Anda di halaman 1dari 5

KEPENDUDUKAN DAN KB

 Peningkatan Pusat Studi Kependudukan

Keterkaitan antara kependudukan dan pembangunan semakin disadari oleh berbagai

pihak, baik oleh pengambil kebijaksanaan tingkat nasional, regional maupun lokal.

Tantangan dan masalah kependudukan diupayakan untuk ditangani secara menyeluruh.

Untuk itu berbagai upaya telah dilakukan, antara lain dengan meningkatkan peran Pusat

Studi Kependudukan (PSK). Selama ini, PSK telah berperan dalam memberikan masukan-

masukan untuk perencanaan di bidang kependudukan. Untuk itu usaha peningkatan PSK

terus dilakukan dan dimantapkan agar permasalahan kependudukan dapat teratasi secara

baik

Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup

Keserasian antara kependudukan dan lingkungan hidup merupakan upaya yang

dilaksanakan secara terus menerus, sehingga akan tercipta pembangunan yang

berkelanjutan. Upaya ini dimaksudkan agar sumber daya alam dan lingkungan hidup

dikelola lebih optimal dan mendukung usaha pembangunan selanjutnyaPenyebaran

informasi tentang keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KLH) dilaksanakan

melalui pelatihan yang diikuti oleh wartawan dan wakil dari Bappeda. Sementara itu

di lingkungan departemen juga telah dilatih para widyaiswara Sekolah Staf dan Pimpinan

Administrasi (SESPA), Sekolah Pimpinan Admi-nistrasi Tingkat Madya (SEPADYA) dan

Sekolah Pimpinan Administrasi Tingkat Lanjutan (SEPALA). Sejak awal Repelita V,

melalui jalur media telah diterbitkan majalah "Serasi" yang berisi    masalah-masalah

kependudukan dan lingkungan hidup. Selama empat tahun Repelita V kegiatan-kegiatan

tersebut lebih ditingkatkan agar pemahaman masyarakat tentang  KLH diharapkan semakin

dalam dan luas.


Penerangan dan Motivasi

Kegiatan penerangan dan motivasi keluarga berencana dimaksudkan untuk lebih

meningkatkan kesadaran, pengetahuan, sikap dan praktek masyarakat dalam berkeluarga

berencana menuju terwujudnya keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Kegiatan

penerangan dan motivasi ini juga diarahkan kepada usaha-usaha terwujudnya peningkatan

kualitas masyarakat dan keluarga serta akseptor keluarga berencana. Isi dan pesan

kegiatan penerangan dan motivasi disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat baik

masyarakat yang belum mencapai Pasangan Usia Subur (Pra-PUS), yang telah menjadi

Pasangan Usia Subur (PUS) dan akseptor KB. Hal ini dimaksudkan agar isi dan pesan

yang dilontarkan dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat pengguna. Kegiatan

penerangan kepada Pra-PUS dan PUS diwujudkan dalam bentuk kampanye reproduksi

sehat. Melalui Kampanye ini masyarakat akan mendapat pengetahuan mengenai umur

kehamilan, jarak kelahiran dan perawatan sebelum, selama serta sesudah masa kehamilan

yang baik dan benar. Selanjutnya diharapkan masyarakat akan lebih bertanggung jawab

terhadap peningkatan kualitas keluarga terutama masalah kesehatan ibu dan anak.

Pelembagaan Program

Kegiatan penerangan dan motivasi ditujukan kepada usaha pembudayaan dan

pelembagaan pelaksanaan program KB yaitu mendorong timbulnya keikutsertaan

masyarakat secara aktif dalam pengelolaan dan pelaksanaan keluarga berencana.

Pelembagaan pelaksanaan program keluarga berencana yang berbentuk Pembantu Pembina

KB Desa (PPKBD), Sub-PPKBD dan Pembina KB Rukun Tetangga (PKBRT) diusahakan

secara bertahap terus ditingkatkan dan dikembangkan untuk lebih mempercepat penerimaan

Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Selanjutnya diharapkan pula agar

secara bertahap masyarakat dapat melaksanakan sendiri program KB.


Pendidikan Keluarga Berencana

Pendidikan keluarga berencana yang terutama ditujukan  kepada generasi muda dan

mereka yang belum menikah dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran dan keperdulian

mereka terhadap masalah kependudukan dan keluarga berencana. Upaya pendidikan   ini

terus menerus ditingkatkan dan diperluas baik melalui pendidikan sekolah maupun

pendidikan luar sekolah. Pendidikan KB di luar dan Pramuka. Peningkatan kegiatan serupa

juga dilaksanakan dengan mengintegrasikan pendidikan KB ke dalam kegiatan Badan

Penasehat Perkawinan dan Perceraian (BP4) Departemen Agama. Di samping itu juga terus

digalakkan upaya-upaya pendidikan KB di lingkungan umat  beragama Katolik dan Kristen

yang terutama ditujukan kepada pasangan yang akan menikah.

Perkembangan KB di Indonesia

 Dalam perkembangan yg terjadi di Indonesia ada berbagai periode yang di

antaranya:

1. Periode Perintisan dan Peloporan. Sebelum 1957 – Pembatasan kelahiran secara

tradisional (penggunaan ramuan, pijet, absistensi/ wisuh/ bilas liang senggama setelah

coitus).

2.   Periode Persiapan dan Pelaksanaan. Perkembangan birth control di daerah – Berdiri

klinik YKK (Yayasan Kesejahteraan Keluarga) di Yogyakarta. Di Semarang : berdiri

klinik BKIA dan terbentuk PKBI tahun 1963. Jakarta : Prof. Sarwono P, memulai di

poliklinik bagian kebidanan RSUP. Jawa dan luar pulau Jawa (Bali, Palembang,

Medan).
ORGANISASI KB

1. PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia)

Terbentuk tanggal 23 Desember 1957, di jalan Sam Ratulangi No. 29 Jakarta. Atas

prakarsa dari dr. Soeharto yang didukung oleh Prof. Sarwono Prawirohardjo, dr. H.M.

Judono, dr. Hanifa Wiknjosastro serta Dr. Hurustiati Subandrio. Pelayanan yang

diberikan berupa nasehat perkawinan termasuk pemeriksaan kesehatan calon suami

isteri, pemeriksaan dan pengobatan kemandulan dalam perkawinan dan pengaturan

kehamilan.

2. BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)

Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 1970 tentang pembentukan badan untuk

mengelola program KB yang telah dicanangkan sebagai program nasional. Penanggung

jawab umum penyelenggaraan program ada pada presiden dan dilakukan sehari-hari

oleh Menteri Negara Kesejahteraan Rakyat yang dibantu Dewan Pembimbing Keluarga

Berencana.

Tugas pokok BBKBN

1. Menjalankan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi terhadap usaha-usaha

pelaksanaanprogram keluarga berencana nasional yang dilakukan oleh unit-unit

pelaksana.

2. Mengajukan saran-saran kepada pemerintah mengenai pokok kebijaksanaan dan

masalah-masalah penyelenggaraan program Keluarga Berencana Nasional.

3. Menyusun Pedoman Pelaksanaan Keluarga Berencana atas dasar pokok-pokok

kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Pemerintah.


4. Mengadakan kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara asing maupun badan-

badan internasional dalam bidang keluarga berencana selaras dengan kepentingan

Indonesia dan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

5. Mengatur penampungan dan mengawasi penggunaan segala jenis bantuan yang berasal

dari dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri sesuai dengan kebijaksanaan yang

ditetapkan oleh pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai