Anda di halaman 1dari 11

Nama : Salma Nurul Fitriya

NIM : 1401419230

No.Absen : 34

Rombel :E

Tugas Pertemuan 8
“Perencanaan Pembelajaran Berbasis Karakter”

A. Menjelaskan langkah-langkah pendidikan karakter


Satu-satunya cara yang paling effektif dalam pendidikan karakter ialah dengan
menunjukkan teladan hidup. Alias menjadi contoh dari karakter yang hendak diajarkan.
Misalanya, pendidik ingin mengajarkan tentang kejujuran, maka pendidik harus
menunjukkan perilaku jujur dalam hidupnya. langkah-langkah sederhana yang dapat
diterapkan dalam pendidikan karakter, antara lain:
1. Temukan cara untuk menunjukkan teladan
Cara yang digunakan sebaiknya praktis sehingga dapat dengan mudah
diterapkan oleh anak didik. Kita bisa memanfaatkan kegiatan belajar mengajar
baik di dalam maupun di luar kelas (bagi pendidik di sekolah). Atau
memanfaatkan kegiatan di rumah atau di lingkungan masyarakat (untuk pendidik
di rumah). Ada banyak kegiatan yang bisa dijadikan sebagai kesempatan
menggalakkan pendidikan karakter. 
2. Terapkan cara yang telah ditemukan
Percuma menemukan cara praktis untuk mentransferkan karakter baik
kepada anak bila tidak diterapkan. Kata orang, mimpi tetaplah mimpi bila kita
tidak segera bangun dan membuat mimpi itu menjadi nyata. Cara sebagus apa pun
tak lebih dari pada sebuah konsep. Sama sekali tak memberi pengaruh. 
3. Konsisten
Apabila telah berhasil satu atau dua kali menerapkan cara praktis
pendidikan karakter, tetaplah konsisten dengan tindakan tersebut. Hasil yang
ingin kita capai tidak datang hanya dengan satu atau dua kali penerapan
melainkan lebih banyak dari yang kita perkirakan. Jangan lupa kisah Thomas Alfa
Edison yang memerlukan 999 kali percobaan sebelum akhirnya menemukan
lampu pijar. Pendidikan karakter memerlukan konsistensi sebab di dalam
konsistensi ada intensitas. Dan sesuatu yang dilakukan berkali-kali akan
membuahkan hasil. 
4. Ajaklah anak untuk meniru dan menerapkan karakter baik dalam hidup mereka
Sasaran dari pendidikan karakter ialah anak-anak menunjukkan karakter
yang baik dalam sikap dan perilaku keseharian mereka. Goal ini hanya tercapai
bilamana setiap kali menunjukkan karakter baik dalam cara hidup kita mengajak
anak-anak untuk melakukan hal yang sama.

Selain itu menurut Lickona, T., Schaps, E., & Lewis, C. terdapat   Langkah -
langkah yang berfungsi sebagai kriteria bahwa sekolah dapat digunakan untuk
merencanakan inisiatif karakter pendidikan yang lebih efektif dan mengevaluasi program
pendidikan karakter-, buku, dan kurikulum.

1. Meningkatkan nilai-nilai etika inti sebagai dasar karakter yang baik


Siswa mempelajari dan mendiskusikan nilai-nilai etika inti seperti
keadilan, kejujuran, kasih sayang, tanggung jawab, rasa hormat, dan disiplin
diri. Ketika sekolah memilih untuk melaksanakan program seluruh sekolah
ini, itu adalah membuat komitmen untuk pendidikan karakter.
2. Mendefinisikan "karakter" secara komprehensif mencakup pikiran, perasaan,
dan perilaku.
Langkah ini kurikulum membantu mengembangkan pemikiran kritis
siswa, kecerdasan emosional, dan sesuai keterampilan sosial, sehingga
mengatasi "kepala, hati, dan tangan" dari pengembangan karakter. Setiap
Langkah Kedua pelajaran dibangun di sekitar sebuah cerita yang
menggambarkan situasi sehari-hari yang mungkin dihadapi siswa dalam
kehidupan mereka. Diskusi kelas cerita diikuti dengan pemodelan guru
perilaku prososial dan praktek keterampilan siswa. Siswa belajar keterampilan
empati, seperti perilaku peduli dan membantu; keterampilan komunikasi,
seperti mendengarkan secara aktif; kemampuan memecahkan masalah sosial;
dan keterampilan untuk mengelola dan berkomunikasi emosi.
3. Menggunakan pendekatan yang komprehensif, disengaja, proaktif, dan efektif
untuk pengembangan karakter
Program Langkah ini dirancang untuk implementasi seluruh sekolah. Ini
menyediakan sekolah dengan alat yang mereka butuhkan untuk menjadi
disengaja dan proaktif dalam mempromosikan nilai-nilai etika inti. Panduan
Administrator meliputi model untuk membangun tim dukungan implementasi,
memberikan pelatihan staf, mengakrabkan keluarga dengan program, dan
mengevaluasi kemajuan. Pengajaran Panduan mendukung guru dalam
menciptakan hormat, menerima, dan peduli ruang kelas dan pemodelan dan
memperkuat keterampilan prososial sepanjang hari.
4. Menciptakan komunitas sekolah yang peduli.
Program Langkah kedua didasarkan atas dasar empati sebagai motivator
untuk menyelesaikan konflik dan mengelola kemarahan. Melalui pemodelan
dewasa dan penggunaan seluruh sekolah dari bahasa yang sama, sekolah dapat
menciptakan budaya yang ditandai dengan pemahaman dan kepedulian
terhadap orang lain. Langkah Panduan Pengajaran mendukung guru dalam
menciptakan, iklim kelas hangat positif dengan meningkatkan hubungan
pribadi, menggunakan mendengarkan reflektif, pemodelan perilaku prososial,
dan merancang ruang menyambut.
5. Menyediakan siswa dengan kesempatan untuk tindakan moral.
Langkah Pelajaran disusun berdasarkan cerita yang mengatur konsep dan
keterampilan untuk dieksplorasi dalam program ini. Selama diskusi, siswa
menggunakan model pemecahan masalah untuk melakukan brainstorming
solusi dan mengevaluasi mereka berdasarkan keselamatan, keadilan, perasaan
orang lain, dan kemampuan kerja. Siswa di pertama melalui kelas lima
bekerja sama untuk memecah solusi yang dipilih menjadi 3-5 langkah-langkah
kecil yang menjadi dasar untuk praktek keterampilan dan digunakan sebagai
pedoman untuk memberikan umpan balik rekan.
6. Termasuk kurikulum akademik yang bermakna dan menantang yang
menghormati semua peserta didik, mengembangkan karakter mereka, dan
membantu mereka untuk sukses.
Langkah kurikulum menggunakan aktif, terlibat pengajaran dan
pembelajaran strategi, termasuk kartu foto-pelajaran, diskusi kelompok, role-
play, tangan-kegiatan, lagu dan boneka (prasekolah / TK), sketsa video (kelas
1-5), dan poster, untuk membantu memenuhi kebutuhan populasi siswa yang
beragam. Kurikulum mendorong budaya kelas perawatan bersama dan
menghormati di mana pendapat anak-anak dihargai dan perasaan mereka
mengerti. Guru dilatih untuk menggunakan tanggapan tidak menghakimi
jawaban siswa selama diskusi.
7. Berusaha untuk mendorong siswa motivasi diri 
Pelatihan empati dalam program Langkah Kedua memberikan siswa
dengan motivasi dan penalaran untuk memecahkan masalah sosial dan
mengelola kemarahan sehingga orang lain tidak terluka oleh perilaku impulsif.
Transfer-of-learning tools dan strategi-seperti Second Langkah Hati dan
refleksi pada keterampilan menggunakan melalui Ingat Hari-help anak-anak
belajar konsekuensi dari perilaku mereka, mengembangkan nilai-nilai positif,
dan belajar untuk mengatur perilaku mereka sesuai dengan nilai-nilai ini.
Mereka juga membantu memfokuskan perhatian anak-anak tentang dampak
positif mereka dapat memiliki pada anak-anak lain. Langkah-langkah
pemecahan masalah menyediakan model untuk mempertimbangkan hak-hak
dan kebutuhan diri dan orang lain. Semua strategi ini membantu anak-anak
bertindak dari motivasi internal daripada eksternal.
8. Melibatkan staf sekolah sebagai pembelajaran dan komunitas moral yang
berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan upaya untuk mematuhi
nilai-nilai inti yang sama yang membimbing pendidikan siswa.
Panduan Langkah Administrator menyediakan kerangka kerja untuk
melibatkan semua orang dewasa dalam menciptakan komunitas sekolah yang
positif. Kerangka ini membantu sekolah membangun kebutuhan dan aman
buy-in, membuat tim dukungan implementasi, memberikan pelatihan staf,
terlibat orang tua, mengevaluasi pelaksanaannya, menjaga komitmen jangka
panjang, dan merayakan keberhasilan-yang semuanya membantu staf
mengambil kepemilikan upaya pendidikan karakter.

9. Fosters berbagi kepemimpinan dan jangka panjang moral yang


mendukunginisiatif pendidikan karakter
Pelaksanaan Langkah kedua dirancang untuk memulai dengan pengambil
keputusan utama, seperti kepala sekolah atau bupati. Nya sponsor
berkomunikasi komitmen untuk program dan menunjukkan kepemimpinan
kritis. Merupakan bagian integral dari implementasi adalah tim Step dukungan
Kedua. Kelompok ini, yang mungkin mencakup kepala sekolah, guru,
konselor, dan perwakilan orang tua, bekerja sama untuk menjaga penekanan
pada kualitas pelaksanaan. Tim dukungan mengasumsikan kepemimpinan
dalam mengelola logistik dan menyediakan sumber daya dan dukungan yang
berkelanjutan untuk semua staf yang berinteraksi dengan anak-anak.
10. Terlibat keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam upaya
pembangunan karakter 
Program Langkah ini mendukung sekolah dalam upaya mereka untuk
melibatkan dan menginformasikan orang tua. Program kit untuk prasekolah /
TK sampai kelas 5 berisi huruf dibawa pulang dan 28 menit Family Overview
Video. Surat-surat menjaga orang tua diberitahu tentang keterampilan sosial
anak-anak mereka belajar dan menawarkan tips untuk mendukung
keterampilan ini di rumah. Video ini memberikan gambaran tentang
kurikulum dan dapat memeriksa keluarga atau digunakan pada presentasi
keluarga-malam. Keluarga menyimpan salinan dari handout menyoroti
informasi direproduksi dari video.
11. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai pendidik karakter,
dan sejauh mana siswa memanifestasikan karakter yang baik
Program Langkah Kedua termasuk alat untuk membantu sekolah-sekolah
menilai perencanaan program dan pelatihan, pelaksanaan pelajaran, dan
dukungan seluruh sekolah, serta dukungan guru keterampilan siswa dan
transfer belajar. Panduan Preschool Administrator mencakup informasi
tentang melakukan penilaian kebutuhan, evaluasi proses, dan evaluasi hasil
selain pengumpulan data, analisis, dan interpretasi prosedur.

B. Tahapan-tahapan pembentukan karakter


Karakter setiap manusia terbentuk melalui 5 Tahap yang saling berkaitan. Lima
tahapan itu adalah :
1. Adanya nilai yang diserap seseorang dari berbagai sumber, seperti agama,
ideologi, pendidikan dll.
2. Nilai membentuk pola fikir seseorang yang secara keseluruhan keluar dalam
bentuk rumusan visi.
3. Visi turun ke wilayah hati membentuk suasana jiwa yang secara keseluruhan
membentuk mentalitas.
4. Mentalitas mengalir memasuki wilayah fisik dan melahirkan tindakan yang
secara keseluruhan disebut sikap.
5. Sikap-sikap dominan dalam diri seseorang yang secara keseluruhan mencitrai
dirinya adalah apa yang disebut sebagai karakter atau kepribadian.

Proses pembentukan mental tersebut menunjukan keterkaitan antara fikiran,


perasaan dan tindakan. Dari akal terbentuk pola fikir, dari fisik terbentuk menjadi
perilaku. Cara berfikir menjadi visi, cara merasa menjadi mental dan cara berprilaku
menjadi karakter. Apabila hal ini terjadi terus menerus akan menjadi sebuah kebiasaan.

Pembentukan karakter diklasifikasikan dalam 5 tahapan yang berurutan dan


sesuai usia, yaitu:

1. Membentuk adab
Antara usia 5 sampai 6 tahun. Tahapan ini meliputi jujur, mengenal antara
yang benar dan yang salah, mengenal antara yang baik dan yang buruk serta
mengenal mana yang diperintahkan, misalnya dalam agama.
2. Melatih tanggung jawab diri
Antara usia 7 sampai 8 tahun. Tahapan ini meliputi perintah menjalankan
kewajiban shalat, melatih melakukan hal yang berkaitan dengan kebutuhan
pribadi secara mandiri, serta dididik untuk selalu tertib dan disiplin sebagaimana
yang telah tercermin dalam pelaksanaan shalat mereka.
3. Membentuk sikap kepedulian
Antara usia 9 sampai 10 tahun. Tahapan ini meliputi diajarkan untuk
peduli terhadap orang lain terutama teman-teman sebaya, dididik untuk
menghargai dan menghormati hak orang lain, mampu bekerjasama serta mau
membantu orang lain.
4. Membentuk kemandirian
Antara usia 11 sampai 12 tahun. Tahapan ini melatih anak untuk belajar
menerima resiko sebagai bentuk konsekuensi bila tidak mematuhi perintah,
dididik untuk membedakan yang baik dan yang buruk.
5. Membentuk sikap bermasyarakat
Pada usia 13 tahun ke atas. Tahapan ini melatih kesiapan bergaul di
masyarakat berbekal pada pengalaman sebelumnya. Bila mampu dilaksanakan
dengan baik, maka pada usia yang selanjutnya hanya diperlukan penyempurnaan
dan pengembangan secukupnya.

Kurikulum berbasis karakter di dalam proses pembelajaran di sekolah dasar


dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi pembelajaran
pada semua mata pelajaran. Kurikulum berbasis karakter di dalam proses pembelajaran di
sekolah dasar dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi
pembelajaran pada semua mata pelajaran.

1. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan yang mula-mula dilakukan yaitu analisis SK/KD,
pengembangan silabus berkarakter, penyusunan RPP berkarakter, dan
penyiapan bahan ajar berkarakter. Analisis SK/KD dilakukan untuk
mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang secara substansi dapat
diintegrasikan pada SK/KD yang bersangkutan. Perlu dicatat bahwa
identifikasi nilai-nilai karakter ini tidak dimaksudkan untuk membatasi nilai-
nilai yang dapat dikembangkan pada pembelajaran SK/KD yang
bersangkutan. Guru harus lebih cermat dalam memunculkan nilai-nilai yang
ditargetkan dalam proses pembelajaran.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan nilai-
nilai karakter yang ditargetkan. Guru perlu teliti dalam menanamkan nilai
pada proses pelaksanaan pembelajaran. Pada awal pembelajaran, setidaknya
guru memberikan penanaman nilai karakter pada anak SD sebelum memulai
pembelajaran.
3. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi atau penilaian merupakan bagian yang sangat penting dalam
proses pendidikan. Dalam pendidikan karakter, penilaian harus dilakukan
dengan baik dan benar. Penilaian tidak hanya menyangkut pencapaian kognitif
peserta didik, tetapi juga pencapaian afektif dan psikomorotiknya. Penilaian
karakter lebih mementingkan pencapaian afektif dan psikomotorik peserta
didik dibandingkan pencapaian kognitifnya. Agar hasil penilian yang
dilakukan guru bisa benardan objektif, guru harus memahami prinsip- prinsip
penilaian yang benar sesuai dengan standar penilaian yang sudah
ditetapkan oleh para ahli penilaian.
C. Membedakan fungsi otak kiri dan otak kanan pada anak
Otak besar ini terdiri dari dua belahan, yaitu kiri dan kanan. Kedua belahan
tersebut tentunya mempunyai struktur yang sangat kompleks dan fungsi yang berbeda.
Teori mengenai perbedaan fungsi otak kiri dan otak kanan ini telah populer sejak tahun
1960an, dari hasil penelitian Roger Sperry. Sperry merupakan seorang neuropsikolog
yang menemukan bahwa akal manusia terdiri atas dua bagian. Menurut Sperry, masing-
masing bagian otak memiliki fungsi spesial tanpa harus bergantung satu dengan yang
lainnya.
Otak besar atau cerebrum yang merupakan bagian terbesar dari otak manusia
adalah bagian yang memproses semua kegiatan intelektual, seperti kemampuan berpikir,
menalarkan, mengingat, membayangkan, serta merencanakan masa depan.Otak besar
dibagi menjadi belahan kiri dan belahan kanan, atau yang lebih dikenal dengan Otak Kiri
dan Otak Kanan. Masing-masing belahan mempunyai fungsi yang berbeda.
a. Otak Kiri
Otak kiri lebih unggul pada hal-hal yang berhubungan dengan logika dan
rasio manusia, kemampuan menulis dan membaca, serta merupakan pusat dari
matematika. Jadi, pernyataan yang mengatakan jika seseorang yang pandai
matematika lebih dominan dengan otak kiri adalah benar. Beberapa pakar
menyebut bahwa otak kiri merupakan pusat dari Intelligence Quotient (IQ).
Orang yang dominan dengan otak kirinya, lebih pandai melakukan analisa
dan proses logis, tetapi kurang pandai dalam hal hubungan sosial. Oleh karena
itu, orang yang lebih dominan dengan otak kiri akan mengutamakan logika
dalam proses pengambilan keputusan dan melakukan sesuatu dengan
perhitungan yang matang. Saat kita ingin mengungkapkan sebuah fakta, otak
kiri juga lah yang akan menariknya dari memori kita.
b. Otak Kanan
Sementara itu, otak kanan berfungsi dalam perkembangan Emotional
Quotient (EQ). Misalnya seperti sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan
manusia lain, serta pengendalian emosi. Otak kanan juga berfungsi untuk
semua jenis kegiatan kreatif, seperti menari, menggambar, atau menyanyi.
Otak bagian kanan bertanggung jawab atas kemampuan spasial seseorang,
yaitu meliputi pengenalan wajah dan pengolahan musik. Otak kanan juga
dapat melakukan beberapa fungsi matematika, tetapi hanya perkiraan kasar
dan perbandingan. Bagian ini jugalah yang membantu citra visual dari apa
yang kita lihat. Saat seseorang berbicara, otak kanan yang akan membantu
untuk menafsirkan konteks dan nada lawan bicara.

Di sekitar kita pastinya ada orang yang pandai dalam ilmu pengetahuan, tetapi
tidak pandai bergaul. Sebaliknya ada orang yang pandai bergaul, tapi kurang pandai di
sekolahnya. Keadaan semacam ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara otak kanan
dan otak kiri.
Idealnya, otak kiri dan otak kanan haruslah seimbang dan semuanya berfungsi
secara optimal. Orang yang otak kanan dan otak kirinya seimbang, maka dia bisa menjadi
orang yang cerdas sekaligus pandai bergaul atau bersosialisasi.
Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan
pemikiran manusia. Otak dan sel saraf di dalamnya dipercayai dapat mempengaruhi
kognisi manusia. Pengetahuan mengenai otak mempengaruhi perkembangan psikologi
kognitif. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi. ingatan,
pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya.
Otak dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri.
Kedua belahan itu terhubung oleh kabel-kabel saraf di bagian bawahnya. Secara umum,
belahan otak kanan mengontrol sisi kiri tubuh, dan belahan otak kiri mengontrol sisi
kanan tubuh. Otak kanan terlibat dalam kreativitas dan kemampuan artistik. Sedangkan
otak kiri untuk logika dan berpikir rasional. Idealnya, otak kiri dan otak kanan haruslah
seimbang dan semuanya berfungsi secara optimal. Orang yang otak kanan dan otak
kirinya seimbang, maka dia bisa menjadi orang yang cerdas sekaligus pandai bergaul atau
bersosialisasi

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y.2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika

Alexandria: ASCD Samani, M. & Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: Remaja Rosda Karya

Hamdan Husein, Batubara. 2013. Cara Jitu Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah. 

Hidayatullah, Furqon, Pendidikan Karakter; Membangun Peradaban Bangsa, Surakarta: Yuma


Pustaka, 2010.

Lickona, T., Schaps, E., & Lewis, C. (1995) prinsip-prinsip Sebelas pendidikan karakter yang
efektif Washington, DC:.. Karakter Kemitraan Pendidikan.

Wijayanto, Nur. 2011.  Upaya Mendisiplinkan Siswa Melalui Pendidikan Karakter.


Ward, Hellen. 2010. Pengajaran Sains Berdasarkan Cara Kerja Otak. Jakarta: PT Indeks.

Wonorahardjo, Surjani. 2010. Menciptakan Masyarakat Sadar Sains. Jakarta: PT Indeks.

http://masudaheducation.blogspot.com/2014/11/kerja-otak-neuroscience.html

https://www.kompasiana.com/atonimeto/59c4d0d09002c143214a10c2/tahap-tahap-pendidikan-
karakter

http://rinitarosalinda.blogspot.com/2015/02/pembelajaran-berbasis-karakter.html

http://www.news-medical.net/health/Human-Brain-Structure-%28Indonesian%29.aspx

Anda mungkin juga menyukai