NIM : 1401419230
No.Absen : 34
Rombel :E
Tugas Pertemuan 8
“Perencanaan Pembelajaran Berbasis Karakter”
Selain itu menurut Lickona, T., Schaps, E., & Lewis, C. terdapat Langkah -
langkah yang berfungsi sebagai kriteria bahwa sekolah dapat digunakan untuk
merencanakan inisiatif karakter pendidikan yang lebih efektif dan mengevaluasi program
pendidikan karakter-, buku, dan kurikulum.
1. Membentuk adab
Antara usia 5 sampai 6 tahun. Tahapan ini meliputi jujur, mengenal antara
yang benar dan yang salah, mengenal antara yang baik dan yang buruk serta
mengenal mana yang diperintahkan, misalnya dalam agama.
2. Melatih tanggung jawab diri
Antara usia 7 sampai 8 tahun. Tahapan ini meliputi perintah menjalankan
kewajiban shalat, melatih melakukan hal yang berkaitan dengan kebutuhan
pribadi secara mandiri, serta dididik untuk selalu tertib dan disiplin sebagaimana
yang telah tercermin dalam pelaksanaan shalat mereka.
3. Membentuk sikap kepedulian
Antara usia 9 sampai 10 tahun. Tahapan ini meliputi diajarkan untuk
peduli terhadap orang lain terutama teman-teman sebaya, dididik untuk
menghargai dan menghormati hak orang lain, mampu bekerjasama serta mau
membantu orang lain.
4. Membentuk kemandirian
Antara usia 11 sampai 12 tahun. Tahapan ini melatih anak untuk belajar
menerima resiko sebagai bentuk konsekuensi bila tidak mematuhi perintah,
dididik untuk membedakan yang baik dan yang buruk.
5. Membentuk sikap bermasyarakat
Pada usia 13 tahun ke atas. Tahapan ini melatih kesiapan bergaul di
masyarakat berbekal pada pengalaman sebelumnya. Bila mampu dilaksanakan
dengan baik, maka pada usia yang selanjutnya hanya diperlukan penyempurnaan
dan pengembangan secukupnya.
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan yang mula-mula dilakukan yaitu analisis SK/KD,
pengembangan silabus berkarakter, penyusunan RPP berkarakter, dan
penyiapan bahan ajar berkarakter. Analisis SK/KD dilakukan untuk
mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang secara substansi dapat
diintegrasikan pada SK/KD yang bersangkutan. Perlu dicatat bahwa
identifikasi nilai-nilai karakter ini tidak dimaksudkan untuk membatasi nilai-
nilai yang dapat dikembangkan pada pembelajaran SK/KD yang
bersangkutan. Guru harus lebih cermat dalam memunculkan nilai-nilai yang
ditargetkan dalam proses pembelajaran.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan nilai-
nilai karakter yang ditargetkan. Guru perlu teliti dalam menanamkan nilai
pada proses pelaksanaan pembelajaran. Pada awal pembelajaran, setidaknya
guru memberikan penanaman nilai karakter pada anak SD sebelum memulai
pembelajaran.
3. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi atau penilaian merupakan bagian yang sangat penting dalam
proses pendidikan. Dalam pendidikan karakter, penilaian harus dilakukan
dengan baik dan benar. Penilaian tidak hanya menyangkut pencapaian kognitif
peserta didik, tetapi juga pencapaian afektif dan psikomorotiknya. Penilaian
karakter lebih mementingkan pencapaian afektif dan psikomotorik peserta
didik dibandingkan pencapaian kognitifnya. Agar hasil penilian yang
dilakukan guru bisa benardan objektif, guru harus memahami prinsip- prinsip
penilaian yang benar sesuai dengan standar penilaian yang sudah
ditetapkan oleh para ahli penilaian.
C. Membedakan fungsi otak kiri dan otak kanan pada anak
Otak besar ini terdiri dari dua belahan, yaitu kiri dan kanan. Kedua belahan
tersebut tentunya mempunyai struktur yang sangat kompleks dan fungsi yang berbeda.
Teori mengenai perbedaan fungsi otak kiri dan otak kanan ini telah populer sejak tahun
1960an, dari hasil penelitian Roger Sperry. Sperry merupakan seorang neuropsikolog
yang menemukan bahwa akal manusia terdiri atas dua bagian. Menurut Sperry, masing-
masing bagian otak memiliki fungsi spesial tanpa harus bergantung satu dengan yang
lainnya.
Otak besar atau cerebrum yang merupakan bagian terbesar dari otak manusia
adalah bagian yang memproses semua kegiatan intelektual, seperti kemampuan berpikir,
menalarkan, mengingat, membayangkan, serta merencanakan masa depan.Otak besar
dibagi menjadi belahan kiri dan belahan kanan, atau yang lebih dikenal dengan Otak Kiri
dan Otak Kanan. Masing-masing belahan mempunyai fungsi yang berbeda.
a. Otak Kiri
Otak kiri lebih unggul pada hal-hal yang berhubungan dengan logika dan
rasio manusia, kemampuan menulis dan membaca, serta merupakan pusat dari
matematika. Jadi, pernyataan yang mengatakan jika seseorang yang pandai
matematika lebih dominan dengan otak kiri adalah benar. Beberapa pakar
menyebut bahwa otak kiri merupakan pusat dari Intelligence Quotient (IQ).
Orang yang dominan dengan otak kirinya, lebih pandai melakukan analisa
dan proses logis, tetapi kurang pandai dalam hal hubungan sosial. Oleh karena
itu, orang yang lebih dominan dengan otak kiri akan mengutamakan logika
dalam proses pengambilan keputusan dan melakukan sesuatu dengan
perhitungan yang matang. Saat kita ingin mengungkapkan sebuah fakta, otak
kiri juga lah yang akan menariknya dari memori kita.
b. Otak Kanan
Sementara itu, otak kanan berfungsi dalam perkembangan Emotional
Quotient (EQ). Misalnya seperti sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan
manusia lain, serta pengendalian emosi. Otak kanan juga berfungsi untuk
semua jenis kegiatan kreatif, seperti menari, menggambar, atau menyanyi.
Otak bagian kanan bertanggung jawab atas kemampuan spasial seseorang,
yaitu meliputi pengenalan wajah dan pengolahan musik. Otak kanan juga
dapat melakukan beberapa fungsi matematika, tetapi hanya perkiraan kasar
dan perbandingan. Bagian ini jugalah yang membantu citra visual dari apa
yang kita lihat. Saat seseorang berbicara, otak kanan yang akan membantu
untuk menafsirkan konteks dan nada lawan bicara.
Di sekitar kita pastinya ada orang yang pandai dalam ilmu pengetahuan, tetapi
tidak pandai bergaul. Sebaliknya ada orang yang pandai bergaul, tapi kurang pandai di
sekolahnya. Keadaan semacam ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara otak kanan
dan otak kiri.
Idealnya, otak kiri dan otak kanan haruslah seimbang dan semuanya berfungsi
secara optimal. Orang yang otak kanan dan otak kirinya seimbang, maka dia bisa menjadi
orang yang cerdas sekaligus pandai bergaul atau bersosialisasi.
Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan
pemikiran manusia. Otak dan sel saraf di dalamnya dipercayai dapat mempengaruhi
kognisi manusia. Pengetahuan mengenai otak mempengaruhi perkembangan psikologi
kognitif. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi. ingatan,
pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya.
Otak dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri.
Kedua belahan itu terhubung oleh kabel-kabel saraf di bagian bawahnya. Secara umum,
belahan otak kanan mengontrol sisi kiri tubuh, dan belahan otak kiri mengontrol sisi
kanan tubuh. Otak kanan terlibat dalam kreativitas dan kemampuan artistik. Sedangkan
otak kiri untuk logika dan berpikir rasional. Idealnya, otak kiri dan otak kanan haruslah
seimbang dan semuanya berfungsi secara optimal. Orang yang otak kanan dan otak
kirinya seimbang, maka dia bisa menjadi orang yang cerdas sekaligus pandai bergaul atau
bersosialisasi
DAFTAR PUSTAKA
Alexandria: ASCD Samani, M. & Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: Remaja Rosda Karya
Hamdan Husein, Batubara. 2013. Cara Jitu Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah.
Lickona, T., Schaps, E., & Lewis, C. (1995) prinsip-prinsip Sebelas pendidikan karakter yang
efektif Washington, DC:.. Karakter Kemitraan Pendidikan.
http://masudaheducation.blogspot.com/2014/11/kerja-otak-neuroscience.html
https://www.kompasiana.com/atonimeto/59c4d0d09002c143214a10c2/tahap-tahap-pendidikan-
karakter
http://rinitarosalinda.blogspot.com/2015/02/pembelajaran-berbasis-karakter.html
http://www.news-medical.net/health/Human-Brain-Structure-%28Indonesian%29.aspx