Anda di halaman 1dari 5

Nama: Yogi Handika

NIM: III60I6I000008

RESUME MATERI HADITS DAN UNSUR-UNSUR HADITS

A. Pengertian Hadits
Ternasuk dalam kategori hadits adalah perkataan Nabi (qauliyah),
perbuatan Nabi (fi’liyah), dan segala keadaan Nabi (ahwaliyah). Disamping
itu, sebagian ahli hadits menyatakan bahwa, masuk juga dalam keadaannya:
segala yang diriwayatkan dalam kitab sejarah (shirah), kelahiram dan
keturunannya (silsilah) serta tempat dan yang bersangkut paut dengan itu,
baik sebelum diangkat dan menjadi nabi/Rasul, maupun sesudahnya.

B. Persamaan dan Perbedaan Hadits dengan Sunnah, Khabar, dan Atsar


RANGKUMAN PERBEDAAN HADITS DAN SINONIMNYA

Hadits dan Sandaran Aspek dan Sifatnya


sinonimnya spesifikasinya
Hadits Nabi Perkataan (Qauli), Lebih khusus dan
perbuatan (Fi’li), sekalipun dilakukan
dan persetujuan sekali
(taqriri)
Sunnah Nabi dan para sahabat Perbuatan (fi’li) Menjadi tradisi
Khabar Nabi dan selainnya Perkataan (Qauli), Lebih khusus
perbuatan (Fi’li),
Atsar Sahabat dan tabiin Perkataan (Qauli), umum
perbuatan (Fi’li),

C. Pengertian Sanad
Sanad adalah rantai penutur atau perawi (periwayat hadits), sanad terdiri
atas seluruh penutur, mulai orang yang mencatat hadits tersebut dalam
bukunya (kitab hadits) hingga Rasulullah SAW.
Berdasarkan hasil diskusi bahwa pertanyaan Hisan mengenai maksud
sanad secara etimologi berarti bagian bumi yang menonjol suatu yang beraoa
dihadapan anda dan yang jauh dari bukit ketika anda memandangnya,
ialahsanad itu bisa diteliti dari bagaimanan sanadnya, jumlah rami sampai
tidaknya kepada Rasulullah SAW. Sedangkan ibarat jauh dari bukit ibarat kita
melihat runtutan sanad dari bawah, yang jika diurut hingga Rasullah ibarat
melihat ke atas bukit
Nama: Yogi Handika
NIM: III60I6I000008

D. Pengertian Matan
matan adalah materi atau lafadz hadist itu sendiri. Kata matan atau al-matan (

‫ )المتن‬menurut bahasa berarti; keras, kuat, suatu yang tampak dan yang asli.

E. Pengertian Rawi
Yang membedakan antara rawi dan sanad adalah terletak pada pembukuan
atau pen-tadwin-an hadits. Orang yang menerima hadits dan kemudian
menghimpunnya dalam suatu kitab tadwin disebut dengan perawi. Dengan
demikian, maka perawi dapat disebut mudawwin (orang yang membukukan
dan menghimpun hadits).
Perawi juga disebut juga dengan mukharrij. Dr. Al-Muhdi menyebutkan
mukharrij adalah penyebut seperti Al-Bukhari. Contoh hadits di bawah ini.
ِ ‫َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْنُ َم ْع َم ِر ب ِْن ِر ْب ِع ٍّي ْالقَي ِْس ُّي َح َّدثَنَا أَبُو ِه َش ٍام ْال َم ْخ ُزو ِم ُّي ع َْن َع ْب ِد ْال َو‬
‫اح ِد‬
‫َوه َُو ابْنُ ِزيَا ٍد َح َّدثَنَاع ُْث َمانُ بْنُ َح ِك ٍيم َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْنُ ْال ُم ْن َك ِد ِر ع َْن ُح ْم َرانَ ع َْن ع ُْث َمانَ ب ِْن‬
ُ‫طايَاه‬ َ َ‫ت خ‬ ْ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َم ْن تَ َوضَّأ َ فَأَحْ َسنَ ْال ُوضُو َء خَ َر َج‬ َ ِ ‫ال قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬ َ َ‫َعفَّانَ ق‬
ْ َ‫ أ‬.)‫ت (رواه مسلم‬
ِ َ ‫ظف‬
‫ار ِه‬ ِ ْ‫ِم ْن َج َس ِد ِه َحتَّى ت َْخ ُر َج ِم ْن تَح‬
“Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ma’mur bin Rabi’i al-qaisi,
katanya: Telah meneritakan kepadaku Abu Hisyam al-mahzumi dari Abu al-
Wahid, yaitu ibn Ziyad, katanya: Telah menceritakan kepadaku Muhammad
bin al-munkadir, dari amrn, dari usman bin affan ra., ia berkata: Barang
siapa yang berwudu’ dengan sempurna (sebaik-baik wudu’), keluarlah dosa-
dosanya dari seluruh badannya, bahkan dari bawah kukunya”(HR. Muslim).
Jika diurutkan sanad, matan dan rawinya, maka dari nama Muhammad bin
Ma’rubin Rabi’i al-Qaisi sampai dengan Ustman bin Affan ra. adalah sanad
dari hadits tersebut. Mulai dari kata man tawadda’a sampai kata tahta azfarih
adalah matannya. Sedang Imam Muslim yang dicatat di ujung hadits adalah
perawinya, yang juga disebut mudawin (pencatat hadits).
E. Lambang Periwayatan
a. Lambang periwayatan: ‫ح َّد ثَنَا‬
َ /‫ َح َّد ثَنِى‬/‫ْت‬
ُ ‫ َس ِمع‬dipergunakan dalam metode
As-Sama’ (ُ‫ )السَّماع‬artinya seorang murid mendengarkan penyampaian
hadis dari seorang guru (syaikh) secara langsung.
Nama: Yogi Handika
NIM: III60I6I000008

b. Lambang periwayatan: {‫أَ ْخبَ َرنَا‬/‫ى‬


ْ ِ‫ أَ ْخبَ { َرن‬dipergunakan dalam motode Al-
Qira’ah atau Al-‘Ardh ( ُ‫را َءةُ أوْ ْال َعرْ ض‬
ِ َ‫ )الق‬artinya seorang murid mambaca
atau yang lain ikut mendengarkan dan diperdengarkan oleh seorang guru,
guru mengiyakan jika benar dan meluruskan jika terjadi kesalahan.
c. Lambang periwayatan: ‫اَ ْنبَاَنَا‬/‫ى‬
ْ ِ‫ اَ ْنبَاَن‬dalam metode ijazah (ُ‫)اال َجاة‬
ِ seorang
guru memberikan izin periwayatan kepada seorang atau beberapa orang
muridnya. Murid yang diberi ijazah untuk menyampaikan periwayatan
tidak sembarang murid, tetapi hanya murid-murid tertentu yang memiliki
kekampuan untuk melakukan hal tersebut.
d. Lambang periwayatan: ‫ قَ {اَل لِى‬: ia berkata kepadaku atau ‫{رلِى‬
ِ {‫ َذ َك‬: ia
menyebutkan kepadaku diperguanakan dalam menyampaikan hadis
metode Sama’ Al-Mudzakarah (‫ع ال ُم َذا َك َر ِة‬
ُ ‫) َس َما‬, artinya murid mendegar
bacaan guru dalam konteks mudzakarah bukan dalam konteks
menyampaikan periwayatan yang tenunya kedua belah pihak tidak siap.
Berbeda dalam konteks ada’ (menyampaikan periwayatan), kedua belah
pihak telah siap untuk memberi/menyampaikan dan menerima hadis.
e. Lambang periwayatan ‫ ع َْن‬: Hadis yang diriwayatkan menggunakan kata
‘an = disebut hadis mu’an’anah. Menurut jumhur ulama dapat diterima
karena asal periwayatnya tidak mudallis (penyimpan cacat) dan
dimungkinkan adanya pertemuan dengan gurunya. Jika tidak memenuhi
dua persyaratan ini maka tidak dihukumi muttashil.

F. Istilah-Istilah dalam Kepakaran Hadits


Di antara gelar keahlian dalam bidang hadis ialah sebagai berikut:
1. Amir Al-Mu’minin
Gelar Amir Al-Mu’minin dalam ilmu Hadis dimaksudkan sebagai seorang
penghafal hadis dan mengetahui Ilmu Dirayah dan Riwayah pada masa
tertentu, sehingga ia menjadi imam atau raja hadis yang banyak di kagumi
oleh para ulama. Para ulama mutaqqadimin yang memperoleh gelar ini
antara lain: Syu;bah bin Al-Hajjaj, Sufyan Ats-Tsauri, dll. Sedangkan di
kalangan muta’akirin yang mendapat gelar ini antara lain: An-Nawawi,
Al-Mizzi, dll.
Nama: Yogi Handika
NIM: III60I6I000008

2. Al-Hakim
Al-Hakim yaitu gelar keahlian bagi para pakar hadis yang menguasai
seluruh permasalahan hadis, baik matan yang diriwayatkan maupun
sanad-nya dan mengetahui hal ihwal para perwi hadis yang adil dan yang
tercela, mengetahui biografi para perawi baik tentang perjalanan guru-
gurunya dan sifat-sifatnya yang diterima maupun ditolak. Para muhaditsin
yang mendapat gelar ini antara lain Ibnu Dinar, Al-Laits, Imam Malik,
dan Imam Asy-Syafi’i.
3. Al-Hujjah
Gelar Al-Hujjah diberikan kepada para pakar hadis yang kemampuan
hafalan hadisnya dapat dijadikan hujah dan menjadi referensi bagi para
penghafal lainnya. Menurut sebagian ulama, gelar Al-Hujjah diberikan
kepada para imam yang sanggup menghafal 300.000 hadis yang
diriwayatkan, baik matan, sanad, maupun perihal para perawi seperti
keadilan, kecacatan, dan biografinya. Para muhadditsin yang mendapat
gela ini antara lain: Hisyam bin Urwah dan Muhammad bin Amr.
4. Al-Hafidz
Gelar Al-Hafidz setelah gelar Al-Hujjah ialah gelar ahli hadis yang dapat
men-shahih-kan sanad serta matan hadis dan dapat men-ta’dil-kan dan
men-jarh-kan para perawi hadis. Menurut sebagian pendapat, Al-Hafidz
itu harus mempunyai kapasitas menghafal 100.000 hadis. Para
muhadditsin yang mendapat gelar ini antara lain: Al-Irqi, Ibnu Hajar Al-
Asqalani, dll.
5. Al-Muhaddits
Menurut muhaddits mutaqadimin, Al-Hafidz dan Al-Muhaddits itu satu
arti. Akan tetapi, menurut muhaddits mutakhirin, Al-Hafidz itu lebih
khusus dari pada Al-Muhaddits. Menurut At-Taj As-Subki dalam
bukunya, al-Muhaddits ialah orang yang banyak mengetahui sanad, ‘illat,
nama para periwayat hadis, baik yang tinggi maupun yang rendah,
memahami buku Induk Hadis Enam, Musnad Ahmad, Sunan Al-Baihaqi,
Mu;jam Ath-Thabrani, dan seibu juz hadis.
6. Al-Musnid
Nama: Yogi Handika
NIM: III60I6I000008

Al-Musnid yaitu gelar keahlian yang meriwayatkan hadis beserta sanad-


nya, baik ia menguasai benar tentang keadaan sanad maupun tidak. Al-
Musnid juga disebut dengan Ath-Thalib, Al-Muhtadi, dan Ar-Rawi. Atau
diartikan orang yang hanya mempelajari dan mengajar hadis.
7. Thalib Al-Hadits
Gelar yang terakhir ini adalah gelar yag terendah di antara gelar di atas.
Gelar ini diberikan kepada orang yang memulai karirnya dalam bidang
hadis, yaitu orang yang mencari hadis atau yang sedang mempelajarinya.

Anda mungkin juga menyukai