Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH SOSIOLOGI

“SOSIOLOG BARAT DAN KONTRIBUSINYA”

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Syahrul, M.Ag

DISUSUN OLEH :
Yolanda Anjelita HST 0101182059
Tamita Fatwana Yuna 0101192059
Jaka Perdana 0101182072

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
T/A 2020
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul, “9 Sosiolog Barat Dan Kontribusinya”.

Dan tak lupa shalawat ke ruh baginda besar Muhammad SAW yang kita harapkan
syafaatnya dikemudian hari. Makalah ini telah kami susun dengan mengumpulkan data
dari berbagai sumber dan referensi, mulai dari buku hingga internet. Untuk itu kami
berterima kasih banyak kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini. Serta berterima kasih banyak kepada semua pihak/penulis atas buku-buku
serta jurnal yang telah kami jadikan refrensi.

Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan disana-sini, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca,
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga tugas ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca, setidaknya ada satu poin yang bisa diambil pembaca dari
makalah ini.

Medan, November 2020

Penyusun

i
Daftar Isi

Daftar Isi ....................................................................................... i

Kata Pengantar .............................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan ......................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. 9 Sosiolog Barat dan Konstribusinya .............................................. 2


1. Auguste Comte .......................................................................... 2
2. Karl Marx .................................................................................. 3
3. Max Weber ................................................................................ 5
4. Herbert Spencer ......................................................................... 7
5. Emile Durkheim ........................................................................ 8
6. Herbert Marcuse ........................................................................ 10
7. George Simmel .......................................................................... 11
8. Ferdinand Tonnies ..................................................................... 12
9. Leopold Von Wise..................................................................... 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................ 15

Daftar Pustaka ........................................................................ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, sedangkan
Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini diungkapkan pertama kalinya dalam buku
yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798–1857).
Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai
ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
Masyarakat adalah sekelompok individu yang hidup secara bersama-sama dalam
suatu wilayah dan mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki
budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat dan perilaku
sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya.
Para sarjana, praktisi, atau ahli di bidang sosiologi disebut sosiolog. Banyak sosilog
yang berlomba-lomba turut berkontribusi dalam bidang sosiologi, mereka banyak
mengeluarkan pemikiran dan pandangan terkait ilmu sosiologi. 9 sosiolog dari Barat yang
akan dibahas dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Siapa tokoh sosiologi dari Barat?
2. Apa saja kontribusi tokoh sosiologi itu di bidangnya?

C. Tujuan Pembahasan
Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan kepada pembaca dan
memberikan informasi tentang siapa sajakah sosiolog Barat serta apa saja kontribusi
mereka dalam sosiologi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. 9 Sosiolog Barat dan Konstribusinya


1. Auguste Comte

Auguste Comte (1998-1857), memiliki nama panjang Isidore Marie Auguste


Francois Xavier Comte yang lahir pada 17 Januari 1798 di Montpellier, Paris.Comte
berasal dari keluarga bangsawan Katholik, namun tak lama kemudian Comte melihat
sebuah perbedaan yang mencolok antara agama Katholik yang dianutnya dengan
pemikiran keluarga Monarki yang berkuasa sehingga terpaksa meninggalkan tanah
kelahirannya.1
Montpellier adalah tanah kelahiran Comte yang terletak di bagian selatan Prancis,
Comte menempuh pendidikan sebuah kota kecil di bagian barat daya dari negara Perancis
sampai selesai, setelah itu melanjutkan pendidikannya di Ecole Polytechnique di Paris
dengan tidak lama dikarenakan sekolah tersebut ditutup pada tahun 1816, sehingga
Comte melanjutkan pendidikannyadi sekolah kedokteran di Montpellier.
Berselang setahun kemudian pada bulan agustus 1817 Comte menjadi murid
sekaligus sekertaris dari Cloude Hendri de Rouvroy, Comte de Saint Simon yang
berpengaruh pada Comte masuk dalam lingkungan intelektual, hingga pada tahun 1824
Comte meninggalkan Saint-Simon karena merasa tidak cocok dalam pengembangan
intelektualnya.2
Kehidupan pribadi Comte dipenuhi dengan kemiskinan, Comte adalah sosok
emosional dalam bersahabat, Comte dikenal arogan kejam dan mudah marah sehingga
ditahun 1826 dia dibawah ke rumah sakit jiwa, selain itu sering kali terjadi konflik dalam

1
Gerge & Goodman J Douglas, Teori Sosiologi Modern (Jakarta: Perdana Media Group, 2007), Hlm
18-19.
2
George Ritzer, Teori Sosiologi “Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir
Postmodern” (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), Hlm 26.

2
persoalan cinta bahkan pernah melakukan percobaan bunuh diri, Comte memiliki kisah
cinta tragis, menikah dengan Caroline Massin seorang pekerja seks dan bercerai pada
1842, pada tahun 1844 Comte menjalin kasih dan menikah dengan Clotide de Vlaux
namun tidak bertahan lama disebabkan sakit Tubercolosis dan meninggal dunia.3
Tak lama setelahnya pada 1851-1854 Comte mulai bangkit dan menerbitkan
bukunya yang berjudul ‘Systeme de Politique Postive', dan wafat di Paris pada 05
September 1857 dan dimakamkan di Cimetiere du Pere Lachaise, Comte dikenal sebagai
bapak positivisme dan juga dianggap sebagai orang pertama yang mencetuskan istilah
sosiologi sebagai ilmu pengetahuan modern yang mempelajari aspek sosial dari
kehidupan manusia, Comte adalah tokoh sosiologi klasik awal, ideologi positivisme
Comte mengusung keyakinan bahwa masyarakat dapat dipahami sesuai dengan hukum
ilmu alam.
Comte mengembangkan fisika sosial atau juga disebutnya sebagai sosiologi.
Comte berupaya agar sosiologi meniru model ilmu alam agar motivasi manusia benar-
benar dapat dipelajari sebagaimana layaknya fisika atau kimia. Ilmu baru ini akhirnya
menjadi ilmu dominan yang mempelajari statika sosial (struktur sosial) dan dinamika
sosial(perubahan sosial).
Comte percaya bahwa pendekatan ilmiah untuk memahami masyarakat akan
membawa pada kemajuan kehidupan sosial yang lebih baik. Ini didasari pada gagasannya
tentang Teori Tiga Tahap Perkembangan Masyarakat, yaitu bahwa masyarakat
berkembang secara evolusioner dari tahap teologis (percaya terhadap kekuatan dewa),
melalui tahap metafisik (percaya pada kekuatan abstrak), hingga
tahap positivistik (percaya terhadap ilmu sains). Pandangan evolusioner ini
mengasumsikan bahwa masyarakat, seperti halnya organisme, berkembang dari
sederhana menjadi rumit. Dengan demikian, melalui sosiologi diharapkan mampu
mempercepat positivisme yang membawa ketertiban pada kehidupan sosial.
2. Karl Marx

3
Ambo Upe, Tradisi Aliran dalam Sosiologi dan Filosofi Posivistik ke Post Positivistik (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2010), Hlm 72.

3
Karl Marx (1818-1883) dilahirkan pada 1818 di Trier, Keharyapatihan Rhine Hilir
Kerajaan Prusia, Marx berasal dari keluarga kelas menengah dari pasangan Heinrich
Marx (1777-1838) dan Henriette Pressburg (1788-1863), Marx berdarah Yahudi, Kakek
dan Neneknya seorang Rabbi Belanda, sementar garis keturunan ayahnya meliputi para
Rabbi Trier.4 Marx anak ke-3 dari 9 bersaudara, kakaknya Moritz meninggal pada tahun
1819, yang masih hidup diantaranya adalah Sophie, Hermann, Henriette, Louise, Emilie
dan Caroline dibaptis di Gereja Lutheran pada 1824, dan ibu mereka pada tahun 1825.
Marx muda di didik ayahnya sampai pada 1830, sejak masuk perguruan tinggi Trier,
yang kepala perguruan tinggi adalah teman ayahnya, Hugo Wyttenbach mempekerjakan
beberapa humanis liberal sebagai guru, dan mengecam sistem pemerintahan konservatif
lokal, saat itu juga pihak kepolisian memeriksa perguruan tinggi tersebut dan
menemukan karya/tulisan yang mendorong liberalisme politik, hal tersebut melanggar
hukum sehingga mengadakan reformasi yang mengganti beberapa staf saat Marx
bersekolah.
Pada tahun 1835 di usianya 17 tahun, Marx muda masuk di universitas Bonn untuk
belajar filsafat dan sastra, namun sang Ayah mendorong belajar hukum, sehingga Marx
dikeluarkan dari tugas militer saat berusia 18 tahun, saat di universitas No Marx
kemudian bergabung di banyak perhimpunan/kelompok, salah satunya adalah Poets
Club, sebagai kelompok yang terdiri paradigma politik yang dipantau oleh kepolisian.
Semasa muda, Marx mengklaim diri sebagai seorang Hegelian, Marx banyak
terinspirasi dari Hegel tentang dialektika sejarah, doktrin mengenai materialisme sejarah
banyak dituangkan dalam bukunya berjudul The German Ideology, namun salah satu
buku yang paling berpengaruh secara politik adalah The Communist Manifesto, dalam
buku yang terakhir disebutkan, Marx mengintegrasikan pemikirannya mengenai
ekonomi politik, analisis kelas dan organisasi sosial, Bersama teman akrabnya Fredrick
Engels, Marx mencetus teori tentang ekspliotasi dalam melihat hubungan sosial antara
dua kelas yang saling bertentangan borjuis dan proletar, kaum pekerja-proletar
merupakan kelas yang teralienasi dari banyak aspek, dari anggota kelasnya sampai
produk yang dihasilkannya sendiri Das Capital, buku tentang kritik terhadap sistem

4
Pals L Daniel, Dekonstruksi Kebenaran “Kritik Ketujuh Teori Agama” (Yogyakarta:IRCiSoD,
2001), Hlm 197.

4
ekonomi politik kapitalis setebal 2000 halaman yang ditulis Marx Engels berkontribusi
pada jilid yang ketiga.5
Sosiologi Marxis tentang kapitalisme menyatakan bahwa produksi komoditas mau
tak mau membawa sistem sosial yang secara keseluruhan merefleksikan pengejaran
keuntungan ini. Nilai-nilai produksi merasuk ke semua bidang kehidupan. Segala
sesuatunya, penginapan, penyedia informasi, rumah sakit, bahkan sekolah kini menjadi
bisnis yang menguntungkan. Tingkat keuntungannya menentukan berapa banyak staf dan
tingkat layanan yang diberikan. Inilah yang dimaksud Marx bahwa infrastruktur ekonomi
menentukan suprastruktur (kebudayaan, politik, hukum, dan ideologi).
Pendekatan Sosiologi Marxis menyimpulkan mengenai ide pembaruan sosial yang
telah terbukti sebagai ide yang hebat pada abad XX, sebagai berikut (Osborne, 1996: 50):
semua masyarakat dibangun atas dasar konflik, penggerak dasar semua perubahan sosial
adalah ekonomi, masyarakat harus dilihat sebagai totalitas yang di dalamnya ekonomi
adalah faktor dominan, perubahan dan perkembangan sejarah tidaklah acak, tetapi dapat
dilihat dari hubungan manusia dengan organisasi ekonomi, individu dibentuk oleh
masyarakat, tetapi dapat mengubah masyarakat melalui tindakan rasional yang
didasarkan atas premis-premis ilmiah (materialisme historis), bekerja dalam masyarakat
kapitalis mengakibatkan keterasingan (alienasi), dan dengan berdiri di luar masyarakat,
melalui kritik, manusia dapat memahami dan mengubah posisi sejarah mereka.

3. Max Weber

Max Weber (1864-1920) lahir pada 21 April 1864 di Erfurt, Thuringia, Jerman.6
Berasal dari keluarga menengah, Ayahnya seorang birokrat yang kedudukan politiknya
relatif penting, Ayahnya lebih menyukai kesenangan duniawi sehingga membedakan

5
Wirawan, Teori-Teori Sosial dalam Tiga Paradigma (Fakta Sosial, Dafenisi Sosial dan Perilaku
Sosial), (Jakarta: Prenamedia Group, 2012), Hlm 13.
6
Soejorno Soekanto, Mengenal Tujuh Tokoh Sosiologi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002),
Hlm 3.

5
dengan ibu Max Weber.Ibu Max Weber adalah seorang Calvinis yang taat, wanita yang
berupaya menjalani kehidupan yang penuh peribadatan tanpa kesenangan, sebagaimana
suaminya menyenangi duniawi, perbedaan keduanya berdampak pada ketegangan
hubungan atau perkawinan mereka yang berdampak besar kepada Weber, yang secara
problematis mengikuti kelakuan kedua orang tuanya.7
Mula-mula Weber mengikuti orientasi Ayahnya, namun semakin dekat dan
memilih orientasi Ibunya, kedua orientasi ayah dan ibunya sangatlah berpengaruh atas
kejiwaan Weber sendiri, sehingga ketika berumur 18 tahun, Weber minggat dari rumah
dan memilih menempuh pendidikan di Universitas Heildelberg, dan saat itu Weber
menunjukkan kematangan intelektualnya. 8
Setelah kuliah tiga semester, Weber meninggalkan Heidelberg untuk dinas militer
dan tahun 1884 dan kembali ke Berlin kerumah orang tuanya dan melanjutkan
pendidikannya di Berlin selama 8 tahun dan akhirnya mendapatkan gelar Ph. D, dan
menjadi seorang pengacara dan juga mengajar di Berlin. Selang beberapa waktu,
minatnya bergeser ke ekonomi, sehingga sejarah dan sosiologi yang menjadi sasaran
perhatiannya selama sisa hidupnya, meskipun masih bergantung pada ayahnya, yang
sudah lagi tak disukai dan akhirnya kembali mengikuti dan mendekati nilai-nilai budaya
ibunya sampai antipati terhadapnya meningkat.
Dengan mengikuti ibunya, akhirnya Weber menjadi fokus dalam studinya bahkan
Weber menjalani hidup prihatin, rajin, bersemangat kerja sehingga pada 1896
mengantarkannya menjadi professor ekonomi di Universitas Heidelberg. Pada tahun
1897 karir Weber semakin hari semakin berkembang dan berdampak pada pertengkaran
sengit diantara Weber dan Ayahnya, hingga berdampak pada kematian Ayahnya.
Weber pada saat itu mengalami gangguan saraf, kegelisahan yang sangat besar,
tidak bisa tidur dan bekerja hingga menggiringnya pada totalitas kehancuran, gangguan
sraf tersebut dilaluinya selama bertahun tahun, pada tahun 1903 keadaanya mulai pulih
hingga pada tahun 1904 telah memberikan kuliah pertamanya kurang lebih enam tahun
di Amerika, hingga pada keaktifan akademisnya pada 1904 dan 1905 akan menerbitkan
karya terbaiknya The Protestant Ethic and Spirit Capitalisme, karya ini pada dasarnya

7
George Ritzer, Teori Sosiologi “Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir
Postmodern” Edisi Kedelapan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), Hlm 194.
8
George Ritzer & Goodman J Douglas, Teori Sosiologi “Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai
Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern” (Sedoarjo: Kreasi Kencana, 2010), Hlm 124-125.

6
pengalaman pribadi Weber yang mengikuti jejak agama ibunya dan menghabiskan
waktunya untuk belajar agama.9
Gangguan saraf telah lama dialami Weber, akan tetapi semangatnya tidak pernah
pudar dalam berkarya sehingga berhasil menerbitkan karyanya tentang agama dunia
dalam perpektif sejarah dunia, seperti karyanya yang sangat penting Economi dan
Society, meskipun belum selesai hingga meninggal pada 14 juni 1920.
4. Herbert Spencer

Herbert Spencerl lahir di Derby, Inggris 27 april 1820 (1820-1903). Adalah tokoh
sosilogi. Tahun 1858,karena ketertarikannya terhadap bidang sosiologi Spencer
memperkerjakan peneliti untuk membaca dan meneliti sumber-sumber budaya etnografi
dan sumber sejarah dan mengaturnya sesuai dengan sistem yang Spencer rencanakan.

Kemudian hasilnya diterbitkan dalam beberapa volume yang terpisah dengan judul
“The Descriptive Sociology” 10. Karya ini diterbitkan antara tahun 1873 dan 1881, edisi
selanjutnya tidak diterbitkan karena alasan finasial dan diterbitkan setelah kematian
Spencer.11

Kontribusi lain Spencer (1820-1903) menganjurkan Teori Evolusi untuk


menjelaskan perkembangan sosial. Logika argumen ini adalah bahwa masyarakat
berevolusi dari bentuk yang lebih rendah (barbar) ke bentuk yang lebih tinggi (beradab).

Spencer berpendapat bahwa institusi sosial sebagaimana tumbuhan dan binatang,


mampu beradaptasi terhadap lingkungan sosialnya. Dengan berlalunya generasi, anggota
masyarakat yang mampu dan cerdas dapat bertahan. Dengan kata lain “Yang layak akan
bertahan hidup, sedangkan yang tak layak akhirnya punah”. Konsep ini diistilahkan
survival of the fittest. Ungkapan ini sering dikaitkan dengan model evolusi dari rekan

9
Ibid, George Ritzer, Teori Sosiologi....., Hlm 196-197.
10
Specer Herbert, The Descriptive Socilogy, 1873-1881 diterbitkan setelah kematiannya.
11
Ritzer George, Teori Sosiology “Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir
Postmodern. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012) Hlm 62.

7
sejamannya yaitu Charles Darwin. Oleh karena itu teori tentang evolusi masyarakat ini
juga sering dikenal dengan nama Darwinisme Sosial.

Tahun 1873 Spencer menulis The Study Of Sociology dalam karya ini, dia
menjelaskan mengenai tatanan sosial, selanjutnya buku ini disajikan sebagai buku
rujukan di Yale dan berdampak di Amerika. Sebelum penerbitan jilid terakhir, pada tahun
1896 Spencer telah dinobatkan sebagai seorang filsuf dan ilmuwan yang terhorma.

Buku-buku karya Spencer banyak dibaca dan pendangan-pandangannya mendapat


perhatian besar di dunia, misalnya buku Pranciples of Biology telah diadopsi sebagai
buku panduan biologi di Oxford. Principles of Sociology juga digunakan William James
sebagai buku untuk dua mata kuliah, pada saat itu Spencer menjadi pusat perhatian di
dunia akademik.

Spencer juga menulis The Man Versus the State yang isinya mengenai masyarakat
menusia institusi yang bernama negara. Kemudian, Spencer meninggal di usia 83 tahun
pada tahun 1903.12

5. Emile Durkheim

Lahir di kota Epinal, Prancis (1858-1917). Ayahnya adalah seorang Rabbi Yahudi,
sebagai seorang pemuda, Durkheim sangat dipengaruhi oleh guru sekolahnya yang
beragama katolik. Mungkin pengaruh inilah yang menambah ketertarikannya terhadap
masalah-masalah agama. Meskipun guru-guru ini tidak dapat dapat menjadikannya
seorang yang beriman (beragama), sebab sejak muda dia telah menyatakan dirinya
sebagai seorang agnostik. 13

12
Ritzer George, Teori Sosiology “Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir
Postmodern. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012) Hlm 64.
13
George Ritzer & Goodman J Douglas, Teori Sosiologi “Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai
Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern” (Sedoarjo: Kreasi Kencana, 2010), Hlm 90-91.

8
Untuk menjelaskan tentang masyarakat, Durkheim berbicara mengenai kesadaran
kolektif sebagai kekuatan moral yang mengikat individu pada suatu masyarakat.
Durkheim memiliki perhatian yang besar terhadap masalah dan struktur-struktur sosial
dan ingin melepaskan kannya dari institusi yang ia paparkan melalui karyanya The
Division of Labor in Society (1893). 14

Durkheim mengambil pendekatan kolektivis (solidaritas) terhadap pemahaman


yang membuat masyarakat bisa dikatakan primitif atau modern. Solidaritas itu berbentuk
nilai-nilai, adat-istiadat, dan kepercayaan yang dianut bersama dalam ikatan kolektif.
Masyarakat primitif/sederhana dipersatukan oleh ikatan moral yang kuat, memiliki
hubungan yang jalin-menjalin sehingga dikatakan memiliki Solidaritas Mekanik.
Sedangkan pada masyarakat yang kompleks/modern, kekuatan kesadaran kolektif itu
telah menurun karena terikat oleh pembagian kerja yang ruwet dan saling menggantung
atau disebut memiliki Solidaritas Organik.

Pada tahun 1955 menerbitkan buku kedua berjudul “Rule Of Sociological


Method,” yaitu sebuah karya teoritis yang banyak menuai perdebatan, membuktikan cara
kerja yang disebut Fakta Sosial, yaitu fakta-fakta dari luar individu yang mengontrol
individu untuk berpikir dan bertindak dan memiliki daya paksa. Ini berarti struktur-
struktur tertentu dalam masyarakat sangatlah kuat, sehingga dapat mengontrol tindakan
individu dan dapat dipelajari secara objektif, seperti halnya ilmu alam. Fakta sosial
terbagi menjadi dua bagian, material (birokrasi dan hukum) dan nonmaterial (kultur dan
lembaga sosial).15

Hingga pada tahun 1897 menerbitkan karya pentingnya “Suicide” yang secara
subtansial meneliti sosial dibalik tindakan bunuh diri. Durkheim berusaha membuktikan
bahwa ada pengaruh antara sebab-sebab sosial (fakta sosial) dengan pola-pola bunuh diri.
Dalam karya itu disimpulkan ada 4 macam tipe bunuh diri, yakni bunuh diri egoistik
(masalah pribadi), altruistik(untuk kelompok), anomik (ketiadaan kelompok/norma), dan
fatalistik (akibat tekanan kelompok). Berdasarkan hal itu Durkheim berpendapat bahwa

Pals I. Daniel, Dekonstruksi Kebenaran “Kritik 7 Teori Agama”, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2001)
14

Hlm 140.
15
The Rule Of Sociological Method, karya Durkheim yang diterbitkan tahun 1893, yang membahas
tentang tatanan sosial masyarakat berdasarkan pada dua bentuk solidaritas, yaitu mekanik dan organic serta
transisi masyarakat dari yang primitive ke masyarakat industry maju.

9
faktor derajat keterikatan manusia pada kelompoknya (integrasi sosial) sebagai faktor
kunci untuk melakukan bunuh diri. 16

6. Herbert Marcuse

Herbert Marcuse : One Dimensional Man. Lahir di Berlin, Jerman 19 Juli 1898
(1898-1979). Seorang filsuf dari Jerman, seorang teoretikus politik sosiolog dan anggota
Mazhab Frankfurt sebagai Bapak gerakan kiri. Pada 1933, mercuse mempublikasikan
ulasan pertamanya dari tulisan Marx, yaitu “Economic and Philosophical of 1844”. 17

Mercuse menjadi terkenal selama tahun 1960-an karena dukungannya terhadap


gerakan radikal dan anti-kemapanan. Dia pernah dijuluki “kakek terorisme”, merujuk
pada kritiknya tentang masyarakat kapitalis, One Dimensional Man (1964) yang
berargumen bahwa kapitalisme menciptakan kebutuhan-kebutuhan palsu, kesadaran
palsu, dan budaya massa yang memperbudak kelas pekerja.

Ketika menjadi anggota lembaga penelitian Frankfurt, Marcuse mengembangkan


sebuah model Teori Sosial Kritis, membuat sebuah teori tahap baru negara dan monopoli
kapitalisme, menjelaskan relasi antara filsafat, teori sosial dan kritisisme kultural dan
menyediakan analisis dan kritik atas fasisme Jerman. Marcuse bekerja begitu dekat
dengan teortikus kritis ketika berada di Institut. Pada 1940 Marcuse mempublikasikan
Reason and Revolution, sebuah karya dialektik yang merujuk pada teoritis klasik Hegel
dan Karl Marx.

Beberapa karya penting Marcuse selama hidupnya :

a. Reason and Revolustion (1941).

16
Wirawan, I. B, Teori-Teori Social Dalam Tiga Paradigma (Fakta, Sosial Definisi Sosial dan
Perilaku Sosial), (Jakarta: Prenamedia group, 2001) Hlm 22-23.
17
Andy, Blunden, Economic and Philosophic Manuscript of 1844 I’. Source : Marx, Economic and
Philosophical Manuscript, 1844.

10
b. Eros and Civilization (1955).
c. One-Dimensional Man (1964).
7. George Simmel

Lahir di Berlin, Jerman 1 Maret 1858 (1858-1919). Selama kariernya Simmel


banyak menulis artikel The Metropolis and Mental and Life 18 dan buku The Philosophy
of Money19. Simmel sangat terkenal karena karyanya yang spesifik tentang tindakan dan
interaksi individual, seperti bentuk-bentuk interaksi, tipe-tipe orang berinteraksi,
kemiskinan, pelacuran, dan masalah-masalah berskala kecil lainnya. Karya-karya
Simmel ini nantinya menjadi rujukan tokoh-tokoh sosiologi di Amerika.

Kontribusi penting Simmel pada sosiologi sebuah konsep yang ia sebut “form” atau
bentuk. Menurut Simmel sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana
adanya berbagai macam bentuk dalam interaksi sosial, bentuk tersebut dapat berupa
pertukaran, konflik, subordinasi dan penghargaa.

Karya yang terkenal dari Simmel adalah tentang Filsafat Uang. Simmel sebagai
sosiolog cenderung bersikap menentang terhadap modernisasi dan sering disebut bervisi
pesimistik. Pandangannya sering disebut Pesimisme Budaya. Menurut Simmel,
modernisasi telah menciptakan manusia tanpa kualitas karena manusia terjebak dalam
rasionalitasnya sendiri. Sebagai contoh, begitu teknologi industri sudah mulai canggih,
maka keterampilan dan kemampuan tenaga kerja secara individual makin kurang

18
The Metropolis and Mental and Life, adalah karya George Simmel. Buku yang ditulis pada tahun
1903 yang membahas tentang aspek kehidupan kota dan pengaruhnya dengan sains, agama hingga seni dll.
Simmel, Georg. The Metropolis of Modern Life in Levine, Donald (ed)’ Simmel : on Individual and Social
forms Chicago University Press, 1971. Hlm 324.
19
The Philosophy of Money, buku Simmel yang membahas tentang sosiologi ekonomi, merupakan
karya terbesar Simmel. Karya ini membahas bahwa uang sebagai agen penataan yang membantu kita
memahami totalitas kehidupan. Simmel, Georg. Sociologist Theory 7th ed. New York : The McGraw-Hill
Companies, 2008.158-88. Print.

11
penting. Bisa jadi semakin modern teknologi, maka kemampuan tenaga individu makin
merosot bahkan cenderung malas.

Di sisi lain, gejala monetisasi di berbagai faktor kehidupan telah membelenggu


masyarakat terutama dalam hal pembekuan kreativitas orang, bahkan mampu mengubah
kesadaran. Mengapa? Uang secara ideal memang alat pembayaraan, tetapi karena
kekuatannya, uang menjadi sarana pembebasan manusia atas manusia. Artinya uang
sudah tidak dipahami sebagai fungsi alat, tetapi sebagai tujuan. Kekuatan kuantitatifnya
telah mampu mengukur berbagai jarak sosial yang membentang antar individu, seperti
cinta, tanggung jawab, dan bahkan mampu membebaskan atas kewajiban dan hukuman
sosial. Barang siapa memiliki uang dialah yang memiliki kekuatan.

8. Ferdinand Tonnies

Ferdinand Tonnies lahir di Jerman (1855-1936). Tonnies mengkaji bentuk-bentuk


dan pola-pola ikatan sosial dan organisasi sehingga menghasilkan klasifikasi sosial.
Menurut Tonnies, masyarakat itu bersifat gemeinschaft (komunitas/paguyuban) atau
gesselschaft (asosiasi/ patembayan). 20

Masyarakat gemeinschaft adalah masyarakat yang mempunyai hubungan sosial


tertutup, pribadi, dan dihargai oleh para anggotanya, yang didasari atas hubungan
kekeluargaan dan kepatuhan sosial. Komunitas seperti ini merupakan tipikal masyarakat
pra-industri atau masyarakat pedesaan. Sedangkan pada masyarakat gesselschaft,
hubungan kekeluargaan telah memudar, hubungan sosial cenderung impersonal dengan
pembagian kerja yang rumit. Bentuk seperti ini terdapat pada masyarakat industri atau
masyarakat perkotaan. Tema dasar Tonnies adalah hilangnya komunitas dan bangkitnya
impersonalitas. Ini menjadi penting dalam kajian tentang masyarakat perkotaan.

20
https://sites,google,com/site/supersemar2k/ttdbs

12
9. Leopold Von Wiese

Wiese, Leopold Von Lahir 2 Februari 1876, di Glatz, Ktodzko saat ini. Seorang
sosiolog Jerman. Profesor di Hannover (1908-11) dan Universitas Cologne (dari 1919);
setelah 1933, di universitas Harvard dan Wisconsin (AS); setelah 1945, di universitas
Bonn dan Mainz (Republik Federal Jerman).

Salah satu pendiri Asosiasi Sosiologi Jerman. Seorang perwakilan dari apa yang
disebut sosiologi formal dan pengikut G. Simmel, Wiese percaya bahwa tujuan sosiologi
adalah studi tentang bentuk-bentuk universal dari fenomena sosial. Karena itu, dia
menolak isi konkrit dan historis dari fenomena sosial dan mengedepankan konsepsinya
yang bertentangan dengan teori Marxis. Apa yang disebut sosiologi hubungan
membentuk dasar teorinya. 21

Menurut Wiese masyarakat adalah abstraksi. Semua yang ada adalah "sosial," atau
"antarmanusia," mewakili jaringan hubungan antar manusia, dengan setiap hubungan
merupakan hasil dari proses sosial tertentu. Ia membangun tipologi proses dan hubungan
sosial, berangkat dari konsep jarak sosial, yang berkisar dari derajat asosiasi tertinggi
(penggabungan) hingga derajat disosiasi (konflik) tertinggi.

Struktur sosial muncul atas dasar proses sosial sebagai jumlah total dari hubungan
antarmanusia. Struktur sosial ini diklasifikasikan oleh Wiese menurut derajat stabilitas
(durasi) dan abstraksi sebagai kelompok konkret (berumur pendek); kelompok abstrak
(jangka panjang), seperti rakyat dan bangsa; kelompok di mana keterkaitan langsung,
seperti keluarga; dan kolektif abstrak, seperti negara dan gereja, gagasan Wiese memiliki

21
Kon, I. S. Pozitivism v sotsiologii. Leningrad, 1964. Chapter 5.

13
pengaruh yang pasti terhadap sosiologi borjuis. Konsepnya dikritik, bagaimanapun,
karena psikologjsm abstrak dan formalis.22

22
Osipov, G. V. Sovremennaia burzhuaznaia sotsiologiia. Moscow, 1964.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Ilmu sosiologi tidak terlepas dari siapa saja tokoh yang berkontribusi di
dalamnya. Para sosiolog baik dari Barat maupun Indonesia turut serta menyumbang
pemikiran dan gagasannya terkait sosiologi.

Pada dasarnya ilmu sosiologi adalah ilmu tentang masayarakat, sosialisasi dan
interaksi. Para sosiolog telah andil memberikan gagasannya terkait sosiologi seperti
August Comte yang mencetuskan bahwa sosiologi adalah ilmu tentang pertemanan.
Ferdinand Tonnies yang berhasil mengkaji klasifikasi masyarakat, yaitu : komunitas
dan asosiasi. Serta George Simmel yang menyumbangkan pemikiran tentang filsafat
uang yang menentang modernisasi karena hanya akan membuat kemampuan tenaga
indivudu merosot. Dan masih banyak tokoh sosiologi lain yang turut berkontribusi
dalam ilmu sosiologi.

B. Saran
Kami selaku penyusun makalah tahu betul bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna, banyak kekurangan disana-sini baik dari pemilihan kata hingga peletakan
tanda baca. Namun makalah ini sudah kami buat secara maksimal dengan segala
keterbatasan kami.
Maka, sangkin banyaknya kekurangan dalam makalah ini kami dengan lapang
dada dan tangan terbuka menyambut hangat saran dan kritik dari pembaca sekiranya
ada kekeliruan di dalam makalah. Besar harapan kami pembaca mau meluruskan dan
menunjukkan kesalahan kami.

15
Daftar Pustaka

Gerge & Goodman J Douglas, Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Perdana Media
Group, 2007.

Ritzer, George, Teori Sosiologi “Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan


Terakhir Postmodern”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.

Upe, Ambo, Tradisi Aliran dalam Sosiologi dan Filosofi Posivistik ke Post
Positivistik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010.

Pals L Daniel, Dekonstruksi Kebenaran “Kritik Ketujuh Teori Agama”.


Yogyakarta:IRCiSoD, 2001.

Wirawan, Teori-Teori Sosial dalam Tiga Paradigma (Fakta Sosial, Dafenisi Sosial
dan Perilaku Sosial). Jakarta: Prenamedia Group, 2012.

Soekanto, Soejorno, Mengenal Tujuh Tokoh Sosiologi. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada, 2002.

Ritzer, George & Goodman J Douglas, Teori Sosiologi “Dari Teori Sosiologi
Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern”.
Sedoarjo: Kreasi Kencana, 2010.

The Rule Of Sociological Method, karya Durkheim yang diterbitkan tahun 1893,
yang membahas tentang tatanan sosial masyarakat berdasarkan pada dua
bentuk solidaritas, yaitu mekanik dan organic serta transisi masyarakat dari
yang primitive ke masyarakat industry maju.

Andy, Blunden. Economic and Philosophic Manuscript of 1844 I’. Source : Marx,
Economic and Philosophical Manuscript, 1844.

16

Anda mungkin juga menyukai