Anda di halaman 1dari 2

DISTOSIA BAHU

Distosia bahu

1. Pengertian
Distosia bahu didefinisikan sebagai persalinan presentasi kepala pervaginam yang
membutuhkan manuver obstetrik tambahan untuk melahirkan fetus setelah kepala
lahir dan traksi gagal. (Akbar, 2017)
2. Penyebab
- Panggul sempit
- Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
- Kelainan uterus : septus, arkuatus, atau dupleks
- Plasenta ptevia
- Kehamilan ganda
(Manuaba,2009)
3. Faktor resiko/predisposisi
- Kehamilan pada ibu gemuk
- Kehamilan serotinus (usia kehamilan lebih dari 42 minggu dari HPHT)
- Kehamilan dengan diabetes melitus
Bayi dari ibu diabetes memiliki risiko dua hingga empat kali lipat untuk
mengalami distosia bahu dibandingkan dengan bayi dengan berat lahir yang sama
yang lahir dari ibu non-diabetes
- Perjalanan turunnya kepala terlambat
- Kehamilan dengan bayi besar

Faktor yang terkait distosia bahu


Pra-persalinan Intrapartum
Distosia bahu sebelumnya Persalinan kala 1 yang berkepanjangan
Berat bayi > 4,5 kg Persalinan kala 2 yang berkepanjangan
atau terlalu lama
Diabetes melitus Persalinan pervagina sudah
diperisapkan.
Indeks massa tubuh ibu >30 kg/m2 Secondary arrest
Persalinan induksi Manuver tidak tepat (tekanan fundal)
Tubuh pendek Anestesi epidural
Usia ibu lanjut.
(Akbar, 2017) (Manuaba, 2009) (Dahlke, 2017) (politi 2010)

4. Komplikasi
Komplikasi dari distosia bahu yang dapat terjadi meliputi
- Angka mortalitas bayi tinggi, yaitu 20-25%
- Dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Komplikasi pada anak
- berbagai derajat cedera pleksus brakialis
- kerusakan sistem saraf pusat traumatis,
- asfiksia, dan
- fraktur tulang panjang
- fraktur persendia leher
- perdarahan intrakranial
- hingga kematian neonatal.

Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu antara lain

- laserasi,
- trauma jalan lahir
- perdarahan dan
- stress psikologis
(Akbar, 2017) (Manuaba, 2009)

Akbar, H., Yudho Prabowo, A., & Rodiani, R. (2017). KEHAMILAN ATERM DENGAN
DISTOSIA BAHU. MEDULA, medicalprofession journal of lampung university, 7(4), 1-7.

Manuaba, Ida bagus Gde. (2009). Penentuan kepanitraan Klinik Obstetri dan Ginekolohi.
Jakarta : Egc

Dahlke, J. D., Bhalwal, A., & Chauhan, S. P. (2017). Obstetric emergencies: shoulder
dystocia and postpartum hemorrhage. Obstetrics and Gynecology Clinics, 44(2), 231-243.

Politi, S., DʼEmidio, L., Cignini, P., Giorlandino, M., & Giorlandino, C. (2010). Shoulder
dystocia: an Evidence-Based approach. Journal of prenatal medicine, 4(3), 35.

Anda mungkin juga menyukai