Anda di halaman 1dari 5

NAMA: YOGI HANDIKA

NIM: III60I6I000008

RESUME QURAN HADITS MATERI DEMOKRASI

A. Pengertian Demokrasi
Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi-baik langsung maupun
melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan dan pembuatan hukum. Banyak
tokoh mendefinisikan demokrasi, di antaranya:
a. Abraham Lincoln, "Demokrasi adalah sistem pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat."
b. John L. Esposito, "Demokrasi pada dasarnya adalah kekuasaan dari dan untuk
rakyat. Olch karenanya, semuanya berhak untuk berpartisipasi, baik terlibat
aktif maupun mengontrol kebijakan yang dikeluarkan
c. Sidney Hook, "Demokrasi adalah pemerintahan di mana keputusan-keputusan
pemerintah yang penting secara langsung atau tidak, didasarkan pada
kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa."
.
B. Demokrasi Islam
Hubungan Islam dan demokrasi, yang dapat dilihat dalam dua aspek, yaitu aspek
normatif dan aspek empiris. Pada dataran normatif, banyak ahli politik Islam, yang
mempersoalkan nilai-nilai demokrasi dari sudut pandangan ajaran Islam. Sementara
pada dataran empiris, mereka menganalisis implementasi demokrasi dalam praktek
politik dan ketata negaraan di berbagai negeri Muslim.
Syuro (musyawarah) misalnya, sebagai sebuah sistem sosial adalah salah satu
prinsip (elemen) demokrasi yang intens disinggung di dalam esensi ajaran Islam (Al-
qur’an). Secara eksplisit ada tiga (3) ayat yang berbicara tentang musyawarah (syuro)
yang dianggap sebagai doktrin (konsep) dan sekaligus sebagai Lembaga demokratis
yang di dalamnya terkandung nilai-nilai persamaan, kebebasan, partisipasi politik dan
hak-hak asasi manusia
Prinsip musawat (persamaan, equality) baik persamaan hak maupun persamaa
kewajiban dihadapan bukum (equality before the law) serta tanggung jawab
merupakan prinsip-prinsip yang secara substansial juga banyak dibahas di dalam
Alqur’an. Demi juga nilai-nilai dan prinsip kebebasan (hurriyah, freedom of
expression, etc.), persauda (ukhwah, pratemity, brotherhood, etc.), pluraliisme dan
prinsip-prinsip lainnya yang memiliki kompatibelitas dengan sistem nilai demokrasi
dijelaskan di dalam Alqur’an eksplisit maupun implisit. Berbagai prinsip penting
sebagaimana terkandung dalam ajaran dasar tersebut di atas sesungguhnya juga
menjadi prinsip yang penting di dalam nilai hakekat demokrasi..

C. Demokrasi Zaman Rasullah


Ketika Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, di kota itu sudah terdapat tiga
golongan besar: Muslimin, Yahudi, dan Musyrikin. Muslimin terdiri dari kaum
Muhajirin dan Anshar. Kaum Muhajirin adalah pendatang yang hijrah dari Makkah.
Mereka adalah orang-orang Quraisy Makkah yang telah masuk Islam, terdiri dari

1
NAMA: YOGI HANDIKA
NIM: III60I6I000008

beberapa kelompok, antara lain Banu Hasyim dan Banu Muthalib. Kaum Anshar
adalah penduduk asli Madinah yang sudah masuk Islam. Mereka kebanyakan dari
Kabilah Aws dan Khazraj.
Di tengah kemajemukan penghuni Kota/Negara Madinah itu, Rasulullah SAW
berusaha membangun tatanan hidup bersama, mencakup semua golongan yang ada di
Madinah. Sebagai langkah awal, beliau mempersaudarakan para Muslim Muhajirin
dengan Anshar. Persaudaraan itu bukan hanya tolong-menolong dalam kehidupan
sehari-hari, tapi hingga ke tingkat waris-mewarisi. Kemudian diadakan perjanjian
hidup bersama secara damai di antara berbagai golongan yang ada di Madinah, baik
antara golongan-golongan Islam, maupun dengan golongan-golongan Yahudi.
Kesepakatan-kesepakatan antara golongan Muhajirin dan Anshar, dan perjanjian
dengan golongan Yahudi itu, secara formal, ditulis dalam suatu naskah yang disebut
shahifah. Shahifah dengan 47 pasal inilah yang kemudian disebut dengan Piagam
Madinah. Piagam yang menjadi payung kehidupan berbangsa dan bernegara dengan
multi etnis dan agama- ini menurut sejumlah sumber, dibuat pada tahun pertama
Hijrah dan sebelum Perang Badar.
Piagam Madinah yang dibuat Rasulullah, terkait dengan posisi penduduk
Madinah yang menunjukkan bahwa kelompok non-Muslim memperoleh jaminan
keadilan dalam menjalankan agamanya. Hal ini akan menjaga integritas bangsa
Madinah yang terdiri dari berbagai suku dan penganut agama, meskipun kaum
Muslimin merupakan mayoritas.
Perubahan tatanan masyarakat itu ternyata membawa pengaruh besar. Seluruh
Kota Madinah dan sekitarnya benar-benar menjadi tempat yang nyaman bagi seluruh
penduduk yang multi suku dan agama itu. Masing-masing pemuluk agama bisa
menjalankan ajaran agamanya dengan tenang. Dari Kota Yatsrib nama lain dari
Madinah- inilah Islam mulai menemukan kekuatannya. Jumlah pemeluknya terus
bertambah.

D. Demokrasi Zaman Khalifah


Ketika Perang Dunia I usai, terjadilah penobatan Syarif Husain dari Makkah
sebagai Khalifatul Muslimin. Penobatan "khallfah" itu disambut dingin oleh Dunia
Islam, karena ini merupakan rekayasa imperialls Inggris untuk mengelabul kaum
Muslimin. Kemudian di Mesir, terjadi hal serupa, Raja Fuad I diberi gelar menjadi
Khalifatul Muslimin, ketika di Kairo diadakan Kongres Dunia Islam. Namun
keduanya, hanyalah "khalifah boneka" yang tidak diterima olch Dunia Islam secara
umum." Bagaimanapun sistem khilafah Islam sulit diwujudkan dalam bentuk
kerajaan, karena hal itu sudah menyalahi model standar Khulafaur Rasyidin.
Di era sekarang istilah "khalifah" sudah tidak ada, atau tidak dikenal lagi, karena
setiap kepala negara dipimpin olch apa yang disebut sebagai presiden, perdana
menteri, raja maupun sultan.
a. Khalifah yang empat (Khulafaur Rasyidin) dipilh oleh masyarakat, presiden
dan perdana menteri juga dipilih oleh masyarakat, sedang raja dan ratu

2
NAMA: YOGI HANDIKA
NIM: III60I6I000008

ditunjuk dan diwariskan. Dengan demikian, khalifah lebih mirip dengan


presiden/perdana menteri, dan tidak mirip dengan raja.
b. Khalifah dapat diturunkan jabatannya di tengah jalan apabila dianggap
memiliki cacat fisik (misal buta atau tuli) dan cacat moral (korupsi, khianat,
sclingkuh, dan scbagainya.) scbagaimana yang dikatakan oleh Imam Al-
Mawardi,." Presiden juga demikian. Namun seorang raja tidak mudah
diturunkan di tengah jalan, karena raja memiliki kekuasaan absolut.
Sedangkan seorang khalifah tetap harus tunduk terhadap syariah dan dewan
ahtdl ahli wal agdi (dewan pengawas, semacam DPR). Kalau begitu khalifah
lebih mirip dengan presiden, dibanding raja.
c. Khalifah diangkat masyarakat karena dianggap paling mampu dan dapat
dipercaya mempimpin masyarakat, presiden pun demikian. Sedang raja,
diangkat karena "warisan~ orang tua dan keluarganya, soal kemampuan tidak
menjadi ukuran penting.
d. Khalifah bekerja digaji dari Baitul Mal (kas negara), sedang seorang raja,
harta negara adalah harta kekuasaannya. Presiden pun digaji dengan uang
negara, tidak dapat memanfaatkan sepenuhnya kewenangannya untuk
memperkaya diri. Dengan demikian khallfah sama seperti presiden dan bukan
seorang raja.
e. Seorang khalifah tidak dapat berlaku otoriter karena selain diawasi oleh
rakyatnya, beliau diawasi oleh dewan. Ini sama dengan presiden yang juga
sclalu diawasi dalam menjalankan kekuasaannya. Seorang raja, paling banter
hanya memiliki dewan penasehat, namun mereka tidak dapat memaksa
kebijakan rajanya

E. Demokrasi dalam Ayat Al-Qur’an


1. Ali-Imraan Ayat 159
‫ب اَل ْنفَضٌّوْ ا ِم ْن َحوْ لِكَ ۖ فَاعْفُ َع ْنهُ ْم َوا ْستَ ْغفِرْ لَهُ ْم‬ ِ ‫فَبِ َما رًحْ َم ٍة ِّمنَ هّللا ِ لِ ْنتَ لَهُ ْم ۚ َو لَوْ ُك ْنتَ فَظًّا َغلِ ْيظَ ْالقَ ْل‬
‫۝‬۱۵۹ َ‫اورْ هُوْ فِ ْي ااْل َ ْم ِر ۚ فَا ِ َذا َعزَ ْمتَ فَتَ َو َّكلْ َعلَى هّللا ِ ۗ اِ َّن هّللا َ يُ ِحبُّ ْال ُمتَ َو ِّكلِ ْين‬
ِ ‫َو َش‬
(QS. Ali-Imraan ayat 159).
a. Isi Kandungan Surat Ali-Imraan Ayat 159
1) Rasulullah memiliki sifat lemah lembut dan sifat itu disebabkan
oleh rahmat Allah.
2) Karena lemah lembut itu dari rahmat Allah, seseorang yang
menginginkan lemah lembut ada padanya, ia harus memintanya
kepada Allah dan berupaya mendapatkan rahmat-Nya.
3) Manusia menyukai pribadi yang lemah lembut, sebaliknya
membenci kata-kata kasar dan sikap keras hati. Manusia akan
menjauh dari orang yang suka berkata kasar dan hatinya keras.
4) Rasulullah memiliki akhlak yang agung, di antaranya adalah
pemaaf, suka bermusyawarah dan tawakkal.

3
NAMA: YOGI HANDIKA
NIM: III60I6I000008

5) Allah memerintahkan hamba-Nya agar memaafkan orang lain dan


mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan.
6) Ketika musyawarah telah menghasilkan keputusan, maka harus
dilaksanakan dengan dilandasi tawakkal kepada Allah.
7) Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal.

2. Asy-Syuuraa Ayat 38
‫۝‬۳۸ َ‫َوالَّ ِذ ْينَ ا ْستَ َجابُوْ ا لِ َربِّ ِه ْم َواَقَ ُموا الص ّٰلوةَ ۖ َواَ ْم ُرهُ ْم ُشوْ ٰرى بَ ْينَهُ ْم ۖ َو ِم َّما َرزَ ْق ٰنهُ ْم يُ ْنفِقُوْ ن‬

a. Isi Kandungan Surat Asy-Syuuraa Ayat 38


1) Allah memerintahkan kepada manusia untuk melaksanakan
musyawarah. Segala hal yang menyangkut masalah keduniaan dan
berkaitan dengan kepentingan bersama, hendaknya diselesaikan
dengan cara musyawarah.
2) Musyawarah merupakan jalan terbaik untuk mencapai mufakat.
Jika menyimak terjemahan ayatnya, dapat ditemukan arti
pentingnya musyawarah. Pada ayat tersebut, perintah musyawarah
berada di antara perintah mendirikan salat dan menginfakkan
harta.
3) Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa pentingnya
bermusyawarah itu sejajar dengan perintah salat atau
menginfakkan harta, baik dengan cara zakat atau sedekah.
4) Dengan pentingnya musyawarah, kita dianjurkan untuk
menjunjung tinggi keputusan musyawarah tersebut.

F. Hadits Tentang Demokrasi (Musyawarah)


1. Hadis Riwayat Ibnu Majah

َ َ‫ستَشَا أَ َح ُد ُك ْم أَ َخاهُ فَ ْلي‬


‫س َّر َعلَ ْي ِه (ابن ماجه) عَنْ نَبِ ّي صلى هللا عليه وسلم قَا َل‬ ْ ‫إِ َذا ا‬

Artinya: “Dari nabi Muhammad SAW: “Jika salah satu dari saudara kalian
meminta pendapat, maka bermusyawarahlah dengannya”. (HR. Ibnu Majah).

2. Hadits Riwayat Hasan r.a.

ْ ُ‫ َولَ ِكنَّهُ أَ َرا َد أَنْ ي‬,ُ‫اجة‬


‫ َوعَنْ النَّبِ ِّى‬.‫ستَنَ ِب ِه ِمنْ بَ ْع ِده‬ َ ‫ قَ ْد َعلَ َم هللاُ أَنَّهُ َما بِ ِه إِلَ ْي ِه ْم َح‬:ُ‫ض َي هللاُ َع ْنه‬
ِ ‫س ِن َر‬ َ ‫َن ا ْل َح‬
ِ ‫ع‬
) ‫سلَّ َم ( ما تشا ور قوم قط إال هدوا ألرشد أمرهم‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ
Artinya: “Hadtis yang diriwayatkan dari hasan semoga ridha Allah darinya: Allah
sungguh mengetahui apa yang mereka butuhkan dan tetapi yang ia inginkan enam puluh
orang. Dan dari Nabi saw: (tidak ada satu kaum pun yang bermusyawarah, kecuali
mereka akan mendapatkan petunjuk atas keputusan terbaik bagi mereka).”
.
Demikianlah, Nabi saw. selalu bermusyawarah dengan para sahabatnya dalam
menghadapi masalah-masalah penting, selagi tidak ada wahyu mengenai hal itu. Sebab,
jika ternyata jika Allah menurunkan wahyu, wajiblah Rasulullah melaksanakan perintah
Allah yang terkandung dalam wahyu itu. Nabi saw. tidak mencanangkan kaidah-kaidah
dalam bermusyawarah. Karena bentuk musyawah itu berbeda-beda sesuai denga sikon

4
NAMA: YOGI HANDIKA
NIM: III60I6I000008

masyarakat, serta sesuai dengan perkembangan zaman dan tempat. Sebab, seandainya
Nabi mencanangkan kaidah-kaidah musyawarah, maka pasti hal itu akan diambil sebagai
Dien oleh kaum Muslimin, dan mereka berupaya untuk mengamalkannya pada segala
zaman dan tempat. Oleh karena itulah, ketika Abu Bakar diangkat menjadi khalifah, para
sahabat mengatakan bahwa Rasulullah saw. sendiri rela sahabat Abu Bakar menjadi
pemimpin agama kami, yaitu tatkala beliau sakit beliau sakit dan memerintahkan Abu
Bakar mengimani shalat. Lalu mengapa kita tidak rela padanya dalam urusan duniawi
kita.
Musyawarah merupakan sesuatu yang dianjurkan dalam agama. Banyak manfaat
dari musyawarah. Demokrasi merupakan suatu bentuk kedaulatan atau kekuasaan yang
subjek dan objeknya pada rakyat. Maksudnya, demokrasi berarti kedaulatan
(pemerintahan) dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Kaidah-kaidah dalam
demokrasi sejatinya berhubungan dengan masalah kepemimpinan suatu kaum atau
negara. Kaidah-kaidah ini merupakan sifat dan sikap atau apa yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin tersebut. Di antara kaidah-kaidah itu antara lain; kesetaraan,
musyawarah, mampu menjaga amanah dan adil, dll.
Kaidah dalam demokrasi yang utama adalah musyawarah. Musyawarah berkaitan
dengan pengambilan keputusan yang dilakukan secara berkelompok, guna mencapai
suatu mufakat bagi kemaslahatan umat. Dalam musyawarah, setiap orang yang terlibat
harus bersikap lembut serta mau mendengarkan anggota lainnya, sperti yang dilakukan
Rasulullah SAW.

Hasil Diskusi Makalah Demokrasi

Kemudian, tentang demokrasi yang ada di Indonesia. Indonesia menganut demokrasi


pancasila (bukan demokrasi islam). sila-sila di dalam nya mencerminkan warga nya yang
multikultural, walaupun terdapat agama yang mayoritas warga kita menjadi pemeluknya.
mungkin pernah diketahui juga oleh teman-teman bagaimana cerita sebelumnya sila pertama
pancasila sebelum diubah? Nah, dari peristiwa tersebut, walaupun mayoritas warga Indonesia
memeluk Islam, kita juga harus menghargai pemeluk-pemeluk agama lainnya. Negara Indonesia
adalah negara Pancasila, jadi sangat cocok apabila demokrasi yang ada di Indonesia adalah
demokrasi pancasila.

Demokrasi di Indonesia sudah sesuai dengan ajaran Islam. Hal tersebut dikarenakan
demokrasi Indonesia kompatibel dengan Islam sehingga Indonesia dapat dijadikan contoh utama
di mana penganut Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha dan Konghucu dapat hidup
berdampingan dengan damai dan saling menguatkan. Realitas yang menyertai kehidupan bangsa
Indonesia itu memungkinkan umat Muslim di tanah air untuk meningkatkan peranan pentingnya
dalam kehidupan umat Islam sedunia.

Banyaknya permasalahan penegakan hukum diIndonesia seaakn mendekreditkan si kaya


dan si miskin hal ini tidak bisa kita langsung menilai bahwa sistem itu yang salah namun, itu
semua bisa terjadi karena adanya oknum yang membperburuk sistem tersebur. Karena yg salah
itu bukan sistemnya, tetapi manusianya. Kita juga tidak bisa melihat masalah tersebut dari satu
sisi saja, memang betul sebagian dari birokrasi yg ada masih belum bisa berjalan dengan baik,
tetapi di sisi lain Indonesia mampu menunjukan kehidupan dengan keberagaman yg berjalan
harmonis, jadi yg diubah itu manusianya, yg beragama Islam harusnya melaksanakan kebijakan
yg ada dalam demokrasi secara lebih Islami karena demokrasi itu sendiri dekat dengan Islam.

Anda mungkin juga menyukai