/px kooperatif

Observasi :
08:30
21/11/2020 (shift 1 1. Memeriksa tanda dan gejala hipervolemia
pagi) R/ edema (+)
2. Memeriksa TTV :
08:31 1
R/TD : 160/80 mmHg
N : 90x/menit
RR : 16x/menit
S : 36,1
3. Memonitor intake dan output cairan
08:35 1
R/ urin bag : 150ml. Infus RL/ 28 tpm
08:35 1 4. Memonitor tekanan peningkatan onkotik
R/ Protein urinaria +1, HB: 14gr%
Terapeutik
1. Menimbang BB setiap hari pada waktu yang sama
08:36 1
R/ BB 76kg
Edukasi
08:36 1 1. Menganjurkan melapor jika BB >1kg dlm sehari
R/px kooperatif
Kolaborasi
2. Menjelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
08:37 1
dialami (dalam melaksanakan tindakan atau pemberian
obat)
R/pemberian MgSo4, px kooperatif

08:40 2 Observasi
1. Memonitor tanda-tanda ansietas
R/klien tampak rileks
Terapeutik
08:41 2
2. Memahami situasi yang membuat ansietas (edema,
pusing) dengarkan dengan penuh perhatian
R/px kooperatif
08:41 2 Edukasi
2. Menganjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
R/keluarga kooperatif

Observasi :
1. Memeriksa tanda dan gejala hipervolemia
20:30 1
22/11/2020 R/ edema (-)
(shift
malam) 2. Memeriksa TTV :
20:31 1 R/TD : 130/70 mmHg
N : 95x/menit
RR : 16x/menit
S : 36
3. Memonitor intake dan output cairan
20:35 1
R/ urin bag : 180ml. Infus RL/ 28 tpm
20:35 1 4. Memonitor tekanan peningkatan onkotik
R/ Protein urinaria (-), HB: 15gr%
Terapeutik
20:36 1 1. Menimbang BB setiap hari pada waktu yang sama
R/ BB 76kg
Edukasi
20:36 1 1. Menganjurkan melapor jika BB >1kg dlm sehari
R/px kooperatif
Kolaborasi
20:37 1
2. Menjelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
dialami (dalam melaksanakan tindakan atau pemberian
obat)
R/pemberian MgSo4, px kooperatif
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny. F


No. Register : 50678900

NO
TANGGAL TANGGAL TANGGAL
DX
20 November 2020 (17:00) 21 November 2020 (10:00) 22 November 2020 (21:00)
1 S: klien mengatakan kedua S: klien mengatakan kedua S: klien mengatakan bengkak
kaki masih membengkak kaki masih membengkak berkurang
O: Edema (+) O: Edema (+) O: Edema (-)
TTV : TD : 180/120mmHg TTV : TD : 160/80mmHg TTV : TD : 130/70mmHg
N : 80x/menit N : 90x/menit N : 95x/menit
RR : 18x/menit RR : 16x/menit RR : 16x/menit
S : 36,8 S : 36,1 S : 36
BB : 80kg BB : 76kg BB : 76kg
Protein urinaria +3 Protein urinaria +1 Protein urinaria (-)
HB : 13,5 gr% HB : 14 gr% HB : 15 gr%
A: masalah belum teratasi A: masalah teratasi sebagian A: masalah teratasi
P: lanjutkan intervensi : P: lanjutkan intervensi : P: hentikan intervensi
Observasi : 1, 2, 3, 4 Observasi : 1, 2, 3, 4
Terapeutik : 1 Terapeutik : 1
Edukasi : 1 Edukasi : 1
Kolaborasi : 2 Kolaborasi : 2

2 S: klien mengatakan khawatir S: klien mengatakan sudah


dengan keadaannya tenang
O: klien terlihat gelisah, O: klien terlihat rileks
ekspresi tampak tegang P: hentikan Intervensi
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi :
Observasi : 1
Terapeutik : 2
Edukasi : 2, 3
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Ny. F
No. Register : 50678900

NO
TANGGAL TANGGAL TANGGAL
DX
23 November 2020 (08:00)

HE px sblum pulang
- Memberitahu menu
makanan yang
dianjurkan untuk ibu
hamil
- Menganjurkan untuk
cek rutin bidan
Anjurkan untuk membatasi
asupan garam
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Preeklamsi ialah suatu gangguan kehamilan yang menjadi penyebab kematianibu dan
bayi. Preeklamsi terbagi menjadi dua yaitu preeklamsi ringan dan preeklamsi berat. Penyebab
terjadinya prekklamsi sampai saat ini belum dapatdiketahui secara pasti. Itulah sebabnya
preklamsi disebut juga “disease of theory”, gangguan kesehatan yang diasumsikan pada teori.
Preklamsi ringan ditandaidengan : kehamilan lebih dari 20 minggu; kenaikan tekanana darah
140/90 mmHgatau lebih dangan pemeriksaan 2 kali selang 6 jam dalam keadaan istirahat
(untuk pemeriksaan pertama dilakukan 2 kali setelah istirahat 10 menit); edema tekan pada
tungkai (pretibia), dinding perut, lumbosakral, wajah atau tangan; proteinurialebih 0,3
gr/liter/2jam, kualitatif +2.Preeklamsi berat di tandai dengan tekanan darah sistolik > 160
mmHg,diastolik > 110 mmHg, peningkatan kadar enzim hati atau ikterus, trombosit
<100.000/ mm3, oliguria < 400 ml/24 jam, protein urine > 3 gr/liter, nyeriepisgtastrium,
skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat, perdarahan retina, odem
pulmonum.Jika preeklamsi ringan dan berat tidak dapat ditangani dengan baik pada ibuhamil,
maka akan dapat mengakibatkan terjadinya eklamsi pada ibu hamil.Eklamsi adalah kelainan
akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau masa nifasyang ditandai dengan timbulnya
kejang (bukan karena kelainan neorologik) ataukoma dimana sebelumnya sudah
menunjukkan gejala-gejala pre eklamsi.

5.2 Saran
Demikianlah makalah kami ini dapat dipaparkan, semoga berguna dan bermanfaat
bagi kita semua. Kami sebagai penulis menyadari bahwa apa yangkami tulis dan kami
paparkan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kamimengharapkan saran dan kritikannya yang
membangun demi kelancaran makalahkami ini.
DAFTAR PUSTAKA

Dyah dkk. (2016). 2016. Hubungan Antara Status Gizi dan Kecemasan Ibu hamil dengan

Kejadian Preeklmasia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Geyer I Kabupaten

Grobogan., Jurnal Kesehatan vol.4 No.3.

Hutahean, S. (2013). Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika.

Norma, dkk. (2013). Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Nuha Medika.

Nugroho, T. (2014). Buku Ajar Askeb Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Pt Bina Pustaka Sarwono.

SDKI. (2018). Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus

Pusat Persatuan Perawat Indonesia.

SLKI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat

Persatuan Perawat Indonesia.

Sukarni, dkk. (2013). Kehamilan, Persalinan, Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai