Disusun Oleh :
NUR INTIFADAH
2015750032
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaykum Wr. Wb
Pertama-tama penulis panjatkan dengan kerendahan hati dan keikhlasan hati yang
mendalam, puji syukur kehadirat Allh SWT, dengan penuh kesadaran bahwa Ia
telah membalas segala amal perbuatan yang telah banyak penulis lakukan dan
memberikan karunia nikmat yang jauh lebih banyak lagi. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurahkan padanya yaitu junjungan kita, manusia yang paling
mulia Baginda besar Rasulullah Muhammad SAW, tentu saja beserta
keluarganya, sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya hingga akhir zaman
nanti, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyususnan Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Pada Pasien Diabetes Mellitus”.
Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk
menyelesaikan pendidikan program studi D III Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta. Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ilmiah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari seluruh pembaca karya tulis ilmiah ini sehingga
dapat menjadi bahan perbaikan untuk penyusunan karya tulis selanjutnya. Dan
karena itu pula penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu penulis dalam proses menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Ucapan terimakasih ini penulis tujukan kepada :
1. Ns. Titin Sutini, M. Kep., Sp. Kep.An selaku Ka. Prodi D III Keperawatan
FIK – UMJ.
2. Ns. Fitrian Rayasari, M. Kep., Sp. KMB selaku dosen pembimbing dan
penguji I dari D III Keperawatan FIK – UMJ dengan penuh ketulusan dan
kesabaran yang selalu memberi bantuan dan saran-saran yang sangat
bermanfaat dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah ini.
iii
3. Dr. Yani Sofiani, M. Kep., Sp. KMB selaku dosen penguji II
4. Ns. Nuraenah, M. Kep selaku wali tingkat yang selama tiga tahun sudah
membimbing, mengingatkan, dan memberikan semangat yang tiada hentinya
kepada semua mahasiswa, khususnya angkatan 33 D III Keperawatan FIK –
UMJ.
5. Para dosen dan staf pendidikan akademik yang telah memberi dukungan dan
saran selama praktek lahan dan menyusun karya tulis ilmiah ini.
6. Perpustakaan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta yang telah menyediakan fasilitas dan buku-buku yang dibutuhkan
penulis untuk terwujudnya karya tulis ilmiah ini.
7. Bambang Rianto, SE. (ayah), Ma’ani (ibu), Nur Mawadah Rahma (kakak
pertama) dan Nur Hizbullah (kakak kedua) tersayang yang telah memberi
dukungan dan motivasi dari awal hingga akhir, baik secara moril, spiritual
serta bantuan materi dari proses perkuliahan hingga dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah ini.
8. Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan program DIII Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta Angkatan 33 yang selalu berjuang dan
berusaha dalam segala hal, hingga akhirnya tersusunlah karya tulis ilmuah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyususnan karya tulis ilmiah ini masih
hjauh dari sempurna oleh karena keterbatasan kemampuan penulis. Maka, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dan semoga
karya iliah ini dapat brguna bagi pembaca pada umumnya dan mahasiswa
keperawatan pada khususnya dalam meningkatkan mutu pelayanan Asuhan
Keparawatan di Rumah Sakit.
Wassalamu’alaykum Wr. Wb
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................v
DAFTAR SKEMA ...................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 4
1. Tujuan Umum ........................................................................................... 4
2. Tujuan Khusus .......................................................................................... 5
C. Ruang Lingkup Masalah ..................................................................................... 5
D. Metode Penulisan ................................................................................................ 6
E. Sistematika Penulisan .......................................................................................... 6
iv
BAB III TINJAUAN KASUS ..............................................................................45
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................83
A. Pengkajian Keperawatan ............................................................................83
B. Diagnosa keperawatan ...............................................................................86
C. Perencanaan Keperawatan .........................................................................89
D. Pelaksanaan Keperawatan ..........................................................................90
E. Evaluasi Keperawatan ................................................................................91
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 94
B. Saran ................................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
DAFTAR SKEMA
v
BAB I
PENDAHULUAN
DM adalah keadaan dimana kadar gula dalam darah tinggi lebih dari 200
mg/dL pada glukosa darah sewaktu dan lebih dari 120 mg/dL glukosa
darah puasa. Penyakit ini biasanya disertai dengan penurunan sekresi pada
insulin, kerja insulin atau keduanya. Tubuh akan mengalami
ketidakmampuan untuk melakukan metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein yang mengarah ke hiperglikemia. Pemicu terjadinya Diabetes
Melitus disebabkan oleh faktor genetik, usia, gaya hidup stres, pola makan
yang salah, obesitas dan infeksi pada pankreas. Jika seseorang terdiagnosa
DM akan menimbulkan tanda dan gejala seperti banyak makan (polifagia),
banyak minum (polidipsi), dan banyak BAK (poliuri) (Riyadi &
Sukarmin, 2013).
1
2
kemudian, pada tahun 2025, jumlah itu akan membengkak menjadi 300
juta orang (Suyono, 2015).
Berdasarkan data yang didapat dari RISKESDAS tahun 2013, dari sepuluh
negara terbanyak penyandang DM, Indonesia berada pada urutan ke tujuh
dengan jumlah 10 juta orang. Penduduk Indonesia penyandang diabetes
dengan usia lebih dari 15 tahun berjumlah 129.689.972 orang. Prevalensi
penyakit diabetes yang terdiagnosis dokter tertinggi di Indonesia adalah
kota Yogyakarta, menepati urutan pertama sebanyak (2,6%), DKI Jakarta
menepati urutan kedua sebanyak (2,5%), dan Sulawesi Utara menepati
urutan ketiga sebanyak (2,4%).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Disusunnya Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan penulis dapat
menguraikan pengalaman nyata dalam proses memberikan asuhan
keperawatan pada pemenuhan kebutuhan dasar pasien dengan diabetes
melitus yang dilakukan secara komprehensif meliputi pengkajian,
menentukan diagnosa keperawatan, membuat rencana keperawatan,
melakukan tindakan keperawatan, hingga mengevaluasinya.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan proses asuhan keperawatan pada pasien diabetes
melitus, diharapkan penulis :
a. Mampu mendeskripsikan hasil penkajian kebutuhan dasar pada
pasien dengan diabetes melitus.
b. Mampu mendeskripsikan masalah keperawatan kebutuhan dasar
pada pasien dengan diabetes melitus.
c. Mampu mendeskripsikan rencana tindakan keperawatan kebutuhan
dasar pada pasien dengan diabetes melitus.
d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan kebutuhan dasar
pada pasien dengan diabetes melitus.
e. Mampu mendeskripsikan hasil evaluasi kebutuhan dasar pada
pasien dengan diabetes melitus.
f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori
dan kasus dalam praktek nyata terhadap pasien dengan diabetes
melitus.
g. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat
serta dapat mencari solusi untuk pemecahan masalah keperawatan
pada pasien dengan diabetes melitus.
h. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan asuhan keperawatan
pada pasien dengan diabetes melitus.
6
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan studi
kepustakaan dan metode deskriptif, antara lain :
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah mempelajari data secara komprehensif
melalui buku-buku catatan perkuliahan, literatur atau referensi untuk
mendapatkan data atau bahan yang berhubungan dengan pasien
diabetes melitus dalam mendapatkan dasar yang teoritis.
2. Metode Deskriptif
Metode deskriptif yaitu menjabarkan hasil asuhan keperawatan yang
dimulai dengan pengkajian, menentukan diagnosa keperawatan,
membuat rencana tindakan keperawatan, melakukan tindakan
keperawatan hingga mengevaluasinya.
E. Sistematika Penulisan
Penulisan karya tulis ilmiah ini terdiri dari lima bab yang secara sistematis
disusun menurut urutan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang, Tujuan
Penulisan yang terdiri dari Tujuan Umum dan Tujuan
7
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
8
9
2. Klasifikasi
Klasifikasi Diabetes Mellitus menurut American Diabetes Association
(2010) dan Black&Hawks (2014), yaitu :
a. Diabetes Tipe 1
Diabetes melitus tipe I atau Insulin Dependent Diabetes Melitus
(IDDM) yaitu DM yang bergantung insulin. Diabetes tipe ini
terjadi 5% - 10% penderita DM. Pasien sangat tergantung insulin
melalui penyuntikan untuk mengendalikan gula darah.
Diabetes tipe I disebabkan karena kerusakan sel beta pankreas
yang menghasilkan insulin. Hal ini berhubungan dengan kombinasi
antara faktor genetik, immunologi dan kemungkinan lingkungan,
seperti virus. Terdapat juga hubungan terjadinya diabetes tipe I
dengan beberapa antigen leukosit manusia (HLAs) dan adanya
autoimun antibody sel islet (ICAs) yang dapat merusak sel-sel beta
pankreas. Bagaimana proses terjadinya kerusakan sel beta ini tidak
jelas. Ketidakmampuan sel beta menghasilkan insulin
mengakibatkan glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat
disimpan dalam hati dan tetap berada dalam darah sehingga
menimbulkan hiperglikemia.
Peningkatan gula darah yang tinggi lebih dari 180 mg/100 ml,
menyebabkan glukosa keluar melalui urin (glukosuria), hal ini
disebabkan karena ketidakmampuan ginjal menyerap kembali
glukosa (reabsorsi) yang telah difiltrasi glukosa oleh glumerolus.
10
3. Etiologi/Faktor Risiko
Etiologi diabetes melitus menurut Padila, 2012 :
a. Diabetes Tipe I
1) Faktor Genetik
Penderita diabetes tipe I itu sendiri ; tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM
tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu
yang memiliki tipe antigen HLA.
2) Faktor-faktor Imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal,
dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan
cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya
seolah - olah sebagai jaringan asing. Yaitu antibodi terhadap sel
- sel pulau langerhans dan insulin endogen.
3) Faktor Lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi sel beta.
13
b. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum
diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses
terjadinya resistensi insulin. faktor-faktor yang mempengaruhi,
yaitu:
1) Usia (resistensi cenderung meningkat diusia 65 tahun).
2) Obesitas, makan yang berlebih, kurang olahraga dan stress.
3) Riwayat keluarga dengan penyandang DM
2) Kebutuhan nutrisi
Kebutuhan nutrisi merupakan proses pemasukan dan
pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan
menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh.
Secara umum faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi
adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme
basal, faktor patologis seperti adanya penyakit tertentu yang
menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan
nutrisi.
Pada pasien dengan DM akan mengalami gangguan
kebutuhan nutrisi dikarenakan glukosa tidak dapat ditarik
ke dalam sel dan terjadi penurunan massa sel. Manifestasi
yang muncul pada gangguan kebutuhan nutrisi yaitu
polifagi (banyak makan).
3) Kebutuhan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh berfungsi
untuk mempertahankan kesehatan dan fungsi semua sistem
tubuh. Dalam menyeimbangkan cairan dan elektrolit, tubuh
melakukan proses perpindahan pada cairan dan zat telarut
salah satunya proses osmosis.
Pada pasien dengan DM akan mengalami hiperglikemia,
jika kadar glukosa dalam darah meningkat, maka ginjal
tidak dapat menyerap kembali glukosa yang keluar
sehingga mengakibatkan glukosa tersebut muncul dalam
urin (glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan di
keluarkan melalui urine, maka pengeluaran urine akan
disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan
(diuresis osmotik). Akibat kehilangan cairan dan elektrolit
yang berlebihan, maka pasien akan mengeluh banyak
kencing (poliuria) dan banyak minum (polidipsi).
17
5. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis pada DM menurut Tarwoto, 2016 :
a. Sering kencing/miksi atau meningkatnya frekuensi buang air kecil
(Poliuria)
Adanya hiperglikemia menyebabkan sebagian glukosa dikeluarkan
oleh ginjal bersama urin karena keterbatasan kemampuan
reabsorpsi dari tubulus ginjal. Untuk mempermudah pengeluaran
glukosa maka diperlukan banyak air, sehingga frekuensi miksi
menjadi meningkat.
b. Meningkatnya rasa haus (polidipsia)
Banyak miksi menyebabkan tubuh kekurangan cairan (dehidrasi),
hal ini merangsang pusat haus yang mengakibatkan peningkatan
rasa haus.
c. Meningkatnya rasa lapar (polipagia)
Meningkatnya metabolisme, pemecahan glikogen untuk energi
menyebabkan cadangan energi berkurang, keadaan ini
menstimulasi pusat lapar.
d. Penurunan berat badan
Penurunan berat badan disebabkan karena banyaknya kehilangan
cairan, glikogen dan cadangan trigliserida serta massa otot.
e. Kelainan pada mata, penglihatan kabur
Pada kondisi kronis, keadaan hiperglikemia menyebabkan aliran
darah menjadi lambat, sirkulasi ke vaskuler tidak lancar, termasuk
pada mata yang dapat merusak retina serta kekeruhan pada lensa.
f. Kulit gatal, infeksi kulit, gatal-gatal disekitar penis dan vagina
21
6. Komplikasi
Tarwoto (2016), menjabarkan bahwa pasien dengan DM berisiko
terjadi komplikasi baik bersifat akut maupun kronis diantaranya :
a. Komplikasi akut
1) Koma hiperglikemia disebabkan kadar gula sangat tinggi
biasanya terjadi pada NIDDM.
2) Ketoasidosis atau keracunan zat keton sebagai hasil
metabolisme lemak dan protein terutama terjadi pada IDDM.
3) Koma hiperglikemia akibat terapi insulin yang berlebihan atau
tidak terkontrol.
b. Komplikasi kronis
1) Mikroangiopati (kerusakan pada syaraf – syaraf perifer) pada
organ-organ yang mempunyai pembuluh darah kecil seperti
pada :
a) Retinopati diabetika (kerusakan saraf retina dimata)
sehingga mengakibatkan kebutaan.
b) Neuropati diabetika (kerusakan saraf – saraf perifer)
mengakibatkan baal/gangguan sensoris pada organ tubuh.
22
2) Pendidikan kesehatan
Hal penting yang harus dilakukan pada pasien dengan DM
adalah pendidikan kesehatan. Beberapa hal penting yang perlu
disampaikan pada pasien DM adalah :
a) Penyakit DM yang meliputi pengertian, tanda dan gejala,
penyebab, patofisiologi dan tes diagnosis.
b) Diet atau managemen diet pada pasien DM.
c) Aktifitas sehari-hari termasuk latihan dan olahraga.
d) Pencegahan terhadap komplikasi DM diantaranya
penatalaksanaan hipoglikemia, pencegahan terjadi gangren
pada kaki dengan latihan senam kaki.
e) Pemberian obat-obatan DM dan dari cara injeksi insulin
f) Cara monitoring dan pengukuran glukosa darah secara
mandiri.
3) Monitoring glukosa darah
Pasien dengan DM perlu diperkenalkan tanda dan gejala
hiperglikemia dan hipoglikemia serta yang paling penting
adalah bagaimana monitoring glukosa darah secara mandiri.
Pemeriksaan glukosa darah dapat dilakukan secara mandiri
dengan menggunakan glukometer. Pemeriksaan ini penting
untuk memastikan glukosa darah dalam keadaan stabil.
Cara pengukuran glukosa darah secara mandiri yaitu :
a) Siapkan alat glukometer, sesuaikan antara glukometer
dengan kode strip pereaksi khusus.
b) Pastikan kode pada glukometer sama dengan kode strip
pereaksi khusus.
c) Lakukan pengambilan darah dengan cara menusukkan stik
pada ujung jari sehingga darah akan keluar.
d) Tempelkan darah yang sudah ada pada strip yang sudah
siap di glukometer.
e) Biarkan darah dalam strip selama 45 – 60 detik sesuai
dengan ketentuan pabrik glukometer.
26
(TB (m))2
15) Dada
a) Inspeksi : deformitas atau asimetris.
b) Palpasi : adanya nyeri tekan atau tidak.
c) Perkusi : pada penderita normal area paru terdengar sonor.
d) Auskultasi : bunyi nafas vesikuler atau bronko vesikuler.
16) Aksila : inspeksi terhadap kemerahan, infeksi dan pigmentasi.
17) Siatem Kardiovaskuler : adanya riwayat hipertensi, infark
miokard akut, takikardi, tekanan darah yang cenderung
meningkat, disritmia, nadi yang menurun, rasa kesemutan dan
kebas pada ekstremitas merupakan tanda dan gejala dari
penderita diabetes melitus.
18) Abdomen
a) Inspeksi : pada kulit apakah ada strie dan simetris adanya
pembesaran organ.
b) Auskultasi : bising usus apakah terjadi penurunan atau
peningkatan motilitas.
c) Perkusi : pada abdomen terhadap proporsi dan pola tympani
serta kepekaan.
d) Palpasi : untuk mengetahui adanya nyeri tekan/massa.
19) Ginjal : palpasi ginjal apakah ada nyeri tekan sudut kosta
vertebral.
20) Genetalia : inspeksi apakah ada kemerahan pada kulit skrotum.
21) Sistem Muskuloskeletal : sering mengalami penurunan
kekuatan muskuloskeletal.
22) Sistem Neurosensori : pada penderita diabetes melitus biasanya
merasakan gejala pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas,
kelemahan pada otot, parestesia, dan gangguan penglihatan.
i. Pemeriksaan Diagnostik menurut Doenges (2012) adalah :
1) Glukosa darah : Meningkat 200-100 mg/dL, atau lebih.
2) Aseton plasma (keton) : Positif secara mencolok.
3) Asam lemak bebas : Kadar lipid dan kolesterol meningkat.
36
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan tahap kedua dalam proses asuhan
keperawatan, diagnosa keperawatan dapat ditegakkan dengan adanya
hasil pengkajian yang sudah dilakukan.
Menurut Tarwoto (2016), diagnosa keperawatan pada pasien dengan
diabetes mellitus antara lain :
a. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan tidak adekuatnya produksi insulin.
b. Risiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan
hiperglikemia dan poliuria.
c. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan neuropati
sensori perifer, defisit fungsi motorik, neuropati otonomik.
d. Risiko tidakefektifnya regimen terapeutik berhubungan dengan
baru terpapar DM, pengobatan medik dan kurang pengetahuan
tentang diabetes dan pengobatannya.
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan merupakan tahap ketiga dari proses dari
proses asuhan keperawatan yaitu dengan membuat rencana yang akan
dilakukan terhadap diagnosa yang sudah ditegakkan. Berikut
perencanaan keperawatan terhadap diagnosa yang muncul pada pasien
DM (Tarwoto, 2016) :
a. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan tidak adekuatnya produksi insulin.
Tujuan : selama dilakukan asuhan keperawatan dalam waktu 3x24
jam kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil :
1) Pasien mengungkapkan tidak ada mual dan nafsu makan
membaik.
2) Berat badan pasien dalam rentang ideal.
38
Rencana Keperawatan :
1) Kaji pola eliminasi urine pasien, konsentrasi urine, keadaan
turgor kulit pasien.
Rasional : menentukan status cairan tubuh.
2) Monitor intake dan output cairan pasien.
Rasional : menentukan kebutuhan dan keseimbangan cairan
tubuh.
3) Monitor pemeriksaan tanda-tanda vital.
Rasional : kekurangan cairan dapat menurunkan tekanan darah,
sinus takikardia dapat terjadi pada hipovolemia.
4) Anjurkan pasien untuk minum dengan jumlah yang cukup
(1500 – 3000 ml).
Rasional : pemenuhan kebutuhan cairan tubuh.
5) Laksanakan program pengobatan pemberian insulin atau obat
antidiabetik.
Rasional : menurunkan kadar gula darah sehingga efektif dalam
mengatasi poliuria.
c. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan neuropati
sensori perifer, defisit fungsi motorik, neuropati otonomik.
Tujuan : selama dilakukan asuhan keperawatan dalam waktu 3x24
jam pasien dapat mempertahankan integritas kulit.
Kriteria hasil :
1) Keadaan jaringan kulit utuh.
2) Neuropati tidak ada.
3) Tidak terjadi luka atau ulkus diabetikus.
4) Vaskularisasi perifer baik.
5) Kebersihan kulit baik, keadaan kuku baik dan utuh.
6) Keadaan kaki utuh.
Rencana Keperawatan :
1) Kaji penampilan atau keadaan dari kebersihan kaki pasien.
Rasional : kaki merupakan bagian tubuh yang sering
mengalami gangguan integritas kulit pada pasien DM.
41
2) Kaji integritas kulit pasien, catat warna kulit, ada atau tidaknya
ulserasi, dermatitis.
Rasional : autonomik neuropati menyebabkan kulit menjadi
kering, kulit mudah pecah serta terjadi infeksi.
3) Kaji keadaan dan bentuk kaki, apakah ada bentuk kaki charcot,
cacat pembentukan kalus.
Rasional : neuropati motorik menyebabkan kelemahan otot dan
atropi sehingga terjadi perubahan bentuk kaki. Tekanan pada
kaki yang berlebihan menimbulkan kalus yang akan mudah
menjadi luka.
4) Kaji status sirkulasi vaskuler kaki dengan palpasi, pulsasi,
ultrasound dopler.
Rasional : pasien DM mudah menimbulkan arteriosklerosis
sehingga terjadi penurunan suplai darah ke kaki.
5) Kaji adanya edema.
Rasional : keadaan edema mempermudah terjadinya luka.
6) Anjurkan kepada pasien untuk menjaga kebersihan kulit.
Rasional : mengurangi risiko infeksi dan terjadi perlukaan.
7) Anjurkan pasien untuk menjaga kelembaban kulit kaki dengan
menggunakan lotion.
Rasional : kulit kaki yang kering berisiko terjadi luka.
8) Ajarkan pasien untuk melakukan senam senam kaki DM.
Rasional : menambah pengetahuan pasien tentang peningkatan
sirkulasi dengan senam kaki DM.
9) Anjurkan pasien untuk melakukan latihan senam kaki DM.
Rasional : meningkatkan sirkulasi darah pada kaki.
10) Anjurkan pasien untuk menggunakan alas kaki yang lebih
lembut atau sepatu yang tidak keras.
Rasional : mengurangi terjadinya trauma dan perlukaan.
11) Instruksikan kepada pasien untuk menghindari risiko
terjadinya trauma seperti penggunaan kompres hangat, minum
minuman yang panas.
42
4. Pelaksanaan Keperawatan
Tahap pelaksanaan merupakan langkah keempat dalam proses asuhan
keperawatan dengan melaksanakan berbagai tindakan keperawatan
yang telah direncanakan sebelumnya dalam rencana tindakan. Adapun
intervensi pada pasien DM yaitu:
a) Mempertahankan kebutuhan nutrisi.
44
5. Evaluasi Keperawatan
Tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan
yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan
tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.
a) Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan tidak adekuatnya produksi insulin.
Evaluasi yang diharapkan kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi.
b) Risiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan
hiperglikemia dan poliuria.
Evaluasi yang diharapkan keseimbangan cairan teratasi.
c) Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan neuropati
sensori perifer, defisit fungsi motorik, neuropati otonomik.
Evaluasi yang diharapkan kerusakan integritas kulit tidak terjadi.
d) Risiko tidakefektifnya regimen terapeutik berhubungan dengan
baru terpapar DM, pengobatan medik dan kurang pengetahuan
tentang diabetes dan pengobatannya.
Evaluasi yang diharapkan pasien dapat memahami perawatan
pasien dengan DM.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Dalam BAB ini penulis akan menguraikan laporan kasus pemenuhan kebutuhan
dasar pada pasien Ny. SA dengan Diabetes Mellitus di paviliun Marwah Atas
Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Proses pemenuhan kebutuhan dasar
selama tiga hari mulai tanggal 07 Mei 2018 sampai 09 Mei 2018. Dalam
memberikan asuhan keperawatan, penulisan menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang terdiri dari pengkajian (dengan mengadakan wawancara dengan
pasien, keluarga pasien, tim perawat di ruangan, selain itu juga memperoleh data
– data melalui catatan medis dan catatan keperawatan serta didapatkan hasil
observasi langsung serta pemeriksaan fisik), perumusan diagnosa keperawatan,
penyusunan rencana tindakan, implementasi sampai evaluasi.
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 07 Mei 2018 di paviliun
Marwah Atas Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
1. Identitas Pasien
Pasien berinisial Ny. SA dengan no register 00 84 41 85 berusia 53
tahun, berjenis kelamin perempuan dengan status perkawinan menikah,
beragama Islam, suku Jawa, pendidikan terakhir SLTA. Bahasa yang
digunakan pasien sehari-hari adalah bahasa Indonesia. Pasien merupakan
ibu rumah tangga dan bertempat tinggal di Kampung Bugis no. 16 RT
14/RW 03 Kelurahan Cempaka Baru, Kecamatan Kemayoran, Kota
Jakarta, Pusat Provinsi DKI Jakarta. Untuk pembiayaan, pasien
menggunakan Jaminan Perusahaan. Informasi tersebut diperoleh dari
pasien, keluarga pasien, tim perawat di ruangan dan status pasien.
2. Resume Kasus
Pasien masuk melalui poli penyakit dalam pada hari Jumat, tanggal 04
Mei 2018, Jam 13.25 WIB, pasien datang seorang diri ke poli penyakit
45
46
dalam karena jadwal kontrol rutin diabetes setiap 1 bulan. Kebetulan saat
pasien kontrol ada keluhan yaitu, adanya bisul di pelipis dekat mata
sebelah kiri dan bengkak, namun bengkaknya menjalar hingga ke
belakang telinga. Diputuskan oleh dokter penyakit dalam agar pasien
dilakukan perawatan lebih lanjut dan dianjurkan untuk dirawat di
paviliun Marwah Atas karena terdapat abses yang membengkak. Pasien
datang ke paviliun Marwah Atas di kamar 2 tanggal 04 Mei 2018 jam
14.30 WIB dengan keluhan bisul di pelipis mata kiri kurang lebih sudah
4 hari. Pasien mengatakan awal bisulnya kecil, tetapi lama – kelamaan
membengkak, dan bengkaknya hingga ke belakang telinga. Kondisi
pasien saat datang dengan GCS: E: 4 V: 5 M: 6 total skor : 15 dan saat
diobservasi tampak bengkak, kemerahan, juga tampak edema pada area
sekitar abses. Masalah keperawatan yang muncul pada Ny. SA adalah
nyeri akut. Telah dilakukan pengkajian pada pasien dan didapatkan hasil
bahwa pasien tidak mengetahui penyebab terjadinya bisul tersebut, saat
ini yang dirasakan pasien nyeri bisulnya nyut-nyut dipelipis mata
sebelah kiri dengan skala nyerinya 6. Selain itu pasien juga telah
dilakukan pemeriksaan Tanda – Tanda Vital dengan hasil : TD: 110/80
mmHg, Nadi: 85x/menit, Pernapasan: 20x/menit dan Suhu 36oC. Cek
laboratorium dan didapatkan hasil Hemoglobin : 11,4 g/dL, Leukosit :
18.54 102/ul, Hematokrit : 36%, Trombosit : 317 102/ul, Eritrosit : 5,33
104/ul, VER : 67 fL, HER : 21 pg, Kher : 32 g/dL, SGPT (ALT) : 19 U/L,
Kreatinin darah : 1,1 mg/dL dan GDS 276 mg/dL. Selain itu, juga telah
dilakukan pemasangan infus dengan cairan RL 500 ml/8 jam, dan sudah
diberikan terapi oral yaitu : Metronidazole tab 3x1 500 mg, dan
Gliquidone 2x1 30 mg pada jam 18.00 WIB, dan terapi injeksi :
Ceftriaxone 2 gr, Ranitidin 2 ml, dan Ondancentron 2 ml pada jam 21.00.
Setelah dilakukan intervensi keperawatan dan telah dievaluasi oleh tim
perawat bahwa pasien masih mengalami nyeri dibisulnya, dan masalah
belum teratasi.
47
3. Data Dasar
a. Riwayat Keperawatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan pasien tanggal 07 Mei 2018 adalah nyeri karena ada
bisul di pelipis mata kiri yang membengkak + sejak 1 minggu
yang lalu. Pasien mengatakan bahwa nyeri yang dirasakan tidak
seperti saat pertama kali masuk ke rumah sakit. Ada pun setelah
pengkajian lebih dalam penyebab bisulnya tidak diketahui oleh
pasien dan pada hari Selasa tanggal 01 Mei 2018 sore muncul
bisulnya lalu hari Rabu ditanggal 02 Mei 2018 bisulnya
membengkak dan bengkaknya sampai ke belakang telinga. Rasa
nyerinya nyut-nyutan tapi sudah agak berkurang dengan skala
nyeri saat ini 4. Saat dilakukan observasi, keadaan bisul tampak
utuh dan tidak ada luka terbuka pada kulit, namun terlihat
bengkak, kemerahan dan terdapat eksudat didalamnya dengan
diameter + 2,5 Cm. Kondisi pasien saat dilakukan pengkajian
GCS: E: 4 V: 5 M: 6 total skor : 15 BB : 58 Kg, TB : 157 Cm
dan hasil pemeriksaan Tanda – Tanda Vital : TD: 110/70
mmHg, Nadi: 89x/menit, Pernapasan: 20x/menit dan Suhu 37oC.
Saat pagi hari pukul 06.00 WIB telah dilakukan pemeriksaan
Glukosa Curve Harian (CH) dengan hasil 243 mg/dL, lalu pada
pukul 11.15 WIB dilakukan pemeriksaan glukosa curve harian
kembali dengan hasil 288 mg/dL. Pada pukul 06.00 WIB pasien
telah diberikan terapi oral yaitu : Metronidazole tab 500 mg,
Gliquidone 30 mg juga terapi injeksi : Ranitidin 2 ml, dan
Ondancentron 2 ml pada pukul 09.00 WIB oleh tim perawat.
Pasien juga mendapat terapi diit nasi DM 1700 Kkal.
Tn. JW Ny. SA
Tn. AB Tn. DY
5) Pola kebiasaan
a) Pola nutrisi
(1) Sebelum sakit
Frekuensi makan pasien dirumah 2x/hari yaitu saat pagi
dan sore hari saja. Nafsu makan pasien baik. Tidak ada
mual, muntah, dan sariawan. Pasien hanya
mengkonsumsi makanan ½ porsi sekali makan dengan
komposisi makanan nasi, sayur, lauk dan buah-buahan.
Tidak ada makanan yang tidak disukai oleh pasien,
tidak ada makanan yang membuat pasien alergi, pasien
mempunyai makanan pantangan yang manis-manis
sejak memiliki penyakit DM, tidak ada penggunaan
obat-obatan yang diminum sebelum makan, dan tidak
menggunakan alat bantu makan.
(2) Di rumah sakit
Selama di Rumah Sakit, frekuensi makan pasien 3x/hari
yaitu pagi, siang dan sore hari. Pasien mengatakan
kurang nafsu untuk makan, jadi makannya 3 sendok,
kadang agak mual. Pasien mendapatkan terapi diit nasi
DM 1700 kalori. Pasien mendapatkan obat oral
Gliquidone 2x1 pada jam 06.00 dan 18.00, obat injeksi
Ranitidin 2x1 amp dan Ondancentron 2x4 mg yang di
berikan pada jam 09.00 dan 21.00, Lantus 1x10 unit
yang diberikan pada jam 21.00. Pasien tidak ada
penggunaan obat-obatan yang diminum sebelum
makan, dan pasien tidak menggunakan alat bantu
makan seperti NGT.
b) Pola eliminasi
(1) Sebelum sakit
Frekuensi BAK pasien + 13 x/hari, dengan warna
kuning jernih, dan tidak menggunakan alat bantu.
51
5) Sistem pernafasan
Jalan nafas pasien bersih, tidak ada sumbatan. Pasien tidak
mengalami sesak dan tidak menggunakan otot-otot bantu
pernafasan dengan frekuensi nafas 20 x/menit, irama teratur,
bernafas dengan spontan. Tidak ada batuk dan tidak ada
sputum. Palpasi dada dengan taktil fremitus getaran pada dada
bagian kanan dan kiri dengan hasil dada simetris. Perkusi dada
terdengar suara sonor pada dada bagian kanan dan kiri. Suara
nafas vasikuler, tidak ada nyeri saat bernafas, dan tidak ada
penggunaan alat bantu nafas.
6) Sistem kardiovaskuler
Nadi 89 x/menit, irama teratur, denyut kuat. Tekanan darah :
110/70 mmHg, tidak ada distensi vena jugularis kanan dan kiri,
temperatur kulit hangat, warna kulit kemerahan, pengisian
kapiler <3 detik, dan tidak ada edema.
7) Sistem hematologi
Tidak ada pucat dan tidak ada perdarahan. Hasil pemeriksaan
penunjang pada tanggal 04 mei 2018 adalah : pemeriksaan
penunjang Hemoglobin : 11,4 g/dL, Leukosit : 18.54 102/ul,
Hematokrit : 36%, Trombosit : 317 102/ul, Eritrosit : 5,33
104/ul, VER : 67 fL, HER : 21 pg, Kher : 32 g/dL, SGPT
(ALT) : 19 U/L, Kreatinin darah : 1,1 mg/dL dan GDS 276
mg/dL.
8) Sistem saraf pusat
Tidak ada keluhan sakit kepala, tingkat kesadaran compos
mentis, GCS : 15 (E : 4, V : 5, M : 6). Tidak ada tanda-tanda
peningkatan TIK, tidak ada gangguan sistem persyarafan,
reflek fisiologis normal, dan tidak ada reflek patologis.
9) Sistem pencernaan
Pada keadaan mulut, tidak ada caries gigi, pasien tidak
menggunakan gigi palsu, tidak ada stomatitis, lidah pasien
tidak kotor, salifa normal, ada sedikit rasa mual tapi tidak
55
muntah, tidak ada nyeri pada daerah perut, bising usus pasien
terdengar 15 x/menit, tidak ada diare dan konstipasi, tidak
teraba pembesaran hati, dan abdomen lembek.
10) Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, nafas pasien tidak berbau
keton, terdapat bekas luka pada kedua ekstermitas bawah
pasien tepatnya di punggung kaki.
11) Sistem urogenital
Balance cairan selama 24 jam
Pasien mengatakan hari ini sudah minum sebanyak 1 botol
(600 ml) lebih sedikit, jika dihitung sejak kemarin + sudah
hampir 3 botol (600 ml), sejak kemarin sudah BAK + sudah 9x.
Intake : infus (550 ml) + minum (1800 ml) + makan (25 ml) =
2375 ml
Output: BAK (1575 ml) + IWL (870 ml) = 2445 ml
(I – O) = 2375 ml – 2445 ml = -70 ml
Pasien mengalami perubahan pola kemih yaitu nokturia, BAK
berwarna kuning, tidak ada distensi/ketegangan kandung
kencing, dan tidak ada keluhan sakit pinggang.
12) Sistem integumen
Turgor kulit baik, temperatur kulit hangat, warna kulit tidak
mengalami kemerahan atau kebiruan pada area badan dan
ekstermitas, tetapi terdapat bekas luka garuk pada kedua
ekstermitas bawah yang sudah sembuh. Terdapat abses pada
pelipis sebelah mata kiri keadaan abses tampak utuh tidak ada
luka terbuka pada kulit, namun terlihat bengkak, kemerahan
dan terdapat eksudat didalamnya dengan diameter + 2,5 Cm.
Kondisi kulit daerah pemasangan instoper normal dan tidak
tampak tanda-tanda perluasan infeksi. Tekstur rambut pasien
baik dan tampak bersih.
56
Taki Taka
5555 5555
5555 5555
Kaki Kaka
c. Pemeriksaan penunjang
Tabel 3.1 Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 04 Mei 2018
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi
Hemoglobin L 11.4 11.7 – 15.5 g/dL
Hematokrit 36 35 – 47 %
Leukosit H 18.58 3.60 – 11.00 103/uL
Trombosit 317 150 – 440 103/uL
Eritrosit H 5.33 3.80 – 5.20 104/uL
VER L 67 80 – 100 fL
HER L 21 26 – 34 Pg
KHER 32 32 – 36 g/dL
Fungsi Hati
SGPT 19 9 – 36 U/L
Fungsi Ginjal
Kreatinin 1.1 <1.4 mg/dL
Diabetes Melitus
GDS H 276 70 – 200 mg/dL
d. Penatalaksanaan
1) Terapi farmakologi
Tabel 3.3 terapi farmakologi
Terapi Oral Terapi Injeksi
Nama Obat Waktu Nama Obat Waktu
Pemberian Pemberian
Metronidazole Jam 06, 12, 18 Ceftiaxone 1x2 Jam 21
tab 500 mg (3x1) gr
Gliquidone 30 Jam 06, 18 Ranitidin 2x1 Jam 09, 21
mg (2x1) amp
Asam Afenamat Jam 06, 12, 18 Ondancentron Jam 09, 21
500 mg (3x1) 2x4 mg
Lantus 1x10 unit Jam 21
2) Terapi lain
a) Diit nasi DM 1700 kkal
e. Data Fokus
Tabel 3.4 Data Fokus
Masalah
Data Subjektif Data Objektif
Keperawatan
K/U : sakit sedang Nyeri akut
Pasien mengatakan : Kes : Komposmentis
awal mulanya bisul GCS E4 V5 M6 total : 15
berukuran kecil, Abses disebelah mata
bisul mulai muncul bagian kiri
sejak hari Senin Karakteristik abses : edema
tanggal 1 Mei 2018 + kemerehan
dan mulai P : kerusakan jaringan
membengkak pada Q : Nyut – nyutan
hari Selasa tanggal 2 R : sebelah mata kiri
Mei 2018, bisul S:4
membengkak karena T : dari + 1 minggu lalu
terlalu banyak TTV : TD : 110/70 mmHg
ditekan-tekan, area N : 89x/m
bisul membengkak S : 37oC
hingga menutupi R : 20x/m
mata dan menjalar
hingga ke belakang
telinga, saat pertama
kali sangat nyeri,
Saat ini nyeri sudah
agak berkurang
karena sudah
meminum obat dan
diberikan salep
Ikamicetin serta obat
untuk diminum
58
Masalah
Data Subjektif Data Objektif
Keperawatan
Abses disebelah mata Resiko perluasan
Pasien mengatakan : bagian kiri infeksi
terkadang merasa Karakteristik abses : edema
lupa bahwa tangan + kemerehan
dalam kondisi kotor Terdapat massa eksudat
atau bersih dan tanpa Hasil lab.
sadar memegang Leukosit mengalami
bisul hingga peningkatan : 18.58 102/ul
menekan, saat
pertama kali bisul
terasa agak hangat
saat diraba
Antropometri : Ketidakseimbangan
Pasien mengatakan : BB : 58 Kg nutrisi kurang dari
nafsu makan (Saat dipoli penyakit kebutuhan tubuh
berkurang, makanan dalam BB 59.5 Kg)
yang dihabiskan TB : 157 Cm
hanya 3 sendok saja, IMT : 23.53
terkadang muncul BBI : 51.3-62.7 Kg
rasa mual, menyukai
makanan apa saja, Biocemical Data :
tetapi memang Hasil lab :
sedang tidak Hemoglobin : 11.4
berselera untuk GDS : 276
makan
Clinical Sign :
DS : Pasien mengatakan
nafsu makan berkurang,
makanan yang
dihabiskan hanya 3
sendok saja, terkadang
muncul rasa mual,
menyukai makanan apa
saja, tetapi memang
sedang tidak berselera
untuk makan.
DO :
Makanan masih tersisa
cukup banyak
Pasien tampak kurang
berminat untuk makan
Hasil lab :
- Hemoglobin : 11.4
- GDS : 276
Diitory History :
makan yang dihabiskan
hanya sebanyak 3 sendok
Suka dengan makanan apa
saja
Tidak ada alergi terhadap
makanan atau obat
Diit nasi DM 1700 Kkal
59
Masalah
Data Subjektif Data Objektif
Keperawatan
Jumlah cairan dalam tubuh Resiko
Pasien mengatakan : Ny. SA Ketidakseimbangan
hari ini sudah minum (40-50)xBB(58)/100 = 23.2 cairan kurang dari
sebanyak 1 botol - 29 kebutuhan tubuh
(600 ml) lebih Kebutuhan cairan Ny. SA
sedikit, jika dihitung (40-50) xBB(58) = 2900 cc
sejak kemarin + Intake – Output
sudah hampir 3 botol Intake : infus (550 ml) +
(600 ml), sejak minum (1800 ml) +
kemarin sudah BAK makan (25 ml) = 2375
+ sudah 9x, makan ml
hanya habis 3 Output: BAK (1575 ml)
sendok saja, BAK + IWL (870 ml) = 2445
dari pagi ada 3x, hari ml
ini belum BAB, saya (I – O) = 2375 ml –
merasa mual saja, 2445 ml = -70 ml
tetapi tidak muntah.
IWL : 15xBB(58) = 870
Balance cairan :
I –(O+IWL)
2375-(1575+870)
2375-2445 = - 70
TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 89x/m
S : 37oC
R : 20x/m
GDS : 276 mg/dL
f. Analisa Data
Tabel 3.5 Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
Data subyektif Nyeri Akut Kerusakan
1 Pasien mengatakan : Jaringan Sekunder
awal mulanya bisul berukuran
kecil, bisul mulai muncul sejak
hari Senin tanggal 1 Mei 2018
dan mulai membengkak pada
hari Selasa tanggal 2 Mei
2018, bisul membengkak
karena terlalu banyak ditekan-
tekan, area bisul membengkak
hingga menutupi mata dan
menjalar hingga ke belakang
telinga, saat pertama kali,
sangat nyeri, Saat ini nyeri
sudah agak berkurang karena
sudah meminum obat dan
diberikan salep Ikamicetin
60
Data Obyektif
Abses disebelah mata bagian
kiri
Karakteristik abses : edema
+ kemerehan
Terdapat massa eksudat
Hasil lab.
Leukosit mengalami
peningkatan : 18.58 102/ul
Data Subyektif Ketidakseimbanga Tidak adekuatnya
3 Pasien mengatakan : n nutrisi kurang produksi insulin
nafsu makan berkurang, dari kebutuhan
makanan yang dihabiskan tubuh
hanya 3 sendok saja, terkadang
muncul rasa mual, menyukai
makanan apa saja, tetapi
memang sedang tidak
berselera untuk makan
Data Obyektif
Antropometri :
BB : 58 Kg
(Saat dipoli penyakit
dalam BB 59.5 Kg)
TB : 157 Cm
IMT : 23.53
BBI : 51.3-62.7 Kg
61
Clinical Sign :
DS : Pasien mengatakan
nafsu makan
berkurang, makanan
yang dihabiskan hanya
3 sendok saja,
terkadang muncul rasa
mual, menyukai
makanan apa saja
tetapi memang sedang
tidak berselera untuk
makan
DO :
Makanan masih
tersisa
Pasien tampak kurang
berminat makan
Hasil lab :
- Hemoglobin : 11.4
- GDS : 276
Diitory History :
makan yang dihabiskan 3
sendok
Suka dengan makanan apa
saja
Tidak ada alergi terhadap
makanan atau obat
Jenis diit nasi DM 1700
Kkal
Data Obyektif
Jumlah cairan dalam tubuh
Ny. SA
47xBB(58)/100 = 27.26
Kebutuhan cairan Ny. SA
47 xBB(58) = 2726 ml
62
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada pasien Ny. SA
berdasarkan data meliputi:
Data subyektif
Pasien mengatakan :
awal mulanya bisul berukuran
kecil, bisul mulai muncul sejak
hari Senin tanggal 1 Mei 2018 dan
mulai membengkak pada hari
Selasa tanggal 2 Mei 2018, bisul
membengkak karena terlalu
banyak ditekan-tekan, area bisul
membengkak hingga menutupi
mata dan menjalar hingga ke
belakang telinga, saat pertama kali
sangat nyeri, saat ini nyeri sudah
agak berkurang karena sudah
meminum obat dan diberikan salep
Ikamicetin serta obat untuk
diminum.
63
Data Obyektif
K/U : sakit sedang
Kes : Compposmentis
GCS E4 V5 M6 total : 15
Abses disebelah mata bagian
kiri
Karakteristik abses : edema +
kemerehan
P : kerusakan jaringan
Q : Nyut – nyutan
R : sebelah mata kiri
S:4
T : dari + 1 minggu lalu
TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 89x/m
S : 37oC
R : 20x/m
2 Resiko perluasan Infeksi 04 Mei 2018 09 Mei 2018 Intifadah
berhubungan dengan Ketidak
adekuatan pertahanan sekunder
Data Subyektif
Pasien mengatakan :
terkadang merasa lupa bahwa
tangan dalam kondisi kotor atau
bersih dan tanpa sadar memegang
bisul hingga menekan, saat
pertama kali, bisul terasa agak
hangat saat diraba.
Data Obyektif
- Abses disebelah mata bagian
kiri
- Karakteristik abses : edema +
kemerehan
- Terdapat massa eksudat
- Hasil lab.
Leukosit mengalami
peningkatan : 18.58 102/ul
3 Ketidakseimbangan nutrisi 07 Mei 2018 09 Mei 2018 Intifadah
kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan tidak
adekuatnya produksi insulin
Data Subyektif
Pasien mengatakan :
nafsu makan berkurang, makanan
yang dihabiskan hanya 3 sendok
saja, terkadang muncul rasa mual,
menyukai makanan apa saja tetapi
memang sedang tidak berselera
untuk makan.
64
Biocemical Data :
Hasil lab :
Hemoglobin : 11.4
GDS : 276
Clinical Sign :
DS : Pasien mengatakan
nafsu makan berkurang,
makanan yang dihabiskan
hanya 3 sendok saja,
terkadang muncul rasa mual,
menyukai makanan apa saja,
tetapi memang sedang tidak
berselera untuk makan.
DO :
Makanan masih tersisa
Pasien tampak kurang
berminat makan
Hasil lab :
- Hemoglobin : 11.4
- GDS : 276
Diitory History :
makan yang dihabiskan 3
sendok
Suka dengan makanan apa saja
Tidak ada alergi terhadap
makanan atau obat
Jenis diit nasi DM 1700 Kkal
4 Resiko ketidakseimbangan 07 Mei 2018 09 Mei 2018 Intifadah
volume cairan berhubungan
dengan output yang berlebih
Data Subyektif
Pasien mengatakan :
hari ini sudah minum sebanyak 1
botol (600 ml) lebih sedikit, jika
dihitung sejak kemarin + sudah
hampir 3 botol (600 ml), sejak
kemarin sudah BAK + sudah 9x,
makan hanya habis 3 sendok saja,
BAK dari pagi ada 3x, hari ini
belum BAB, saya merasa mual
saja, tetapi tidak muntah.
65
C. Perencanaan Keperawatan
Berdasarkan data yang sudah terkumpul dan didapatkan diagnosa
keperawatan secara prioritas, maka penulis memuntuk rencana yang akan
dilakukan untuk mengatasi masalah pasien, sebagai berikut:
Nama Pasien : Ny. SA
Ruang/Kamar : Marwah Atas/208
D. Pelaksanaan Keperawatan
Dalam rangka memberikan Asuhan keperawatan pada pasien dengan
Diabetes Melitus sesuai dengan rencana tindakan keperawatan yang telah
disusun, penulisan dan melakukan Asuhan keperawatan selama 3 hari
berturut – turut mulai tanggal 07 Mei 2018 dan bekerja sama dengan tim
yang bertugas di paviliun Marwah Atas Rumah Sakit Islam Jakarta
Cempaka Putih.
N : 89x/m
S : 37oC
R : 20x/m
10.18 1 8. Mengkaji nyeri (Penyebab nyeri, Intifadah
karakteristik nyeri, lokasi nyeri, skala
nyeri, waktu datangnya nyeri)
S : pasien mengatakan :
nyeri yang saya rasakan karena
adanya bisul yang muncul di pelipis
mata sebelah kiri setelah saya
mencicipi makanan yang manis dan
rasa nyerinya nyut-nyut, tetapi
sekarang nyeri saya sudah agak
berkurang, kalau diukur angkanya
4,
nyeri yang saya rasakan + sejak 1
minggu yang lalu.
O:
K/U : sakit sedang
Kes : Compposmentis
GCS E4 V5 M6 total : 15
Terdapat abses dipelipis
sebelah mata kiri
P : kerusakan jaringan
Q : Nyut – nyutan
R : sebelah mata kiri
S:4
T : dari + 1 minggu lalu
10.20 2 9. Mengkaji adanya tanda – tanda Intifadah
perluasan infeksi
S : pasien mengatakan :
Saat ini jika saya raba area bisul
sudah tidak terasa hangat seperti
sebelumnya, hanya saja masih
bengkak dan merah seperti ini.
O:
Terlihat massa eksudat
Adanya edema dan kemerahan
pada abses
Hasil pemeriksaan labaratorium
- Leukosit 18.58 102/ul
Hasil Leukosit mengalami
peningkatan
BBI : 51.3-62.7 Kg
Biocemical Data :
Hasil lab :
Hemoglobin : 11.4
GDS : 276
Clinical Sign :
DS : Pasien mengatakan
nafsu makan berkurang, makanan
yang dihabiskan hanya 3 sendok saja,
terkadang muncul rasa mual,
menyukai makanan apa saja tetapi
memang sedang tidak berselera untuk
makan.
DO :
Makanan masih tersisa
Pasien tampak kurang berminat
makan
Hasil lab :
- Hemoglobin : 11.4
- GDS : 276
Diitory History :
makan yang dihabiskan 3 sendok
Suka dengan makanan apa saja
Tidak ada alergi terhadap makanan
atau obat
Jenis diit nasi DM 1700 Kkal
13.20 4 19. Mengkaji pola eliminasi urin Intifadah
S : pasien mengatakan :
BAK dari kemarin hingga hari ini
+ sudah 9 x
Intake – Output
Intake : infus (550 ml) + minum (1800
ml) + makan (25 ml) = 2375 ml
Output: BAK (1575 ml) + IWL (870
ml) = 2445 ml
(I – O) = 2375 ml – 2445 ml = -70 ml
IWL : 15xBB(58) = 870
Balance cairan :
I –(O+IWL)
2375-(1575+870)
2375-2445 = - 70 ml
Biocemical Data :
Hasil lab :
Hemoglobin : 11.4
Curve Harian pukul 06 : 270
mg/dL
Clinical Sign :
DS : pasien mengatakan:
saya hari ini sudah makan sayur dan
lauk, mual sudah berkurang
74
DO :
Makanan masih tersisa nasi dan
buah
Nafsu makan pasien membaik
Hasil lab :
- Hemoglobin : 11.4
- Curve Harian pukul 06 : 270
mg/dL
Terapi oral :
- Glukoidon 2x300 mg
Terapi injeksi :
- Ondancentron 2x8 gr
- Ranitidin 2x1 amp
- Lantus 1x10 unit
Diitory History :
makan yang dihabiskan sayur dan lauk
Suka dengan makanan apa saja
Tidak ada alergi terhadap makanan
atau obat
Jenis diit nasi DM 1700 Kkal
13.20 4 15. Monitor intake-output cairan Intifadah
pasien
S : pasien mengatakan :
hari ini saya minum baru 1
botol(600 ml), kalau dari
kemarin minum sudah ada +
2 botol (600 ml), makan sayur
sama lauk, BAK sejak pagi
sudah 4x kalau dari kemarin
sudah + 9 kali, semalem sudah
BAB
O:
Intake – Output
Intake : minum (1900 ml) +
makan (50 ml) = 1950 ml
Output: BAK (1350 ml) BAB
(50) + IWL (870 ml) = 2270
ml
(I – O) = 1950 ml – 2270 ml
= -320 ml
IWL : 15xBB(58) = 870
Balance cairan :
I –(O+IWL)
1950 - (1400+870)
1950 - 2270 = - 320
TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 89x/m
S : 37oC
R : 20x/m
21.00 2, 3 16. Memberikan antibiotik sesuai program Tim
: Ceftriaxone 2 gr (IV)
S:-
O : obat telah diberikan melalui bolus,
obat masuk dengan lancar tidak
ada hambatan
17. Memberikan antipiretik sesuai program
75
Biocemical Data :
Hasil lab :
Hemoglobin : 11.4
Curve harian pukul 06 : 240 mg/dL
Clinical Sign :
DS : pasien mengatakan:
sudah makan dengan nasi, tapi
tidak banyak-banyak, mual sudah
hilang
DO :
Makanan masih tersisa nasi
Nafsu makan sudah normal
Terapi injeksi :
- Ondancentron 2x8 gr (Stop)
- Ranitidin 2x1 amp (stop)
- Lantus 1x10 unit
Diitory History :
makan yang dihabiskan sayur
dan lauk dan sedikit nasi
Suka dengan makanan apa saja
Tidak ada alergi terhadap
makanan atau obat
Jenis diit nasi DM 1700 Kkal
13.00 4 9. Mengkaji pola eliminasi urin Intifadah
S : pasien mengatakan :
kalau BAK sejak kemarin sudah + 10
kali
13.25 4 10. Monitor intake-output cairan pasien Intifadah
S : pasien mengatakan :
kalau sejak kemarin minum sudah
ada 3 botol (60 ml) lebih, makan
sayur, lauk dan nasi tetapi tidak
banyak-banyak nasinya, BAK sejak
kemarin sudah + 10 kali
O:
Intake – Output
Intake : minum (1850 ml) +
77
E. Evaluasi Keperawatan
Berdasarkan tindakan yang telah dilakukan dari tanggal 07 Mei 2018,
maka evaluasi diambil pada hari terakhir yaitu pada tanggal 09 Mei 2018
adalah sebagai berikut:
Obyek
Abses masih tampak edema
Skla nyeri : 4
Analisa
Masalah teratasi sebagian
Planing
Lanjutkan intervensi :
1. Kaji skla nyeri
2. Monitor pemeriksaan TTV
3. Lanjutkan program terapi
pemberian anlgetik : Asam
Afenamat 3x1 500 mg (oral)
2 14.00 Subyek Intifadah
Pasien mengatakan :
saat ini masih teraba hangat, tetapi sedikit.
78
Obyek
Abses masih tampak kemerahan dan
edema
Analisa
Masalah belum teratasi
Planing
Lanjutkan intervensi :
1. Monitor Pemeriksaan TTV
2. Ajarkan pasien mencuci tangan
dengan benar
3. Lanjutkan program terapi
pemberian antibiotik
Metronidazole tab 3x1 500 mg
(oral)
Ceftriaxone 1x2 gr (IV)
3 14.00 Subyek Intifadah
Pasien mengatakan :
saya masih belum nafsu untuk makan,
masih terasa ada mual
Obyek
Makanan yang tersisa masih
banayak
Pasien masih kurang minat untuk
makan
Analisa
Masalah belum teratasi
Planing
Lanjutkan intervensi :
1. Monitor dan catat Asupan makan
pasien
2. Monitor curve harian pasien
3. Lanjutkan program diit : nasi DM
1700 Kkal.
4 14.00 Subyek Intifadah
Pasien mengatakan :
saya minum banyak, keluar juga banyak,
saat malam hari 3 atau 4 kali BAK
Obyek
Intake – Output
Intake : infus (550 ml) +
minum (1800 ml) + makan
(25 ml) = 2375 ml
Output: BAK (1575 ml) +
IWL (870 ml) = 2445 ml
(I – O) = 2375 ml – 2445 ml
= -70 ml
IWL : 15xBB(58) = 870
Balance cairan :
I –(O+IWL)
= 2375-(1575+870)
= 2375-2445 = - 70
79
Obyek
Abses masih tampak edema
Skla nyeri : 2
Analisa
Masalah teratasi sebagian
Planing
Lanjutkan intervensi :
1. Kaji skla nyeri
2. Monitor pemeriksaan TTV
3. Lanjutkan program terapi
pemberian anlgetik : Asam
Afenamat 3x1 500 mg (oral)
2 14.00 Subyek Intifadah
Pasien mengatakan :
hangat pada bisul sudah tidak terasa lagi.
Obyek
Kemerahan pada abses tampak berkurang
Analisa
Masalah teratasi sebagian
Planing
Lanjutkan intervensi :
1. Monitor Pemeriksaan TTV
2. Lanjutkan program terapi
pemberian antibiotik
Metronidazole tab 3x1 500 mg
(oral)
Ceftriaxone 1x2 gr (IV)
3 14.00 Subyek Intifadah
Pasien mengatakan :
hari ini makan sayur dan lauk habis, mual
sudah hilang.
Obyek
Makanan yang tersisa nasi dan
80
buah
Nafsu makan pasien sudah
membaik
Analisa
Masalah teratasi sebagian
Planing
Lanjutkan intervensi :
1. Monitor dan catat Asupan makan
pasien
2. Monitor curve harian pasien
3. Lanjutkan program diit : nasi DM
1700 Kkal.
4 14.00 Subyek Intifadah
Pasien mengatakan :
hari ini minum baru 1 botol (600 ml), jika
dihitung sejak kemarin minum sudah ada +
2 botol (600 ml), makan sayur sama lauk,
sejak pagi sudah BAK 4x, sejak kemarin +
9 kali BAK, semalam sudah BAB.
Obyek
Intake – Output
Intake : minum (1900 ml) +
makan (50 ml) = 1950 ml
Output: BAK (1350 ml) BAB
(50) + IWL (870 ml) = 2270
ml
(I – O) = 1950 ml – 2270 ml
= -320 ml
IWL : 15xBB(58) = 870
Balance cairan :
I –(O+IWL)
1950 - (1400+870)
1950 - 2270 = - 320
TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 89x/m
S : 37oC
R : 20x/m
Curve harian pukul 06 : 270
Analisa
Masalah belum teratasi
Planing
Lanjutkan intervensi :
1. Monitor intake-output cairan
pasien
2. Anjurkan pasien untuk minum
sesuai dengan kebutuhan cairan
tubuh pasien (2320 – 2900
ml/hari)
3. Monitor pemeriksaan TTV
4. Pantau curve harian pasien
Rabu, 09 Mei 1 14.00 Subyek Intifadah
2018 Pasien mengatakan :
nyeri hilang
81
Obyek
Abses masih tampak edema
Skla nyeri : 0
Pasien rencana pulang
Analisa
Masalah teratasi
Planing
Pasien rencana pulang setelah dokter visit
2 14.00 Subyek Intifadah
Pasien mengatakan :
sudah tidak ada keluhan lagi.
Obyek
Kemerahan pada abses berkurang
Analisa
Masalah teratasi
Planing
Pasien rencana pulang, Lanjutkan program
terapi pemberian antibiotik
Metronidazole tab 3x1 500 mg
(oral)
3 14.00 Subyek Intifadah
Pasien mengatakan :
sudah habis makan sayur, lauk dan nasi
tapi nasinya tidak banyak.
Obyek
Antropometri :
BB : 58 Kg
TB : 157 Cm
IMT : 23.53
BBI : 51.3-62.7 Kg
Biocemical Data :
Hasil lab :
Hemoglobin : 11.4
Curve harian pukul 06 : 240 mg/dL
Clinical Sign :
DS : pasien mengatakan:
sudah makan dengan nasi, tapi tidak
banyak-banyak, mual sudah hilang
DO :
Makanan yang tersisa nasi ¼
porsi
Nafsu makan pasien sudah
kembali normal Terapi injeksi :
Lantus 1x10 unit
Diitory History :
makan yang dihabiskan sayur
dan lauk dan sedikit nasi
82
Analisa
Masalah teratasi
Planing
Pasien rencana pulang
Lanjutkan program terapi anti diabetik :
Lantus 1x10 unit (SC)
4 14.00 Subyek Intifadah
Pasien mengatakan :
kalau sejak kemarin minum sudah lebih
dari 3 botol (600 ml), makan sayur, lauk
dan nasi tapi nasinya tidak banyak, BAK
sejak kemarin sudah + 10 kali.
Obyek
Intake – Output
Intake : minum (1850 ml) +
makan (50 ml) = 1900 ml
Output: BAK (1000 ml) +
IWL (870 ml) = 1870 ml
(I – O) = 1900 ml – 1870 ml
= +30 ml
IWL : 15xBB(58) = 870
Balance cairan :
I –(O+IWL)
1900 - (1000+870)
1900 - 1870 = + 30
TTV : TD : 110/80 mmHg
N : 70x/m
S : 37oC
R : 20x/m
Curve harian pukul 06 : 240
mg/dL
Analisa
Masalah terasatasi
Planing
Tetap kontrol kadar gula dalam darah
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam BAB ini penulis akan menguraikan mengenai tinjauan teoritis pada BAB II
dengan tinjauan kasus pada BAB III. Dalam pembahasan ini penulis akan
membandingkan antara tinjauan teoritis dan laporan kasus tentang pemenuhan
kebutuhan dasar pada pasien Ny. SA dengan Diabetes Melitus di paviliun Marwah
Atas Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
A. Pengkajian Keperawatan
Pada tahap pengkajian penulis mengacu pada proses pengkajian yang terdapat
pada tinjauan teoritis. Dalam pengumpulan data penulis melakukan
pengkajian secara komprehensif yang mengacu pada tinjauan teoritis yang
meliputi aspek bio, psiko, sosio, dan spiritual yang dilakukan dengan
memperhatikan kondisi pasien.
Pada tahap pengkajian, penulis melakukan pengumpulan data yang
didapatkan dari hasil wawancara dengan pasien, pemeriksaan fisik, hasil
pemeriksaan laboratorium, catatan medis, catatan keperawatan serta bekerja
sama dengan tim perawat ruangan, dengan tim kesehatan lainnya yang
mendukung dalam pengkajian.
Ny. SA terdiagnosis DM sejak 2013, saat ini pasien dirawat dengan DM yang
ditandai dengan gula darah pasien lebih dari 200 mg/dL (276 mg/dL). Gula
darah yang lebih dari 200 mg/dL merupakan diagnosis dari Diabetes Melitus.
83
84
2. Kebutuhan cairan
Pada pasien dengan DM akan mengalami hiperglikemia, jika kadar
glukosa dalam darah meningkat, maka ginjal tidak dapat menyerap
85
B. Diagnosa Keperawatan
Setelah melakukan proses pengkajian dan data telah terkumpul berdasarkan
masalahnya, maka penulis merumuskan diagnosa keperawatan sesuai dengan
data-data yang ada. Dari analisa data, didapatkan diagnosa keperawatan
berdasarkan yang sesuai dengan tinjauan teori dan kondisi pasien yaitu:
1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan sekunder.
Diagnosa ini ditegakkan karena pasien mengalami nyeri akibat adanya
ulkus pada bagian pelipis mata sebelah kiri yang disebabkan karena
adanya proses infeksi yang merusak jaringan pada area tersebut, dengan
penilaian PQRST : P : kerusakan jaringan, Q : Nyut – nyutan, R : sebelah
mata kiri, S : 4, T : dari + 1 minggu lalu, TTV : TD : 110/70 mmHg, N :
89x/m, S : 37oC, R : 20x/m.
2. Resiko perluasan infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan
pertahanan sekunder.
Diagnosa ini ditegakkan karena pada saat ini pasien mengalami
peningkatan kadar gula dalam darah (276 mg/dL), sehingga apabila
terjadi proses infeksi akan menyebabkan sel darah putih menurun dan
87
243 mg/dL, glukosa pukul 11.00 : 288 mg/dL, glukosa pukul : 18.00 :
382 mg/dL.
C. Perencanaan Keperawatan
Rencana keperawatan merupakan tahap ketiga dalam proses keperawatan
setelah diagnosa yang disusun berdasarkan prioritas masalah. Penyusunan
rencana keperawatan disesuaikan dengan kondisi klien dan fasilitas yang
terdapat dalam ruangan.
1. Nyeri Akut berhubungan dengan kerusakan jaringan.
Pada Ny. SA diagnosa ini muncul karena pasien mengeluh adanya nyeri
di pelipis mata sebelah kiri disebabkan karena munculnya bisul yang
membengkak, bengkak yang meluas hingga kebagian belakang telinga.
Intervensi yang dimunculkan yaitu, mengajarkan manajemen nyeri
dengan tekhnik relaksasi nafas dalam dan distraksi (seperti menonton tv,
mengobrol dan tidur), menganjurkan pasien untuk mengaplikasikan
teknik relaksasi dan distraksi hal ini dapat berfungsi agar pasien dapat
manajemen nyeri saat nyeri timbul, memberikan terapi analgetik sesuai
program : Asam Afenamat 3x1 500 mg (oral) dimana fungsi dari
analgetik yang diberikan adalah untuk membantu mengurangi rasa nyeri.
2. Resiko perluasan infeksi berhubungan dengan ketidak adekuatan
pertahanan sekunder. Pada Ny. SA karena pasien mengeluh bahwa
bisulnya terasa hangat jika diraba dan tampak bengkak juga kemerahan.
Intervensi yang dimunculkan yaitu ajarkan pasien untuk selalu menjaga
kebersihan, memberikan antibiotik sesuai program: Metronidazole 3x1
500 mg (oral) dan Ceftriaxone 1x2 gr (IV), antibiotik diberikan untuk
menekan jumlah bakteri agar tidak semakin bertambah.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan tidak adekuatnya produksi insulin. Pada Ny. SA diagnosa ini
muncul karena pasien mengeluh mual dan tidak nafsu makan, mengalami
penurunan BB 1.5 Kg dalam 3 hari, hasil laboratorim Hb : 11.4 g/dL dan
90
D. Pelaksanaan Keperawatan
Implementasi merupakan tahap keempat setelah perencanaan. Dalam tahap
ini penulis melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana tidakan yang telah
ditetapkan atau ditentukan sebelumnya. Pelaksanaan tindakan keperawatan
disesuaikan dengan memperhatikan keadaan atau kondisi klien dan sarana
yang tersedia di ruangan.
Pada tahap pelaksanaan penulis bekerja sama dengan tim perawat di ruangan
untuk melaksanakan tindakan keperawatan yang mengacu pada rencana
tindakan.
Diagnosa pertama, Nyeri Akut berhubungan dengan kerusakan jaringan,
dilakukan tindakan keperawatan, yaitu menkaji skala nyeri, lokasi, durasi,
intensitas dan karakteristik nyeri dengan tujuan untuk membantu dalam
evaluasi kebutuhan dan keefektifan intervensi, Perubahan dapat
91
E. Evaluasi Keperawatan
Tahap evaluasi adalah tahap kelima pada proses keperawatan. Pada tahap ini,
dilakukan pengukuran keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan baik
oleh penulis maupun tim perawat ruangan dari tanggal 07 Mei 201 sampai
dengan 09 Mei 2018. Dalam penulisan evaluasi, penulis menggunakan SOAP
92
PENUTUP
Setelah penulis melakukan pemenuhan kebutuhan dasar pada Ny. SA dengan DM,
mulai tanggal 07 – 09 Mei 2018 di paviliun Marwah Atas Rumah Sakit Islam
Cempaka Putih. Maka penulis akan memberikan kesimpulan dan saran.
A. Kesimpulan
Pemenuhan kebutuhan dasar pada Ny. SA dengan diabetes melitus melalui
proses pengkajian dengan menggunakan format pengkajian, pemeriksaan
fisik, observasi, dan wawancara ini dapat dilakukan dengan baik. Ini
disebabkan karena kooperatifnya keluarga dan dukungan yang baik dari
petugas ruangan dan sarana prasarana yang ada.
1. Pengkajian
Pada tahap ini penulis melakukan pengkajian pada pasien dengan DM
yaitu pada Ny. SA. Pada tahap ini penulis mengkaji masalah keperawatan
saat ini, riwayat kesehatan keluarga, riwayat kesehatan masa lalu, pola
kebiasaan sehari-hari dan dilakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien
secara menyeluruh.
Pada Ny. SA didapatkan data bahwa pasien memiliki DM, hal ini
dibuktikan dengan adanya kadar gula darah > 200 mg/dL. Diabetes
Melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolisme yang disebabkan
oleh defisiensi insulin atau akibat kerja insulin yang tidak adekuat yang
ditandai dengan glukosa dalam darah > 200 mg/dL pada gula darah
sewaktu.
Faktor resiko yang ditemukan pada Ny. SA adalah gaya hidup dan pola
makan yang salah, jarang berolahraga, serta kelebihan berat badan
(obesitas) ketiganya adalah faktor menurunnya produksi insulin oleh
pankreas. Manifestasi yang muncul pada kasus Ny. SA yaitu banyak
minum (Polidipsi), BAK dengan frekuensi sering pada malam hari
(poliuria), mual dan tidak nafsu makan, dan muncul ulkus (bisul).
94
95
2. Diagnosa Keperwatan
Penulis menegakkan 4 diagnosa yang sesuai dengan teori dan kondisi
pasien yaitu:
a. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan
b. Resiko perluasan infeksi berhubungan dengan Ketidak adekuatan
pertahanan sekunder
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan tidak adekuatnya produksi insulin
d. Resiko letidakseimbangan cairan berhubungan dengan output yang
berlebih
3. Perencanaan
Dalam membuat perencanaan keperawatan, penulis mengacu pada
tinjauan teoritis yang terdapat dalam buku sumber/literatur dan
menyesuaikannya dengan kondisi yang ada pada pasien.
4. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan penulis mengacu pada rencana tindakan yang
telah ditentukan pada perencanaan keperawatan sebelumnya. Selain
itu, peran serta keluarga dalam melakukan tindakan keperawatan
sangat penting karena tindak lanjut untuk perawatan pasien di rumah
menjadi tanggung jawab pasien sendiri dan keluarga.
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan dilakukan dengan membandingkan hasil dengan
kriteria hasil yang diharapkan. Evaluasi pada pasien dengan DM
ditujukan untuk mengetahui keadaan gula darah pasien. Keadaan luka
dan kemungkinan keberhasilan terhadap asuhan keperawatan yang
sudah diberikan.
Faktor pendukung adanya kerja sama dengan pasien dan keluarga.
Keluarga terbuka dan kooperatif dalam mengikuti perawatan. Adanya
96
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari seluruh proses asuhan keperawatan seperti
yang tertera di atas, maka penulis ingin menyampaikan saran-saran untuk
memperbaiki serta meningkatkan mutu pelayanan pemenuhan kebutuhan
dasar pada pasien dengan DM yaitu:
1. Untuk perawat ruangan
Hendaknya menegakkan diagnosa sesuai dengan kondisi pasien dan
mendokumentasikannya secara lengkap serta menyesuaikan semua
tindakan yang dapat dilakukan pada pasien sesuai dengan kondisi
pasien saat ini.
2. Untuk mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dalam melakukan
asuhan keperawatan dengan cara, banyak belajar dan membaca melalui
literatur – literatur yang terbaru dan terkini, agar tidak ketinggalan
informasi.
3. Untuk institusi pendidikan
Karya tulis ilmiah ini disusun dengan konsep pemenuhan kebutuhan
dasar manusia dan Keperawatan Medikal Bedah. Oleh sebab itu,
hendaknya referensi untuk kebutuhan dasar manusia pada gangguan
sistem dan Keperawatan Medikal Bedah perlu diperbanyak.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer & Bare. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Edisi 12. Alih bahasa: Devi Yulianti, Amelia Kimin. Jakarta:
EGC
Agama : Islam
No Telp : 085781580510
Email : inti.fadah1110@gmail.com
Riwayat Pendidikan :