Anda di halaman 1dari 4

STUDI KUALITATIF

Gambaran Konsep Diri Pasien Kanker Kolorektal Dengan Kolostomi di


Wilayah Nusa Tenggara Barat

DOSEN: drg. Zahroh Shaluhiyah, MPH, Ph.D

OLEH :

WIDYA JUNIANTINA NUSANTARI

P1337420820007

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PROGRAM PASCASARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

TAHUN 2020
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Secara global, kanker kolorektal merupakan jenis kanker ketiga
paling yaitu 10,2 % dan lebih banyak pada laki-laki. Lebih dari 86%
pasien yang didiagnosis dengan kanker kolorektal berusia kurang dari
50 tahun dan asimptomatik(1). Sedangkan di Indonesia, insidensi
kanker kolorektal dilaporkan sebesar 12,8 per 100.000 penduduk usia
dewasa. Kanker kolorektal dilaporkan berkontribusi sebesar 8,6% dari
seluruh mortalitas kasus kanker. Kanker kolon termasuk penyakit
kanker tertinggi ke empat di Indonesia, kanker ini merupakan kasus
kanker tertinggi kedua pada laki-laki dan tertinggi ke empat pada
wanita(2).
Salah satu penanganan pada penderita kanker kolorektum
adalah pembuatan stoma. Penderita stoma baik dewasa maupun
remaja mengalami perubahan fisiologis dan perubahan psikologis.
Perubahan fisik meliputi sembelit, hilangnya kontrol sfingter, impaksi
feses atau gas yang berlebihan, diare, iritasi kulit, masalah irigasi
kolostomi dan penerapan sistem pouching dengan benar, masalah
kebocoran dan adanya bau tak sedap. Kolostomi akan menimbulkan
bau yang kurang sedap dan mengeluarkan cairan akan mempengaruhi
cara beribadah dan cara berhubungan dengan orang disekitarnya(3).
Perubahan juga berdampak pada psikologis terutama ketakutan,
rasa malu, tertekan, harga diri rendah, depresi, emosi negatif, dan
isolasi sosial. Perubahan ini mengakibatkan dampak negatif pada
kualitas hidup dan efikasi diri pasien. Kondisi ini berlangsung seumur
hidup penderita. Dukungan keluarga dan orang terdekap pasien
sangat diperlukan. Adaptasi terhadap perubahan besar dalam hidup ini
penting karena pasien ini perlu mengalami perilaku baru untuk
pengelolaan diri dan perawatan diri. Adaptasi yang berhasil dari
perilaku baru membutuhkan pengetahuan dan keterampilan dan
tingkat kemanjuran diri tertentu untuk meningkatkan kualitas hidup.
Oleh karena itu penting bagi penderita untuk memiliki konsep diri yang
baik terhadap perubahan yang terjadi.
Konsep diri seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Penerapan pola hidup sehat, dengan menjaga kesehatan fisik dan
psikologi mendukung konsep diri seseorang dalam keadaan baik dan
stabil(4). Oleh karena itu peneliti tertarik tentang bagaimana
pengalaman dan persepsi pasien selama menggunakan kolostomi.

2. Rumusan masalah
a. Mengapa pasien memutuskan menggunakan kolostomi?
b. Bagaimana pengalaman pasien selama menggunakan kolostomi?
c. Bagaimana pasien mengatasi permasalahan selama menggunakan
kolostomi?

3. Tujuan
a. Tujuan umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengatahui gambaran konsep
diri pada pasien yang menggunakan kolostomi.
b. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui penyebab pasien memutuskan
menggunakan kolostomi?
2) Untuk mengetahui pengalaman pasien selama menggunakan
kolostomi?
3) Untuk mengetahui bagaimana pasien mengatasi permasalahan
selama menggunakan kolostomi?
DAFTAR PUSTAKA

1. GLOBOCAN 2018. Indonesia - Global Cancer Observatory. WHO;


International Agency for Research on Cancer, 2018. Who [Internet].
2020;256:1–2. Available from:
https://gco.iarc.fr/today/data/factsheets/populations/360-indonesia-fact-
sheets.pdf
2. Globocan- The Global Cancer Observatory. Colorectal cancer Source:
Globocan 2018. Globocan 2018 [Internet]. 2019;876:1–2. Available
from: http://gco.iarc.fr/today
3. Handayani WSR. Gambaran Spiritual Pada Pasien Kanker Kolorektal.
Вестник Росздравнадзора. 2017;6:5–9.
4. Ustianah U. Gambaran konsep diri pada klien dewasa muda dengan
kolostomi permanen di yayasan kanker indonesia jakarta pusat. 2014;1.

Anda mungkin juga menyukai