Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN
“HAKEKAT ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN”

Disusun Oleh :
Kelompok 2

AGUSTINA EKA A.
ALEX CANDRA
GUNAWAN
RIYAN WIJAYA
SOLEHUN
YEMIMA THALIA S.P

YAYASAN EKA HARA PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2018/2019
A. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan informasi yang diketahui atau disadari oleh
seseorang yang diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman inderawi. Pada
hakikatnya pengetahuan itu meliputi semua yang diketahui oleh seseorang tentang
obyek tertentu. Pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman tentang segala hal
yang baik maupun yang buruk . Hal ini menurut M. Hatta disebut pengetahuan
pengalaman. Dengan adanya pengetahuan yang diperoleh dari proses mengetahui
akan dapat mengembangkan kemampuan kita dalam berinteraksi dengan dunia
dan sekitarnya sehingga dapat memudahkan kehidupan kita. Pengetahuan itu
mencakup knowledge, science, seni, dan teknologi yang saling berkaitan erat satu
dengan yang lainnya.
Pengetahuan mengandung 3 pembahasan yang saling berkaitan antara satu
dan lainnya, yaitu pertama ontologis yang membicarakan masalah tentang “apa
pengetahuan”, ontologi dinamakan sebagai teori hakekat. Di dalam ontologi
membahas dua bidang yaitu: kosmologi membicarakan hakekat asal, hakekat
susunan, hakekat berada, juga hakekat tujuan kosmos. Dan metafisik atau
antropologi secara etimologis berarti dibalik atau dibelakang fisika artinya ia ingin
mengerti atau mengetahui apa yang ada dibalik dari alam ini atau suatu yang tidak
nampak.Yang kedua epistimologis membicarakan masalah tentang “bagaimana
pengetahuan”, epistemologi membicarakan sumber pengetahuan dan bagaimana
cara memperoleh pengetahuan. Dan yang ketiga aksiologis membicaran masalah
tentang “untuk apa pengetahuan”. Aksiologi ialah cabang filsafat yang
menyelidiki nilai-nilai (value), tindakan moral melahirkan nilai etika, ekspresi
keindahan yang melahirkan nilai estetika dan kehidupan sosialah yang
menjelaskan apa yang di anggap baik dalam tingkah laku manusia, apa yang di
maksud indah dalam seni. Demikian pula apakah yang benar dan diinginkan di
dalam organisasi sosial kemasyarakatan dan kenegaraan.
Pengetahuan merupakan proses untuk mengetahui kebenaran. Kebenaran
adalah suatu pernyataan tanpa keraguan. Pada hakekatnya kebenaran adalah
sesuatu yang bersifat relatif. Jelaslah bahwa terdapat relasi yang sangat erat antara
ilmu pengetahuan dan kebenaran. Kebenaran hanya dapat diperoleh dengan
pengetahuan. Manusia sebagai dinamika selalu mengembangkan pengetahuannya
untuk mencari kebenaran . Dan pencarian kebenaran ini tidak akan pernah terhenti
karena sifat manusia yang tidak pernah puas dengan apa yang sudah didapatnya.
Manusia mempergunakan 2 cara dalam mendapatkan pengetahuan yang
benar, yaitu dengan berdasarkan rasio (rasionalisme) dan pengalaman
(empirisme). Menurut paham rasionalisme pengetahuan didapatkan oleh manusia
dari proses berpikir. Sedangkan menurut paham empirisme, pengetahuan manusia
didapatkan melalui pengalaman yang konkret dengan mengamati gejala-gejala
alam dan gejala-gejala sosial dalam kehidupan sehari-hari. Rasionalisme lebih
menekankan pengetahuan yang bersifat apriori; tidak menekankan pada
pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika. Dalam matematika, hasil
1 + 1 = 2 bukan didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan empiris,
melainkan melalui sebuah pemikiran logis akal budi. Pengetahuan yang lebih
menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan
empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan
melakukan pengamatan dan observasi yang dilakukan secara empiris dan rasional.
Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan
deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat,
dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa
didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali.
Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk memimpin organisasi dengan
sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi. Selain
dari rasio dan pengalaman, pengetahuan yang benar dapat diperoleh dari intusi
atau wahyu. Namun intuisi ini bersifat personal dan tidak bisa diramalkan,
sehingga tidak dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan
secara teratur.
Kriteria kebenaran bersifat tidak mutlak, berbeda-beda menurut waktu,
tempat, dan orang. Pernyataan tentang kebenaran dilakukan melalui suatu proses
penalaran. Proses ini bertitik tolak pada postulat-postulat tertentu tentang apa
yang diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian. Penalaran silogisme,
misalnya bertitik tolak pada suatu premis mayor dan suatu premis minor. Premis
mayor adalah suatu pernyataan yang berlaku umum dengan kebenaran yang tidak
perlu dibuktikan. Terdapat 3 kriteria kebenaran, yaitu:

a. Kriteria koherensi
Sekelompok orang menganggap suatu pengetahuan adalah benar apabila
secara deduktif dapat dinyatakan bahwa memang pernyataan itu benar,
artinya pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan kebenaran-
kebenaran yang telah dinyatakan sebelumnya.
b. Kriteria korespondensi
Paham yang menganggap bahwa suatu pernyataan adalah benar apabila
materi pengetahuan yang terkandung dalam pernyataan berhubungan
(berkorespondensi) dengan obyek yang dimaksud oleh pernyataan tersebut.
Dengan kata lain, untuk mengetahui apakah suatu pernyataan mempunyai
nilai korespondensi yang tinggi, perlu dilakukan pengujian-pengujian secara
induktif.
c. Kriteria pragmatic
Beranggapan bahwa suatu ungkapan adalah benar apabila mempunyai
kegunaan yang bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Jadi suatu
pernyataan yang benar selalu mempunyai maslahat bagi manusia.

B. Teori, Proposisi, dan Konsep


1. Teori
Teori adalah seperangkat hubungan antarkonsep yang sistematis sehingga
membentuk suatu rangkaian hubungan yang komprehensif untuk
memaparkan, menjelaskan, dan memprediksikan suatu gejala sosial. Teori
sangat penting digunakan dalam penelitian empiris. Beberapa pengertian
teori menurut menurut para ahli, yaitu:
a. Teori menurut Nan Lin adalah A set of interrelated propositions, some
of which can be empirically test. Teori pertama-tama terdiri atas
seperangkat proposisi, yaitu pernyataan-pernyataan tentang hubungan
di antara dua konsep atau lebih.
b. Menurut Kerlinger adalah A theory is a set of interrelated constructs
(concepts), definitions, and propositions that present a systematic view
of phenomena by specify relations among variables, with the purpose
of explaining and predicting the phenomena. Masing-masing proposisi
atau konsep saling menerangkan sehingga kita memperoleh gambaran
yang bulat dan utuh tentang suatu peristiwa. Suatu teori terdiri atas
seperangkat proposisi yang saling berkaitan. Keterakaitan tersebut
tersusun dalam suatu sistem yang memungkinkan kita mempunyai
pengetahuan sistematis tentang suatu peristiwa.
Beberapa fungsi teori, yaitu:
1) Fungsi eksplanatif, yaitu fungsi menjelaskan. Suatu teori harus
mampu menjelaskan hubungan antara peristiwa yang satu dengan
peristiwa lain yang terdapat dalam pengalaman empiris.
2) Fungsi prediktif, yaitu fungsi peramalan atau perkiraan. Jika suatu
teori dapat menjelaskan hubungan antara pendidikan dengan
pendapatan masyarakat, maka ia dapat pula memperkirakan tingkat
pendapatan suatu masyarakat dengan perkembangan pendidikan
tertentu. Prediksi dengan sifatnya yang probabilitas itu dapat
diterapkan dalam tiga jenis situasi, yaitu untuk waktu yang akan
datang dan waktu yang telah lampau, tempat berbeda, dan kelompok
sosial yang besar.
3) Fungsi kontrol yaitu teori yang tidak hanya menjelaskan dan
meperkirakan, tetapi juga mampu mengendalikan peristiwa supaya
tidak mengarah pada hal-hal yang negatif.
2. Proposisi
Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat
dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya, mengenai konsep atau
konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena. Proposisi adalah
pernyataan tentang hubungan antara dua konsep atau lebih. Jika harga
barang naik, maka permintaan berkurang. Harga dan permintaan adalah
dua konsep yang dihubungkan dengan jika dan maka, pernyataan ini
adalah proposisi. Proposisi merupakan bahan untuk membentuk teori, dan
membutuhkan konsep sebagai bahan bakunya. Suatu preposisi mempunyai
makna teoritis jika ia dibentuk dari konsep-konsep kunci suatu disiplin
ilmu pengetahuan.
3. Konsep
Konsep adalah abstraksi tingkat pertama terhadap fakta atau realita.
Sedangkan konstruk (construct) adalah suatu konsep yang diciptakan dan
digunakan dengan kesengajaan dan kesadaran untuk tujuan-tujuan ilmiah
tertentu, atau juga konstruk adalah konsep yang dapat diamati dan diukur.
Konsep merupakan bahan baku ilmu pengetahuan. Dari konsep
dibentuk proposisi, dan proposisi itu membentuk teori. Nan Lin
merumuskan konsep sebagai: a term which has been assigned some
specific meaning. Konsep adalah istilah atau simbol yang menunjuk pada
suatu pengertian tertentu. Konsep adalah sesuatu yang abstrak tetapi
menunjuk pada sesuatu yang konkret. Abstraksi suatu konsep itu
bertingkat-tingkat, ada yang abstraksinya sangat tinggi, dan ada yang
rendah.

C. Cara Untuk Memperoleh Pengetahuan


Hakikat metodologi penelitian tidak terletak pada apa yang kita ketahui
(atau pengetahuan), tetapi pada bagaimana kita mengetahui, walupun
pengetahuan dan cara mengetahui adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Menurut Babbie menyatakan tentang bagaimana kita mengetahui sesuatu yang
dianggap benar adalah: part of what you know could be called your aggrement
reality: things you concide tobe real because you’ve been told they are real.
Another part is what could be called experiential reality: the things you know
as a fungtion of your direct experience. The first is a product of what people
have told you, the second of your own experience. Ada dua cara untuk
memperoleh pengetahuan, yaitu:
1. Melalui orang lain (agreement reality). Orang lain memberitahukan kepada
kita, baik secara langsung maupun melalui media, dan apa yang
diberitahukan itu kita terima sebagai sesuatu yang kita anggap benar, baik
dari keluarga maupun di sekolah.
2. Pengalaman diri sendiri secara langsung (experiential reality). Pengalaman
adalah guru yang paling berharga. Pengetahuan dari pengalaman diperoleh
dengan mempelajari pengalaman kita sendiri.
Menurut Babbie metodologi penelitian berhubungan dengan
epistimologi, yaitu epistemology is the science of knowing, methodology (a
subfield of epistemology) might be called the science of finding out.
Epistemologi adalah ilmu mengetahui, sedangkan metodologi (bagian dari
epistemologi) dapat dikatakan sebagai ilmu menemukan.
Dalam upaya memperoleh pengetahuan dan memahami sesuatu,
umumnya manusia melakukan satu atau lebih metode untuk memperoleh
pengetahuan. Secara garis besar, metode yang biasa dilakukan untuk
memperoleh pengetahuan berjumlah empat metode. Keempat metode ini biasa
disebut sebagai metode memperoleh pengetahuan atau methods of knowing,
yaitu:
a. Metode keteguhan (tenacity). Dengan metode ini orang menerima suatu
kebenaran karena merasa yakin akan kebenarannya. Unsur keyakinan
berperan dalam metode ini. bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah
yang diterima sebagai kebenaran karena keyakinan agama.
b. Metode otoritas. Sesuatu diterima sebagai kebenaran karena sumbernya
mempunyai otoritas itu. bahwa alam semesta adalah ciptaan Allah diterima
sebagai suatu kebenaran karena sumbernya adalah Al-Qur’an.
c. Metode apriori atau intuisi. Sesuatu diterima sebagai kebenaran semata-
mata berdasarkan intuisi.
d. 4. Metode tradisi. Seseorang menerima suatu kebenaran dari tradisi yang
berlaku di dalam lingkungannya.
e. Metode trial and error. Pengetahuan dengan cara ini diperoleh melalui
pengalaman langsung. Sesuatu yang dianggap benar diperoleh sebagai
hasil dari serangkaian percobaan yang tidak sistematis.
f. Metode metafisik. Suatu pengetahuan yang dianggap benar diperoleh
secara metafisik. Jawaban terhadap masalah yang ditemukan dalam dunia
empiris dicari di dalam dunia supranatural, di dalam dunia transenden.
Pengetahuan yang diperoleh dari ajaran agama atau kepercayaan atau
mistik termasuk dalam golongan ini.
g. Metode ilmiah. Metode ini dilakukan melalui proses deduksi dan induksi.
Permasalahan ditemukan di dalam dunia empiris, dan jawabannya juga
dicari di dalam dunia empiris melalui proses deduksi dan induksi yang
dilakukan secara sistematis. Moh. Nazir menyebutkan 6 kriteria pada
metode ini, yaitu (1) berdasarkan fakta, (2) bebas dari prasangka, (3)
menggunakan prinsip-prinsip analisis, (4) menggunakan hipotesis, (5)
menggunakan ukuran obyektif, dan (6) menggunakan teknik kuantitatif.

D. Metode Ilmiah dan Metode Akal Sehat


Kerlinger menjelaskan tentang perbedaan metode ilmiah dan metode
akal sehat ke dalam 5 hal, yaitu:
1. Dalam penggunaan pola konseptual dan struktur teoritis dalam
menjelaskan gejala. Pendekatan dengan metode akal sehat menggunakan
teori dan konsep secara longgar, sedangkan pendekatan ilmiah
menggunakan teori dan konsep secara ketat dan terkendali. Pada
pendekatan akal sehat, penjelasan tentang gejala atau fenomena tertentu
sering diterima begitu saja tanpa mempertanyakannya lebih mendalam.
2. Dalam pendekatan ilmiah, teori dan hipotesis diuji secara sistematis dan
empiris. Pada pendekatan akal sehat, teori dan hipotesis diuji juga, tetapi
secara selektif, dan tidak obyektif.
3. Pada pendekatan ilmiah, pengamatan terhadap fenomena dilakukan secara
terkendali (terkontrol). Cara seperti ini tidak terdapat pada pendekatan akal
sehat. Untuk mengetahui sebab-sebab dari suatu peristiwa melalui
pendekatan ilmiah, dikumpulkan seperangkat variabel yang diangkat
sebagai variabel kontrol terhadap peristiwa yang dipelajari.
4. Pada pendekatan dengan akal sehat, dalam fenomena yang muncul sering
langsung dihubungkan dalam satu hubungan sebab akibat tanpa melalui
penelitian yang dilakukan secara sistematis.
5. Pendekatan ilmiah selalu bersifat empiris, dalam arti harus ada penjelasan
tentang hubungan di antara fenomena-fenomena, yang dilakukan
berdasarkan kenyataan-kenyataan yang realistis dan mengesampingkan
semua hal yang bersifat metafisik.

E. Pengertian Penelitian Ilmiah


Penelitian atau riset adalah terjemahan dari bahasa Inggris research,
yang merupakan gabungan dari kata re (kembali) dan to search (mencari).
Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa research adalah berasal dari bahasa
Perancis recherche.Intinya hakekat penelitian adalah “mencari kembali”.
Sedangkan penelitian ilmiah merupakan usaha untuk memperoleh fakta-fakta
atau mengembangkan prinsip-prinsip menemukan, mengembangkan, dan
menguji kebenaran, dengan cara atau kegiatan mengumpulkan, mencatat dan
menganalisa data (informasi/keterangan) yang dikerjakan dengan sabar, hati-
hati, sistematis dan berdasarkan ilmu pengetahuan dengan metode ilmiah.
Atau penelitian ilmiah merupakan proses tanya jawab yang diperhatikan dari
peristiwa-peristiwa empiris yang terdiri dari gejala alam dan gelaja sosial
dalam kerangka berpikir teoritis tertentu.
Nan Lin menjelaskan tentang penelitian sosial, yaitu: Social research is
conducted, first of all, to detect regularities in various social relations. It is
olso conducted to provide clues to possible solutions to social problems. The
first reason is conseptual or theoretical one, and the second a pragmatyc or
applied one. Sasaran penelitian sosial adalah gelaja-gejala sosial yang terdapat
di dalam berbagai relasi sosial. Tujuan penelitian menurut Nan Lin adalah
untuk menemukan hukum atau keteraturan yang bekerja di dalam gejala-gejala
itu dan untuk memecahkan masalah yang terdapat dalam relasi-relasi sosial.
Menurut Kerlinger tentang pengertian penelitian dilihat dari segi
prosesnya, yaitu: Scientific research is systematic, controlled, empirical, and
critical investigation of hypotetical propositions about the presumed relations
among natural phenomena. Definisi ini menjelaskan bahwa proses penelitian
itu pertama-pertama adalah menyusun hipotesis tentang hubungan-hubungan
yang diperkirakan terdapat di antara fenomena-fenomena itu. Ada empat
kriteria yang perlu dipenuhi dalam suatu penelitian ilmiah yaitu:
a. Penelitian dilakukan secara sistematis.
b. Penelitian dilakukan secara terkendali.
c. Penelitian dilakukan secara empiris.
d. Penelitian bersifat kritis.

F. Tipe Penelitian
Penelitian bertitik tolak pada pertanyaan bukan pernyataan. Jawaban
dari suatu pertanyaan akan dipertanyakan lagi, sehingga kita sampai pada
pertanyaan yang paling mendasar. Pertanyaan dasar tersebut menentukan tipe
penelitian yang hendak dilaksanakan. ada 3 pertanyaan dasar yang
menentukan tipe penelitian secara empiris, yaitu (1) apa, (2) bagaimana, dan
(3) mengapa. Tipe-tipe penelitian, sebagai berkut:
1. Penelitian Eksploratif
Tipe penelitian eksploratif adalah tipe penelitian yang bertujuan
untuk menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru itu dapat saja
berupa pengelompokan suatu gejala, fakta, dan penyakit tertentu.
Penelitian ini banyak memakan waktu dan biaya. Tipe penelitian ini
berhubungan dengan pertanyaan dasar yang pertama, yaitu apa. Pertanyaan
ini ingin mengetahui suatu gejala atau peristiwa dengan melakukan
penjajakan terhadap gejala tersebut.
2. Penelitian Deskriptif
Tipe penelitian ini didasarkan pada pertanyaan dasar yang kedua,
yaitu bagaimana. Pertanyaan ini ingin mengetahui bagaimana suatu
peristiwa itu terjadi. Penelitian deskriptif(descriptive research) ditujukan
untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa
adanya.
3. Penelitian Eksplanatif
Tipe penelitian ini bertitik tolak pada pertanyaan dasar mengapa.
Pertanyaan ini ingin menjelaskan sebab peristiwa itu terjadi.
4. Penelitian Eksperimen
Tipe penelitian ini diperoleh dari hasil-hasil penemuan yang di
mana datanya belum pernah ada, sehingga harus diciptakan terlebih
dahulu. Penelitian eksplanatif (explanative research) ditujukan untuk
memberikan penjelasan tentang hubungan antar fenomena atau variabel.
Dalam kehidupan kita menghadapi banyak hal, fakta, kegiatan, peristiwa,
perkembangan, konflik, dsb., yang dalam penelitian kita sebut variabel.

G. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian terbagi ke dalan 2 bagian, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis disebut sebagai manfaat akademis. Yakni manfaat
yang dapat membantu kita untuk lebih memahami suatu konsep atau teori
dalam suatu displin ilmu. Konsep atau teori di sini biasanya hanya
sebagaian kecil dari konsep atau teori yang dibangun oleh banyak
ilmuwan.
Penelitian yang bertitik tolak dari meragukan suatu teori tertentu
disebut penelitian verifikatif. Keraguan terhadap suatu teori muncul jika
teori yang bersangkutan tidak bisa lagi menjelaskan peristiwa-peristiwa
aktual yang dihadapi. Pengujian terhadap teori tersebut dilakukan melalui
penelitian empiris, dan hasilnya bisa menolak, atau mengukuhkan, atau
merevisi teori yang bersangkutan. Secara teoritis penelitian berguna
sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis adalah manfaat yang bersifat terapan dan dapat
segera digunakan untuk keperluan praktis, misalnya memecahkan suatu
masalah, membuat keputusan, memperbaiki suatu program yang sedang
berjalan. Dalam manfaat praktis, peneliti juga harus bersifat praktis,
langsung pada persoalan dan spesifik. Penelitian bermanfaat untuk
memecahkan masalah-masalah praktis. Mengubah lahan kering menjadi
lahan subur, mengubah cara kerja supaya lebih efisien, dan mengubah
kurikulum supaya lebih berdaya guna bagi pembangunan sumber daya
manusia merupakan contoh-contoh permasalahan yang dapat di bantu
pemecahannya melalui penelitian ilmiah. Secara praktis berguna sebagai
upaya yang dapat dipetik langsung manfaatnya.
DAFTAR PUSTAKA

Wallace, Walter L.Metoda logika Ilmu sosial.2010. Jakarta : Bumi Aksara


(diterjemahkan    Drs. Lailil Kodar)

Soehartono Irawan. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Hamidi. 2014. Metodelogi Penelitian Kualitatif, Malang: UM Malang

Jalaluddin Rakhmat.2011.Metode Penelitian Kmunikasi.Bandung: Remaja


Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai