Anda di halaman 1dari 43

KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK REMAJA

Disusun Oleh:

Nurul Husna (18.20.2924)

Rini Hidayani (18.20.2927)

Muhammad Fahreza Ridhani (18.20.2934)

Dina Fitriani (18.20.2936)

Amisah

Dosen Pengampu: Ria Anggara Hamba.,S.Kep.,Ners.,M.Kep

UNIVERSITAS CAHAYA BANGSA BANJARMASIN

TAHUN AJARAN 2020/2021


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja merupakan salah satu tahap perkembangan manusia yang memiliki karakteristik yang berbeda bila di banding kan
dengan tahap perkembangan lain nya, karena pada tahap ini seseorang mengalami masa peralihan dari anak-anak kedewasa.
Masa remaja adalah masa dimana terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Karakteristik psikososial remaja yang
sedang berproses untuk mencari identitas diri ini sering menimbulkan banyak masalah pada diri remaja. Transisi dari masa
anak anak dimana selain meningkatnya kesadaran diri (self conxciousness) terjadi juga perubahan secara fisik, kognitif, sosial
maupun emosional pada remaja sehingga remaja cenderung mengalami perubahan emosi ke arah yang negatif menjadi mudah
marah, tersinggung bahkan agresif. Perubahan perubahan karakteristik pada masa remaja tersebut, di tambah dengan faktor
faktor eksternal seperti kemiskinan, pola asuh yang tidak efektif dan gangguan mental pada orang tua di prediksi sebagai
penyebab timbulnya masalah remaja (pianta, 2005 dalam santrock, 2007).

B. Rumusan masalah
1. Apa definisi remaja ?
2. Bagaimana tugas perkembangan remaja ?
3. Bagaimana tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja
4. Bagaimana asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak remaja ?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga
dengan anak remaja.
2. Tujuan khusus
Mahasiswa mampu :
a. Menyebutkan definisi keluarga dengan anak remaja
b. Menjelaskan tugas tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja
c. Menjelaskan asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak remaja
BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi Remaja
Istilah adolescence atau remaja berasa I dari kata latin adolescence (kata bendanya adolescenta yang berarti remaja) yang
berarti tumbuh menjadi dewasa. Adolescence artinya berangsur- angsur menuju kematangan secara fisik, akal, kejiwaan dan
sosial serta emosional. Hal ini mengisyaratkan kepada hakikat umum,yaitu bahwa pertumbuhan tidak berpindah dari satu fase
ke fase lainya secara tiba-tiba, tetapi pertumbuhan itu berlangsung setahap demi setahap (Al-Mighwar, 2006).

B. Tahap Perkembangan Remaja


Menurut Sarwono (2006) ada 3 tahap perkembangan remaja dalam proses penyesuaian diri menuju dewasa :

a. Remaja Awal (Early Adolescence)


Seorang remaja pada tahap ini berusia 10-12 tahun masih terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada
tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-
pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh
lawan jenis, ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali
terhadap"ego". Hal ini menyebabkan para remaja awal sulit dimengerti orang dewasa.

b. Remaja Madya (Middle Adolescence)


Tahap ini berusia 13-15 tahun. Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. la senang kalau banyak teman
yang menyukainya. Ada kecenderungan "narastic", yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang
mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu
harus memilih yang mana : peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau meterialis,
dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri dari Oedipoes Complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa
kanak-kanak) dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan dari lawan jenis.

c. Remaja Akhir (Late Adolescence)


lahap ini (16-19 tahun) adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal
dibawah ini.
1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang- orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru.
3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada dirisendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan
diri sendiri dengan orang lain.
5) Tumbuh "dinding" yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum (the public).

C. Karakteristik Perkembangan Remaja


Menurut Wong (2009), karakteristik perkembangan remaja dapat dibedakan menjadi:
1. Perkembangan Psikososial
Teori perkembangan psikososial menurut Erikson dalam Wong (2009), menganggap bahwa krisis perkembangan pada
masa remaja menghasilkan terbentuknya identitas. Periode remaja awal dimulai dengan awalan pubertas dan
berkembangnya stabilitas emosional dan fisik yang relatif pada saat atau ketika hampir lulus dari SMU. Pada saat ini,
remaja dihadapkan pada krisis identitas kelompok versus pengasingan diri. Pada periode selanjutnya, individu berharap
untuk mencegah otonomi dari keluarga dan mengembangkan identitas diri sebagai lawan terhadap difusi peran.
Identitas kelompok menjadi sangat penting untuk permulaan pembentukan identitas pribadi. Remaja pada tahap awal
harus mampu memecahkan masalah tentang hubungan dengan teman sebaya sebelum mereka mampu menjawab
pertanyaan tentang siapa diri mereka dalam kaitannya dengan keluarga dan masyarakat.
a. Identitas kelompok
Selama tahap remaja awal, tekanan untuk memiliki suatu kelompok semakin kuat. Remaja menganggap bahwa
memiliki kelompok adalah hal yang penting karena mereka merasa menjadi bagian dari kelompok dan kelompok
dapat memberi mereka status. Ketika remaja mulai mencocokkan cara dan minat berpenampilan, gaya mereka
segera berubah. Bukti penyesuaian diri remaja tertiadap kelompok teman sebaya dan ketidakcocokkan dengan
kelompok orang dewasa memberi kerangka pilihan bagi remaja sehingga mereka dapat memerankan penonjolan
diri mereka sendiri sementara menolak identitas dari generasi orang tuanya. Menjadi individu yang berbeda
mengakibatkan remaja tidak diterima dan diasingkan dari kelompok.
b. Identitas Individual
Pada tahap pencarian ini remaja mempertimbangkan hubungan yang mereka kembangkan antara diri mereka
sendiri dengan orang lain di masa lalu seperti halnya arah dan tujuan yang mereka harap mampu dilakukan di masa
yang akan datang. Proses perkembangan identitas pribadi merupakan proses yang memakan waktu dan penuh
dengan periode kebingungan, depresi dan keputusasaan. Penentuan identitas dan bagiannya di dunia merupakan hal
yang penting dan sesuatu yang menakutkan bagi remaja. Namun demikian, jika setahap demi setahap digantikan
dan diletakkan pada tempat yang sesuai, identitas yang positif pada akhirnya akan muncul dari kebingungan. Difusi
peran terjadi jika individu tidak mampu memformulasikan kepuasan identitas dari berbagai aspirasi, peran dan
identifikasi.
c. Identitas peran seksual
Masa remaja merupakan waktu untuk konsolidasi identitas peran seksual. Selama masa remaja awal, kelompok
teman sebaya mulai mengomunikasikan beberapa pengharapan terhadap hubungan heterokseksual dan bersamaan
dengan kemajuan perkembangan , remaja dihadapkan pada pengharapan terhadap perilaku peran seksual yang
matang yang baik dari teman sebaya maupun orang dewasa. Pengharapan seperti ini berbeda pada setiap budaya,
antara daerah geografis, dan diantara kelompok sosioekonomis.
d. Emosionalitas
Remaja lebih mampu mengendalikan emosinya pada masa remaja akhir. Mereka mampu menghadapi masalah
deng an tenang dan rasional, dan wa laupun masih meng alami periode depresi, perasaan mereka lebih kuat dan
mulai menunjukkan emosi yang lebih ma tang pada masa rem aja akhir. Sementara remaja awal bereaksi cepat dan
emosional, remaja akhir dapat mengendalikan emosinya sampai waktu dan temp at untuk mengend alikan
emosinya sampai waktu dan tempat untuk mengekspresikan dirinya dapat diterima masyarakat. Mereka masih tetap
mengalami peningkatan emosi, dan jika emosi itu diperlihatkan, perilaku mereka menggambarkan perasaan tidak
aman, ketegangan, dan kebimbangan.
2. Perkembangan Kognitif
Teori perkembangan kognitif menurut Piaget dalam Wong (2009), remaja tidak lagi dibatasi dengan kenyataan dan
aktual, yang merupakan ciri periode berpikir konkret; mereka juga memerhatikan terhadap kemungkinan yang akan
terjadi. Pada saat ini mereka lebih jauh ke dep an. Tanpa memusatkan perhatian pada situasi saat ini, mereka dapat
membayangkan suatu rangkaian peristiwa yang mungkin terjadi, seperti kemungkinan kuliah dan bekerja; memikirkan
bagaimana segala sesuatu mung kin dapat beru bah di masa de pan, sepertihubungan dengan orang tua, dan akibat dari
tindakan mereka, misalnya dikeluarkan dari sekolah. Remaja secara mental mampu memanipulasi lebih dari dua
kategori variabel pada waktu yang bersamaan. Misalnya, mereka dapat mempertimbangkan hubungan antara
kecepatan, jarak dan waktu dalam membuat rencana perjalanan wisata. Mereka dapat mendeteksi konsiste nsi atau
inkonsistensi logis dalam sekelompok pernyataan dan mengevaluasi sistern, atau serangkaian nilai-nilai dalam perilaku
yang lebih dapat dianalisis.
3. Perkembangan Moral
Teori perkembangan moral menurut Kohlberg dalam Wong (2009) , masa remaja akhir dicirikan dengan suatu
pertanyaan serius mengenai nilai moral dan individu. Remaja dapat dengan mudah mengambil peran lain. Mereka
memahami tugas dan kewajiban berdasarkan hak timbal balik dengan orang lain, dan juga memahami konsep per
adilan yang tampak dalam penetapan hukuman terhadap kesalahan dan perbaikan atau penggantian apa yang telah
dirusak akibat tindakan yang salah. Namun demikian, mereka mempertanyakan peraturan-peraturan moral yang telah
ditetapkan, sering sebagai akibat dari observasi remaja bahwa suatu peraturan secara verbal berasal dari orang dewasa
tetapi mereka tidak mematuhi peraturan tersebut.
4. Perkembangan Spiritual
Pada saat remaja mulai mandiri dari orang tua atau otoritas yang lain, beberapa diantaranya mulai mempertanyakan
nilai dan ideal keluarga mereka. Sementara itu, remaja lain tetap berpegang teg uh pada nilai-nilai ini sebagai elemen
yang stabil dalam hidupnya seperti ketika mereka berjuang melawan konflik pada periode pergolakan ini. Remaja
mungkin menolak aktivitas ibadah yang formal tetapi melakukan ibadah secara individual dengan privasi dalam kamar
mereka sendiri. Mereka mungkin memerlukan eksplorasi terhadap konsep keberadaan Piihan. Membandingkan agama
mereka dengan orang lain dapat menyebabkan mereka mempertanyakan kepercayaan mereka sendiri tetapi pada
akhirnya menghasilkan perumusan dan penguatan spiritualitas mereka.
5. Perkembangan Sosial
Untuk memperoleh kemata ngan pen uh, remaja harus me mbe baskan diri mereka dari dominasi keluarga dan
menetapkan sebuah identitas yang mandiri dari wewenang orang tua. Namun proses ini penuh dengan ambivalensi baik
dari remaja maupun orang tua. Remaja ingin dewasa dan ingin bebas dari kendali orang tua, tetapi mereka takut ketika
mereka mencoba untuk memahami tanggung jawab yang terkait dengan kemandirian.
a. Hubungan dengan orang tua
Selama masa remaja, hubungan orang tua-anak berubah dari menyayangi dan persamaan hak. Proses mencapai
kemandirian sering kali melibatkan kekacauan dan ambigulitas karena baik orang tua maupun remaja berajar
untuk menampilkan peran yang baru dan menjalankannya sampai selesai, sementara pada saat bersamaan,
penyelesaian sering kali merupakan rangkaian kerenggangan yang menyakitkan, yang pent in g untuk
menetapkan hubungan akhir. Pada saat remaja menuntut hak mereka untuk mengembangkan hak-hak
istimewanya, mereka sering kali menciptakan ketegangan di dalam rumah. Mereka menentang kendali orang tua,
dan konflik dapat muncul pada hampir semua situasi atau masalah.
b. Hubungan dengan teman sebaya
Walaupun orang tua tetap memberi pengaruh utama dalam sebagian besar kehidupan, bagi sebagian besar remaja,
teman sebaya dianggap lebih berperan penting ketika masa remaja diba ndingkan masa ka nak-kanak. Kelompok
teman sebaya memberikan remaja perasaan kekuatan dan kekuasaan.
a) Kelompok tern an sebaya
Remaja biasanya berpikiran sosial, suka berteman, dan suka berkelompok. Dengan demikian kelompok
teman sebaya memiliki evaluasi diri dan perilaku remaja. Untuk memperoleh penerimaan kelompok, remaja
awal berusaha untuk menyesuaikan diri secara total dalam
berbagai hal seperti model berpakaian, gaya rambut, selera musik, dan tata bahasa, sering kali
mengorbankan individualitas dan tuntutan diri. Segala sesuatu pada remaja diukur oleh rea ksi ternan
sebayanya.
b) Sahabat
Hubungan personal antara satu orang dengan orang lain yang berbeda biasanya terbentuk antara remaja
sesame jenis. Hubungan ini lebih dekat dan lebih stabil daripada hubungan yang dibentuk pada masa kan
ak-kan ak pertengahan, dan penting untuk pencarian identitas.
Seorang sahabat merupakan pendengar terbaik, yaitu tempat remaja mencoba kemungkinan peran-peran
dan suatu peran bersa maan, mereka saling memberikan dukungan satu sama lain.
D. Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja
Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja menurut (Hurlock, 2001) antara lain :
1. Mencapai hubungan baru dan yang lebih ma tang dengan ternan sebaya baik pria maupun wanita Higas perkembangan
pada masa remaja menuntut perubahan besar dalam sikap dan perilaku anak. Akibatnya,hanya sedikit anak laki-laki dan
anak perempuan yang dapat diharapkan untuk menguasai tugastugas tersebut selama awal masa remaja, apalagi mereka
yang matangnya terlambat. Kebanyakan harapan ditumpukkan pada hal ini adalah bahwa remaja muda akan melet akkan
dasar-da sar bagi pembentukan sikap dan pola perilaku.
2. Mencapai peran sosial pria, dan wanita Perkembangan masa remaja yang penting akan menggambarkan seberapa jauh
perubahan yang harus dilakukan dan masalah yang timbul dari perubahan itu sendiri. Pada dasarnya, pentingnya
menguasai tugas-tugas perkembangan dalam waktu yang relatif singkat sebagai akibat perubahan usia kematangan yang
menjadi delapan belas tahun, menyebabkan banyak tekanan yang menganggu para remaja.
3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif Seringkali sulit bagi para remaja untuk menerima
keadaan fisiknya bila sejak kanak-kanak mereka telah mengagungkan konsep mereka tentang penampilan diri pada waktu
dewasa nantinya. Diperlukan waktu untuk memperbaiki konsep ini dan untuk mempelajari cara-cara memperbaiki
penampilan diri sehingga lebih sesuai dengan apa yang dicita-citakan.
4. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab Menerima peran seks dewasa yang diakui
masyarakat tidaklah mempunyai banyak kesulitan bagi laki-laki; mereka telah didorong dan diarahkan sejak awal masa
kanak-kanak. Tetapi halnya berbeda bagi anak perempuan. Sebagai anak-anak, mereka diperbolehkan bahkan didorong
untuk memainkan peran sederajat, sehingga usaha untuk mempelajari peran feminin dewasa yang diakui masyarakat dan
menerima peran tersebut, seringkali merupakan tugas pokok yang memerlukan
penyesuaian diri selama bertahun-tahun. Karena adanya pertentangan dengan lawan jenis yang sering berkembang selama
akhir masa kanak-kanak dan masa puber, makan mempelajari hubungan baru dengan lawan jenis berarti harus mulai dari
nol dengan tujuan untuk mengetahui lawan jenis dan bagaimana harus bergaul dengan mereka. Sedangkan pengembangan
hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya sesama jenis juga tidak mudah.
5. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya Bagi remaja yang sangat mendambakan
kemandirian, usaha untuk mandiri secara emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lain merupakan tugas
perkembangan yang mudah. Namun, kemandirian emosi tidaklah sama dengan kemandirian perilaku. Banyak remaja yang
ingin mandiri, juga ingin dan membutuhkan rasa aman yang diperoleh dari ketergantungan emosi pada orang tua atau
orang-orang dewasa lain. Hal ini menonjol pada remaja yang statusnya dalam kelompok sebaya tidak meyakinkan atau
yang kurang memiliki hubungan yang akrab dengan anggota kelompok.
6. Mempersiapkan karier ekonomi Kemandirian ekonomi tidak dapat dicapai sebelum remaja memilih pekerjaan dan
mempersiapkan diri untuk bekerja. Kalau remaja memilih pekerjaan yang memerlukan periode pelatihan yang lama, tidak
ada jaminan untuk memperoleh kemandirian ekonomi bilama na mereka secara resmi menjadi dewasa nantinya. Secara
ekonomi mereka masih harus tergantung selama beberapa tahun sampai pelatihan yang diperlukan untuk bekerja selesai
dijalani.
7. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
Kecenderungan perkawinan muda menyebabkan persiapan perkawinan merupakan tugas perkembangan yang paling
penting dalam tahuntahun remaja. Meskipun tabu social mengenai perilaku seksual yang berangsuransur mengendur dapat
mempermudah persiapan perkawinan dalam aspek seksual, tetapi aspek perkawinan yang lain hanya sedikit yang
dipersiapkan. Kurang nya persiapan ini merupakan salah satu penyebab dari masalah yang tidak terselesaikan, yang oleh
remaja dibawa ke masa remaja.
8. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan
untuk berperilaku mengembangkan ideology Sekolah dan pendidikan tinggi mencoba untuk membentuk nilai-nilai yang
sesuai dengan nilai dewasa, orang tua berperan banyak dalam perkembangan ini. Namun bila nilai-nilai dewasa
bertentangan dengan ternan sebaya, masa remaja harus memilih yang terakhir bila mengharap dukungan teman-teman
yang menentukan kehidupan sosial mereka. Sebagian remaja ingin diterima oleh teman-temannya, tetapi hal ini seringkali
diperoleh dengan perilaku yang oleh orang dewasa dianggap tidak bertanggung jawab.
E. Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak tempat anak belajar dan mengatakan sebagai makhluk sosial.
Dalam keluarga umumnya anak melakukan interaksi yang intim. Menurut Slameto (2006) keluarga adalah lembaga pendidikan
yang yang pertama dan utama bagi anak-anaknya baik pendidikan bangsa, dunia, dan negara sehingga cara orang tua mendidik
anak- anaknya akan berpengaruh terhadap belajar. Sedangkan menurut Mubarak, dkk (2009) keluarga adalah perkumpulan dua
orang atau lebih yang diik at oleh hubungan da rah, perkawinan atau a dopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi
satu dengan yang lain. Berdasarkan keanggotaannya, keluarga dapat dibagi dalam 3 jenis (Duval, 1972 dalam Setiadi 2008),
yaitu :
1. Nuclear family, sering disebut dengan keluarga inti, yaitu keluarga yang anggotanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang
belum menikah.
2. Extended family, atau keluarga besar, yaitu keluarga yang anggotanya terdiri dari ayah, ibu, serta family dari kedua belah
pihak.
3. Horizontal extended family, yaitu keluarga yang anggotanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang telah menikah dan
masih menumpang pada orang tuanya.
F. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Remaja
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anakterakhir meninggalkan rumah.Lamanya
tahapan ini tergantung jumlah anak dan ada atau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang
tua.Tugas perkembangan :
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Membantu orang tua memasuki masa tua.
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
G. Masalah-Masalah yang Terjadi Pada Keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak Usia Remaja Ketidakmatangan
Dalam hubungan keluarga seperti yang ditunjukkan oleh adanya pertengkaran dengan anggota-anggota keluarga,terus menerus
mengritik atau buat komentar-komentar yang merendahkan tentang penampilan atau perilaku anggota keluarga, sering terjadi
selama tahun-tahun awal masa remaja. Pada saat ini hubungan keluarga biasanya berada pada titik rendah. Hubungan keluarga
yang buruk merupakan bahaya psikologis pada setiap usia, terlebih selama masa remaja karena pada saat ini anak laki-laki dan
perempuan sangat tidak percaya pada diri sendiri dan bergantung pada keluarga untuk memperoleh rasa aman. Yang lebih
penting lagi, mereka memerlukan bimbingan atau bantuan dalam menguasai tugas perkembangan masa remaja. Kalau
hubungan-hubungan keluarga ditandai dengan pertentangan, perasaan-perasaan tidak aman berlangsung lama, dan remaja
kurang memiliki kesempatan untuk mengembangkan pola perilaku yang tenang dan lebih matang. Remaja yang hubungan
keluarganya kurang baik juga dapat mengembangkan hubungan yang buruk dengan orang-orang diluar rumah.

Meskipun semua hubungan, baik dalam masa dewasa atau dalam masa kanak-kanak, kadang-kadang tegang namun orang yang
selalu mengalami kesulitan dalam bergaul dengan orang lain dianggap tidak matang dan kurang menyenangkan. Hal ini
menghambat penyesuaian sosial yang baik. Masa remaja dikenal banyak orang sebagai masa yang indah dan penuh romantika,
padahal sebenarnya masa ini merupakan masa yang penuh dengan kesukaran. Bukan hanya bagi dirinya tetapi bagi keluarga
dan lingkungan sosial. Masa ini akan membuat remaja mengalami kebingungan disatu pihak masih anak-anak, tetapi dilain
pihak harus bertingkah laku seperti orang dewasa. Situasi ini membuat mereka dalam kondisi konflik sehingga akan terlihat
bertingkah laku aneh, canggung dan kalau tidak dikontrol dengan baik dapat menyebabkan kenakalan. Dalam usahanya
mencari identitas diri, mereka sering membantah orang tuanya, karena memulai mempunyai pendapat sendiri, cita-cita dan
nilai- nilai sendiri yang berbeda dengan orang tuanya.

Pendapat orang tua tidak lagi dapat dijadikan pegangan, meskipun sebenarnya mereka juga belum memiliki dasar pegangan
yang kuat. Orang yang dianggap penting dalam masa ini adalah teman sebaya. Mereka berusaha untuk mengikitu pendap at
dan gaya tern an-tem anny a ka rena diangg ap memiliki kes amaan deng an dirinya. Karenanya sering kali remaja terlibat
dalam geng-geng, dengan menjadi anggota geng mereka akan saling memberi dan mendapat dukungan mental. Beberapa kasus
terakhir seperti geng-geng motor yang terlibat kegiatan merupakan bentuk darikecenderungan tersebut. Mereka akan berani
melakukan tindakan - tindakan kejahatan ketika dilakukan dalam kelompok dan tidak akan berani melakukannya secara
individual. Masalah lain yang sering mengganggu anak remaja adalah mas alah yang berkaitan denganorgan reproduksi
(seksual). Satu sisi mereka sudah mencapai kematangan seksual, yang menyebabkan mereka memiliki dorongan untuk
pemuasan tetapi disisi lain kebudayaan dan norma social melarang pemuasan kebutuhan seksual diluar pernikahan. Padahal
untuk menikah banyak persyaratan yang harus dipenuhi, bukan hanya kemampuan dalam melakukan hubungan seksual, tetapi
diperlukan ekonomi, kematangan psikologi, dan sebagainya.syarat - syarat ini sangat berat dan mungkin belum dicapai pada
usia remaja. Oleh karena itu, para remaja mencari kepuasan dalam bentuk khayalan, membaca buku atau me nonton film
porno. Meskipun tingkah laku ini sebenarnya tetap melanggar norma masyarakat, tetapi mereka melakukannya dengan
sembunyi - sembunyi. Untuk menghadapi situasi ini orang tua harus lebih bijaksana dalam menyikapi, cara yang tepat
dilakukan adalah dengan mengurangi control secara bertahap terhadap anaknya, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi diri
sendiri secara bertahap sampai akhimya dewasa
H. Masalah-Masalah Kesehatan
Pada tahap ini kesehatan fisik anggota keluarga biasanya baik. Tapi promosi kesehatan tetap menjadi hal yang penting. Faktor
- faktor resiko harus diidentifikasi dan dibicarakan dengan keluarga, seperti pentingnya gaya hidup keluarga yang sehat mulai
dari usia 35 tahun, resiko penyakit jantung koroner meningkat dikalangan pria dan pada usia ini anggota keluarga yang dewasa
mulai merasa lebih rentan terhadap penyakit sebagai bagian dari perubahan-perubahan perkembangan dan biasanya mereka ini
lebih menerima strategi promosi kesehatan. Sedangkan pada remaja, kecelakaan terutama kecelakaan mobil merupakan bahaya
yang amat besar, dan patah tulang dan cedera karena atletik juga umum terjadi. Penyalahguanaan obat-obatan dan alkohol,
keluarga berencana, kehamilan yang tidak dikehendaki, dan pendidikan dan konseling seks merupakan bidang perhatian yang
relevan. Dalam mendiskusikan topik ini dengan keluarga, perawat dapat terjebak dalam perselisihan atau masalah antara orang
tua dan kaum muda, remaja biasanya mencari pelayanan kesehatan mencakup uji kehamilan, menggunakan obat-obatan, uji
AIDS, keluarga berencana, dan aborsi, diagnosis dan perawatan penyakit kelamin. Agaknya telah menjadi trend yang sah bagi
remaja untuk menerima perawatan kesehatan tanpa ijin orang tua. Bila orang tua di ikut sertakan maka dilakukan wawancara
terpisah sebelum mereka dikumpulkan Kebutuhan kesehatan yantg lain adalah dalam bidang hubungan dan bantuan untuk
memperkokoh hubungan perkawinan dan hubungan remaja dengan orang tua. Konseling langsung yang bersifat menunjang
atau mulai rujukan ke sumber-sumber dalam komunitas untuk konseling, dan juga pendidikan yang bersifat rekreasional, dan
pelayanan lainnya mungkin diperlukan, pendidikan promosi kesehatan umum juga di indikasikan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Pada Bp. W
DI RT 04/RW VII KELURAHAN GAMBUT 

A. Pengkajian Keluarga

Pengkajian dilakukan pada hari Minggu, tanggal  27 November 2020 di rumah keluarga Bp. W pukul 16.00 WITA.

1. Data Umum

a.       Nama KK                            : Bp. W

b.      Alamat                             : Pematang, Gambut

c.       Pekerjaan                            : Petani

d.      Pendidikan                            : SMP

e.       Komposisi keluarga             
No Nama Jenis  Hub. Umur Pend Pekerja Status IMUNISASI Ket
Aggota Kelami dg kel (Thn) an Kesehata BCG DTP POLIO Campa Hepatitis B
keluarg n n k
a I II II I II III IV I II III
I
1 Tn. W L Ayah 39 SD Petani Sehat                       Lengkap
2 Ny. A P Ibu 30 SD IRT Sehat                         Lengkap
3 An. N P Anak 14 SMP Sekolah Sehat                         Lengkap
4 An. R P Anak 12 SD Sekolah Sehat                         Lengkap
5 Nenek P Nenek 60 SD IRT Sehat                         Lengkap
A
1.2 Tipe keluarga

Tipe keluarga Bp. W termasuk tipe keluarga extended family (keluarga luas/besar ). Keluarga Bp.W (39 thn) terdiri dari

Bp. W, Ny A, kedua anak nya dan ibu dari Ny. A yaitu nenek R (61 thn).

1.3 Suku / bangsa

Keluarga Bp. W adalah Suku Banjar / Indonesia.

1.4 Agama

Keyakinan yang di anut keluarga Bp. W adalah Agama Islam. Tidak ada perbedaan diantara anggota keluarga. Keluarga

Bp. W setiap hari selalu menjalankan ibadah sholat waktu. Di sekitar tempat tinggalnya terdapat 1 Masjid.

1.5 Status sosial ekonomi

Status ekonomi keluarga Bp. W yang bekerja sebagai buruhdengan penghasilan 2.000.000 setiap bulan. Ny. A sehari hari

berjualan di pasar penghasilan perhari 100.000 an . keperluan keluarga sehari-hari adlah untuk makan dan jajan An. R. An.

N, dan Ny. Mengatakan bahwa dirinya merasa cukup dengan penghasilan suaminya saat ini.

1.6 Aktivitas rekreasi keluarga

Keluarga Bp. W tidak memiliki jadwal khusus untuk rekreasi keluarga, hanya sesekali anak nya mengajak berwisata.

Waktu liburan biasanya di sesuaikan dengan jadwal libur kerja dan libur anak sekolah. Tetapi sekarang jarang di lakukan,
hanya saja jika ada waktu keluarga pergi rekreasi. Ny.A juga mengatakan biasanya dirinya berkunjung kerumah kerabat

yang letak rumah nya berdekatan dengan rumah keluarga Bp.W. dirumah Ny. A mengatakan keluarga nya dapat menikmati

hiburan melalui TV yang tersedia di rumah nya. An. N mengatakan jika banyak kegiatan dan membuat dirinya setres maka

dia akan main keluar dengan teman teman nya. Biasanya nongkrong sambil ngobrol tidak jelas.

2. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

2.1 Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah dimana tahap keluarga dengan remaja. Tugas perkembangan anak remaja yang

di lakukan oleh keluarga antara lain :

1. Menyeimbangkan kebebasan dengan tangguang jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri.  

Keluarga sudah memberikan kesempatan bagi An.N untuk memilih apa yang ingin di lakukan.An.N mengatakan

tanggung jawab nya adalah belajar dan membantu orang tua, itupun jarang di lakukan atas kemauan nya sendiri.

2. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan

Pernikahan Bp.W dan Ny.A saat ini sudah berlangsung lama selama 15 tahun, saat ini Ny.A dan Bp.W mengatakan

untuk berusaha membesarkan kedua anaknya dengan memenuhi segala kebutuhan mereka.

2.2 Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

a. Berkomunikasi terbuka dengan anak anak


Ny.A mengatakan bahwa An.N adalah anak yang pendiam dan jarang berbicara jika tidak di tanya. Terutama saat

memasuki usia remaja, An.N sudah mulai jarang berkumpul dengan keluarga, jika berada di rumah An.N banyak

menghabiskan waktunya di kamar. An.N mengatakan jarang berbicara dengan Bp.W karena menurut nya Bp.W itu

galak dan kalau menyuruh sesuatu misalnya belajar, Bp.W sering marah marah sehingga An.N malas untuk

menanggapinya. Ibu A mengatakan sebenarnya Bp.W itu baik, tetapi memang agak keras untuk mendidik anak anak

nya. An.N mengatakan tugas perkembangan maupun tanggung jawab sebagai remaja, karena sebelum nya tidak pernah

mendapatkan informasi mengenai tugas perkembangan maupun tanggung jawab nya sebagai remaja.

2.3 Riwayat keluarga inti

Bp.W dan ibu A menikah pada tahun 1998, dan anak pertamanya lahir setahun kemudian. Ibu A dan Bp.W baru

memutuskan memakai kontrasepsi setelah kelahiran anak terakhir nya. Jenis kontrasepsi yang di pilih adalah pil KB.

2.4 Riwayat keluarga sebelumnya

Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang menurun. Bila sakit, keluarga Bp.W pergi ke dokter langganan keluarga.

Tidak ada pola makan atau jenis makanan yang di batasi.

B. Data Lingkungan

3.1 Karakteristik Rumah

Rumah yang ditinggali Bp. R sekeluarga adalah rumah permanen peninggalan orang tua Bp. R yang berukuran 70 m2.

Desain interior rumah terbagi menjadi 6 ruangan, yang paling depan adalah ruang tamu. Lalu, 3 ruang tidur dan yang
paling belakang adalah dapur dan kamar mandi. Kamar tidur 1digunakan oleh Bp. R dan Ibu R, sedangkan 2 kamar tidur

lainnya digunakan oleh anak-anak dan Nenek R yang tinggal bersama Bp. R dan Ibu R. Lantai rumah terbuat dari kerami.

Terdapat 2 jendela yang kurang lebih berukuran 1,5 x 1 meter di depan samping pintu masuk. Namun, jendela yang terlihat

selalu terbuka ini jarang dibersihkan. Warna dinding rumah putih yang kondisinya cukup bersih. Kondisi rumah tampak

rapi dan bersih dan terdapat beberapa perabot rumah yang sesuai. Sumber air yang digunakan oleh keluarga berasal dari

tanah (sanyo) sehingga aim ya tidak berasa, tidak berwama dan tidak berbau. Pada saat hari mu lai gelap pencahayaan

lampu dalam rumah Bp. R terbilang terang.

Denah Rumah
4
4.1 Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Bp. W jarang berkumpul dengan tetangga karena kesibukannya. Namun ibu A aktif diarisan dan pengajian yang ada

dilingkungan rumah. Ibu A sendiri bekerja hanya menjadi ibu rumah tangga saja dan mengurus warung yang ada di pasar.

Keluarga bp. W tinggal di RT 02 RW 02, disisi kanan rumah bp. W yaitu rumah saudaranya dan sebelah kiri adalah rumah

tetangganya, dibelakang rumah ada tanah kosong dan jalan. Kehidupan bertetangga terlihat rukun dan harmonis.

4.2 Mobilitas geografis keluarga

Saat ini keluarga bp. W sudah tinggal menetap dirumah yang sekarang selama 15 tahun dan tidak berniat untuk pindah.

Bp.W sendiri sudah tinggal dirumah tersebut sejak bp W dilahirkan. Karena bp W adalah anak tunggal dari kedua orang

tuanya yang telah bercerai maka dirumah tersebut ditinggali keluarga bp W dan ibunya.rumah bp W dibangun di atas tanah

milik orang tuanya, kepemilikan tanah masih milik ibu A.

4.3 Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Bp. W selalu menekankan pada ibu A supaya mengikuti acara yang diadakan oleh RT/RW, misal pengajian, arisan RT,

dan kegiatan lainnya.apabila ada waktu luang ibu A mengajak anak nya bermain ke tetangga. Hubungan anggota keluarga

terlihat rukun, tidak ada konflik antara satu dengan yang lain (terlihat harmonis).
Anak-anak bp W tidak ada yang aktif mengikuti kegiatan kemasyarakatan didaerah setempat RT. 02. An. N

mengatakan sudah jarang (suka membolos)dalam mengikuti pengajian. Ibu A juga bersosialisasi dengan tetangga dikanan,

kiri dan depan rumahnya. Saudara ibu A tinggal tidak jauh dari rumah ibu A, setiap hari selalu bertemu. An. N berteman

dengan beberapa teman seusianya, sering nongkrong di cafe dekat rumahnya dan jalan-jalan menggunakan motor.

4.4 Sistem pendukung keluarga

Bila ada ,asalah dalam keluarga, keuarga lebih senang menyelesaikan dengan anggota keluarga. Kadang juga

melibatkan orang tua, karena dengan orang tua tinggal bersama dan berdekatan.hal yang dirasakan sebagai pendukung

keluarga adalah keluarga yang tinggal tidak jauh dari rumah yang memperhatikan bila ada anggota keluaraga yang sakit dan

tetangga yang hidup saling menghormati serta menghargai. Disamping itu adanya fasilitas dana kesehatan dari tempat kerja

bp W untuk anggota keluarga yang sakit menurut ibu A sangat membantu keluarga.

C. Struktur Keluarga

4.1 Pola komunikasi keluarga

Ibu A mengatakan bahwa komunikasi dengan keluarganya dengan menekankan keterbukaan. Bila ada masalah dalam

keluarga, ibu A mendiskusikan bersama bp W, terkadang meminta bantuan nasehat dari orang tua. Waktu yang biasanya

digunakan untuk komunikasi pada saat santai yaitu malam hari dan waktu makan bersama dengan anggota keluarganya.

Namun, An. N mengatakan lebih suka menceritakan masalah kepada teman-temannya dibanding kepada orang tuanya

ataupun keluarga yang lain bp W sibuk bekerja dan jarang menyempatkan berbicara kepada anaknya.
4.2 Struktur kekuatan keluarga

Pemegang keputusan dikeluarga adalah bp W sebagai kepala keluarga tetapi tidak menutup kemungkinan suatu ketika

ibu A punya pendapat sendiri dan membuat keputusan sendiri, misalnya pada saat membeli keperluan rumah tangga dan

mengatur posisi perabotan rumah tangga. Terkadang ibu A juga berinisiatif sendiri untuk membawa anaknya ke pelayanan

kesehatan, bila ada yang sakit dan tidak bisa sembuh dengan mengkonsumsi obat warung.

4.3 Struktur peran


1. Bp W
Sebagai kepala keluarga, bertanggungjawab dalam mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari dalam rumah tangga.
2. Ibu A
Ibu A mengatakan urusan anaknya lebih banyak diserahkan kepada ibunya. Sebagai istri bp. W, sebagai ibu rumah
tangga dan juga membuka usaha warung dirumah.
3. An N
Mengatakan malas belajar dan jarang mengerjakan tugas sekolahnya. Ibu A mengatakan bahwa anaknya jarang belajar
dan nilai ya pas-pasan. Ibu A mengatakan tidak pernah membantu aktivitas belajar anaknya dirumah.
4. An R
Sebagai anak kedua yang pada tahun ini akan memasuki SMP. An.R juga sebagai adik dari an.N.
5. Nenek A
Sebagai ibu dari bp.W dan nenek dari kedua cucu nya.
4.4 Nilai dan norma keluarga

Nilai dan norma yang dipegang oleh bp W adalah sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam dan tidak terpengaruh oleh

norma budaya. Penerimaan keluarga terhadap perawat sangat baik, setiapmasalah yang ada diutarakan dan menerima

kehadiran perawat.

D. Fungsi Keluarga

5.1 Fungsi afektif

Ibu A mengatakan bahwa anggota keluarga dalam rumah dapat saling terbuka dalam menyampaikan pendapat

walaupun. An N termasuk anak yang pendiam dan jarang menyampaikan pendapat.

5.2 Fungsi sosial

Hubungan antar keluarga dalam rumah berjalan dengan baik. Hubungan anggota keluarga dengan tetangga juga baik

apalagi keluarga bp. W tergolong paling lama tinggal diwilayah tersebut.

5.3 Fungsi perawatan kesehatan

Ibu A mengatakan bahwa ketika ada anggota keluarga yang sakit, maka yang sakit akan langsung diberikan obat dari

warung atau dari apotik. Keluarga ibu A juga sering memanfaatkan pelayanan kesehatan di RS, tatapi jika sudah sembuh

dengan mengkonsumsi obat dirumah saja. Bp. W mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki keluhan fisik dan tidak

merokok hanya saja jika sedang banyak pekerjaan yang harus diselesaikan biasanya bp W mengeluh pegal-pegal pada

badannya.
E. Stress Dan Koping Keluarga

6.1 Stresor jangka pendek dan panjang

Keluarga bp. W mencemaskan pergaulan an. N yang sudah memasuki masa remaja. An. N sudah mulai ditawari

untukmencoba merokok oleh teman-temannya, baik teman disekolahmaupun teman dilingkungan rumahnya. An. N juga

sering nongkrong tidak jelas dengan teman sekolah maupun maupun teman dilingkungannya tersebut. An. N juga mengatakan

pernah ikut-ikutan tawuran dengan teman-teman sekolahnya. An. N mengatakan sudah memiliki teman dekat wanita (pacar).

6.2 Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.

Jika ada masalah, keluarga berupaya untuk mencari jalan keluar dari masalah tersebut dengan jalan musyawarah.

Keluarga menyakini kalau setiap masalah ada jalan keluarnya, misalnya dengan meminta bantuan dariorang tua dan tetangga

yang terdekat.

6.3 Strategi koping yang digunakan

Ibu A mengatakan selalu menyerahkan semua masalah yang terjadi kepada Allah SWT tetapi tetap berusaha untuk

mengatasi masalah yang ada.

6.4 Strategi adaptasi disfungsional

Tidak ada

F. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Bp.W Ny. A An. N An.R Ny. R

TD 130/90mmHg 120/80mmHg 120/80mmHg 110/80mmHg 140/90mmHg

Nadi 80x/mnt 82x/mnt 97x/mnt 84x/mnt 86x/mnt

Suhu 36ºC 36,5 ºC 37,5 ºC 36,4 ºC 36,8 ºC


Kepala Mesocepal, rambut Mesocepal, rambut Mesocepal, rambut Mesocepal, rambut Mesocepal, rambut
bersih, warna hitam bersih, warna hitam bersih, warna hitam bersih, warna bersih, warna hitam
hitam
Mata Simetris, konjungtiva Simetris, konjungtiva Simetris, Simetris, Simetris,
tidak anemis, sklera tidak anemis, sklera konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak
tidak ikterik tidak ikterik anemis, sklera tidak anemis, sklera anemis, sklera tidak
ikterik tidak ikterik ikterik

Hidung Bersih, fungsi Bersih, fungsi Bersih, fungsi Bersih, fungsi Bersih, fungsi
penciuman baik, tidak penciuman baik, tidak penciuman baik, penciuman baik, penciuman baik,
ada sekret, tidak ada ada sekret, tidak ada tidak ada sekret, tidak ada sekret, tidak ada sekret,
pernafasan cuping pernafasan cuping tidak ada tidak ada tidak ada pernafasan
hidung hidung pernafasan cuping pernafasan cuping cuping hidung
hidung hidung
Telinga Bersih, simetris, tidak Bersih, simetris, tidak Bersih, simetris, Bersih, simetris, Bersih, simetris,
ada serumen, fungsi ada serumen, fungsi tidak ada serumen, tidak ada serumen, tidak ada serumen,
pendengaran baik pendengaran baik fungsi pendengaran fungsi fungsi pendengaran
baik pendengaran baik baik
Mulut Bersih, sietris, mukosa Bersih, sietris, mukosa Bersih, sietris, Bersih, sietris, Bersih, sietris,
bibir lembab bibir lembab mukosa bibir kering mukosa bibir mukosa bibir lembab
lembab

Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelenjar tiroid kelenjar tiroid pembesaran pembesaran pembesaran kelenjar
kelenjar tiroid kelenjar tiroid tiroid
Dada Pergerakan paru Pergerakan paru Pergerakan paru Pergerakan paru Pergerakan paru
Paru-paru simetris, tidak ada simetris, tidak ada simetris, tidak ada simetris, tidak ada simetris, tidak ada
penggunaan otot bantu penggunaan otot bantu penggunaan otot penggunaan otot penggunaan otot
pernafasan. Auskultasi pernafasan. Auskultasi bantu pernafasan. bantu pernafasan. bantu pernafasan.
paru vaskuler paru vaskuler Auskultasi paru Auskultasi paru Auskultasi paru
vaskuler vaskuler vaskuler
Jantung Ictus cordis tidak Ictus cordis tidak Ictus cordis tidak Ictus cordis tidak Ictus cordis tidak
tampak, konfigurasi tampak, konfigurasi tampak, konfigurasi tampak, tampak, konfigurasi
jantung DBN, ictus jantung DBN, ictus jantung DBN, ictus konfigurasi jantung DBN, ictus
cordis teraba, bunyi cordis teraba, bunyi cordis teraba, bunyi jantung DBN, cordis teraba, bunyi
jantung I,II murni jantung I,II murni jantung I,II murni ictus cordis teraba, jantung I,II murni
bunyi jantung I,II
murni
Abdomen Datar, simetris, tidak Datar, simetris, tidak Datar,simetris,ada Datar, simetris, Datar, simetris, tidak
ada nyeri tekan ada nyeri tekan nyeri tekan tidak ada nyeri ada nyeri tekan
tekan
Ekstrimitas Tidak ada varises, Tidak ada varises, Tidak ada varises, Tidak ada varises, Tidak ada varises,
tidak ada udema tidak ada udema tidak ada udema tidak ada udema tidak ada udema
Genitalia Bersih, jenis kelamin Bersih, jenis kelamin Bersih, jenis Bersih, jenis Bersih, jenis kelamin
laki-laki perempuan kelamin kelamin laki-laki perempuan
perempuan, anus
agak kemerahan.

G. Analisa Data

No Data Etiologi Problem

1 DS : Ketidakmampuan keluarga Ketidakefektifan koping keluarga Bp. W


-Ibu A mengatakan urusan anaknya lebih mengenal masalah tentang

banyak diserahkan kepada ibunya pentingnya komunikasi efektif

-ibu A mengatakan An.N lebih suka antara orang tua dan remaja

menghabiskan waktunya di dalam kamar

dari pada berkumpul dengan keluarga

- ibu A mengatakan Bp.w memang agak

keras untuk mendidik anak anak nya

-An.N mengakui tidak pernah

menceritakan masalah yang di hadapinya

pada orang tua

-An.N mengatakan kadang percakapan

dengan orang tua akan berakhir dengan

ketegangan

-An.N mengatakan lebih suka

menceritakan masalahnya kepada teman

teman nya di banding kepada orang tua

ataupun keluarga yang lain


DO :

-Bp.W sibuk bekerja dan jarang

menyempatkan berbicara kepada anak nya

2 DS : Ketidakmampuan keluarga Ketidakefektifan performa peran remaja An.

-ibu A mengatakan dirumah nya tidak ada mengenal masalah tentang tugas N keluarga Bp.W

peraturan yang jelas tentang apa saja tugas dan fungsi perkembangan

setiap anggota keluarga keluarga dengan anak remaja

-An. N mengatakan tidak mengetahui tugas

perkembangan maupun tanggung jawab

nya sebagai remaja.

-An. N mengatakan sebelumnya tidak

pernah mendapatkan informasi mengenai

tugas perkembangan maupun tanggung

jawab nya sebagai remaja

DO :

-An. N merupakan anak pertama dalam

keluarga
-An. N berusia 14 tahun, berada pada masa

remaja awal.

-dirumahnya tidak ada yang mengajarkan

peran dan tanggung jawab kepada remaja

(An.N)

H. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan koping keluarga Bp. W b/d ketidak mampuan keluarga mengenal masalah tentang pentingnya

komunikasi efektif antara orang tua dan remaja.

2. Ketidakefektifan performa peran remaja An.N keluarga Bp.W b/d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tentang

tugas dan fungsi perkembangan keluarga dengan anak remaja

I. Skoring  dan Prioritas Masalah

1. Ketidakefektifan koping keluarga Bp. W b/d ketidak mampuan keluarga mengenal masalah tentang pentingnya

komunikasi efektif antara orang tua dan remaja.

Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran

1. Sifat Masalah: Timbul mekanisme koping negatif baik pada orangtua,


 Tidak sehat 3 1 1 keluarga maupun remaja karena kekurangannya kualitas
 Ancaman kesehatan 2 komunikasi antara mereka.
 Krisis atau keadaan 1
sejahtera
2. Kemungkinan       Pola komunikasi antara remaja dan orang tua merupakan
masalah untuk diubah: suatu proses yang harus dimulai dan dijaga
 Dengan mudah 2 2 2 keberlangsungannya, keluarga sudah memberikan respon
 Hanya sebagian 1 positif dengan bertanya cara komunikasi yang baik dengan
 Tidak dapat 0 remaja.
3.Potensi masalah untuk Keluarga sudah mengetahui stresor dan cara
dicegah pencegahannya.
 Tinggi 3 1 1
 Cukup 2
 Rendah 1

Keluarga menganggap masalah terjadi tetapi tidak


4.Menonjolnya masalah 1 1/2
menjadikan masalah ini perioritas utama
 Masalah berat, harus
segera ditangani. 2
 Ada masalah tapi
tidak perlu segera 1
ditangani.
 Masalah tidak 0
dirasakan.

Jumlah 4 1/2  

2. Ketidakefektifan performa peran remaja An.N keluarga Bp.W b/d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tentang

tugas dan fungsi perkembangan keluarga dengan anak remaja


Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran

1. Sifat Masalah: Saat ini An.N masih dalam tahap perkembangan remaja
 Tidak sehat 3 1 1 yang membutuhkan perhatian dan komunikasi yang efektif
 Ancaman kesehatan 2 dalam mengungkapkan masalahnya. Orang ua biasanya
 Krisis atau keadaan 1 hanya menanyakan kemana An. N pergi dan kadang
sejahtera memarahi jika ada masalah dengan sekolah.
2. Kemungkinan       An.N masih dapat diajak berkomunikasi dan menurut pada
masalah untuk diubah: orang tuanya, melalui pendekatan komunikasi yang efektif
 Dengan mudah 2 2 2 akan pengenalan peran dan tanggung jawab remaja maka
 Hanya sebagian 1 penerapan peran pada remaja dikeluarga bp.W akan efektif.
 Tidak dapat 0
3.Potensi masalah untuk Adanya perhatian yang baik dari orang tua dan saudara An.
dicegah N akan perkembangan peran dan tanggungjawabnya.
 Tinggi 3 1 1/3
 Cukup 2
 Rendah 1

Keluarga mengatakan ada masalah dan segera perlu


4.Menonjolnya masalah
ditangani karena mereka takut anaknya tidak bisa
 Masalah berat, harus
segera ditangani. 2 1 1 menerapkan peran dan tanggungjawab remaja keluarga.
 Ada masalah tapi
tidak perlu segera 1
ditangani.
 Masalah tidak 0
dirasakan.

Jumlah 4 1/3  
J. Rencana keperawatan
N Diagnosa Tujuan Rencana keperawatan Intervensi
o Keperawatan Umum Khusus Kriteria Hasil
1 Ketidakefetifan Setelah Setelah Respon Verbal Pengertian 1. bantu keluarga dalam
koping dilakukan dilakukan Pengtahuan Komunikasi adalah mengenali masalah
keluarga bp.w tindakan tindakan   pertukaran 2. dorong partisipasi
b/d keperawatan pendidikan   informasi, ide, dan keluarga dalam semua
ketidakmampu selama 1 kesehatan   perasaan yang pertemuan
an keluarga minggu 2 selama 1 x 30 Keluarga dapat menghasilkan 3. mendorong pasien ikut
mengenal kali menit keluarga menjawab perubahan dalam aktivitas social
masalah pertemuan mampu : pengertian .
tentang keluarga 3. Mengenal komunikasi yang
pentingnya mampu masalah efektif
komunikasi memahami pentingnya  
efektif antara masalah komunikasi
orang tua dan pentingnya efektif
remaja komunikasi Respon verbal keluarga 1. diskusikan dengan
yang efektif Keluarga mampu mencontohkan keluarga bagaimana cara
memberikan berkomunikasi berkomunikasi dengan
4. Mengambil bagaimana dengan benar benar
keputusan caranya
yang tepat berkomunikasi
tentang dengan benar
komunikasi
efektif
Keluarga mampu keluarga dapat 1.bantu memotivasi keluarga
berkomunikasi merawat anggota untuk merubah pasien
dengan benar keluarga yang
5. Merawat kurang mampu
anggota berkomunikasi
keluarga
yang tidak
mampu
berkomunika Keluarga mampu Keluarga mampu 1. Kaji kemampuan keluarga
si memodifikasi memodifikasi memodifikasi lingkungan.
lingkungan lingkungan dengan 2. Menganjurkan keluarga untuk
6. Memodifikas cara sering komunikasi dengan bahasa
i lingkungan berkumpul keluarga yang mudah di cerna
pada pasien 3. Memberikan pujian karena
yang tidak keluarga mampu memodifikasi
mampu lingkungan.
berkomunika
si
7. Menggunaka Respon Kognitif Keluarga 1.Kaji kemampuan keluarga
n fasilitas Keluarga mampu mengatakan bahwa dalam menggunakan fasilitas
kesehatan menggunakan sekarang kalau kesehatan.
fasilitas salah satu 2.Anjurkan keluarga untuk
kesehatan keluarganya ada memeriksakan ke puskesmas
yang sakit akan bila keluarganya ada yang sakit.
segera dibawa ke 3.Kolaborasi dengan tim
puskesmas kesehatan

2 Ketidakefektifa Setelah Setelah Respon Verbal Keluarga 1. Kaji pengetahuan keluarga


n performa dilakukan dilakukan Keluarga mampu mengatakan cara tentang cara mengatasi masalah
peran remaja tindakan tindakan Mengenali mengatasi masalah tugas dan perkembangan
An.N keluarga keperawatan pendidikan masalah tugas tentang 2.Mengajarkan keluarga
Bp.W b/d selama 1 kesehatan dan fungsi Tugas dan fungsi mengenal masalah fungsi
ketidakmampu minggu 2 selama 1 x 30 perkembangan perkembangan perkembangan
an keluarga kali menit tentang keluarga keluarga
mengenal pertemuan performa peran
masalah keluarga remaja
tentang tugas mampu diharapkan :
dan fungsi memahami a. Pasien
perkembangan fungsi mampu
keluarga perkembanga mengatasi
dengan anak n keluarga masalah
remaja dengan anak tentang
remaja tugas dan
fungsi
perkembang
an keluarga
dengan anak
remaja

b. Mengambil Respon verbal Keluarga mampu 1. Kaji kemampuan keluarga


keputusan u Keluarga mampu menyebutkan cara tentang cara mengambil
ntuk cara mengambil mengambil keputusan yang tepat untuk
menangani keputusan cara keputusan yang menangani masalah
masalah menangani tugas tepat untuk 2. Berikan pujian
tugas perkembangan menangani tugas
perkembang perkembangan
an

1.Kaji kemampuan keluarga mera
c. Merawat Keluarga mampu wat keluarga yang mengalami
anggota Respon verbal menjawab yaitu masalah
keluarga ma Keluarga mampu cara menangani 2.Berikan pujian atas tindakan
salah tugas merawat anggota tugas yang dilakukan oleh keluarga.
perkembang keluarga yang perkembangan
an mengalami
masalah tugas
perkembangan
d. Memodifika Respon Tindakan Keluarga mengatak 1.Kaji kemampuan
si / Psikomotor an membantu keluarga untuk memodifikasi
lingkungan  Keluarga mampu menangani masalah lingkungan
dan cara memodifikasi 2. Berikan pujian pada keluarga
menangani lingkungan dan
masalah cara menangani
masalah tersebut

e. Memanfaatk Respon psikomot Keluarga 1.Kaji kemampuan keluarga cara


an pelayanan or mengatakan bahwa memanfaatkan pelayanan
kesehatan Keluarga mampu sekarang kalau kesehatan
memanfaatkan salah satu 2.Berikan pujian karena keluarga
pelayanan keluarganya ada mampu memanfaatkan
kesehatan yang sakit akan 3.pelayanan kesehatan
segera dibawa ke
puskemas

K. Implementasi

Hari/Tanggal/Ja No Tujuan khusus Implementasi Evaluasi formatif Paraf

m dx
Jumat november 1 Setelah dilakukan Mengkaji keadaan umum S : Ny. A mengatakan anaknya sudah bisa
2020 tindakan An. N melakukan komunikasi efektif  
16.00 keperawatan selama   O : An.N sudah bisa berkomunikasi
  1 minggu keluarga efektif dengan keluarga nya
mampu mengenal A : Masalah teratasi Sebagian
masalah tentang P : ingatkan kepada keluarga untuk selalu
pentingnya berkomunikasi dengan baik kepada
komunikasi efektif seluruh keluarga
antara orang tua dan
remaja
Mengajari keluarga S : Keluarga mengatakan mau diajari oleh
16.15     tentang komunikasi yang perawat  
baik O : Keluarga tampak mendengarkan
A : Masalah teratasi sebagian
P : ingatkan kepada keluarga untuk selalu
mengenal masalah komunikasi yang baik
Mengajarkan keluarga S : Ny.A mengatakan mulai sering
16.45     untuk sering komunikasi berkomunikasi dengan anak nya  
antar keluarga O : Ny.A tampak memberi perhatian lebih
A : Masalah teratasi sebagian
  P : ingatkan kepada keluarga untuk selalu
komunikasi antar keluarga
 
Mengambil S : Keluarga mengatakan akan sering
17.00 keputusan yang berkomunikasi dengan anaknya
tepat tentang O : Keluarga tampak berkomunikasi
komunikasi dengan anaknya
efektif A : Masalah teratasi sebagian
P : ingatkan kepada keluarga untuk selalu
melakukan komunikasi

Merawat anggota Memotivasi keluarga S: keluarga mengatakan akan membantu


17.15 keluarga yang untuk dapat merubah keluarganya untuk berkomunikasi.
tidak mampu keluarga yang tidak O: terlihat keluarga mulai mempu
mampu berkomunikasi merawat keluarga yang kurang mampu
berkomunikasi
berkomunikasi.
A: masalah teratasi
P:selalu mengingatkan kepada keluarga
untuk merawat keluarga yang tidak
mampu berkomunikasi.
Mengkaji kemampuan S :Keluarga mengatakan lingkungannya
keluarga memodifikasi sering dibersihkan dari sampah dan
lingkungan rumah pada kotoran.
pasien yang tidak mampu O : Keluarga tampak antusias untuk
berkomunikasi membersihkan lingkungan
A : Masalah teratasi sebagian
P : ingatkan kepada keluarga untuk bisa
memodifikasi lingkungan
Memodifikasi Mengajarkan keluarga S : Keluarga mengatakan “iya”
17.30 lingkungan dan untuk membersihkan O: rumah tampak bersih
cara menangani lingkungan sekitar supaya A : Masalah teratasi sebagian
tidak ada lalat atau P : ingatkan kepada keluarga untuk bisa
masalah
nyamuk. memodifikasi lingkungan

Keluarga mampu Ajarkan cara cuci tangan S : Keluarga mengatakan mau di ajari cara
17.45 menggunakan yang tepat dan benar cuci tangan yang benar
fasilitas kesehatan O  : Keluarga tampak bersemangat saat
diajari
A : Masalah teratasi sebagian
P : ingatkan kepada keluarga untuk bisa
mengetahui cara mencuci tangan yang
benar.

Sabtu, november
2020 2 Setelah dilakukan
15.00
tindakan

keperawatan selama

1 minggu diharapkan

keluarga mampu
mengenal masalah

tentang tugas dan

fungsi

perkembangan

keluarga dengan

anak remaja

Mengambil Mengkaji kemampuan S  : Keluarga mengatakan bahwa


15.15 keputusan untuk keluarga tentang cara keputusan sering diambil dengan cara
masalah tugas dan mengambil keputusan musyawarah.
fungsi keluarga dan yang tepat untuk tugas O  :  Keluarga tampak mulai belajar
remaja dan fungsi keluarga dan mengambil keputusan.
remaja A : Masalah teratasi sebagian
P : ingatkan kepada keluarga untuk bisa
mengambil keputusan dalam tugas dan
fungsi keluarga dan remaja

Merawat anggota Mengkaji kemampuan S : Keluarga mengatakan sering


15.30 keluarga masalah keluarga merawat anggota melakukan perawatan dengan anggota
tugas keluarga masalah tugas keluarga tentang perkembangan.
perkembangan. O  :  Keluarga tampak belum bisa
perkembangan
merawat anggota keluarga masalah tugas
perkembengan.         
A : Masalah teratasi sebagian
P : ingatkan kepada keluarga untuk bisa
merawat anggota keluarga masalah
perkembangan.
Memodifikasi Menjarkan kepada pasien S : Keluarga mengatakan akan
15.50 lingkungan  dan cara menjaga lingkungan membersihkan lingkungan sekitar dan
cara menangani dan cara menangani menangani masalah keluarga.
masalah. O : Lingkungan tampak bersih
masalah
A : Masalah teratasi sebagian
P : ingatkan kepada keluarga untuk bias
menjaga lingkungan dan cara menangani
masalah.
Memanfaatkan Mengkaji kemampuan S : Keluarga mengatakan bila ada
16.15 pelayanan keluarga cara keluarga yang sakit tidak langsung
kesehatan memanfaatkan pelayanan dibawa ke puskemas
kesehatan O:Keluarga tampak tidak mampu
menggunakan fasilitas kesehatan
A : Masalah teratasi sebagian
P : ingatkan kepada keluarga untuk selalu
menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan

Anjurkan keluarga untuk S  : Keluarga mengatakan sekarang kalau


selalu memanfaatkan ada anggota keluarga yang sakit akan
fasilitas kesehatan. segera dibawa ke puskesmas
O   : Keluarga tampak membawa keluarga
yang sakit ke fasilitas pelayanan
kesehatan
A : Masalah teratasi sebagian
P : ingatkan kepada keluarga untuk segera
membawa keluarga yang sakit ke
puskesmas.
13. Evaluasi Sumatif

Tanggal Diagnosa keperawatan Evaluasi sumatif Paraf


Novembe Ketidakefektifan koping S  : Keluarga mengatakan sudah tahu tentang bagaimana  
r 2020 keluarga Bp.W b/d komunikasi dengan benar
  ketidakmampuan keluarga O  : An. N tampak sudah mulai berkomunikasi dengan
mengenal masalah  tentang keluarganya
pentingnya komunikasi A  : Pertahankan intervensi
efektif antara oran tua dan P   : Anjurkan keluarga untuk terus memberikan dukungan
remaja

Ketidakefektifan performa S : Keluarga mengatakan sudah tahu tentang masalah tugas  


  peran remaja An.N keluarga perkembangan anak remaja
Bp.W b/d ketidakmampuan O : keluarga tampak sudah mulai mengenal peran anaknya
keluarga mengenal masalah sebagai remaja
tentang tugas dan fungsi A  : Pertahankan intervensi
perkembangan keluarga P  : Anjurkan keluarga selalu mendampingi dan memberikan
dengan anak remaja dukungan
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada sistem keluarga meliputi, perubahan pola interaksi dan

hubungan antar anggota keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini melalui beberapa tahapan atau kurun waktu tertentu. Pada

setiap tahapan mempunyai tugas dan perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses.

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,

mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.

Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersona, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam

keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

B. Saran

Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan keluarga melalui penyuluhan mengenaiperan anggota keluarga dan

perkembangan keluarga sesuai dengan langkah yang tepat dilakukan guna mencapai kebutuhan kesehatan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai