pihak, baik oleh pengambil kebijaksanaan tingkat nasional, regional maupun lokal.
Untuk itu berbagai upaya telah dilakukan, antara lain dengan meningkatkan peran Pusat
Studi Kependudukan (PSK). Selama ini, PSK telah berperan dalam memberikan masukan-
masukan untuk perencanaan di bidang kependudukan. Untuk itu usaha peningkatan PSK
terus dilakukan dan dimantapkan agar permasalahan kependudukan dapat teratasi secara
baik
berkelanjutan. Upaya ini dimaksudkan agar sumber daya alam dan lingkungan hidup
melalui pelatihan yang diikuti oleh wartawan dan wakil dari Bappeda. Sementara itu
di lingkungan departemen juga telah dilatih para widyaiswara Sekolah Staf dan Pimpinan
penerangan dan motivasi ini juga diarahkan kepada usaha-usaha terwujudnya peningkatan
kualitas masyarakat dan keluarga serta akseptor keluarga berencana. Isi dan pesan
masyarakat yang belum mencapai Pasangan Usia Subur (Pra-PUS), yang telah menjadi
Pasangan Usia Subur (PUS) dan akseptor KB. Hal ini dimaksudkan agar isi dan pesan
yang dilontarkan dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat pengguna. Kegiatan
penerangan kepada Pra-PUS dan PUS diwujudkan dalam bentuk kampanye reproduksi
sehat. Melalui Kampanye ini masyarakat akan mendapat pengetahuan mengenai umur
kehamilan, jarak kelahiran dan perawatan sebelum, selama serta sesudah masa kehamilan
yang baik dan benar. Selanjutnya diharapkan masyarakat akan lebih bertanggung jawab
terhadap peningkatan kualitas keluarga terutama masalah kesehatan ibu dan anak.
Pelembagaan Program
secara bertahap terus ditingkatkan dan dikembangkan untuk lebih mempercepat penerimaan
Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Selanjutnya diharapkan pula agar
mereka yang belum menikah dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran dan keperdulian
mereka terhadap masalah kependudukan dan keluarga berencana. Upaya pendidikan ini
terus menerus ditingkatkan dan diperluas baik melalui pendidikan sekolah maupun
pendidikan luar sekolah. Pendidikan KB di luar dan Pramuka. Peningkatan kegiatan serupa
Penasehat Perkawinan dan Perceraian (BP4) Departemen Agama. Di samping itu juga terus
Perkembangan KB di Indonesia
antaranya:
tradisional (penggunaan ramuan, pijet, absistensi/ wisuh/ bilas liang senggama setelah
coitus).
klinik BKIA dan terbentuk PKBI tahun 1963. Jakarta : Prof. Sarwono P, memulai di
poliklinik bagian kebidanan RSUP. Jawa dan luar pulau Jawa (Bali, Palembang,
Medan).
ORGANISASI KB
Terbentuk tanggal 23 Desember 1957, di jalan Sam Ratulangi No. 29 Jakarta. Atas
prakarsa dari dr. Soeharto yang didukung oleh Prof. Sarwono Prawirohardjo, dr. H.M.
kehamilan.
Berencana.
pelaksana.
dari dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri sesuai dengan kebijaksanaan yang