Anda di halaman 1dari 6

Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pelaporan

Keuangan Dan Penerapan Standar-Standar Tertentu


di Indonesia

Disusun Oleh:
Raihan Ramadhani (1901203010001)

Dosen Pengajar: Dr. Indayani, S.E, M.Si

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH
2020
1. Latar Belakang

Dunia saat ini terkena dampak penyakit baru, yaitu coronavirus atau yang
disingkat dengan Covid-19. The World Health Organization (WHO)
mengoordinasikan upaya global untuk mengelola dampak Covid-19 dan
menyatakannya sebagai pandemi global pada 30 Januari 2020 (WHO, 2020). Virus
ini berasal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina dan telah membawa banyak
tantangan baru bagi kesehatan masyarakat di berbagai negara.

Sepanjang sejarah, dunia mengalami krisis kesehatan masyarakat secara


global dalam 20 tahun terakhir yang disebabkan oleh berbagai virus, seperti HIV,
subtipe virus influenza A H1N1, subtipe virus influenza AH5N, SARS-CoV1,
MERS-CoV, dan Ebola. Namun, COVID-19 (SARS-CoV2) yang disebabkan oleh
strain coronavirus inilah yang menjadi pandemi universal terbesar dikarenakan
penyebarannya secara tiba-tiba dan cepat yang menjangkiti manusia serta
ketidaksiapan pemerintah dalam menanggani kasus ini (Djalante, Lassa, Setiamarga,
et al., 2020).

Indonesia adalah negara terpadat keempat di dunia dan baru-baru ini


Indonesia diserang oleh virus corona (Covid-19). Pada 2 Maret 2020, Presiden
Republik Indonesia, Joko Widodo, untuk pertama kalinya mengumumkan bahwa
telah ada dua warganya yang terjangkit virus ini (CNNIndonesia, 2020). Negara yang
memiliki kepadatan penduduk akan mengalami penderitaan yang parah akan Covid19
dan lama penyembuhannya dibandingkan negara dengan kepadatan penduduk yang
rendah (ADB, 2020).
Sumber: Statista (2020).

Gambar 1: Jumlah Pasien Terpapar Covid19 di Indonesia

Berdasarkan Gambar 1 di atas dapat dilihat, Warga Indonesia yang mengidap


Covid19 terus bertambah dari 12 Maret 2020 hingga 3 April 2020. Peningkatannya
cenderung drastis dari 34 orang hingga 1986 (Statista, 2020). Bahkan hingga
kemarin, 6 Maret 2020, 2.491 orang dinyatakan positif terkena Covid-19, 192 orang
dinyatakan sembuh, dan 209 pasien meninggal dunia (Kemenkes, 2020).

Dampak virus corona saat ini tidak hanya berdampak pada kesehatan manusia,
tetapi juga menghadirkan tantangan bagi entitas di seluruh negara. Semua perusahaan
harus memikirkan tantangan-tantangan ini, terkhusus perusahaan yang sahamnya
dimiliki oleh publik karena mereka harus mengeluarkan laporan keuangan interim
atau akhir tahun. Oleh karena itu, harus ada sebuah standar yang menjadi pedoman
bagi para pembuat laporan keuangan entitas atas dampak operasional perusahaannya
terhadap Covid-19 ini. Hal ini agar perusahaan dapat merepresentasikan kinerja dan
posisi keuangan entitas secara tepat dan sesuai realita . Adapun tujuan dari penulisan
ini ingin membahas mengenai dampak pandemi covid-19 terhadap pelaporan
keuangan dan penerapan standar-standar tertentu di Indonesia.

2. Pembahasan
Semua perusahaan perlu mengevaluasi dampak pandemi COVID-19 pada
operasi entitas mereka. Apakah wabah tersebut berdampak pada periode setelah
pelaporan keuangan entitas. Di Indonesia, peraturan yang mengatur tentang Peristiwa
berikutnya adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomor 8. Peristiwa
berikutnya adalah peristiwa yang terjadi setelah tanggal neraca tetapi sebelum laporan
keuangan tersedia untuk diterbitkan.
Jika dilihat dari sejarah awal kemunculan virus corona ini munculnya sejak
desember 2019. Sementara virus ini mulai masuk ke Indonesia sejak Maret 2020
(CNNIndonesia, 2020). Melihat pernyataan sebelumnya, Dewan Standar Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) memandang bahwa penyebaran
Covid-19 di Indonesia bukanlah peristiwa penyesuai yang memengaruhi penyajian
jumlah yang diakui di laporan keuangan 2019 (IAI, 2020). Entitas harus memastikan
bahwa pengukuran aset dan liabilitas mencerminkan kondisi yang ada pada tanggal
pelaporan keuangan.
Selanjutnya, kemampuan suatu entitas untuk berlanjut (going concern)
dipengaruhi oleh banyak faktor. Dampak pandemi COVID-19 dapat memengaruhi
beberapa faktor yang secara historis diandalkan oleh entitas untuk mengevaluasi
kemampuan mereka untuk melanjutkan sebagai kelangsungan usaha untuk tahun
mendatang, hal ini terkait PSAK nomor 8 paragraf 14. Oleh karena itu, Entitas harus
menggunakan pertimbangannya apakah pandemi Covid-19 dapat memengaruhi
kelangsungan usaha entitas dengan mempertimbangkan semua fakta dan informasi
yang relevan, termasuk program-program relaksasi yang diberikan pemerintah.
Penerapan Standar Akuntansi

Menyambut tahun baru 2020, DSAK IAI (Dewan Standar Akuntansi


Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia) secara resmi memberlakukan beberapa
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku efektif per 1 Januari
2020. Salah satu PSAK yang diberlakukan adalah PSAK 71 tentang instrumen
keuangan. Adapun tujuan publikasi PSAK 71 untuk memberikan pedoman dan
klarifikasi bagi entitas dalam meninjau apakah pandemi Covid-19 dapat
memengaruhi penghitungan kerugian kredit ekspektasian (KKE) atau expected credit
loss (ECL) (IAI, 2020). 

Penerapan PSAK 71 ini selaras dengan PSAK 8 (tentang peristiwa


berikutnya), dimana pengukuran KKE yang dilakukan entitas mensyaratkan informasi
yang wajar dan terdukung (reasonable and supportable information) yang tersedia
tanpa biaya atau upaya berlebihan (without undue cost or effort) sesuai tanggal
pelaporan tentang historical event, current and estimation future event. Pengukuran
KKE pada statement sebelumnya tidak dapat digunakan oleh perusahaan untuk
mengukur KKE. Hal ini mengingat bahwa virus corona melanda Indonesia setelah
tanggal 31 Desember 2020.

3. Kesimpulan
Dampak pandemi COVID-19 saat ini tidak hanya berdampak pada kesehatan
manusia, tetapi juga menghadirkan tantangan bagi entitas di seluruh negara. Semua
perusahaan harus memikirkan tantangan-tantangan ini karena mereka bekerja untuk
mengeluarkan laporan keuangan interim atau akhir tahun. Banyak entitas akhir tahun
kalender mungkin menyadari dampak pada operasi dan posisi keuangan mereka
sebagai akibat dari coronavirus. Namun, ada kemungkinan bahwa entitas tidak akan
mengetahui sepenuhnya dampak keuangan apa pun, meskipun cukup mungkin
diketahui untuk menentukan bahwa beberapa tingkat pengungkapan akan diperlukan
untuk menginformasikan kepada pembaca informasi material yang dapat berdampak
pada laporan keuangan untuk periode setelah tanggal neraca. Dengan kata lain, jika
suatu entitas belum mengeluarkan laporan keuangan 31 Desember 2019, mungkin ada
peristiwa penting berikutnya yang telah diidentifikasi terkait dengan pandemi
COVID-19.

Daftar Pustaka

ADB. (2020). ADB Approves $3 Million Grant to Support Indonesia’s Fight Against
COVID -19.
CNNIndonesia. (2020). Jokowi Umumkan Dua WNI Positif Corona di Indonesia.
Retrieved from https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200302111534-20-
479660/jokowi-umumkan-dua-wni-positif-corona-di-indonesia
Djalante, R., Lassa, J., Setiamarga, D., Mahfud, C., Sudjatma, A., Indrawan, M., ... &
Gunawan, L. A. (2020). Review and analysis of current responses to COVID-19
in Indonesia: Period of January to March 2020. Progress in Disaster Science,
100091.
IAI. (2020). Press Release – Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Penerapan Psak 8
Peristiwa Setelah Periode Pelaporan Dan Psak 71 Instrumen Keuangan.
Retrieved from http://www.iaiglobal.or.id/v03/berita-kegiatan/detailberita-1231-
press-release-–-dampak-pandemi-covid19-terhadap-penerapan-psak-8-peristiwa-
setelah-periode-pelaporan-dan-psak-71-instrumen-keuangan.
Statista. (2020). Indonesia: coronavirus (COVID -19) cases 2020. Retrieved April 7,
2020, from https://www.statista.com/statistics/1103469/indonesia-covid-19-total-
cases/.

WHO. (2020). Critical preparedness, readiness and response actions for COVID -19.
Kemenkes. (2020). Pasien sembuh mencapai 192 Orang, Pemerintah Minta
Masyarakat Lebih Disiplin Cegah Penularan Covid-19.

Anda mungkin juga menyukai