Anda di halaman 1dari 10

AT-TAHAMMUL WA AL-ADA’

Oleh:
RAY DHARMA ZAL
Mahasiswa Program Studi Tadris Nahasa Inggris Institut
Agama Islam Nusantara Batang Hari

ABSTRACT

Al-Ada' etymologically means to arrive/carry out. In terms of terminology, Al-Ada'


means a process of teaching (narrating) hadith from a teacher to his students.
Hadith scholars term al-ada', namely conveying or narrating hadith. So Al-Ada' is
narrating and conveying hadiths to students or the process of reporting hadiths
after they receive them from a teacher. According to the language, tahammul
comes from the word (mashdar) which means to bear, carry, or usually translated
as receive. Meanwhile, according to the term, that is learning a hadith from a
sheikh. Ulama agree that what is meant by At-tahamul is "taking or receiving
hadith from a teacher in a certain way". Meanwhile, hadith expert scholars term
"receiving and hearing a hadith narration from a teacher using several methods of
receiving hadith" with the term al-tahammul
Keywords : tahammul wa al-Adã’.

ABSTRAK
Al-Ada‘ secara etimologis berarti sampai/melaksanakan. Secara terminologi Al-
Ada‘ berarti sebuah proses mengajarkan (meriwayatkan) hadits dari seorang
guru kepada muridnya. Para ulama ahli hadis mengistilahkan al-ada’ yaitu
menyampaikan atau meriwayatkan hadis. Jadi Al-Ada’ yaitu meriwayatkan dan
menyampaikan hadits kepada murid atau proses mereportasekan hadits setelah
ia menerimanya dari seorang guru. Menurut bahasa tahammul berasal dari kata
( mashdar) yang berarti menanggung, membawa,atau biasa diterjemahkan
dengan menerima. Sedangkan menurut istilah yaitu mempelajari sebuah hadits
dari seorang syeikh. Ulama sepakat bahwa yang dimaksud dengan At-tahamul
adalah “mengambil atau menerima hadits dari seorang guru dengan salah satu
cara tertentu”. Sedangkan para ulama ahli hadis mengistilahkan “menerima dan
mendengar suatu periwayatan hadis dari seseorang guru dengan menggunakan
beberapa metode penerimaan hadis” dengan istilah al-tahammul
Kata kunci : tahammul wa al-Adā’

1
A.PENDAHULUAN
Ulama telah memberikan kontribusi yang besar dalam menyusun ilmu-
ilmu yang memiliki pengaruh besar terhadap pemeliharaan, penjelasan,
pemahaman dan pengenalan terhadap para perawi hadits untuk memahami ilmu
hadits. Yang disusun oleh ulama dalam bentuk beragam karya sampai masing-
masing ilmu bisa berdiri sendiri. Ilmu-ilmu itu tumbuh dalam waktu yang hampir
bersamaan dan saling berkaitan.Adapun salah satu ilmu yang sangat penting
yang memiliki pengaruh besar terhadap pemeliharaan, penjelasan, pemahaman
dan pengenalan terhadap para perawi hadits adalah tahammul wa „ada‟ul hadist
yang akan dibahas dalam makalah ini.Di dalam makalah ini akan penulis bahas
cara perimaaan dan periwayatan hadisyang disebut dengan At-Tahammul wa Al-
'Ada.Para ulama hadis yang telah bersusah payah mengusahakan adanya ilmu
hadis ini, lalu mereka membuat beberapa kaidah (batasan-batasan) dan berbagai
syarat dengan berbagai bentuk yang cermat dansistematis.

B.PEMBAHASAN
1.Periwayatan Hadist; Pengertian dan Tata caranya
Menurut bahasa “tahammul” merupakan masdar dari fi’il madhi
“tahmmala” yang secara etimologi berarti menanggung,membawa, atau
menerima. Berarti tahammul al-hadis secara etimologi adalah menerima hadis
atau menanggung hadis. Sedangkan tahammul al-hadis secara terminologi oleh
para ulama ahli hadis, sebagaimana diungkapkan oleh Mahmud Tahhan sebagai
berikut.
‫ ﻣﻌﻨﺎه ﺗﻠﻘﻰ اﻟﺤﺪﻳﺚ واﺧﺬه ﻋﻦ اﻟﺸﻴﻮخ‬:‫اﻟﺘﺤﻤﻞ‬
Tahammul artinya menerima hadis dan mengambilnya dari para syekh atau guru.
Dalam pengertian yang lain, tahammul adalah menerima dan mendengar suatu
periwayatan hadis dari seorang guru dengan menggunakan beberapa metode
tertentu. Sedangkan pengertian
“ada” menurut َ bahasa, al-ada’ ( ‫ ) اﻷداء‬adalah masdar dari kata
yaitu: ‫ أداء‬-‫ِدى‬ ‫ ﻳﺄ‬-‫أدى‬
‫إﻳﺼﺎل اﻟﺸﻴﺊ إﻟﻰ اﻟﻤﺮﺳﻞ إﻟﻴﻪ‬
Menyampaikan sesuatu pada orang yang dikirim kepadanya.

‫ أوﺻﻠﻪ‬:‫ ﺗﺄدﻳﺔ اﻟﺸﻴﺊ‬-‫أدى‬


Menyampaikannya.1
Berarti ada’ al-hadis secara etimologi adalah menyampaikan hadis.
Sedangkan ada’ al-hadis menurut istilah adalah:
1
Zulfahmi Alwi,Rahman,Wasalmi,Acmad Ghozali,Muhammad Asriady. Studi ilmu hadis
Hal 66

2
‫ رواﻳﺔ اﻟﺤﺪﻳﺚ وإﻋﻄﺎؤه اﻟﻄﻼب‬:‫اﻷداء‬
Meriwayatkan hadis dan memberikannya pada para murid. Atau dalam
pengertian lain adalah kegiatan menyampaikan hadis dengan cara-cara
tertentu.Dari penjelasan tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa pengertian
tahammul wal ada’ al-hadis adalah meriwayatkan dan menyampaikan hadis dari
seorang guru atau syeikh kepada murid, atau proses mereportasekan hadis
setelah seorang murid menerimanya dari seorang guru.

2.Syarat-syarat Tahammul Wal Ada’ Al-Hadis


Karena tidak semua orang yang mampu menyampaikan hadis kepada
orang lain, maka dalam hal ini mayoritas ulama hadis, ushul, dan fikih memiliki
kesamaan pandangan dalam memberikan syarat dan kriteria bagi periwayat dan
penerima hadis yang antara lain:
Syarat Periwayat Hadis
a.Islam. Periwayatan hadis harus disampaikan oleh seorang yang beragama
Islam. Sedangkan hadis yang disampaikan oleh orang yang kafir dianggap tidak
sah. Maksudnya adalah terhadap orang- orang fasiq yang membawa kabar saja,
diserukan meneliti dengan hati-hati, maka sudah tentu berita (hadis) yang dibawa
oleh orang kafir harus ditolak.
b.Baligh. Maksudnya adalah adanya akal sehat yang disertai usia yang
memungkinkan ia bermimpi, atau orang tersebut mampu menangkap
pembicaraan dan memahami hukum-hukum syariat.
c.Adil. Maksudnya adalah sifat yang tertancap dalam jiwanya yang
mendorongnya untuk berbuat takwa dan memelihara harga diri, sehingga
menjauhi dosa-dosa, baik dosa besar maupun dosa kecil.
d.Dabith. Maksudnya adalah kemampuan seorang perawi dalam memahami dan
menghafal (menjaga) hadis dari gurunya, sehingga dia mampu menyampaikan
hafalan hadis tersebut kapan saja sesuai dengan apa yang dia dengar dari
gurunya. Dabith dapat juga berupa dabith shadri (berdasarkan hafalan) dan
dabith kitabi (berdasarkan buku catatan).
e.Tsiqah. Maksudnya adalah hadis yang diriwayatkan tidak berlawanan dengan
hadis yang lebih kuat atau dengan Al-Qur’an.

3.Syarat Penerima Hadis


A.Tamyiz yaitu bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
B.Sehat akal pikirannya.
C.Secara fisik dan mental orang tersebut harus mampu memahami dengan baik
hadis yang diterimanya.2

2
Zulfahmi Alwi,Rahman,Wasalmi,Acmad Ghozali,Muhammad Asriady. Studi ilmu hadis

3
4.Periwayatan hadist (lafazh dan maknanya3
A.As-sima‟min lafdzi syaikh
Maksudnya ialah : Seorang perawi dalam penerimaan Hadis dengan cara
mendengarkan langsung dari syaikh baik syaikh itu menyampaikan bacaannya
berdasarkan hafalan ataupun catatannya. Begitu pula dengan sang perawi, baik
perawi itu mendengarkan bacaan syaikh sambil mencatat apa yang didengarnya,
atau hanya mendengar saja dan tidak mencatat. Menurut pendapat Jumhur
ulama, cara periwayatan al-sima‟ ini merupakan cara yang paling tinggi
derajatnya/tingkatannya. Termasuk kategori as-sima‟juga, seorang perawi yang
mendengar Hadis dari syaikh dari balik hijab, Jumhur ulama membolehkannya
berdasarkan sahabat yang juga pernah melakukan hal demikian ketika
meriwayatkan Hadis-Hadis dari Rasulullah saw, melalui istri Nabi.
Lafadz yang digunakan oleh rawi dalam ,meriwayatkan Hadis atas dasar
as-sima‟ adalah:
َ ‫ْ ﻋ ٕﺞ‬ ِّ ‫َع‬ ‫ْع‬ ِّ ‫ُ ﺷَ ﻊ‬ -(aku telah mendengar- kami telah mendengan)
‫ﺣﺬﻋَٕﺞ‬- َِٕ‫( ﺣﺬع‬seseorang telah menyampaikan hadis kepada saya/kami).
‫ْ ﺧ ﺬ ﺷ ٔ َﺞ أ‬ - ‫ْ ﺧ ﺬش ٔ أ‬ ( seseorang telah mengabarkan kepada/kami)

ِٝٔ‫ْٔذ أ‬ ‫ أ‬- ‫ْ أٔذ أَٔ ج‬ (seseorang telah menceritakan kepada saya/ kami)
‫ٌٕ َ ج – ﻟ ﺠ ﻲ‬ ‫ِ ٌ ﻟﺠﻲ‬ٝ (seseorang telah berkata kepadaku/kami)
ٝ ِ ٔ ‫َش‬ ‫َو‬ ‫َﺷَٔﺞ – ر‬ ‫َرو‬ (seseorang telah menuturkan kepadaku/kami)

B.Al-Qira‟ah „Ala Syaikhdisebut juga dengan Istilah„Ardhan ( ‫)ﻋﺴﻀﺞ‬


Maksudnya ialah seorang perawi membacakan Hadis, dan syaikh
mendengarkan, baik yang membaca itu sang perawi ataupun orang lain.Riwayat
Hadis yang dibacakannya itu, boleh berasal dari catatannya atau dari
hafalannya.sedangkan syaikh menyimak dan mendengarkan dengan teliti melalui
hafalannya atau melalui catatannya.
Adapun hukum periwayatannya, periwayatan melalui jalan pembacaan kepada
syaikhnya merupakan riwayat yang shahih.Dan dalam menentukan terdapat:
A.Sederajat dengan as-sima‟: diriwayatkan dari Malik dan Bukhari dan sebagian
besar ulama Hijjaz dan Kuffah.
B.Lebih rendah dari as-sima‟ : diriwayatkan dari jalur penduduk Masyriq dan itu
adalah shahih.
c.Lebih tinggi dari as-sima‟: diriwayatkan dari Abu Hanifah dan Ibnu Abi Dzi‟bi

Hal 67-68
3
Zulfahmi Alwi,Rahman,Wasalmi,Acmad Ghozali,Muhammad Asriady. Studi ilmu hadis
Hal 67-68

4
dan riwayatnya dari Malik.4

Lafadz-lafadz Hadis menurut metode ini ialah:


a. ‫عٍ ﻟﺴﺄس‬١ٗ (aku telah membacakan di hadapannya)
b. seseorang oleh (dibacakan ‫ﻟ ﺲا‬ ٍٝ ‫ع‬ ْ ‫ﻓﺎ ل‬ ‫ إٔ ج‬ٚ ‫ﺛﻐّ ﻊ‬
dihadapannya,sedang aku mendengarkan)
c. ‫ ﺣﺪﻏٕﺞ‬ٚ‫عٍ ﻣﺴﺚءر أﺧﺬﺳٕﺞ ث‬١ٗ (telah mengabarkan/menceritakan padaku
secara pembacaan dihadapannya)

C.Al- Ijazah
Maksudnya ialah: Izin untuk meriwayatkan baik dengn ucapan maupun
dengan catatan, yakni seorang guru memberikan catatannya kepada seseorang
untuk meriwayatkan Hadis yang ada padanya, baik melalui lisan maupun tulisan
Dari segi bentuk ijazah ialah, syaikh mengatakan kepada salah seorang muridnya
(aku izinkan kamu untuk meriwayatkan Sahih Bukhari). Adapun dari segi
bentuknya ialah:
a.Syeikh mengizinkan riwayat Hadis tertentu kepada orang tertentu, seperti:
‫ٌن أﺟﺼﺲ‬ ٚ‫س‬١‫ ﺛٍﯩﻀﺠﺢ ز‬ٕٝ‫ ﺛٍﻔﺎل‬ٕٝ‫ ع‬Artinya : Syaikh mengijinkan kepadamu untuk
meriwayatkan kitab si fulan dari saya.
b.Syaikh mengijinkan orang tertentu bagi riwayat yang tidak di tentukan, seperti:
‫جّ ٍن أﺟﺼﺲ‬١‫ﻌﺞ ع‬ّٚ‫ ّﻏ‬ٚ‫ ث‬ٚ‫س‬١ّٝ‫ ﺟﺾ‬Artinya: Kuijinkan kepadamu : seluruh yang saya
dengar/yang saya riwayatkan.
c.Syaikh mengijinkan bukan orang tertentu bagi riwayat yang tidak ditentukan,
seperti:
‫غٍّ أﺟﺼﺲ‬١ٍٍّْ ّ‫ج‬١‫ ع‬ٕٝ‫ﻌﺞ‬ّٚ‫ ّﻏ‬Artinya: Kuijinkan kepadamu seluruh kaum muslimin apa-
apa yang saya dengar semuanya.
Lafadz-lafadz penyampaiannya ialah:
-ْ‫ ﻓﺎل‬ٍٟ‫ أﺟﺠﺺ‬1.
Artinya: Seseorang telah memberikan kepadaku untuk meriwayatkan Hadis.
‫ﺣﺪﻏٕﺞ إﺟﺠﺼﺮ‬- 2.
Artinya: Telah menyampaikan riwayat kepadaku dengan disertai izin (untuk
meriwayatkan kembali).
-‫ أﺧﺬﺳٕﺞ إﺟﺠﺼﺮ‬3.
Artinya: Telah mengabarkan kepada kami dengan ijazah.

4
Khairil Ikhsan Siregar, MA & Sari Narulita, M.Si. Ulumul hadis kompilas Hal 56-58

5
Kode ini sering dipakai oleh ulama Hadis generasi akhir atau mutaakhiri5

5
Khairil Ikhsan Siregar, MA & Sari Narulita, M.Si. Ulumul hadis kompilas Hal 59-60

6
D.Munawalah
Maksudnya ialah: seorang syaikh memberikan naskahnya kepada
seseorang disertai ijazah atau memberikan naskah terbatas pada Hadis- Hadis
yang pernah didengarnya sekalipun tanpa ijazah.
Jadi, Hadis yang diperoleh dengan metode munawalah yang disertai ijazah
dengan ijazah, boleh untuk diriwayatkan sedang yang tanpa ijazah tidak
diperbolehkan (menurut pendapat yang shahih).
Dan lafadz-lafadz yang digunakan pada metode munawalah ini
adalah:
a.ٕ ٟٕ ٌٚ
-‫ج‬
Artinya: Seseorang guru Hadis telah memberikan naskahnya kepadaku.
b.ٕ ٟٕ‫ إ ﺟﺠ ﺺ‬ٚ ٌٟٕٚ ‫ ج‬-
Artinya: Seorang guru Hadis telah memberikan naskahnya kepadaku dengan
disertai ijazah.
c.-‫ﺰ‬ٚ‫ّٕﺟ‬ ‫ﺣﺪﻏ ٕﺞ‬
Artinya: Telah menyampaikan riwayat kepadaku secara munawalah
d.-‫ٌﺰ إﺟﺠﺼﺮ‬ٚ‫ّٕﺟ‬ ‫أ ﺧ ﺬ ﺳ ٕﺞ‬
Artinya: Telah menyampaikan berita kepadaku secara munawalah disertai ijazah

E.Al-kitabah atau Al-mukatabah


Maksudnya ialah: seorang muhaddits menuliskan Hadis yang
diriwayatkan untuk diberitakan kepada orang tertentu, baik ia menulis sendiri
atau dituliskan orang lain atas permintaannya.
Karenanya, bagi orang diberi Hadis ketika itu, boleh saja ditulis dihadapan guru
tersebut atau berada di tempat lain, sehingga periwayatan dengan metode ini ada
2 macam yaitu:
A.Mukatabah (korespondensi) dengan tidak disertai ijazah dan
B.Mukatabah yang disertai ijazah dan pada umumnya para ulama, baik
mutaqoddimin maupun mutaakhirin membolehkan kedua macam mukatabah
tersebut.
Adapun lafadz-lafadz yang digunakan adalah:
a. ْ‫ ﻓﺎل‬ٍٟ‫ﯨﻀﺢ ث‬
Artinya: Seorang guru Hadis telah menulis sebuah Hadis kepadaku.
b.‫ ﻓﺎلْ ﯨﻀﺠﺬز‬ٟٕ‫ﺣﺪغ‬

7
Artinya: Telah menyampaikan riwayat kepadaku melalui koresponden.6
c.‫ ﻓﺎلْ ﯨﻀﺠﺬز‬ٟٕ‫أﺧﺬس‬
Artinya:Telah menyampaikan kabar berita kepadaku melalui koresponden.

F.Al-I‟lam as-Syaikh
Bentuknya ialah seorang syeikh memberitahukan muridnya bahwa Hadis
yang diriwayatkan adalah riwayatnya sendiri yang diterima dari gurunya, dengan
tidak mengatakan (menyuruh) agar si murid meriwayatkan.
Dalam hal ini, mayoritas ulama mengatakan bahwa metode ini di anggap sah,
sekalipun sebagian kecil menganggapnya tidak sah
Lafadz-lafadz yang dipakai adalah:
‫ ذﯨﺮث‬ٟ‫خ‬١‫ ش‬ٍّٟٕ‫أع‬
Artinya: Guru Hadis telah memberitahukan sebuah riwayat Hadis.

G.Al-Washiyah
Maksudnya ialah : Seorang syaikh ketika akan meninggal dunia atau
bepergian, memberi wasiat sebuah naskah Hadis yang diriwayatkannya kepada
seseorang.
Cara ini sebagaimana pendapat yang benar, tidak diperbolehkan, sebab wasiat
syaikh kepada muridnya itu hanyalah berupa naskah bukan pada masalah
periwayatannya.
Lafadz-lafadz yang di gunakan adalah:
a. ‫ ﻓﺎلْ ذﯨﺮث‬ٍٟ‫ﺚ‬ٟ‫ﺼ‬ٚ‫ﺛ‬
Artinya: Seseorang guru Hadis telah memberi wasiat kepadaku sebuah naskah
Hadisnya.
b.‫ز‬١‫ص‬ٚ ْ ‫ ﻓﺎ ل‬ٟ ٕ ‫ﺣ ﺪغ‬
Artinya: Telah menuturkan kepadaku si fulan secara wasiat.

H.Wijadah
Seorang rawi menemukan Hadis yang ditulis oleh orang yang tidak
seperiode/semasa, atau seperiode namun tidak pernah bertemu, atau pernah
bertemu namun ia tidak mendengar langsung Hadis tersebut dari
penulisnya. Wijadah juga tidak terlepas dari pertentangan pendapat antara yang
memperbolehkan dan tidak.

6
Khairil Ikhsan Siregar, MA & Sari Narulita, M.Si. Ulumul hadis kompilas Hal 61-62

8
Dalam hal ini, ulama mengkategorikan Hadis-Hadis yang diperoleh dengan cara
demikian sebagai Hadis munqathi‟ (terputus) walaupun tidak tertutup
kemungkinan ada indikasi bersambung
Lafadz-lafadz yang digunakan adalah:
a.‫ﺟﺪس‬ٚ ‫( ﻓﺎلْ ذﺧﻂ‬Aku telah menemukan tulisan seorang guru Hadis)
b‫ﻓﺎﻟْﯩﺮ ذﺧﻂ ﻟﺴﺄس‬. (Aku telah membaca Hadis tulisan seorang guru)7

C.KESIMPULAN
Tahammul adalah menerima dan mendengar suatu periwayatan hadits
dari seorang guru dengan menggunakan beberapa metode penerimaan hadits. Al
-‘Ada adalah kegiatan meriwayatkan dan menyampaikan hadits. Menurut
Nuruddin ‘Itr adalah menyampaikan atau meriwayatkan hadits kepada orang lain.
Jadi al-‘ada adalah proses menyampaikan dan meriwayatkan hadits.Kelayakan
Tahammul dan Kelayakan Ada’.

F.DAFTAR PUSTAKA
Zulfahmi Alwi,Rahman,Wasalmi,Acmad Ghozali,Muhammad Asriady. Studi ilmu
hadis jilid 2. PT RAJAGRAFINDO PERSADA Kantor Pusat:
Jl. Raya Leuwinanggung, No.112, Kel. Leuwinanggung, Kec. Tapos, Kota Depok
16956 Telepon : (021) 84311162
E-mail : rajapers@rajagrafindo.co.id http: //www.rajagrafindo.co.id
Khairil Ikhsan Siregar, MA & Sari Narulita, M.Si. Ulumul hadis kompilas penerbit
LPP universitas negeri jakarta, jalan rawa mangun, jakarta 13220

7
Khairil Ikhsan Siregar, MA & Sari Narulita, M.Si. Ulumul hadis kompilas Hal 62

9
LAMPIRAN

10

Anda mungkin juga menyukai